MINGGU 17 JULI 2022, KHOTBAH MAZMUR 104:10-23 (MINGGU MERDANG)
Invocatio : 1 Korintus 15: 37
Bacaan I : 2 Korintus 9: 8-11
Tema : Dunia ini Penuh Dengan Berkat-berkat Tuhan (Dem Doni Enda Alu Pasu-pasu Tuhan)
I. Pengantar
Minggu ini kita masuk ke dalam minggu “merdang” atau minggu menabur yang dihubungkan dengan merawat lingkungan dan ketahanan pangan. Minggu yang mengingatkan kita untuk tetap menabur untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Menabur benih dalam arti yang lebih luas bukan hanya diperuntukan kepada para petani tetapi kepada semua orang di dalam pekerjaannya masing-masing. Melalui pekerjaan yang kita kerjakan setiap harinya, kita dituntut untuk menabur benih kebaikan sehingga kita juga akan menuai kebaikan dari pekerjaan kita, melalui pekerjaan kita juga kelestarian lingkungan tetap terjaga, sehingga kehidupan manusia juga akan terjaga dengan baik.
II. ISI
Pada umumnya kita mengukur kebaikan Tuhan dengan tolok-ukur dikabulkannya permohonan kita. Tahukah Anda bahwa kebaikan Tuhan tidak selalu diwujudkan dengan memenuhi apa yang kita inginkan, melainkan dengan memenuhi apa yang kita butuhkan. Salah satu bukti konkret yang jarang sekali menjadi perhatian kita, yaitu keindahan dan kemisterian alam. Melalui alam, Tuhan menyatakan kebaikan serta pemeliharaan-Nya. Segala kebutuhan primer manusia dan makhluk hidup lainnya sudah tersedia di alam.
Dalam mazmur ini terlihat jelas bagaimana pemazmur memuji kebaikan Tuhan. Sebab Ia memberikan air bagi ciptaan-Nya (10-13), Engkau melepas mata-mata air. Salah satu kebutuhan terpenting di Palestina pada zaman kuno ialah persediaan air yang mencukupi. Pemazmur memuji Allah karena memberikan pemeliharaan berupa mata air dan hujan sehingga semua bentuk kehidupan, binatang dan sayur-mayur bisa terus hidup. Dia juga memuji Tuhan karena memberikan makanan bagi ciptaan-Nya (14-16), rumput bagi hewan, tumbuhan, anggur, minyak bagi manusia. Dan memberikan tempat tinggal bagi ciptaan-Nya (17-18) yaitu pohon-pohon, gunung-gunung dan bukit-bukit. Air, makanan, dan tempat tinggal merupakan tiga kebutuhan mendasar semua mahkluk hidup. Ketiga kebutuhan mendasar itu telah disediakan oleh Tuhan saat Ia menciptakan alam semesta dan segala isinya. Bulan ... matahari (19-23) dua benda angkasa ini diperhatikan secara khusus, sebab dua-duanya tidak dapat diabaikan dalam mengatur masa-masa dan hari-hari. Tuhan menciptakan benda-benda penentu waktu untuk mengatur suklus alami yang membuat berbagai mahluk, termasuk manusia memiliki gilirannya masing-masing.
Melalui bahan kotbah kita ini dapat kita lihat bahwa semua ciptaan, baik itu manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan bergantung kepada Tuhan Allah. Allah kemudian menjadi pusat dari narasi pujian Mazmur 104 ini. Allah yang dipuji oleh pemazmur tidak hanya duduk diam di surga, kehadiran Allah justru ditemukan pada karya-Nya yaitu tatanan langit dan bumi yang diciptakan teratur membawa manfaat bagi seluruh penghuninya.
Dari bacaan kita 2 Korintus 9: 8-11 kita dapat belajar bahwa benih adalah bibit yang menjadi awal dari suatu pertumbuhan. Benih yang baik akan menentukan hasil yang baik. Sumber benih yang baik hanya ada pada Tuhan, Tuhanlah yang menyediakan benih yang baik. Kita hanyalah penabur dari benih yang baik itu. Jika kita mau menabur benih yang baik maka Tuhan pun akan memberikan pertumbuhannya dan akan memberikan hasil yang terbaik bagi kita. Tanpa kita sadari, setiap berkat, rezeki atau materi yang kita terima, sebenarnya sebagian adalah benih untuk ditabur dan sisanya adalah roti untuk dimakan. Roti untuk dimakan adalah semua materi yang kita terima yang digunakan untuk kebutuhan kita atau keluarga yang ada dalam tanggung jawab kita. Roti untuk dimakan akan habis ketika digunakan, tetapi benih untuk ditabur akan berlipatganda yang pada akhirnya akan kembali kepada kita sebagian sebagai "roti untuk dimakan" dan juga sebagai "benih untuk ditabur"
III. Aplikasi
Sesungguhnya, Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan teramat sangat indah. Itu merupakan anugerah yang amat besar, yang terlebih dahulu Dia sediakan sebelum menciptakan manusia. Sejak semula, Tuhan pun sudah menyatakan bahwa apa yang Dia ciptakan adalah baik. Kelestarian alam harus dijaga. Manusia dalam menjalani hidup sangat bergantung pada keadaan alam. Jika alam sekitar baik, manusia akan nyaman dalam menjalani hidup, sedangkan jika rusak akan merasa terancam. Alam semesta juga telah memenuhi segala kebutuhan hidup manusia. Semua yang dibutuhkan manusia, bahkan juga makhluk-makhluk Tuhan lainnya, telah tersedia di alam ini. Dengan demikian, menjaga kelestarian alam memang sangat penting. Sesuai dengan tema kita mengatakan “Dunia ini Penuh dengan Berkat-berkat Tuhan” mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang dibutuhkan manusia sudah disediakan oleh Allah melalui alam ciptannya. Dunia ini sudah sejak awal dipenuhi dengan berkat-berkat Tuhan yang dapat dinikmati oleh manusia jika manusia dapat mengolah, menjaga dan merawatnya dengan baik.
Dalam minggu menabur (merdang) ini pun kita di ingatkan untuk tetap bekerja keras dan mengelola dengan baik hasil dari pekerjaan kita sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga kita dan dapat juga menjadi berkat bagi orang lain melalui berkat-berkat Tuhan yang telah kita terima. Diberkati dan mejadi berkat, itulah yang harus diupayakan setiap orang Kristen di dalam hidupnya. Danau Galilea di Tanah Perjanjian, betapa suburnya wilayah di sekitarnya. Di dalamnya juga banyak terdapat ikan-ikan, sehingga di sekitar Danau Galilea juga banyak burung-burung yang mencari ikan disana. Namun berbeda dengan Laut Mati, di Laut Mati, wilayah di sekitarnya hanya berupa batu-batu cadas dan gersang. Bahkan di dalam Laut Mati tidak ada satupun mahluk yang bisa hidup. Apa yang menyebabkan perbedaan tersebut? Ternyata karena Danau Galilea selau mengalirkan kembali air yang diterimanya dari Gunung Hermon, lalu dialirkan kembali ke Sungai Yordan, sehingga Danau Galilea terus-menerus menerima aliran-aliran air yang baru dan menyegarkan. Itulah yang membuat wilayah di sekitar Danau Galilea menjadi subur dan makmur. Sedangkan Laut Mati, hanya menerima air saja yang masuk ke dalamnya, tetapi tidak mengalirkannya lagi, sehingga di dalamnya terdapat timbunan mineral yang kadarnya sangat tinggi yang menyebabkan tidak ada satu mahluk hidup pun yang bisa tinggal di dalamnya.
Kita dipanggil untuk diberkati dan menjadi berkat. Kalau kita hanya menerima berkat saja dan tidak mau jadi berkat, maka lama-kelamaan hidup kita bisa menjadi seperti Laut Mati dimana tidak ada kehidupan di dalamnya. Tetapi kalau kita diberkati dan menjadi berkat, maka keadaan hidup kita akan seperti Danau Galilea yang subur, makmur dan penuh damai sejahtera.
Pdt Rahel br Tarigan-Runggun Denpasar