SUPLEMEN PJJ TANGGAL 12-18 MEI 2019, OGEN LUKAS 5:1-11

Nggit berubah erkiteken perintah Tuhan
Bahan Lukas 5:1-11

 

Kata Pengantar
Proses keselamatan adalah proses mengubah cara berpikir atau mindset. Cara berpikir ini ada di dalam neshamah-nya. Dalam hal ini kita harus bisa membedakan antara berpikir dan cara berpikir. Berpikir adalah kemampuan manusia mengamati suatu obyek dan menangkap apa yang diamatinya. Tetapi cara berpikir adalah kemampuan seseorang mempertimbangkan sesuatu dari segala sesuatu yang ditangkapnya oleh kemampuan berpikirnya untuk mengambil keputusan atau bereaksi terhadap suatu aksi. Aksi ini bisa ditangkap melalui inderanya atau suatu pemikiran yang sudah ada sebelumnya di dalam pikirannya. Bagaimana mengubah kerangka berpikir kita agar sesuai dengan kehendakNya Tuhan, inilah yang akan memproses kita dalam tahapan-tahapan pertobatan.

Tafsiran.
Ayat 1-3. Seperti para rabi Yahudi, Yesus bukan hanya mengajar dalam rumah-rumah ibadat, tetapi juga di luarnya. Barangkali juga Ia dengan terpaksa melakukanya oleh karena penolakan dari pihak pemimpin-pemimpin agama. pada suatu haru Ia berada di pantai Danau Genesaret, barangkali dekat ke Kapernaum ( kata “danau” yang di pakai lukas adalah lebih tepat dari “laut” yang sebenarnya terdapat dalam Mat. 4:18, Yoh 21:1 dll). Sedang orang banyak mendengarkan pemberitaan Firman Allah-artinya sedang Yesus menerangkan isi kitab-kitab kudus-terjadilah desak-desakan sedemikian rupa sehingga Yesus meminta bantuan beberapa nelayan untuk diperbolehkan memakai perahu mereka. Ia masuk ke dalam perahu Simon (telah disebutkan dalam 4:38) : perahu itu ditolakan beberapa meter dari darat, kemudian ia melanjutkan pengajaran-Nya di tepi pantai itu (bnd. Mrk. 4:1).

Ayat 4-7. Setelah Ia selesai berkotbah, berkatalah Yesus kepada Simon, supaya pergi ke tengah-tengah danau itu untuk menangkap ikan. Dengan cara itu Simon dicoba apakah ia akan mempercayai Yesus atau menertawakan-Nya. Sebab mereka telah berlelah-lelah semalam suntuk dengan tidak ada hasulnya sedikit pun. Dan bukankah malam hari waktu yang panjang itu baik menangkap ikan? Jawab Simon (ay.5) dapat ditafsirkan sebgai berikut : tentulah tidak masuk akal untuk menangkap ikan sekarang, sebab sebagai nelayan-nelayan kawakan kami tahu bahwa pada malam hari, itulah waktu yang paling baik, tetapi . . ., baik, karena tuan yang mengkatakanya, kami akan mencoba sekali lagi..! jawab itu membuktikan bahwa Sinom terkesan (terpengaruh) oleh pribadi Yesus, oleh perkataan dan pekerjaan-Nya. Kita boleh menganggap kata “tetapi” dari jawaban itu sebagai pengakuan percaya, biar pun masih bersifat sementara, sebab Petrus belum tahu betul siapa Yesus. Menurut Lukas, dalam ayat 5 ini Yesus disapa dengan suatu kata yang dapat di pakai oleh seorang bawahan kepada atasannya, jadi bukan saja :Guru” tetapi misalnya “tuan”, sebagai seorang yang bukan Yahudi, Lukas mengelakan untuk mengambil kata Ibrani rabi dalam bahasa Yunani, seperti yang dilakukan pengarang-pengarang lainnya oleh Kitab-kitab Injl. Barang kali dalam ayat 4-5 di pakai dengan sengaja nama simon, ia belum disebutkan dengan nama Petrus yang khusus diperolehnya sebagai murid Yesus (bnd ay.8 dimana kedua nama itu di pakai apabila dia sukjud di hadapan Yesus). Keajaiban, bahwa begitu banyak tangkapan ikan, menyatakan kepada Simon Petrus bahwa perkataan Yesus adalah perkataan yang berkuasa ( seperti yang telah di alami Petrus lebih dahulu, lih. 4:38-39). Sebagai orang yang dikuasakan penuh oleh Allah, Yesus dapat berbicara dan bertindak dengan cara yang jauh melebihi perkataan dan tindakan seorang manusia biasa. Makanya Simon terkejut!

Ayat 8-11. Simon Petrus terjut, karane ia insaf bahwa Yesus itu bukan orang biasa saja, tetapi seorang yang mempunyai hubungan dengan dunia lain, dengan apa yang kudus, denga Tuhan Allah! Dan kontak (persentuhan) dengan yang kudus adalah berbahaya bagi orang berdosa ( bnd. Yes. 6:1-7). Perkataannya, seperti tertulis dalam ayat 8 janganlah diangap secara harafiah sebagai permintaannya kepada Yesus untuk pergi. Perkataan itu adalah teriakan kebingungan dan ketakutan. Dan teriakan itu adalah pengakuan salah dan pengakuan percaya melebihi ayat 5 tadi. Simon petrus sampai pada pengakuan itu bukan sebagai akibat perkataan yang mengancam dengan hukuman Allah, tetapi . . . sesudah ia mengalami kebajikan dan karunia Yesus! Bukanlakah justru secara demikian manusia sampai kepada pertobatan dan kepercayaan, yaitu dengan menginsafi kasih-karunia Allah?

Berlainan dengan ayat 5, Simon Petrus menyapa Yesus sekarang malahan “Tuhan”. Gelar itu adalah salah satu gejar untuk Mesias yang dinantikan oleh orang-orang Yahudi. Barangkali dengan certia ini belum dimaksudkan, bahwa Petrus sekarang bahwa petrus sudah penginsafi bahwa Yesus adalah sang Mesias. Tetapi pada akhir certia ini memang kita boleh mengatakan, bahwa Yesus sekarang telah menguasi seluruhnya hidup Simon petrus. Sehingga ia mengerti bahwa ia harus mengikuti Yesus ini untuk seterusnya dan menjadi murid-Nya.

Sama seperti pertakaan seruan Allah kepada Zakharia (1:13). Kepada Maria (1:30) dan kepada gembala-gembala (2:10), Yesus juga berkata kepada Petrus: “jangan takut”. Dengan perkataan lain: ada kabar yang baik dan menggirangkan yang harus kuberitahukan kepadamu! Yaitu: Mulai dari sekarng engkau akan menjala manusia.(sebenarnya ditulis menjala hidup-hidup). Demikian Yesus berbicara kepada Petrus dengan bahasanya sendiri, yakni dalam habasa seorang nelayan, untuk menjelaskan kepadanya di berikan tugas dan janji bahwa ia kan membawa banyak orang kepada Allah melalui Yesus Kristus sebagai jalannya. Di kemudian hari ternyata bahwa kepada Petrus berulang-ulang harus diberi pengajaran tentang tugasnyua sebagai penjala orang-orang (lih. Kis.10, terutama ay.15). tetapi Petrus dan kawan-kawannya sekarang sekurang-kurangnya mengerti bahwa Yesus memanggil mereka untuk mengikuti Dia seturusnya (ay.11).

Aplikasi.
Jika kita membuat ayat relevasi dari Filipi 2:5, kata cara berpikir ini dalam Filipi 2:5 disebutkan sebagai phroneo (φρονέω). Kalau Firman Tuhan menghendaki agar kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus atau phroneo-Nya, itu berarti kita harus terus menerus mengisi nurani di neshamah (roh) kita dengan kebenaran Firman Tuhan, sehingga terbangun cara berpikir Allah. Ini sama dengan proses mengubah sinful nature (kodrat dosa) menjadi divine nature (kodrat Ilahi). Jadi, cara berpikir ini ada di wilayah hati nurani di dalam neshamah-nya. Perlu mendapat catatan di sini, bahwa kesadaran tubuh ada di dalam jiwa, tetapi kesadaran hati nurani ada di dalam neshamah-nya. Melalui mata dan telinga, manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk mengisi jiwanya. Kualitas jiwa membangun karakter. Hal ini yang mewarnai neshamah-nya. Tuhan merancang agar neshamah manusia terus didewasakan agar bisa sama dengan dengan pikiran dan perasaan Allah Bapa. Dengan demikian neshamah yang kualitasnya terdapat pada hati nurani dapat menjadi pelita Tuhan, artinya bahwa hati nurani dapat menjadi media di mana Roh Kudus memimpin, menuntun dan mengarahkan manusia untuk bisa bertindak dan berperilaku seperti Tuhan.

Kalau jiwa manusia (pikiran, perasaan dan kehendak) diwarnai terus menerus dengan kebenaran Firman Tuhan, maka hati nurani akan terbentuk menjadi hati nurani Ilahi. Kebenaran yang terus menerus itu menggores neshamah (roh) manusia, membangun warna roh manusia. Kalau Firman Tuhan yang dikonsumsi, maka roh (neshamah) manusia menjadi roh yang se-chemistry dengan Allah. Kalau Tuhan Yesus berkata, kamu harus sempurna seperti Bapa, maksudnya bahwa hati nurani harus memiliki chemistry seperti Bapa. Neshamah menjadi baik kalau jiwa selalu diisi dengan Firman yang keluar dari mulut Allah. Sebaliknya, kalau jiwa manusia diwarnai terus menerus oleh filosofi yang bertentangan dengan Injil, maka neshamah manusia menjadi gelap. Jadi, hasil dari apa yang diserap oleh lingkungan memainkan peran terhadap kualitas neshamah-nya. Kecerdasan dalam neshamah ini yaitu nurani sangatlah ditentukan oleh apa yang dikonsumsi oleh jiwa. Kalau yang dikonsumsi salah, maka hati nurani pun juga bisa rusak (Tit. 1:15).

Firman Tuhan mengatakan bahwa Roh manusia adalah pelita Tuhan, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya (Ams. 20:27). Kata pelita dalam teks ini adalah nir (רינִ). Tuhan menjadikan hati nurani manusia sebagai pelita atau terang-Nya. Dengan demikian manusia bisa mengerti kehendak-Nya, apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna. Jadi, hati nuranilah yang membuat manusia bisa mengerti kehendak Allah. Dalam hal ini kita mengerti mengapa Tuhan Yesus berkata: Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. (Mat. 6:22-23). Mata menunjuk kepada pengertian atau kemampuan berpikir, bukan sekadar “tahu”. Dalam hal ini mata yang dimaksud Tuhan Yesus bisa menunjuk neshamah. Kalau neshamah diisi dengan isian yang tidak sesuai dengan pikiran Tuhan, maka betapa gelapnya kegelapan itu. Hal ini sama dengan fakta, kalau pengertian yang seharusnya menimbang apa yang baik dan buruk salah menimbang, maka betapa rusaknya pertimbangannya, sebab tidak ada komponen lain yang berfungsi untuk dapat mempertimbangkan sesuatu. Tuhan Yesus mengajar agar “mata” tersebut menjadi terang. Inilah proses keselamatan yang benar.

Pdt. Anton Keliat-GBKP Runggun Semarang

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 05-11 MEI 2019, OGEN AMIS 8:4-6

BUJUR IBAS ERUSAHA
AMOS 8:4-6

 

Penyair Romawi abad pertama, Juneval, menulis, “Kejujuran dipuji-puji, meskipun yang berkata jujur akan mati kelaparan”. Kejujuran dipuji oleh setiap orang, oleh karena kejujuran merupakan kebajikan. Mengapa kejujuran merupakan kebajikan? Apa yang menjadikannya benar? Dari mana datangnya kejujuran?

Ide tantang kejujuran datangnya dari Tuhan. Kejujuran adalah sifat Tuhan. Tuhan adalah kebenaran, dan apa yang berlawanan dengan kebenaran adalah dosa. Tuhan memerintahkan agar kita menjunjung tinggi kejujuran. Jika ada orang yang mengaku mengenal Tuhan, kejujuran akan menjadi salah satu dari sifat orang tersebut.
Apa itu kejujuran?Jujur didefinisikan sebagai (1) Hati yang lurus; tidak berbohong atau berkata apa adanya, (2) Tidak curang atau mengikuti aturan yang berlaku (3) Tulus iklas; tidak munafik atau bermuka dua. Jadi, jujur adalah sikap moral yang sejati, yang berasal dari hati yang bersih, lalu diterjemahkan ke dalam tutur kata dan perbuatan. Kejujuran tidak datang dari luar, melaikan datang dari dalam diri manusia ketika seseorang mengakui kebenaran Allah.

Hal yang kedua sifat tamak terhadap harta akan melahirkan berbagai kejahatan seperti ketidak jujuran, kolusi, korupsi dan cara-cara shortcut. Manusia berusaha ingin dengan cara semudah dan secepat mungkin untuk mendapatkan kekayaan, cara-cara ini biasanya dilakukan dengan tidak jujur, Kitab Amos mengatakan dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal berbuat curang dengan neraca palsu. Cara-cara shortcut yang tidak baik akan merugikan banyak pihak lainnya sehingga akan memunculkan jenjang si kaya dan simiskin yang sangat tinggi.

Dan kasus korupsi dan penipuan di negara indonesia jauh lebih buruk, di negara berkembang yang sangat korup jenjang si kaya dan simiskin begitu tingginya dan kondisi ini tidak berbeda dengan jaman Amos. Masih banyak di belahan bumi ini dimana ketidak adilan terjadi akibat ulah penguasa baik dari pemerintah maupun orang kaya yang sangat korupt. Pengusaha kayu yang sukses ini menceritakan kepada Saya tanpa memiliki perasaan bersalah sedikitpun, bahwa pohon-pohon di Sumatera Ia gunduli secara membabi buta dengan cara berkoalisi dengan pihak penguasa untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Bukankah cara ini sangat jahat merusak alam seenaknya tanpa memikirkan efek-efek yang ditimbulkannya. Saudara tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menumbuhkan satu pohon dewasa? Dan kalau cara-cara ini dilakukan terus tanpa membudidayakannya maka generasi selanjutnya sudah tidak dapat menikmati hutan tropis di Indonesia.

Kelaparan rohani
Di bagian ke tiga, akibat buah-buah kejahatan yang dihasilkan Israel maka Amos sekali lagi meneguhkan berita penghukumannya seperti yang sudah-sudah. Saudara melihat betapa seriusnya Allah akan menghukum bangsa ini, semenjak kita membahas dari pasal pertama sampai sekarang hampir disetiap pasal Amos menyerukan penghukuman Tuhan. Hal ini menunjukkan ancaman Tuhan yang sangat serius, tidak seperti tanggapan kita yang sering kali menertawakan penghakiman Allah seperti halnya yang terjadi dijaman Amos. Sangat terlihat sekali indikasi bahwa berita yang Amos sampaikan tidak didengarkan oleh orang-orang pada masa itu yang perutnya telah dimabukkan oleh kesenangan dunia. Oleh sebab itu Amos terus mengulang berita penghakiman yang pasti akan menimpa Israel.

Ada dua penghukuman yang dinyatakan Amos di pasal ke 8 ini, dimana penghukuman yang Amos sampaikan benar-benar complete yaitu secara fisik dan rohani.
Yang pertama secara fisik negara Israel akan dihancurkan, saudara melihat di ayat 9-10 Amos menubuatkan hari kekelaman yang akan segera tiba. Di ayat 9 nabi menggambarkan secara metafora bahwa matahari akan terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah. Saudara melihat Negara Israel berada di Timur tengah, Negara Timur tengah terkenal akan panas dan terik musimnya, namun juga terkenal sangat cerah dan indah dengan langit membiru hampir sepanjang tahun. Dengan hari cerah akan membuat manusia bergairah dan semangat untuk beraktifitas. Hal inilah yang dilakukan oleh orang-orang Israel di jaman Amos hidup, mereka bersemangat untuk menipu berbuat curang sampai menginginkan hari Sabat segera berlalu. Siang hari yang panjang mereka lalui dengan segala kejahatan, maka Tuhan pun akan menghukum siang hari dengan kegelapan. Dengan kata lain bangsa ini akan ditindas oleh musuh-musuhnya (13-14), pelajaran sejarah begitu jelas berapa kali akhirnya Israel hancur ketangan Assyria dan sampai akhirnya hancur total ke tangan jenderal Titus pada tahun 70 M, dan orang-orang yang berbakti kepada segala berhala kebusukan telah musnah dan tidak bangkit lagi (14).

Di ayat 10 Nabi juga menghukum orang yang suka mengadakan perayaan dan pujian di Bait Allah dengan pujian kebusukan akan dirubah menjadi ratapan, mereka akan meratap dan menangisi nasibnya pada saat musuh datang dan menghancurkan semua yang ia miliki. Perayaan atau hari-hari raya umat Yahudi seperti hari Pentakosta atau Paskah yang diperingati setiap tahunnya. Kalau saudara melihat nubuatan Nabi bisa bersifat untuk sekarang, segera terjadi atau tahun mendatang. Sejarah kuno mencatat apa yang dinubuatkan Amos benar-benar terjadi salah satunya pada saat Yerusalem dihancurkan dibawah Jenderal Titus pada saat hari raya Paskah. Roma menggunakan taktik yang sangat brilliant, Jenderal Titus tahu kalau orang-orang Yahudi selalu mengadakan perayaan agama setiap tahunnya dan orang-orang yang tinggal di luar Yerusalem harus datang berbondong-bondong untuk pergi ke Yerusalem dalam menggenapi tugas agama. Jadi orang-orang yang berasal dari Samaria, Galilea, Perea dan daerah-daerah terpencil lainnya pada perayaan agama semuanya datang dan memenuhi Yerusalem, jadi saudara bisa membayangkan betapa padatnya Yerusalem pada masa itu yang dipenuhi sesak oleh manusia.

Dan kesempatan ini digunakan sebaik-baiknya oleh kekuatan Roma, semua orang Yahudi dibiarkan masuk dan setelah itu pintu gerbang kota ditutup dan disegel semua oleh tentara Roma dan dikepung oleh ratusan ribu serdadu Roma yang berada diluaran. Jadi dengan taktik seperti ini orang yahudi tidak mungkin bisa keluar lagi karena jikalau kedapatan lolos keluar dari tembok kota akan langsung dibantai oleh tentara Roma. Jadi perayaan Paskah masa itu menjadi malapetaka terbesar didalam sejarah Yahudi, perayaan Paskah yang seharusnya dipenuhi dengan suka cita diganti dengan perkabungan. Dengan taktik pengepungan seperti ini mengakibatkan kekuatan Israel di dalam kota lambat laun melemah. Terjadi kelaparan yang sangat dahsyat, sejarah-sejarah kuno menulis karena begitu dahsyatnya sampai-sampai terjadi peristiwa kanibalism yang begitu mengerikan yaitu ibu-ibu yang memanggang anaknya sendiri. Juga perang saudara di dalam kota yang semakin memperlemah Yerusalem sampai akhirnya Israel benar-benar hancur total dengan korban menurut Josephus lebih dari 1.100.000 orang mati, dan bangsa ini akhirnya terbuang ke seluruh dunia hampir 2000 tahun lamanya sampai membentuk negara kembali pada tahun 1948. Saudara lihat Israel mengalami bencana seperti ini akibatnya cuma satu yaitu bangsa ini telah berdosa kepada Allah dengan cara membunuh Allah di atas Calvary, Biarlah darahnya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami (Mat 27:25).

Peringatan Amos ini juga berlaku untuk kita yang sering kali menjadi orang Kristen munafik. Engkau di gereja sering kali ingin menonjolkan diri memamerkan segala kekayaanmu menunjukkan bahwa engkau hebat, padahal engkau tidak sadar mendapatkan semuanya itu dari hasil kejahatanmu. Janganlah saudara berpikir bahwa Allah tidak tahu dengan semua sandiwaramu. Jikalau suadara tidak bertobat maka nasib Israel dijaman Amos juga akan menimpamu , hidupmu terkutuk di hadapan Allah, pujianmu, persembahanmu, perayaanmu, ibadahmu semua di benci Allah.

Yang kedua secara rohani kita manusia yang memiliki tubuh fisik berupa daging secara natural memiliiki hasrat untuk memenuhi kebutuhan akan tubuh yaitu makanan dan minuman supaya kita bisa bertahan hidup. Tanpa makanan dan minuman manusia dalam beberapa hari saja akan mati. Demikian juga dengan kerohanian, tanpa Firman maka jiwa manusia akan mati walaupun tubuhnya masih hidup. Amos memberitakan penghukuman kepada Israel akan ada masanya bangsa ini akan mati rohani karena tidak ada Firman lagi bagi mereka dan hal yang kedua ini bagi Saya jauh lebih mengerikan, kalau manusia mengalami lapar rohani berarti anugerah tersembunyi dari hidup mereka maka akibatnya sangat sayang sekali jikalau manusia seperti ini pernah dilahirkan didunia. Manusia tanpa Kristus adalah mati, man without Christ is dead, itulah sebabnya sangat sia-sia segala usaha dan jerih payah yang mereka lakukan didunia ini karena pada akhirnya goal hidup mereka adalah masuk neraka.

Pada saat Amos melihat buah-buah musim panas yaitu buah-buah hasil kejahatan umat Israel maka Amos sangat sedih, teriakan pertobatannya tidak didengar, hati Israel telah membatu. Amos melihat dengan kengerian bahwa Allah akan membuang buah-buah kejahatan tersebut dan waktu sabit telah tiba. Allah telah habis kesabaran, mereka tidak dapat menunggu hari Sabat untuk mencari uang dan kembali menipu, Israel hanya menjalankan tradisi agama sehingga buah-buah kejahatan mereka sangat nyata. Penuh penipuan, penindasan, kikir, hawa nafsu percabulan dan Firman Allah dan suara kenabian tidak dihargai maka Allahpun akan mengambilnya kembali. Dan kalau Allah sudah mengambil sanggupkah engkau menariknya kembali?

Saudara melihat sangat menakutkan sekali jikalau dunia tempat kita hidup sudah tidak ada Firman lagi, manusia akan berusaha untuk mencari, mencari dan mencari tetapi tidak mendapatkan. Mungkin masih ada Kitab Suci namun Gereja tidak mampu memberitakannya dengan baik, oh alangkah indahnya jikalau didalam suatu jaman ada Hamba-Hamba Tuhan yang dengan berani meneriakkan berita-berita Firman tanpa kompromi maka Hamba Tuhan ini akan menjadi berkat buat jaman tersebut. Semenjak jaman Reformasi kita melihat Calvin, Luther, orang-orang Puritan pernah muncul dan menjadi berkat buat Eropa dan dunia bahkan pengaruhnya sampai sekarang tertanam kuat dinegara Barat, Whitefield yang dijuluki pengkhotbah terbesar di Eropa bersama John Wesley telah menyapu habis daratan Amerika dan Eropa untuk menjadi negara Protestan. Andrew Gih, John Sung di bangkitkan oleh Tuhan untuk memenangkan jutaan jiwa di Asia bagi Kristus. Saudara lihatlah dan belajarlah melalui sejarah supaya engkau menghargai Hamba-hamba Tuhan yang dengan sungguh-sungguh menyampaikan Firman kepadamu karena melalui tegurannya menunjukkan Allah masih sayang kepadamu. Berhentilah memusuhi Allah karena usahamu akan sia-sia dan berakhir kepada kebinasaan.

Saudara melihat manusia yang tidak menemukan Firman akan mencari dan tetap mencari tetapi tidak mendapatkan. Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari Firman Tuhan tetapi tidak mendapatkannya (11-12). Jikalau manusia hidup tanpa hukum Allah maka manusia akan menjadi bar-bar dan sakit jiwa. Maka dunia ini akan dipenuhi oleh kegelapan, kejahatan merajalela dimana-mana, obat-obatan terlarang, pelacuran, perzinahan dan percabulan, anak-anak yang memberontak terhadap orang tua, gang dan kekerasan, mereka akan menjadai kurang ajar, pengumpat, sombong, angkuh, pembenci Allah, kejam dan penuh kejahatan lainnya (Roma 1:29-31).

Jikalau orang tua sudah tidak memberikan makanan kepada anaknya walaupun anaknya nangis kelaparan, maka saudara melihat kondisi ini sangat menakutkan, orang tua sudah membuang anaknya dan hendak membunuhnya. Demikian pula jikalau Allah sudah menarik Firmannya dan membuang umatnya maka manusia akan menghadapi kekalahan kekal. Seorang dokter yang masih menasihati pasiennya untuk melarang makanan ini dan itu maka pasien ini artinya masih diberi pengharapan untuk sembuh yang walaupun kita menganggap dokter ini tidak baik. kenapa kok kita dilarang makan makanan kesukaan kita. Namun jikalau dokter membiarkan pasiennya makan seenaknya menurut kesukaannya maka hal ini sangat berbahaya sekali yang menandakan penyakit kita tidak dapat disembuhkan lagi karena kita akan mati. Allah menarik Firmannya, menutup semua mulut Nabi dan membiarkan umatnya berlaku seturut kehendaknya karena Allah hendak membinasakan Israel.

Saudara melihat nubuatan Amos akhirnya benar-benar terjadi, sekali lagi sejarah telah membuktikan kebenaran Firman Tuhan yang tidak pernah salah. Akhir dari Kitab Maleakhi sampai kemunculan Yohanes Pembaptis yang berseru-seru dipadang gurun ada tenggang waktu selama 400 tahun yang disebut masa silent dimana didalam masa ini sudah tidak ada suara kenabian. Bayangkan saudara jikalau waktu selama 400 tahun tidak ada Firman diberitakan bukankah sangat menyedihkan sekali? Kalau saudara mempelajari sejarah maka masa-masa ini dipenuhi dengan berbagai peristiwa, peralihan kekuatan Yunani menuju kepada Roma, didalam masa ini bangsa Israel ditindas kesana kemari dihajar oleh musuh-musuhnya akibat meninggalkan Tuhan. Akibat penindasan terhadap Israel maka aksi perlawanan muncul, salah satunya pejuang Macabee yang muncul di masa ini.

Sejak Salomo berzinah terhadap berhala yang mengakibatkan Israel pecah menjadi dua, semenjak itu kerohanian Israel terus mengalami penurunan. Namun Allah masih panjang sabar dengan banyak mengirimkan Nabi-Nabinya disetiap jaman, manusia masih menerima Firman sampai akhirnya batas kesabaran Allah telah habis dan Ia undur dari umatnya. Jikalau saat ini engkau masih bisa mendengar Firman Tuhan di Gereja yang Biblical maka bersyukurlah, dengarkan dan lakukan Firman itu. Karena jikalau Allah telah menarik Firmannya maka celakalah kita semua.

Buah-buah roh
Yang terakhir kita akan kembali kepada visi Amos yang pertama pada saat Allah menunjukkan buah-buah musim panas. Kita telah mengetahui buah-buah ini ternyata tidak baik, buah ini telah busuk dan siap untuk dibuang. Sebagai orang percaya kita tidak dipanggil untuk menghasilkan buah-buah kejahatan melainkan buah-buah roh yang tercatat di dalam Galatia 5:22-23 yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri.
Dengan kejatuhan natur kita kedalam dosa kita tidak mungkin mampu untuk melakukannya, tetapi melalui iman di dalam Yesus Kristus yang telah mati diatas kayu Salib dan menebus dosa kita maka barang siapa yang menerima keselamatan akan dimampukan untuk menjadi anak-anak Allah. Alkitab berkata barang siapa menjadi milik Kristus ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal 5:24). Jikalau Kristus telah menundukkan kita maka melalui roh kita akan dimampukan untuk menghasilkan buah-buah yang indah semerbak warna-warni.

Pdt. Anton Keliat-GBKP Runggun Semarang

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 28 APRIL-04 MEI 2019, KEJADIN 1:1-27

Ogen : Kejadian 1:1-27
Tema : “Dibata Erdahin Alu Mehuli”

 

Pengantar.
Mulihi kita ngorati bahan ogen si cukup “klasik” ntah pe rusur iiperhadapken man banta, ntah perpulungen jabu-jabu, bahan PA Kategorial bagepe bahan kebaktian minggu. Kerna si e banci saja pemahamenta ras aplikasita kerna Dibata Erdahin Alu mehuli lenga mendasar. Tambah kerna si e, melala gundari para filsuf, teolog, bahken ahli si mempertanyaken ras memperdebatken kerna proses penciptaan. Adi kita berkat arah tema, kita banci meng-imani kerna si e. Tapi follow up/aplikasi hasil pendahin Dibata si mehuli enda si jadi persoalen ibas kegeluhenta guna i realisasi.

Pemaknaan.
Kalimat pembuka pada Kejadian 1:1 umumnya diterjemahkan sebagaimana yang dimuat di atas. Ada sejumlah pandangan yang menganggap bahwa kalimat itu sebenarnya dapat diterjemahkan paling sedikit dalam 3 cara:
1. Sebagai pernyataan bahwa alam semesta mempunyai awal yang absolut ("Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi");
2. Sebagai pernyataan menggambarkan keadaan dunia ketika Allah mulai mencipta ("Ketika pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, bumi belum berbentuk dan kosong.");
3. Mirip dengan versi kedua tetapi menganggap seluruh informasi pada Kejadian 1:2 sebagai latar belakang ("etika pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, bumi belum berbentuk dan kosong... Allah berkata, Jadilah terang!").
"menciptakan" (bara)
Kata kerja "bara" ("menciptakan") hanya digunakan untuk Allah, (manusia tidak terlibat dalam tindakan bara), dan ini berkaitan dengan penetapan peranan, karena dalam penciptaan manusia pertama sebagai "laki-laki dan perempuan" (yaitu, pengalokasian jenis kelamin). Dengan kata lain, kekuasaan Allah ditunjukkan bukan hanya dengan penciptaan zat, melainkan penetapan nasib.
"langit dan bumi"

Salah satu tafsiran menyatakan bahwa frasa "langit dan bumi" adalah kesatuan yang menunjukkan "segala sesuatu", yaitu "alam semesta". Ini terjadi dalam 3 tingkatn, dunia yang didiami kehidupan berada di tengah, langit di atas dan alam di bawah bumi di bagian bawah, seluruhnya dikelilingi oleh "lautan" air kekacauan (= chaois). Ini dikaitkan dengan mitos Bebel Tiamat. Dalam mitos itu, bumi digambarkan sebagai piringan datar, dikelilingi oleh gunung-gunung dan lautan. Di atasnya terdapat cakrawala, suatu kubah kokoh tembus pandang yang berpijak pada pengunungan, memungkinkan manusia untuk melihat birunya air di atasnya, dengan "jendela-jendela" yang dapat memasukkan hujan, serta memuat matahari, bulan dan bintang-bintang. Air yang di bawah bumi, bersandarkan pada tiang-tiang yang terendam di bawah bumi sebagai Sheol, tempat kediaman orang-orang mati.
"belum berbentuk dan kosong" (tohu wa-bohu)
Kalima pembuka Kejadian 1 dilanjutkan oleh: "(Dan) bumi belum berbentuk dan kosong..." Frasa "belum berbentuk dan kosong" merupakan terjemahan dari frasa Ibrani "tohu wa-bohu", (bahasa Ibrani: תֹהוּ וָבֹהוּ), yaitu keadaan "kacau" (=chaos), yang kemudian ditata oleh tindakan penciptaan (bara). Tohu mengandung makna "kekosongan, kesia-siaan"; biasa digunakan untuk menggambarkan padang pasir liar; bohu tidak diketahui pasti maknanya dan diduga dibuat supaya seirama dan menguatkan tohu. Frasa ini juga muncul dalam Yeremia 4:23 di mana nabi Yeremia memperingatkan umat Israel bahwa pemberontakan terhadap Allah akan membawa kembalinya kegelapan dan kekacauan, "seakan-akan bumi belum diciptakan (atau dikembalikan ke keadaan sebelum penciptaan; uncreated)".

"kedalaman" (tehom)
Pembukaan pada Kejadian 1 memuat pernyataan "gelap gulita menutupi samudera raya". Frasa "samudera raya" sebenarnya diterjemahkan dari kata bahasa Ibrani: תְהוֹם (tehôm), yang bermakna "kedalaman". Kegelapan (khō-šeḵ) dan kedalaman (tehom) merupakan dua dari tiga unsur kekacauan (chaos) yang dinyatakan dengan istilah tohu wa-bohu (yang ketiga adalah "bumi yang belum berbentuk"). Dalam mitos Babel "Enuma Elish", istilah "kedalaman" dipersonifikasi sebagai dewi Tiamat, musuh dewa Marduk; di sini sebagai "air purba" yang tidak berbentuk yang melingkupi dunia tempat kehidupan, kemudian dilepaskan pada saat air bah (mitologi), ketika "semua sumber-sumber air di kedalaman memancar ke luar" dari air yang di bawah bumi dan dari "tingkap-tingkap" di langit.

"Roh Allah" (Rûach Elohim)
"Roh" (Rûach) Allah "melayang-layang" (bukan "berjalan-jalan") di atas permukaan "air", sebelum penciptaan terang. Rûach (רוּחַ) mempunyai makna "angin, roh, napas", dan elohimdapat berarti "besar, agung" maupun "allah, ilah". Jadi, ruach elohim dapat bermakna "angin Allah" atau "napas Allah" atau "Roh Allah" atau sekadar "angin topan raksasa" .[13]Dalam Mazmur 18:16 dan bagian Alkitab lain digambarkan bahwa "angin ribut" adalah "napas Allah" dan angin Allah muncul kembali pada kisah "air bah" (Nuh) untuk memulihkan bumi. Konsep "Roh Allah" tidak benar-benar jelas dalam Alkitab Ibrani. Victor Hamilton dalam komentarinya mengenai Kitab Kejadian lebih memilih makna "Roh Allah", tetapi tidak setuju dengan identifikasi istilah ini sebagai "Roh Kudus" pada teologi Kristen.

Terang (or)
Hari pertama ditandai dengan penciptaan "terang" (dan diimplikasikan juga penciptaan "waktu"). Tindakan pertama Allah adalah penciptaan "terang" yang utuh. Dengan demikian kegelapan dan terang dipisahkan menjadi "malam" dan "siang". Urutannya ("petang" sebelum "pagi") menyatakan bahwa ini merupakan "hari liturgi". Allah mengucapkan perintah dan menamai unsur-unsur dunia pada saat Ia menciptakan mereka. Pada budaya Timur Dekat kuno, tindakan penamaan juga dikaitkan dengan tindakan penciptaan. Pada sastra Mesir kuno, allah pencipta memberi nama segala sesuatu. "Enuma Elish" dimulai pada saat segala sesuatu belum ada yang dberi nama. Penciptaan Allah dengan kata (=firman) juga menyiratkan perbandingan dengan seorang raja, yang cukup bertitah untuk menjalankan tindakan.

Aplikasi
Menurut “Arthur Jackson”, Di antara Kejadian dan Wahyu, para penyair (Mazmur 80:2), para nabi(Yesaya 40:11), dan para rasul (1 Petrus 5:4) menggunakan metafora yang luar biasa ini untuk menjelaskan tentang karya Allah yang penuh kasih dan kemurahan bagi umat kepunyaan-Nya.
1. Mereka diciptakan untuk membentuk hubungan keluarga. Maksud Allah dalam ciptaan yang dinyatakan ini menunjukkan bahwa bagi-Nya keluarga yang saleh dan mengasuh anak-anak merupakan prioritas utama di dunia ini
2. Allah mengharapkan agar manusia mengabdikan segala sesuatu di bumi kepada-Nya dan mengelolanya untuk memuliakan Allah, sambil memenuhi maksud ilahi (bd. Mazm 8:7-9; Ibr 2:7-9).
3. Masa depan bumi diserahkan kepada kekuasaan mereka. Ketika mereka berdosa, mereka mendatangkan kehancuran, kegagalan, dan penderitaan atas ciptaan Allah (bd. Kej 3:14-24; Rom 8:19-22).
4. Yesus Kristus sendiri bekerja untuk memulihkan bumi kepada tempat dan fungsinya yang sempurna ketika Dia datang kembali pada akhir zaman ini (Rom 8:19-25; 1Kor 15:24-28; Ibr 2:5-8.
5. Jiwa berusaha “Entrepreneurship” haruslah tetap menjaga kestabilan penciptaan Allah. Mampu berusaha dengan tetap mengikat kepada karya-Nya Allah akan dunia ini.
6. Tidak penjadi pengacau akan karya Allah dalam jiwa berusaha baik itu memperkaryakan mausia dan memanusiakan manusia yang berkarya.

Roma 8:28
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia”

Pdt. Anton Keliat
GBKP Runggun Semarang

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD