SUPLEMEN PJJ TANGGAL 06-12 FEBRUARI 2022, MAZMUR 104:31;33-35

MALEM ATE TUHAN ERKITEKEN TINEPANA

(Masmur 104:31, 33-35)

 

PENGANTAR

Sepanjang peradaban manusia, ada banyak karya manusia yang mengubah dunia. Misalnya Cai Lun seorang berkebangsaan Tiongkok yang menemukan proses pembuatan kertas untuk yang pertama kalinya pada abad ke-1 dan ke-2 Masehi. Kemudian dilanjutkan oleh John Dickinson seorang berkebangsaan Inggris yang berhasil membuat pabrik kertas untuk yang pertama kalinya pada tahun 1809. Penemuan kertas tersebut telah mengubah dunia. Contoh lain, misalnya Thomas Alva Edison seorang penemu lampu pijar. Penemuannya mengubah dunia ini.

Selain penemu-penemu bersejarah di atas, dalam kehidupan sehari-hari masa kini pun ada banyak karya manusia yang mengubah lingkungan sekitarnya. Misalnya komunitas mural (lukisan dinding) asal negara Mexico bernama Germen Crew. Pada tahun 2017 komunitas mural ini berhasil mengubah kota kumuh Palmitas menjadi lebih baik. Hasil karya lukisan yang mereka buat di sebanyak 209 dinding rumah penduduk, bukan saja membuat kota Palmitas menjadi lebih indah, lebih dari itu, warna-warna cerah hasil lukisan mereka juga telah menurunkan angka kriminalitas di kota itu.

Mungkin dalam hidup sehari-hari juga tanpa disadari, kita telah membuat banyak karya sederhana yang membawa sukacita dan perubahan yang positif bagi lingkungan sekitar kita. Misalnya seorang ibu yang merasa senang ketika hasil masakannya digemari suami dan anak-anaknya. Selain membawa sukacita, hasil karya sang ibu juga memberikan kesehatan kepada suami dan anak-anaknya. Intinya, apabila suatu karya dikerjakan dengan tulus dan dengan tujuan yang baik, maka hasilnya pun akan membawa sukacita, baik untuk yang mengerjakan karya tersebut maupun untuk orang-orang yang ada di sekitarnya.

Kira-kira dapat kita bayangkan, mungkin perasaan seperti inilah yang dirasakan oleh Tuhan Allah ketika IA menciptakan seluruh semesta. Di dalam Kejadian pasal 1 ada 5 ayat yang mengatakan “Allah melihat bahwa semuanya itu baik”. Bahkan di ayat 31 dikatakan “Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik”. Di dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, kata-kata tersebut diterjemahkan “Allah senang” dan “Allah sangat senang” dengan semua yang telah diciptakanNya. Dalam Pustaka Si Badia diterjemahkan “Meriah ukur Dibata” dan “Meriah kel ukurNa”. Artinya Tuhan Allah sangat bersukacita dengan segala yang telah diciptakanNya.

ISI

Seluruh ciptaan Tuhan ternyata bukan hanya membawa sukacita bagi Tuhan Sang Pencipta saja, tetapi juga membawa sukacita damai sejahtera bagi Pemazmur. Perikop yang menjadi renungan pada PJJ kali ini diberi judul “Kebesaran Tuhan dalam segala ciptaanNya”, dalam terjemahan Karo, “Pujin man si mada tinepa”. Perikop ini merupakan renungan Pemazmur tentang penciptaan dunia ini. Dapat dikatakan Mazmur ini merupakan lagu pujian tentang penciptaan berdasarkan Kitab Kejadian pasal 1 yang syairnya digubah Pemazmur sedemikian rupa sehingga siapapun yang mendengarnya dapat mengagumi sekaligus menghayati keagungan Tuhan Allah yang adalah Sang Pencipta sekaligus Sang Pemelihara ciptaanNya.

Mazmur 104 diawali dengan puji-pujian akan keagungan Tuhan. Karya cipta Tuhan yang disebutkan Pemazmur pada ay. 1-23 merupakan gambaran keagungan Tuhan Allah yang mencipta, berkuasa atas ciptaanNya, dan memelihara ciptaanNya. Pada ay. 24 merupakan pengakuan iman Pemazmur akan kemahakuasaan Allah atas segala ciptaanNya termasuk pengakuan bahwa Tuhan Allah tidak secara sembarangan mencipta melainkan mencipta dengan bijaksana. Setelah itu pada ay. 25-30 Pemazmur kembali mengungkapkan kekagumannya akan kemahakuasaan Allah terhadap semua ciptaanNya. Tuhan Allah bukan hanya berkuasa memelihara seluruh ciptaanNya tetapi juga berkuasa memperbaharui ciptaanNya.

Ay. 31-32 merupakan harapan Pemazmur atas apa yang telah Tuhan Allah lakukan. Pemazmur berharap bahwa keagungan Tuhan tetap ada untuk selamanya dan Pemazmur juga berharap bahwa Tuhan Allah bergembira atas segala ciptaanNya. Ay. 31 dalam bahasa Karo dikatakan, “Ermulialah TUHAN, tetap rasa lalap, malemlah ateNa erkiteken tinepaNa”. Ay. 32 merupakan penegasan akan kemahakuasaan Tuhan atas segala ciptaanNya.

Ay. 33-35 merupakan tekad dan harapan Pemazmur. Setelah kagum atas segala ciptaan Tuhan, Pemazmur bertekad untuk selalu memuji Tuhan sepanjang hidupnya. Pemazmur berharap tekadnya ini berkenan di hadapan Tuhan karena Tuhanlah sumber sukacita Pemazmur. Pada bagian akhir perikop ini, Pemazmur juga berharap bahwa orang-orang berdosa dan orang-orang jahat segera bertobat sehingga dosa dan kejahatan lenyap dari muka bumi ini.

APLIKASI

Tema PJJ pada kesempatan ini adalah, “Malem ate Tuhan erkiteken tinepaNa”, merupakan kutipan dari Mazmur 104:31 dalam terjemahan bahasa Karo. Tuhan Allah bersukacita, bergembira karena perbuatan-perbuatanNya yang besar dan agung. Apa yang dikatakan Pemazmur ini memang dilakukan oleh Tuhan Allah sendiri setelah penciptaan sebagaimana yang diceritakan di dalam kitab Kejadian pasal 1. Tuhan Allah merasa sangat senang, atau puas, karena semua yang telah dikerjakanNya menghasilkan kebaikan. Tentu kita juga akan merasa senang dan puas apabila yang kita kerjakan berproses dengan baik dan menghasilkan kebaikan bagi sekitar kita.

Lalu setelah kita mengetahui bahwa Tuhan Allah merasa sangat senang dan puas akan hasil ciptaanNya sudah cukup sampai di situ saja? Tentu tidak! Sebagaimana Pemazmur kita juga diajak untuk mengagumi keagungan Tuhan, mengakui kemahakuasaan Tuhan, dan bertekad selalu memuji Tuhan sebagai tanda sukacita dan ucapan syukur kita atas segala ciptaanNya. Setelah itu kita juga diajak untuk semakin menghargai seluruh ciptaan Tuhan dan melestarikannya, karena ada keterkaitan yang saling menghidupkan di antara seluruh ciptaan Tuhan. Manusia tidak akan dapat bertahan hidup bila tidak ada udara, air, sinar matahari, tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, dsb., begitu juga sebaliknya, karena Tuhan Allah menciptakan seluruh ciptaanNya dengan bijaksana agar semuanya saling bergantung dan saling menghidupkan. 

Pdt. Larena br. Sinuhadji - GBKP Rg. Cikarang

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 23-29 JANUARI 2022, KEJADIN 41:37-43

ANAK SI NGUDA JADI PASU-PASU (Kejadin 41:37-43)

(Evaluasi Sasaran Program GBKP Tahun 2021)

 

PENGANTAR

Evaluasi program penting untuk melihat seberapa jauh program yang telah direncanakan dapat dilaksanaan dengan baik. Dengan dilaksanakannya evaluasi terhadap program yang telah direncanakan sebelumnya, maka pernyataan “program tinggal program” dapat dihindari. Seberapa jauh keberhasilan suatu program dapat dilihat dari tema dan tujuan (sasaran) yang ingin dicapai ketika program itu dirancang. Tema program tahun pelayanan GBKP tahun 2021 adalah “Generasi muda menjadi berkat”. Sampai sejauh mana keberhasilan tahun program pelayanan GBKP tahun 2021 tersebut, dan apa kaitannya dengan tema dan bahan PJJ perdana? Inilah yang akan kita renungkan bersama-sama pada kesempatan ini.

ISI

Dikisahkan di dalam bahan PJJ kali ini, setelah beberapa tahun berada di Mesir karena dijual oleh saudara-saudaranya kepada orang Ismael, Yusuf menjadi budak. Ia menjadi pelayan di rumah Potifar, seorang pegawai istana Firaun. Tahun-tahun penuh penderitaan harus dialami Yusuf, mulai dari dijual sebagai budak, difitnah oleh istri Potifar, dan dilupakan oleh juru minuman yang telah dibantunya mengartikan mimpinya sehingga ia bebas dari penjara (ps. 40:23). Semua penderitaan itu membentuk Yusuf menjadi pribadi yang rendah hati dan bergantung kepada Allah. Tanpa berusaha memuliakan diri sendiri, Yusuf dengan rendah hati mengakui bahwa kemampannya membaca peristiwa di masa mendatang berasal dari Allah sendiri (Kej. 41:16, 28).

Berkat kesabaran dan penyerahan diri pada Allah itulah, akhirnya Yusuf menerima kemuliaan yang Allah berikan melalui Firaun menurut waktu yang ditetapkanNya. Yusuf diundang ke istana untuk mengartikan mimpi yang menggelisahkan Firaun. Yusuf pun menjelaskan arti mimpi Firaun. Setelah itu ia memberikan solusi agar Firaun mencari dan mengangkat seorang yang berakal budi dan bijaksana untuk mengatasi masa-masa sulit yang akan dihadapi bangsa Mesir. Yusuf mengusulkan agar menyimpan persediaan gandum sebanyak-banyaknya ketika masa tujuh tahun kelimpahan, sehingga ketika datang masa pacekelik selama tujuh tahun, tidak ada satu pun yang kelaparan karena persediaan bahan makanan untuk negeri Mesir dan sekitarnya sangat melimpah.

Usul Yusuf dipandang baik oleh Firaun dan semua pegawainya. Akhirnya Firaun pun memutuskan bahwa orang yang paling tepat untuk mengatasi masa-masa sulit yang akan dihadapi oleh bangsa Mesir sekaligus menjadi orang nomor dua di bawahnya adalah Yusuf sendiri. Selain berakal budi dan bijaksana, jelas Firaun sendiri mengatakan, “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?” (bhs. Karo, “Labo lit dat kita jelma tersikapen asang Jusuf enda, sekalak si lit Kesah Dibata i bas dirina jine”). Hal ini sungguh merupakan kenyataan yang mencengangkan sekaligus mengagumkan karena dari mulut seorang kafir keluar pengakuan tentang karya kepemimpinan Allah yang besar di dalam diri orang yang berserah seperti Yusuf.

Karya dan kehadiran Roh Allah sedemikian bersinar di dalam diri Yusuf sehingga orang yang menyaksikannya dapat dengan tepat menyimpulkan dari mana semua yang dimiliki oleh Yusuf (bdk. pengakuan Nebukadnesar tentang Daniel di dalam Daniel 4, 9, 5:11). Poin ini penting bagi kita, karena banyak sekali orang yang ingin sukses, menduduki suatu jabatan tinggi tetapi dicapai dengan menggunakan cara-cara yang tidak baik, seperti menggunakan uang sogok, KKN, lobi-lobi transaksional, dsb. Tidak heran bila kepemimpinan yang dicapai dengan cara-cara yang tidak baik seperti itu akan menghasilkan kehancuran. Oleh karena itu, siapapun kita, bila kita ingin menjadi pemimpin yang baik, tunduklah kepada kuasa Roh Allah, dan takutlah kepada Tuhan melebihi takut kepada manusia.

Semenjak saat itu, Yusuf yang masih muda itu sungguh-sungguh menjadi orang yang berguna bagi kerajaan Mesir dan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Yusuf menjadi berkat bagi banyak orang. Yusuf tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya.

APLIKASI

“Generasi muda menjadi berkat” merupakan tema tahun pelayanan GBKP tahun 2021. Tujuan yang ingin dicapai secara umum adalah agar jemaat GBKP mulai dari usia anak kecil sampai PERMATA, benar-benar menjadi berkat bagi semua orang di rumah, gereja, dan lingkungannya. Kita patut bersyukur karena Pandemi Covid-19 sedikit banyak telah ikut berperan di dalam keberhasilan pencapaian tema tahun pelayanan GBKP tahun 2021. Pandemi Covid-19 telah mengkondisikan generasi muda GBKP untuk benar-benar terlibat di dalam pelayanan. Di beberapa gereja ada banyak anak muda (PERMATA) terlibat aktif menjadi tenaga IT untuk mempersiapkan dan melaksanakan ibadah secara online, live streaming, rekaman video, dsb.

Walaupun tema “Generasi muda menjadi berkat” telah berlalu, namun tema dan bahan PJJ perdana tahun 2022 ini mengingatkan kita untuk tetap memberikan ruang kepada generasi muda GBKP sehingga mereka tetap menjadi berkat di manapun mereka berada. Kunci menjadi berkat adalah tetap hidup di dalam takut akan Tuhan, sebagaimana yang diteladankan Yusuf di dalam perikop Alkitab pada kesempatan ini. “Generasi muda menjadi berkat” harus tetap menjadi concern GBKP karena masa depan GBKP terletak di tangan generasi muda kita.

GBKP harus tetap memberi ruang seluas-luasnya kepada orang-orang muda (KAKR, PERMATA, dan pasutri muda) untuk berperan aktif di tengah gereja. Berikanlah kesempatan dan biasakanlah mereka dari sejak kecil untuk aktif terlibat dalam pelayanan di gereja, sehingga tumbuh dalam diri mereka cinta Tuhan dan cinta gereja. Anak-anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan talentanya melalui persembahan Vocal Group, Paduan Suara, bermain musik, tarian-tarian, puisi, dsb., di dalam ibadah Minggu termasuk acara-acara gerejawi (Natal, Paskah, HUT Gereja, dsb.). Kehadiran guru-guru KAKR lebih diarahkan sebagai pendamping dan melatih anak-anak kita agar mempunyai keberanian dan percaya diri.

Demikian halnya dengan PERMATA dan Pasutri Muda. Kebiasan gereja kita, ketika sudah ada orang yang dipandang cakap dan berpengalaman di dalam mengatur suatu kegiatan, menjadi panitia, maka yang terjadi, orang-orang itu saja yang diberi peran dan kurang memberi kesempatan kepada yang lain seperti PERMATA dan Pasutri Muda. Kuncinya adalah, berikan kesempatan, ajarkan mereka untuk mampu melakukan, ajak mereka untuk berlatih dan lakukan regenerasi. Sehingga setiap warga jemaat bukan objek tetapi subjek dalam kehidupan bergereja (wujud gereja yang ideal poin 1).

Tuhan selalu memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk tetap menjadi berkat. Namun ketika majelis gereja, jemaat atau orang tua, sudah memberikan kepercayaan kepada generasi muda untuk berkreasi, melayani, dan menjadi berkat, maka generasi muda pun harus sungguh-sungguh bertanggung jawab menerima peran itu. Jangan sampai terjadi generasi muda kurang mampu mengatur waktu sehingga ada salah satu tanggung jawab yang dilalaikan, misalnya kuliah tidak selesai-selesai dengan alasan aktif pelayanan di gereja. Tanggung jawab di rumah dilalaikan dengan alasan melayani di gereja, dsb. Hiduplah dalam pimpinan Roh Allah, berakal budi dan bijaksana seperti Yusuf. Tuhan memberkati generasi muda untuk selalu menjadi berkat dalam hidupnya.

Pdt. Larena br. Sinuhadji - GBKP Rg. Cikarang

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 22-28 SEPTEMBER 2019, OGEN SAKARIA 10:1-13

Pindolah Man Tuhan

Sakaria 10: 1-3
(Entrepreneurship: Okultisme)

 

Piga-piga waktu si lewat, Indonesia sempat ngenanami kemarau/kekeringan si luar biasa. Biasana kenca seh bulan alu akhiren “-ber”, Indonesia memasuki musim perudan. Tapi ibas paksa si udan pe tempa-tempa segan nusur i Indonesia enda. Sempat sekali jadi piga-piga daerah khususna si ingani kalak karo erbahan ritual ndilo wari udan. Turah penungkunen ije, adi silakoken ritual sibage, situhuna kita sangana mindo udan man ise ?

Peristiwa si e hamper mirip ras kai si jadi bahan oratenta sekalenda. Ibas negaranta Indonesia, dua ngenca lit musim. Musim perudan ras musim kemarau. Tapi i Israel bagepe daerah-daerah si beriklim Sub-Tropis, lit 4 musim eme : musim semi, musim panas, musim gugur ras musim dingin. Ibas musim semi, tentuna sinuan-sinuan mulai bersemi, bunga-bunga terlak ras biasana melala udan paksa musim semi, sementara kenca mulai masuk kubas paksa musim panas, udan biasana mulai berkurang, janahpe suhu udara lebih lasna asa si biasa. Logikana, enterem jelma ngarapken udan ibas pendungi musim semi guna jadi persiapen ibas memasuki musim panas.

Masalahna man ise kita mindo udan e ? kata Dibata jelas ngataken maka kita arus mindo udan man Tuhan Dibata, arusna kin pe man Dibata ngenca (ay. 1a). engkai maka bage? Tentuna erkiteken Dibata nge si njadiken doni ras kerina isina (kej. 1:1-31). Adi Dibata si njadikensa, emaka ia nge si erkuasa penuh nandangi iklim ra smusim. Dibata ngasup penusur kemarau si la erngadi-ngadi seh telu tahun la nusur udan (Jak. 5:17, 1 Raj. 18:1), tapi Dibata pengasup penusur udan simeder guna ndungi kemarau e (1 Raj. 18:45). Lebih asa si e, Dibata pengasup penusur udan 40 wari 40 berngi seh maka lau ndemi doni ras engkernepken tinepa si lit ibassa seakatan tinepa si ringan ibas Bahtera Nuh (Kej. 7:12).

Dibata erpadan penusur udan meder man kerina kalak si mindo man bana (ay. 1b). lit tersurat ibas pustaka si Badia “Pindolah tentu idatndu” (Mat. 7:7). Pindolah man Dibata kai saja pe keinginenta banci sipindo man baNa. Aminpe banci saja labo kerinap emindonta e ijababNa alu kata “Yes” tapi silang-langna kita enggo mindo man baNa ras e encidahken maka si akui Dibata e selaku Dibata si erkuasa nandangi kegeluhenta. Bali bagi sekalak anak si mindo man bapana, tentuna bapa e labo mungkin mereken batu adi anakna mindo Roti (Mat. 7:9-11).

Dibata ngelarang kita mindo man sideban seakatan man baNa saja. Ibas konteks penulisen kitab sakaria enda, senangen iakap bangsa Israel mindo petunjuk ras mindo pasu-pasu nandangi gana-gana si ipajuh, guru sibeluh ngoge nasip, ras guru sibaso. La ia nungkun man Dibata, situhu-tuhu jadi Dibata si erkuasa nandangi kegeluhen bangsa Israel. Tekkal bangsa e nandangi kai si ibelasken guru si beluh ngoge nasip ras guru sibaso e. Padahal kai siikataken guru-guru e labo tuhu. Lalit kepeken gunana mindo petunjuk ntahpe nasehat man guru sibeluh ngoge nasip ras guru sibaso e. alu ngelakoken hal sibage akhirna bangsa Israel pe ndauh ibas Dibata nari, merap marpar bagi biri-biri si lalit permakanna. Uga ningen Dibata mpermakani bangsa Israel adi bangsa Israel sendiri pe la nggit ipermakani Dibata ? Senangen iakapna ndarami si erbahanca senang pusuhna arah belas-belas guru si beluh ngoge nasip e.

Bahan renungen enda, ngajuk kita guna niksiki dirinta, ntah pernah sekali jadi sipindo petunjuk man dukun, peramal ntah “orang pintar” sideban. Tapi arusna, paksa kita netapken pusuh ras kinitekenta guna tek man Dibata, ertina kita pe arus tek sepenuhna man Dibata. Ibas situasi si kugapanape, arus me kita erpengendes man Dibata. Teklah kita tuhu-tuhu man Dibata sebab Ia me Dibata si erkusa ras si mereke geluhen man banta kerina manusia tinepaNa.

Pdt. Abdi Edinta Sebayang, M.Th
Runggun Graha Harapan

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD