• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 24 DESEMBER 2023, KHOTBAH LUKAS 1:26-28

Invocatio :

“Dan engkau Betlehem, Tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil diantara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.” (Mat. 2:6)

Oge  :

Zakaria 12:7-9 (Antiponal)

Tema :

Kabar Kelahiran Yesus

 

Hari ini adalah minggu advent yang keempat/ terakhir sebelum natal. Di minggu advent yang keempat ini kita diingatkan untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Raja Yang Agung yang telah berjanji untuk membawa kita turut serta ke dalam kerajaanNya yang kekal. Minggu advent ini juga mengingatkan kita untuk bertekun di dalam pengharapan akan kehidupan yang kekal di dalam Kristus. Demikian pula kita dipanggil untuk tetap hidup sebagai anak-anak Kerajaan sorga yang telah diselamatkan Allah, yang tercermin dari cara berpikir, berbicara dan bertingkah laku. Oleh karena itu, minggu ini kita di tuntun untuk menemukan cara yang lebih baik untuk menyambut kedatangan Tuhan.

Pembahasan Teks

  • Zakaria 12:7-9

Ayat pembuka kitab Zakaria memberitahukan bahwa penulis Kitab Zakaria adalah nabi Zakharia putra Berekhya (1:1). Zakharia melayani pada tahun 520-518 SM. Dalam tahun pertama raja Koresh yang agung dari Persia, dikeluarkan semacam keptusan untuk mengembalikan orang Yahudia yang terbuang di Kerajaan Babel . Raja juga memberi izin untuk membangun Bait Allah Kembali. Namun respon yang diberikan bangsa Israel untuk Pembangunan tersebut tidak seperti yang diharapkan oleh nabi Zakharia. Sehingga secara keseluruhan Kitab Zakaria berisi dua bagian penting, yaitu

  1. Pasal 1-8, ditulis untuk mendorong kaum Yahudi sisa agar melanjutkan Pembangunan kembali Bait Suci dan bertekun hingga tugas itu selesai.
  2. Pasal 9-14, ditulis untuk memberi semangat kepada semua umat yang setelah   menyelesaikan Pembangunan Bait Suci.

Secara khusus, Ketika kita membaca pasal 12, kita akan melihat bahwa Allah Kembali memberikan janji keselamatan dan pembaharuan bagi Yerusalem. Kebebasan yang dialami oleh bangsa Yehuda setelah 70 tahun mengalami perbudakan diperoleh bukan karena hasil perjuangan mereka, tetapi Allah bekerja menggerakkan hati Raja koresh sehingga membebaskan bangsa Yehuda. Hal itu terlihat jelas dalam ay. 7 bahwa kemenangan dan kekuatan Yerusalem adalah karena Tuhan, bukan karena manusia. Teks kita memberikan focus bahwa untuk menyatakan bagaimana Tuhan tetap menjaga bangsaNya sehingga setiap bangsa yang mengepung akan dihancurkan oleh Tuhan. Tuhan menyatakan penjagaan-Nya dan perlindunganNya bagi Yerusalem. Jika Yerusalem berdosa kepada Tuhan, maka Tuhan akan menghukum mereka. Tetapi jika bangsa-bangsa lain mengepung Yerusalem maka Tuhan akan menjaga dan melindungi kota-Nya untuk menyatakan kekuatanNya. Tuhan memberi kemenangan kepada kemah kemah Yehuda. Dengan begitu, penduduk Yerusalem tidak merasa sombong. CaraNya dengan membuat warganya yang paling lemah menjadi sehebat Daud. Keluarga Daud sendiri akan menjadi seperti malaikat Tuhan yang memimpin mereka.

Oleh sebab itu kita harus selalu menyadari jika karena ketidaktaatan Tuhan menyatakan murkaNya, amka jangan putus asa. Tapi segera berubahlah melalui pertobatan supaya kita melihat anugerah. Jadi sangat jelas sekali bahwa Allah sangat menyayangi bangsaNya sekalipun sering melakukan kesalahan. Kasih Allah yang besar itu terlihat dalam pemulihan, pemeliharaan yang Dia nyatakan melalui banyak cara. Tentu setiap hal yang baik tidak hanya diterima dan dinikmati, tetapi setiap hal yang baik itu juga harus selalui diingat dan dinyatakan dalam hidup secara konsisten.

  • Lukas 1:26-28

Injil Lukas ditulis oleh Lukas dan ditujukan kepada Teofilus (Luk. 1:1). Tujuan dari Lukas menulis injil ini untuk menolong Teofilus dan orang percaya lainnya agar memperoleh pengertian yang lebih baik tentang iman Kristen. Hal itu dilakukan dengan membeberkan sebanyak mungkin tentang kehidupan dan pengajaran Yesus sendiri. Jadi dia juga mempunyai perhatian historis di dalam menemukan fakta-fakta tentang Yesus. Sejarah ini akan semakin menguatkan pengetahuan dan iman yang selama ini diajarkan secara lisan kepada Teofilus dan juga orang-orang bukan Yahudi yang sudah bertobat. Sekalipun peristiwa ini sudah lama terjadi, tetapi melalui teks ini kita banyak belajar tentang bagaimana pentingnya kepatuhan dan ketaatan kepada Tuhan.

 Ay. 26: “Dalam bulan keenam Allah menyuruh Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret”

Melalui teks ini kita bisa melihat bahwa kedatangan utusan (angelo: pembawa pesan, memiliki kemampuan berbicara yang baik, memiliki jiwa sebagai pembimbing). Pesan ini sisampaikan kepada Maria pada bulan keenam setelah pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes pembabtis. Peristiwa ini terjadi di sebuah kota di Galilea yang bernama Nazaret. Galilea adalah sebuah propinsi di Israel Utara. Diutusnya malaikat Gabriel ke Galilea merupakan suatu gambaran bahwa hal tersebut merupakan awal penggenapan daari nubuat dalam Yesaya 8:23-9:2. Bangsa yang dahulunya berada dalam kegelapan, tidak sungguh-sungguh mengenal Allah yang sejati dan bahkan akhirnya jatuh ke tangan bangsa asing yang tidak mengenal Tuhan, pada akhirnya melihat terang sejati.

Kota Nazaret sebuah kota yang kecil, tempat tinggal suku Zebulon. Dan Yusuf tinggal disana. Menurut anggapan orang pada abad 1, kota ini sama sekali tidak penting. Bahkan salah seorang murid Yesus malah pernah bertanya dan merasa heran, “mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth? (Yoh. 1:46).

Pertanyaan murid pada waktu itu cukup beralasan, karena nama Nazaret bahkan sama sekali tidak pernah disebutkan dalam Perjanjian Lama, sebagai macam bukti bahwa memang tidak pernah terjadi apapun yanh berharga dan hebat di kota itu.

Kenyataan bahwa Bapa mengurtus malaikat Gabriel untuk datang ke Nazaret di Galilea, untuk menyampaikan kabar luar biasa bahwa Juruselamat sunia datang dari kota itu dan bahkan akan dikenalsebagai warga kota itu adalah suatu pernyataan luar biasa bahwa tidak ada suatu kota yang dipandang tidak berharga oleh Allah kita.

Orang Yahudi boleh saja memandang rendah kota-kota yang diduduki bangsa asing (non-Yahudi), tetapi Bapa tidaklah memandang dengan cara demikian. Bangsa asing maupun bangsa Yahudi, semua sama berharganya, dan tetap membutuhkan juruselamat.

 Ayat 27: “kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud;nama perawan itu Maria”

Lukas menyebutkan bahwa malaikat Gabriel datang menyampaikan pesan kepada seorang perawan. Ini adalah suatu kenyataan yang sangat penting, dan menjadi suatu penegasan bahwa Anak Allah yang datang itu merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus, bukan hasil peristiwa biologis antara laki-laki dan Perempuan. Meskipun masih perawan, tapi Maris disebutkan telah bertunangan dengan seorang bernama Yusuf. Bertunangan dalam budaya itu memakan waktu kira-kira satun. Para pasangan yang telah bertunangan belum diperbolehkan untuk tinggal dalam satu rumah. Meskipun begitu, secara relasi mereka berdua diikat oleh perjanjian khusus, bahwa suatu saat mereka akan hidup bersama sebagai suami dan istri. Maria perawan yang betunangan, hal ino merupakan suatu hal yang bijaksana dari Allah Bapa untuk menyiapkan seorang laki-laki dalam kehidupan Maria. Kehadiran seorang laki-laki yang sudah pasti akan menjadi suami Maria, adalah suatu bentuk pemeliharaan social dari Bapa kepada Maria. Selain itu ini juga cara Bapa untuk menyiapkan laki-laki bagi Maria yang akan melindungi dan menemani Maria yang sedang hamil menempuh perjalanan jauh dan cukup berat dari Nazareth menuju Betlehem. Allah sudah menyiapkan pemeliharaan kepada Maria bahkan jauh sebelum kebutuhan itu muncul.

 Ayat 28: Ketika malaikat itu masuk kerumah Maria, ia berkata: Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

Ketika itu, malaikat menjumpai Maria di rumah (berbeda dengan Zakharia yang dijumpai oleh malaikat Gabriel di Bait Allah), hal ini menggambarkan bahwa Maria adalah orang yang biasa saja, just ordinary people. Sebuah kehidupan yang biasa-biasa saja.

Malaikat menyapa dengan kata “salam”. Istilah “salam”, yang dipakai dalam Bahasa Yunani adalah Chaire yang artinya bergembira atau rejoice (KJV: Bersukacitalah, hai yang sangat disukai, Tuhan bersamamu; diberkatilah engkau di antara para Wanita). Dari salam ini terlihat dengan jelas, bahwa Bapa telah lama memilih Maria dan terus memperhatikan kehidupan Maria dan Tuhan berkenan/sangai disukai oleh Bapa karena sikap hidup yang memperlihatkan ketaatan dan kepatuhan (hal ini juga terlihat di ayat. 38).

 Aplikasi

Dari teks kita hari ini ada beberapa poin penting yang harus kita ingat:

  1. Minggu advent kiranya dipakai untuk melakukan persiapan yang lebih memfokuskan pada persiapan diri masing-masing.
  2. Hidup dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhan bukan hal yang mudah. Kita harus terus berdamai dengan hidup, masalah dan masa lalu kita dan bergerak maju menuju kehidupan yang berpusat kepada Tuhan. Tapi ingatlah Allah punya banyak cara untuk menolong kita, dan biarlah kapan pun waktunya Allah tetap menemukan hati dan pribadi yang patuh kepadaNya. Buah dari kepatuhan dan ketaatan tidak hanya akan menyelamatkan kita tetapi juga akan menyelamatkan orang lain.
  3. Kabar kelahiran Yesus adalah berita sukacita yang harus juga direspon dengan sukacita. Karena kasih Tuhan tak pernah membeda-bedakan, semua sama dan berharga bagi Dia.

Pdt. Sripinta br Ginting-Runggun Cisalak

MINGGU 17 DESEMBER 2023, JESAYA 40:3-11

Ogen  :

Johanes 1: 19-28 (Tunggal)

Khotbah :

Jesaya 40: 3-11 ( Tunggal)

Tema :

Pekena Dalan Tuhan “Persiapkan jalan bagi Tuhan”

 

Masa Adven menandai masa persiapan menjelang Natal. Secara harfiah, kata adven berasal dari bahasa Latin yakni adventus yang berarti 'datang' atau dengan kata lain berarti kedatangan Kristus. Sekitar abad ke 6, orang Kristen di Roma telah menggap masa kedatangan kristus sebagai hakim dunia, namun setelah abad pertengahan masa adven dikaitkan dengan kedatangan kristus yang pertama di hari natal. Sebagai umat-Nya, masa Adven dimanfaatkan untuk mempersiapkan jiwa dan merefleksi diri untuk menyambut kelahiran Sang Juru Selamat.

Mengingat masa Adven bertujuan untuk memperingati kedatangan Tuhan Yesus, maka bacaan-bacaan Alkitab pada masa Adven pun memuat kitab-kitab Perjanjian Lama yang menggambarkan kedatangan Mesias dan pada Perjanjian Baru dan pembacaan tentang kisah Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus.

Masa Adven yang dirayakan selama empat minggu berturut-turut sebelum Natal ini masing-masing memiliki arti khusus yang berbeda. Berikut makna 4 Minggu Adven.

  • Minggu Adven Pertama: Merupakan masa penantian kedatangan Kristus yang kedua, yakni kedatangan Tuhan pada akhir zaman. Ditandai dengan menyalakan lilin ungu yang pertama.
  • Minggu Adven Kedua: Pada minggu ini lilin ungu kedua dinyalakan untuk mengingatkan umatnya setia mempersiapkan jalan kedatangan Tuhan.
  • Minggu Adven Ketiga: Minggu ini juga dikenal sebagai minggu Gaudete, yang menggambarkan suka cita menyambut kelahiran Yesus Kristus. Pada minggu ini lilin ketiga yang berwarna merah muda dinyalakan.
  • Minggu Adven Keempat: Mencerminkan peristiwa yang melibatkan Maria melahirkan Yesus. Pada minggu ini, lilin ungu terakhir dinyalakan bersamaan dengan 3 batang lilin sebelumnya.

Minggu ini kita memasuki minggu adven yang ketiga, artinya sukacita penyambutan itu layaknya harus membara disetiap hati kita, mengingat sepanjang percakapan Yohanes Pembabtis dengan tim utusan orang Yahudi dari Jerusalem yakni Imam-imam, Orang lewi, juga termasuk orang farisi, perbincangan mereka berada di Danau Betania tepatnya di sebrang sungai Yordan.

Perbincangan mereka melulu membahas tentang “siapakah engkau ?” melihat percakapan ini tim utusan ingin mengetahui siapakah sebenarnya diri johanes pembabtis, hingga pada akhirnya pun johanes pembabtis menyangkal tentang pemberitaan itu dan mengatakan “aku bukan mesias” namun ia lebih menyaksikan tentang Yesus sang juruselamat tersebut, dengan kata “aku membabtis dengan air, tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, Yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak”.

Melihat pernyataan dari Johanes ini dapat kita refleksikan bersama, bukankah kita lebih sering ingin mengatahui diri dan Namanya saja namun tidak untuk mengenal diriNya lebih dekat?

Sebagaimana tim utusan tersebut ingin mengetahui dengan alasan maraknya nabi-nabi palsu / guru-guru palsu pada masa itu, Namun bukan menjadi pengikutNya. Dalam minggu adven ketiga ini, dapat kita refleksikan bersama “aku hanya ingin mengetahuiNya atau aku ingin terus untuk mengenalNya?”.

Untuk mendeskripsikan Allah yang Transenden maka tak satu pun dapat dilampaui oleh akal pikir manusia, penulisan Yesaya pasal 40, diakhir-akhir hidupnya Yesaya menuliskan Pernyataan Allah tersebut, Allah menyatakan nubuat-nubuatanNya melalui Nabi Yesaya untuk memberikan pengarapan dan penghiburan kepada umatNya yang tertawan di babel dan akan berakhir masa hukuman Allah dan keselamatan juga berkat segera tiba. Pernyataan Nabi Yesaya dengan Nubuat Allah tersebut membangkitkan semangat yang luar biasa dan menambah pengharapan baru bagi umat.

Nubuatan yang dikatakan di ay 3-5 "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!

(4) Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;

(5) maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya."

Nubuat tersebut juga di katakan oleh Johanes pembabtis sebelum membabtis Yesus di Betania.

Di minggu Advent ketiga ini mari kita refleksikan bersama “jalan seperti apa yang perlu di persiapkan dan bagaimana kita mempersiapkannya?” pertanyaan refleksi ini memastikan kita untuk “ingin mengetahui Yesus Kristus atau MengenalNya ?”.

Dizaman modern ini penggunaan media digita semakin canggih, alat teknologi semakin baik untuk menyimpan data sejarah dan untuk mendapatkan literasi yang terjadi dimasa lalu semakin mudah, dengan kita dapat mengetahui segala informasi di media digital yang super canggih tak terlepas juga informasi terkait sejarah Yesus, pembelajaran teologis,dll. Semua itu dapat kitaketahui dengan instan, yang menjadi refleksi kita diminggu Advent ini ialah coba kita tanya kepada diri kita sendiri sejauh mana kita men search / mencari keberadaan Yesus berperan dalam diri kita ?, bagaimana pengaruhNya pada kita dalam proses menjalani kehidupan ini?, sehingga dengan refleksi tersebut kita mengetahui secara pasti jalan seperti apa yang akan kita siapkan di hati kita masing masing akan kehadiran tersebut dalam diri kita.

selamat berrefleksi dalam masa penantian ini, Tuhan Yesus Memberkati Solideo Gloria

 

Vic. Ekitwynn Kemit, S.Si. Teol, CCM,.

MINGGU 10 DESEMBER 2023, KHOTBAH LUKAS 3:1-14

Invocation :

Imamat 16:30

Ogen :

Jeremia 18:1-11

Tema :

Jera I Bas Dosa Nari / Bertobat Dari Dosa

 

Pendahuluan

Dalam pandangan teologis serta mengacu kepada liturgi GBKP bahwa minggu adven kedua merupakan seruan atau panggilan untuk menanggalkan kegelisahan atau kekuatiran dan membuka jalan bagi Allah untuk maju lebih lanjut menghadapi realita kehidupan ini. Minggu adven kedua juga meneguhkan hati kita kepada Allah yang merupakan sumber pengharapan kita. Lebih jauh lagi Yohanes dalam berita Injil Lukas akan kembali mengingatkan kita untuk membuka jalan bagi Tuhan untuk masuk mengubah hidup kita.

Pendalaman teks

Melalui kalimat-kalimat pembukaan Injil Lukas, nampak jelas bahwa maksud penulis Lukas adalah memberitahu Teofilus tentang kebenaran dari segala sesuatu yang diajarkan kepadanya selama ini (band. Lukas 1:1). Tampaknya Teofilus adalah merupakan tokoh yang berpengaruh pada saat itu. Sekaligus juga Injil Lukas hendak menulis sebuah uraian untuk meyakinkan pihak-pihak yang meragukan keimanan Kristen pada masa itu. Khusus dalam Lukas 3:1-14, penulis hendak memberitakan kebenaran dan penghiburan kepada mereka yang sedang di dalam kegelisahan atau kekuatiran. Untuk lebih memahami secara detail, kita akan melihat lebih jauh maksud dari teks ini. Agar lebih memahami lebih dalam, kita akan membagi menjadi dua pokok pemikiran Lukas dalam pemberitaanya.

  1. Ayat 1-6 “Berita baptisan tobat demi pengampunan dosa dan mencari arah hidup yang segar

Pada bagian ini penulis Lukas menjelaskan bagaimana Yohanes memberikan sebuah pengajaran kepada orang banyak di dekat kawasan Yordan bahwa babtisan adalah sebagai tanda pertobatan. Orang-orang yang menerima baptisan akan mendapat pengampunan dosa (ayat 3). Baptisan ini disebut sebagai babtisan tobat (band. Mat 3:2-11 dan Mark 1:4-6). Artinya bahwa babtisan yang menandai tekad untuk membuka lembaran baru di dalam menjalani kehidupan. Di dalam pembacaan pertama (ogen) Yeremia 18:1-11, juga dengan jelas Allah memberikan pesan kepada Yeremia, supaya bangsa Allah harus mengalami pertobatan dari tingkah laku yang jahat dan memperbaiki tingkah laku serta perbuatan. Bangsa Allah harus dibentuk kembali sesuai dengan fungsinya sebagai bangsa pilihan. 

Di balik pemahaman yang disampaikan oleh Yohanes juga ingin menegaskan bahwa, bertobat juga merupakan upaya untuk menanggalkan pikiran-pikiran yang mengekang batin, dan membiarkan diri untuk dipimpin dan diteguhkan oleh kuasa Allah dalam pertolongan Roh Kudus. Perkataan Yohanes dikuatkan juga ketika dia mengutip perkataan Yesaya 40:3-5 yang menyuarakan penghiburan kepada umat Israel pada saat itu. Umat Allah diajak untuk membuka jalan bagi Tuhan yang akan menyelamatkan mereka dari ketertindasan fisik dan batin.

Dengan mensejajarkan konteks kitab Yesaya dan konteks Injil Lukas dapat dipastikan bahwa pertobatan yang dimaksudkan bukan hanya mengubah perbuatan kita, tetapi mengubah cara kita menyikapi setiap persoalan kehidupan, membuka jalan pikiran kita untuk dimasuki oleh kuasa Tuhan dan membiarkan diri dihibur oleh pertolongan Roh Kudus. Hal ini juga berkenaan dengan masa minggu adven yang merupakan minggu berita yang membawa penghiburan.

  1. Ayat 7-14 “Dampak pertobatan dalam kehidupan sehari-hari

Perjumaan dengan Allah di dalam pertobatan adalah untuk mengikat kembali hubungan yang sebelumnya mengalami keterpisahan antara manusia dan Allah. Keberdosaan kita manusia sangat menyakitkan dan mencemaskan kita. Sehingga dengan tegas Yohanes dalam berita Injil Lukas mengecam keras untuk menyadarkan kita akan pentingnya pertobatan. Invocation kita Imamat 16:30 menegaskan bahwa pentingnya diadakan pendamian dan pentahiran dari segala dosa manusia terhadap Allah. Namun, kata-kata tajam Yohanes sebenarnya untuk menguatkan kembali niat pertobatan bagi yang sudah mulai melangkah untuk mengubah hidupnya. Agar pertobatan lebih nyata dan realistis bagi kehidupan manusia, maka di dalam diskusi tanya jawab antara orang banyak dengan Yohanes. Yohanes berusaha untuk menjelaskan lebih realistis apa yang harus dilakukan ketika seseorang sudah menerima pertobatan.

Menurut Yohanes bahwa ciri-ciri orang yang bertobat adalah mau belajar mengubah diri, belajar memperhatikan sesama, belajar berlaku adil dan lurus. Dan keinginan untuk belajar ini jugalah yang menyatakan hadirnya Allah bagi dunia. Kemauan untuk belajar mengubah diri juga menghadirkan sikap-sikap moral yang menjinakkan kecenderungan serakah, main kuasa, curang, dan berbagai kenyataan buruk di dunia.  

Aplikasi

Memahami makna pertobatan, kita juga dapat belajar dari pertobatan Paulus. Salah satu contoh di dalam suratnya Gal 2:19, Paulus mengaku bahwa dirinya telah disalibkan dengan Kristus. Arti dari pengakuan ini merupakan titik-balik bahwa semua yang lampau telah berakhir, dan kini mulai dengan hal yang baru serta menyerahkan diri kepada tuan yang baru yaitu Yesus Kristus. Dengan memahami makna dari pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes, juga melalui contoh pertobatan Paulus. Kita diajak untuk menyikapi hidup dengan pembongkaran dan Pembangunan moral-moral kehidupan kita. Pertobatan bukan hanya menyesali dan menolak kejahatan, tetapi juga tindakan mengasihi dan menerima Allah. Bertobat juga berarti menolak kebohongan-kebohongan serta kepalsuan. Pertobatan bukan hanya ketika kita mengaku di saat menerima pembabtisan. Tetapi pertobatan adalah keseharian kita yang selalu menghadirkan otoritas Allah.

Di sisi yang lain, pertobatan kita juga mengarahkan kita untuk tidak mengalah kepada ketidaksempurnaan kita dalam kehidupan ini. Sikap takut, diam, dan tak berbuat apapun adalah sikap yang harus dilawan dengan pengharapan. Pertumbuhan keadaan baru kita membangkitkan semangat berjuang, membuka dan menerangi pengharapan kita, serta mengarahkan hati kepada Allah yang berkuasa. Amin.

Pdt. Irwanta Tarigan, S.Th-GBKP Rg. Banjarmasin

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD