MINGGU 22 DESEMBER 2024, KHOTBAH LUKAS 1:39-44

Ogen :

Mikha 5: 2-5a

Khotbah :

Lukas 1:39-44

Tema  :

Berita idur Tuhan, tuhu-tuhu terjadi (Kabar dari Tuhan, benar benar terjadi)

 

Pendahuluan:

Saat Natal tiba, kita sering kali diingatkan tentang janji-janji Tuhan yang digenapi. Natal bukan sekadar perayaan tahunan, tetapi juga penegasan bahwa segala kabar yang datang dari Tuhan adalah benar dan pasti terjadi. Dalam teks Lukas 1:39-44, kita menyaksikan reaksi Elisabet ketika Maria, yang telah menerima kabar dari malaikat Gabriel tentang kehamilannya, mengunjunginya. Elisabet dan janin dalam rahimnya langsung merespons dengan sukacita, karena apa yang Tuhan katakan benar-benar terjadi.

Isi:

  1. Konteks Historis dan Teologis dari Lukas 1:39-44

Perikop Lukas 1:39-44 terjadi dalam konteks budaya Yahudi abad pertama, di mana kehamilan dan kelahiran seorang anak dianggap sebagai anugerah dan berkat Tuhan yang besar, terutama bagi perempuan seperti Elisabet yang telah lama menanti keturunan. Elisabet dan Maria berada dalam posisi yang secara manusiawi tidak mungkin mengandung anak—Elisabet yang tua dan Maria yang perawan—sehingga peristiwa ini menunjukkan dimensi supranatural dari rencana Tuhan.

Secara teologis, kehamilan Maria bukan hanya fenomena biologis, tetapi merupakan penggenapan dari nubuat Mesias yang telah lama dinanti dalam tradisi Yahudi. Hal ini sejalan dengan nubuat dari Yesaya 7:14, yang menyatakan bahwa seorang perawan akan mengandung dan melahirkan anak yang akan disebut Immanuel, “Allah beserta kita.” Dalam konteks ini, Lukas ingin menekankan bahwa karya Tuhan dalam sejarah umat manusia terjadi secara nyata dan melibatkan campur tangan ilahi yang melebihi hukum-hukum alam biasa.

Selain itu, perikop ini menguatkan tema besar dalam Injil Lukas tentang pembalikan tatanan sosial: mereka yang lemah, kecil, atau tidak diperhitungkan, justru menjadi instrumen utama dalam penggenapan rencana Tuhan. Maria dan Elisabet adalah perempuan dari latar belakang sederhana yang berperan penting dalam sejarah keselamatan.

  1. Perjumpaan Antara Maria kepada Elisabet

Kehadiran Roh Kudus sangat menonjol dalam perikop ini. Elisabet, dalam responsnya terhadap salam Maria, dipenuhi oleh Roh Kudus (Lukas 1:41). Hal ini sangat signifikan dalam narasi Injil Lukas, yang secara konsisten menggambarkan Roh Kudus sebagai agen aktif dalam peristiwa-peristiwa kunci dalam sejarah keselamatan. Lukas menempatkan peran Roh Kudus dalam setiap langkah proses penyelamatan, mulai dari konsepsi Yesus hingga pelayanan-Nya di kemudian hari.

Pekerjaan Roh Kudus dalam diri Elisabet juga memiliki dimensi pneumatologis yang memperlihatkan bahwa pengenalan terhadap karya Allah tidak sepenuhnya bersifat rasional, tetapi sering kali merupakan hasil dari pencerahan ilahi. Elisabet, dalam kuasa Roh Kudus, langsung mengenali bahwa Maria sedang mengandung Tuhan, bahkan sebelum Maria menjelaskan keadaannya. Dalam hal ini, Elisabet bukan hanya bertindak sebagai kerabat, tetapi sebagai seorang nabi yang menyampaikan realitas ilahi tentang kehadiran Mesias.

  1. Peranan Kabar Sukacita dalam Rencana Keselamatan

Kabar yang diterima Maria dari malaikat Gabriel dan dikonfirmasi oleh Elisabet mengandung elemen penggenapan eskatologis. Yesus, yang dikandung oleh Maria, adalah Anak Allah yang diutus untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Kehadiran Yesus menggenapi janji Tuhan yang sudah diberikan kepada nenek moyang Israel, terutama janji kepada Abraham dan keturunannya (Kejadian 12:3), bahwa melalui keturunannya, seluruh bangsa akan diberkati.

Penting untuk diperhatikan bahwa Elisabet tidak hanya melihat kehadiran Maria secara personal, tetapi ia mengaitkannya dengan dimensi yang lebih besar dari rencana Allah. Dalam pernyataannya, Elisabet berkata, "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (Lukas 1:43). Penggunaan kata "Tuhanku" dalam konteks ini merupakan deklarasi mesianis, di mana Elisabet, di bawah pimpinan Roh Kudus, mengakui status Yesus sebagai Tuhan yang dijanjikan. Dengan demikian, perikop ini bukan hanya tentang pertemuan pribadi, tetapi tentang penggenapan janji-janji Tuhan dalam sejarah keselamatan.

  1. Teologi Penggenapan Janji Tuhan

Peristiwa dalam Lukas 1:39-44 adalah bagian dari narasi yang lebih besar tentang inkarnasi, di mana Allah menjadi manusia melalui pribadi Yesus Kristus. Inkarnasi adalah inti dari teologi Kristen, yang mengajarkan bahwa Allah mengambil bentuk manusia untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa. Hal ini menunjukkan bahwa janji Tuhan tidak hanya berupa konsep teologis abstrak, tetapi diwujudkan secara nyata dalam sejarah manusia. Inkarnasi adalah realisasi dari janji-janji di Perjanjian Lama, di mana Allah terlibat langsung dalam dunia ciptaan-Nya untuk menggenapi rencana keselamatan.

Lukas secara halus tetapi tegas ingin menunjukkan bahwa apa yang terjadi pada kehamilan Maria bukanlah kebetulan atau peristiwa natural biasa. Kehadiran Yesus sebagai Mesias adalah penggenapan janji-janji Allah yang telah dinyatakan dalam Perjanjian Lama, dan sekarang terjadi dalam realitas kehidupan Maria dan Elisabet. Teologi penggenapan ini menegaskan bahwa Allah yang setia memegang kendali sejarah dan menuntun segala sesuatu menuju tujuan-Nya yang agung.

Aplikasi:

  1. Percaya pada Janji Tuhan dalam Hidup Kita

Sama seperti Maria dan Elisabet yang merespons kabar Tuhan dengan iman, kita juga dipanggil untuk percaya bahwa janji-janji Tuhan dalam hidup kita pasti digenapi. Terkadang kita mungkin merasa ragu atau bimbang ketika menghadapi situasi sulit, tetapi kisah ini mengajarkan bahwa kabar dari Tuhan pasti terjadi pada waktu-Nya. Kita harus berani berjalan dalam iman, meskipun kita belum melihat penggenapannya secara langsung.

  1. Membawa Kabar Sukacita kepada Orang Lain

Elisabet tidak hanya merespons kabar itu dengan sukacita, tetapi juga dengan pengakuan dan pujian. Demikian juga, kita dipanggil untuk berbagi kabar sukacita tentang Yesus kepada orang lain. Natal adalah saat yang tepat untuk mengingatkan orang-orang di sekitar kita bahwa Yesus telah datang dan janji keselamatan tersedia bagi semua manusia.

  1. Menjalani Hidup yang Dipimpin oleh Roh Kudus

Elisabet dipenuhi oleh Roh Kudus, hidup kita juga harus dipimpin oleh Roh. Roh Kudus meneguhkan kita dalam iman dan mengingatkan kita akan janji-janji Tuhan. Dalam hidup sehari-hari, kita harus peka terhadap suara Roh Kudus yang membimbing kita untuk memahami kebenaran firman Tuhan dan menerapkannya di dalam kehidupan kita.

Penutup:

Kisah kunjungan Maria kepada Elisabet dalam Lukas 1:39-44 mengingatkan kita bahwa kabar dari Tuhan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Tuhan adalah Allah yang setia, dan apa yang Ia katakan pasti terjadi. Natal adalah bukti bahwa janji-janji Tuhan benar dan bisa dipercaya. Sama seperti Maria dan Elisabet, kita dipanggil untuk merespons kabar dari Tuhan dengan iman, sukacita, dan pengakuan bahwa Yesus adalah penggenapan dari segala yang Tuhan janjikan. Mari kita merayakan Natal dengan penuh keyakinan bahwa kabar dari Tuhan tidak pernah gagal—Ia setia menggenapi segala firman-Nya.

Bujur ras Mejuah-Juah.

Pdt. Joe

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD