• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

SABTU, 01 JANUARI 2022 KHOTBAH WAHYU 21:6a

Invocatio : Beginilah firman Tuhan, Raja dan Penebus Israel, Tuhan semesta Allam “Akulah yang terdahulu dan Akullah yang terkemudian; tiadk ada Allah selain dari padaKu
(Yes 44:6)

Ogen : Pengkhotbah 3:1-13

Khotbah : Wahyu 21: 1-6a

Tema : Tuhanlah Erkuasa Mula Mula Seh Ku Kedungenna

 


Pendahuluan
Ada kalimat bijak yang mengatakan “ Setiap orang ada waktunya dan setiap waktu ada orangnya”. Dari kalimat bijak ini ada beberapa hal yang dapat kita lihat. Pertama manusia itu adalah manusia yang terbatas. Kita bisa punya jabatan, kita bisa punya kuasa, kita bisa memiliki harta. Tapi bersamaan dengan itu semua yang kita miliki itu terbatas ada kalanya beriring dengan waktu kita akan meninggalkan atau ditinggalkan. Contoh kita bisa punya kuasa tapi tiba saatnya kita akan ditinggalkan dan meninggalkan kuasa tersebut.Sampai saat ini kita sangat merasakan bagaiman dampak dari covid 19 membuat kita semua manusia hidup dalam keterbatasan. Covid 19 mengajari kita bahwa sehebat apa juga manusia adalah manusia yang terbatas. Karena manusia terbatas maka manusia tidak dapat menyelesaikan segala masalah dan persolanya kita butuh penolong atau kuasa yang dapat menolong kita dan mendukung kita sehingga kita dapat menjalani kehidupan kita. Kita sudah melewati satu tahun kehidupan kita. Dalam satu tahun yang telah berlalu banyak sekali peristiwa yang terjadi dalam hidup kita yang juga mengajar kita arti keterbatasan. Semua itu kita bisa lalui dan hari ini kita telah diantarkan di dalam hari pertama di tahun yang baru. Kita masih memiliki perjalanan yang panjang, perjalanan yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi karena kita terbatas untuk itu kita tentu butuh kuasa yang tidak terbatas yang dapat menopang kita. Kuasa siapakah yang akan kita andalkan di dalam memasuki dan menjalani tahun yang baru ini?

Pembahasan Nats
Bacaan kita di dalam kita Pengkhotbah 1:1-13 adalah sebuah penilaian mendalam dari penulis mengenai hidup manusia. Ia mengamati dari berbagai sisi dan aspek hidup manusia (14). Dan ia tiba pada sebuah kesimpulan yang mengejutkan dan kadang sulit bagi kita untuk menerima dan memahaminya. Kesimpulanya adalah semua sia sia, kata yang dipakainya berarti hampa sesuatu yang tidak berbobot seperti angina (tiga kali ditulis di dalam ayat 2). Manusia lahir lalu mati demikan berulang seterusnya tampa makna. Segala sesuatu yang kita banggakan didunia ini, yang kita agungkan, usahakan dan pertahankan adalah kesia-siaan. Peristiwa alam, semua kerja keras, semua hikmat, semuanya sia sia. Dari sini sebenarnya Pengkhotbah ingin memberikan pemahaman mengenai keterbatasan dari hidup manusia. Selain itu Penghotbah mau menegur manusia agar tidak menaruh harapakan kepada segala sesuatu yang terbatas tersebut dan juga menghancurkan pemahaman manusia yang saat itu banyak mengandalkan segala sesuatu yang dimilikinya banyak berharap kepada kekuatanya sendiri dan juga kepada dunia ini. Penghotbah ingin menyadarkan kita bahwa segala sesuatu hanya akan berarti bila dalam iman kepada Allah. Pada sisi lain kita juga melihat apa yang dialami oleh bangsa Israel mereka yang sudah ada di dalam pembuangan merasa ketidak bergunaan segala sesuatu yang mereka miliki, mereka hidup dalam penderitaan merka hidup dalam pembuangan, apa yang mereka banggakan tidak dapat melepaskan mereka dari pergumulan tersebut. Untuk itulah nabi Yesaya mengingatkan hanya Tuhan yang mampu menolong mereka sebab hanya Tuhan yang berkuasa dari dulu sampai selama lamanya. Tuhan tidak pernah berubah Ia tetap setia dan berkuasa walau bangsa Israel berubah. Tidak ada tuhan tuhan yang lain yang mampu melakukanya (Yes 44:6). Hal ini ditekankan Yesaya agar bangsa Israel yang ada dipembuangan tidak berharap kepada manusia dan tidak berharap dan meminta pertolongan kepada tuhan tuhan yang ada disekitarnya. Tapi tetap berharap dan juga meminta tolong kepada Tuhan. Hal itu juga yang harus kita lakukan saat ini. Pada kehidupan kita masa covid 19 ini kita sangat melihat keterbatasan yang dimiliki oleh manusia semua yang dimiliki manusia yang selama ini sebagai kebanggaan tidak mampu menjawab masalah kita. Untuk itu kita harus tetap beriman dan berharap kepada Tuhan. Kenapa kita harus tetap beriman dan berharap ini kepada Tuhan ini dijelaskan lagi di dalam bahan khotbah kita. Dalam bahan Khotbah ini kita melihat apa yang bisa dilakukan oleh Tuhan buat kita dalam kehidupan sekarang dan juga pada masa yang akan datang. Bahan Khotbah kita kitab Wahyu yang ditulis oleh Yohanes menggambarkan sebuah penyingkapan atau pengelihatan sesuatu yang tersembunyi yang akan wujudkan di masa depan. Kitab ini sering dikaitkan dengan kedatangan Tuhan kembali dan pemerintahanNya. Yohnes melihat ada suatu perubahan dan perubahan ini berkaitan dengan kualitas dan mutu dari segala sesuatu yang ada sebagai contoh dengan menggambarkan berakhirnya bumi yang lama dan munculnya bumi yang baru. Lebih nyata lagi kita melihat adanya suatu kepemimpinan yang baru dan juga hilangnya segala penderitaan yang selama ini ada dan hadir di dalam kehidupan kita sehari hari. Penderitaan itu sangat jelas di gambarkan di dalam ayat 4 menghapus segala air mata , maut tidak ada lagi, perkabungan tidak ada lagi sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalau. Jadi dari Bahan khotbah ini jelas penulis ingin mengatakan ada beberapa hal yaitu: Kehidupan kita saat ini sedang menuju kepada langit dan bumi yang baru. Waktu waktu yang kita lalui saat ini adalah waktu yang harus kita lalui untuk sampai kepada tujuan dan dalam melaluinya mungkin saja banyak masalah yang akan terjadi walau kita hidup di dalam tahun yang baru. Jangan sampai masalah yang ada membuat kita lari dari tujuan yang akan hendak kita tuju tersebut. Kedua pengelihatan dan wujud yang hendak kita capai itu memberikan pengharapan dan juga semangat buat kita di dalam menjalani kehidupan yang akan kita lalui. Kita juga harus mengimaninya bahwa itu akan terwujud. Selain itu kita harus mengerjakan bagian kita untuk mewujudkannya. Sama seperti jika seorang anak akan dijanjikan sebuah hadiah jika ia mendapat nilai yang bagus. Tentu hadiah tersebut belum kelihatan tetapi untuk mendapatkan hadiah tersebut tentu butuh usaha dan kerja keras. Ketiga penulis mengatakan dengan sangat jelas dan ini yang paling penting semua yang baru itu terjadi karena adanya Tuhan sebab di dalam kuasanya semuanya itu bisa terjadi ( 5 dan 6) Jadi masa depan itu ada di dalam tangan Tuhan dan Tuhanlah yang menyiapkanya dan bersama dengan Tuhanlah kita berjalan ke arah masa depan tersebut. Dari ketiga bahan alkitab kita dapat melihat ada beberapa poin penting yang bisa kita angkatkan di dalam khotbah kita yaitu:
1.Kita bersyukur karena Tuhan sudah mengantarkan kita melalui tahun yang lama dan hari ini kita masuk kedalam hari pertama di tahun yang baru. Walau berbagai macam masalah dan pergumulan yang telah terjadi tetapi kita bisa melalauinya semua ini karena anugrah dari Allah kepada kita,
2.Mari kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang terbatas hal ini jelas dikatakan di dalam bacaan kita dalam kitab Penghotbah. Bahkan keterbatasan itu semakin nyata ketika ada masalah ini yang digambarkan oleh kitab Yesaya ketika bangsa Israel ada di dalam pembuangan. Demikian juga dengan perjalanan hidup kita ditahun yang baru ini kita tidak tahu apa yang akan terjadi itu artinya kita manusia yang lemah dan terbatas. Kita juga memiliki pengetahun yang terbatas akan
situasi hidup kita ditahun yang baru ini.
3. Penulis Yesaya dan Juga Wahyu mengatakan bahwa hanya kuasa Tuhan yang mampu menolong kita dan di dalam kuasaNyalah hidup kita. Di dalam kuasaNyalah masa depan kita. Penyingkapan yang diberikan oleh Yohanes mengarahkan kita kepada tujuan kita dan masa depan kita. Dan untuk sampai kesana maka kita harus menjalani kehidupan kita di dunia ini sebab itu akan diwujud nyatakan dimasa depan kita dan sebelum itu sampai kita harus tetap menjalani kehidupan kita didunia ini terlebih didalam menjalani tahun yang baru yang diberikan Tuhan. Dalam pertolonganNya dan kuasaNya yang tidak terbatas tersebut kita menjalaninya. Andaikan seperti berjalan maka jalan yang selalu kita jalani saja kita masih bisa tersandung dan jatuh. Tahun yang baru adalah sebuah situasi baru atau jalan yang baru yang akan kita tempuh jika kita tidak bersama dengan Tuhan kita tidak akan mampu melaluinya. Jangan andalakan kemampuan kita, kekuatan kita sebab semua itu terbatas.
4. Tetapi walau terbatas kita juga harus mengerjakan apa yang bisa kita lakukan. Kita tidak bisa berpangku tangan. Sebab kita juga harus mengerjakan bagian kita untuk mewujudkan apa yang Tuhan telah singkapkan.Demikian juga ketika kita menjalani kehidupan kita di tahun yang baru
ini.


Pdt Luter Efrata Girsang STh

Rabu 01 Januari 2020, Khotbah II Korintus 5:16-21

Invocatio :

Dan telah mengenakan manusia baru yang terus menerus
diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; (Kolose 3:10)

Ogen :

Yeremia 31: 1-6

Tema :

Kehidupan Baru Di Dalam Kristus


PENDAHULUAN
Selamat Tahun baru…
Beberapa jam yang lalu kita telah menutup lembaran hidup kita di tahun 2019, dan memulai kehidupan baru di tahun 2020. Ada banyak hal yang menyenangkan dan hal yangidak menyenangkan yang kita alami di sepanjang tahun 2019. Namun suatu hal yang pasti bahwa Tuhan telah menyertai perjalanan hidup kita pada tahun yang sudah lewat. Harus diakui maka sering kali kita merasa takut dan kuatir dalam menghadapi berbagai persoalan hidup baik dalam tahun yang sudah lewat dan dalam tahun yang baru ini. Tapi Kasih Karunia Tuhan akan selalu memampukan dan menolong kita di sepanjang hidup kita, sebagaimana

URAIAN
• Rasul Paulus menulis kitab ini kepada jemaat di Korintus dengan tujuan mendorong mayoritas dalam di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka. Ia menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yang terus menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya. Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan terus menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberotakan yang lebih lanjut.

Tentunya keadaan ini menjadi tantangan yang harus di hadapi oleh Paulus dalam melakukan panggilannya. Sehingga Paulus berjuang untuk terus mempertahankan identitasnya. Hal itu diawali dengan menegaskan bahwa Paulus melakukan tugasnya dengan “pendamaian” antara Tuhan dan manusia. Tidak tujuan-tujuan lain seperti yang dituduhkan banyak orang yang meragukan integritasnya. Pelayanan pendamaian ini bertujuan agar mereka semakin mendisiplinkan diri untuk tidak berbuat dosa. Orang yang menerima pelayanan pendamaian dari Tuhan harus mampu merubah cara pandang dan sikap hidupnya. Seperti yang diuraikan dalam bahan khotbah kita saat ini.

• Ayat 16: “tidak lagi menilai orang lain menurut ukuran manusia”. Berani berbeda dengan dunia Dan jikalau pun dulu itu pernah dilakukan, maka sekarang tidak lagi. Ada keberanian meninggalkan masa lalu, untuk masa depan yang lebih berkenan bagi Tuhan. Paulus menyadari mungkin dulu dia juga pernah melakukan hal seperti dilakukan oleh manusia saat ini. Tapi kita harus ingat masa lalu menjadi pengalaman tetapi masa saat ini dan seterusnya adalah harapan. Oleh sebab itu jika kita menyadari kesalahan kita saat ini dan dulu, hal yang paling bijak yang harus kita lakukan adalah meninggalkannya dan memperbaiki untuk kedepannya.

• Ayat 17: Orang yang sudah menerima pelayanan pendamaian adalah” ciptaan yang baru”. Ciptaan baru adalah gambaran sebuah harapan dimana orang percaya menerima Yesus dalam hidupnya, dan membiarkan Yesus memerintah dalam hidupnya dalam kemualiaanNya, dengan pengetahuan dan pengertian yang selalu dibaharui dan hidup dalam kekudusan. Pembaharuan terjadi secara terus menerus seperti yang ditegaskan kembali dalam invocatio kita.

• Ayat 18-19: Pelayanan pendamaian antara Allah dan manusia bersumber dari Allah den tidak pernah memperhitungkan pelanggaran manusia.

• Ayat 20: Paulus hanya sebagai alat/utusan yang ditugaskan untuk mengajak manusia masuk ke dalam proses pendamaian yang akan menghasilkan ciptaan baru. Dalam ayat ini juga dituliskan maka ada 2 oknum yang penting untuk itu yaitu kita/manusia itu sendiri yang mau memberi diri untuk diperbaharui dan Tuhan yang berinisiatif untuk melakukannya. Jadi walaupun Allah berkali-kali datang dan mau memperbaharui kita menjadi ciptaan yang baru, hal itu tidak akan terjadi jikalau kita tidak mau memberi diri. Oleh sebab itu Paulus dipakai untuk memberitakan pendamaian itu kepada kita.

APLIKASI
1. Hendaknya di dalam tahun yang baru ini manusia dapat menjalani kehidupannya sebagai ciptaan yang baru. Ada pembaharuan yang terlihat dalam sikap hidup, pikiran, kesetiaan.
2. Pembaharuan di dalam hidup kita terjadi secara terus menerus di sepanjang hidup kita.
3. Kasih Tuhan tidak pernah berakhir dan selalu baru dalam hidup kita sebagaimana yang ditekankan oleh Yeremia kepada bangsa Israel (Yeremia 3:1-6) Allah akan “Membangun” dan “melanjutkan” kasihNya kepada manusia.


Pdt. Sri Pinta Br Ginting
GBKP Runggun Cileungsi

Selasa 31 Desember 2019, Khotbah Roma 8:31-39 (TUTUP TAHUN)

Invocatio :

“Sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab Tuhan adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!” (Yesaya 30:18b)

Bacaan :

Yesaya 30:15-18

Tema :

“Kasih Allah Senantiasa Beserta Kita”

 

I. PENDAHULUAN
Tanpa terasa dalam hitungan menit kita akan meninggalkan tahun 2019 dan memasuki tahun yang baru 2020. Ibarat melakukan suatu perjalanan maka saat ini kita telah tiba pada akhir dari suatu perjalanan panjang selama satu tahun di tahun 2019 ini (12 bulan, 52 minggu, 365 hari, 8.760 jam, 525.600 menit, 31.536.000 detik). Kita meyakini bahwa semua yang telah dijalani itu bukan karena kemampuan dan kuat gagah serta kehebatan kita sendiri, tapi kita mengimani dan mengakui bahwa kita ada sampai saat ini, di sini dan di tempat ini hanya oleh kasih setia Tuhan (Ibr. Checed, kheh’-sed). Dia-lah yang telah menopang dan menyertai kita di sepanjang perjalanan hidup ini.
Penggalan syair lagu, “tiap langkahku di atur oleh Tuhan dan tangan kasih-Nya membimbingku” adalah pengakuan yang sungguh atas semua penyertaan Tuhan dalam hidup kita.

II. PENDALAMAN NATS
Jemaat Roma yang dihadapi Paulus dalam pekabaran Injilnya didominasi oleh orang-orang Yahudi. Kehidupan keagamaan yang terjadi pada saat itu sangat dipengaruhi Yahudisme hal ini terlihat jelas dalam kehidupan jemaat Roma yang memakai budaya ataupun tradisi Yahudi dan terkesan dipaksakan bagi umat yang non-Yahudi, misalnya tentang sunat dan Hukum Taurat. Inilah yang menjadi tantangan bagi Paulus dalam pekabaran Injilnya, sehingga ia memutuskan untuk mengirimkan surat terlebih dahulu sebelum berangkat ke Roma.

Kita dapat melihat banyak perikop sebelumnya membahas tentang tradisi ataupun doktrin Yahudi yang membuat jemaat dari bangsa lain semakin tertekan. Surat Paulus ini memberi penekanan bahwa bukan atas dasar doktrin maka manusia memperoleh keselamatan itu, Roma 3:20 “Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa”. Pengajaran tentang keselamatan yang sesungguhnya lah yang mau disampaikan Paulus kepada jemaat Roma.

Semua berkat rohani yang luar biasa ini dirangkum Paulus dalam sebuah kalimat pendek: “Jika Allah di pihak kita” (Yun: ei ho theos hyper hemon). Terjemahan yang lebih hurufiah adalah “jika Allah untuk kita”. Bukan hanya di pihak kita, melainkan untuk kita. Ini merupakan ungkapan yang begitu luar biasa. Jika ini yang terjadi, orang-orang Kristen bisa merasa aman, bukan berarti karena tidak ada perlawanan, namun karena tidak akan ada yang bisa menang di dalam perlawanan tersebut. Dapat diserang tapi tidak dapat dikalahkan.

Yang menjadi bukti bahwa Allah adalah untuk kita atau di pihak kita bisa kita lihat dalam ayat 32, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua”. Memberikan seorang anak demi kepentingan orang lain merupakan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Jika yang paling berharga “Anak-Nya” sekalipun sudah diserahkan untuk keselamatan kita, maka segala sesuatu yang lain juga akan dikaruniakan kepada kita bersama-sama dengan Dia. Kata “segala sesuatu” di ayat 32 b, merujuk kepada segala sesuatu yang mendukung dan diperlukan dalam keselamatan kita. Bukan lagi persoalan lahiriah atau materi tapi mengenai jaminan keselamatan kita. Sekali Allah menyelamatkan kita, Dia akan menyediakan segala sesuatu yang diperlukan sehingga keselamatan itu tidak akan gagal.

Paulus meyakinkan kita bahwa keselamatan di dalam Kristus tidak bersifat spekulatif. Tidak ada kata “moga-moga”, “jika Allah berkenan”, “mbera-mbera (karo)” dalam kaitan dengan keselamatan kita. Kepastian ini diperoleh bukan berdasarkan apa yang kita lakukan bagi Allah, melainkan apa yang Kristus lakukan bagi kita. Karya penebusanNya sempurna bagi kita. Ia mati, bangkit, naik ke Surga (duduk di sebelah kanan Allah) dan menjadi pembela. kematianNya menyelesaikan persoalan terbesar kita, yaitu dosa (Roma 5:5-8).

Tak ada yang dapat memisahkan kita dari Kristus. Paulus berbicara tentang yang ada sekarang maupun yang akan datang. Kita tahu, bahwa orang Yahudi membagi waktu ke dalam masa sekarang dan masa yang akan datang. Paulus berkata, “dalam dunia yang sekarang ini, tak ada yang dapat memisahkan kita dari Allah di dalam Kristus; akan tiba saatnya dunia ini akan dihancurkan dan masa yang baru akan datang. Hal ini tidak menjadi soal, bahkan bila dunia ini berlalu dan dunia baru datang, ikatan ini akan tetap sama.

Tak ada kuasa-kuasa akan memisahkan kita dari Kristus. Paulus berbicara tentang yang di atas dan yang di bawah. Ini adalah istilah astrologi. Dunia purba dihantui oleh kuasa bintang-bintang. Mereka percaya bahwa manusia dilahirkan di bawah bintang tertentu dan di sana nasibnya ditentukan oleh bintangnya. Tapi kasih Kristus tidak akan dapat dipisahkan dari kita oleh karena apapun juga.

Bagi Paulus, kasih kristus bukan menghindarkan kita dari segala macam kesusahan dan penderitaan. Kasih Kristus juga tidak selalu berbentuk kelepasan dari semua hal buruk tersebut. Jangankan sekedar bahaya atau kesengsaraan, kematian pun bisa menimpa kita (ay. 35). Satu hal yang menghibur kita adalah kepastian kemenangan di dalam Kristus. Karena tidak ada satu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.

III. APLIKASI
Dalam menjalani kehidupan ini, baik dalam menjalani tahun yang sebentar lagi akan kita tinggalkan maupun tahun yang akan kita jalani dan masuki tahun 2020, tidak pernah kita dijanjikan akan hidup bebas dari masalah. Tapi kita percaya ada kasih Tuhan yang selalu beserta dengan kita, yang tidak pernah meninggalkan kita sehingga kita kuat dan mampu menjalaninya. Gelombang dan badai kehidupan pasti menerjang dan mau menghempaskan kita, tapi dengan kasih setia Tuhan kita akan tetap berdiri dan terus berjalan.

Ingatlah, masalah dan pergumulan itu tidak akan memisahkan kita dari kasih Kristus. Kita harus menyadari bahwa kasih karunia Tuhan tidak pernah berhenti dari hidup kita. Apapun permasalahan yang kita hadapi, kita tahu kasih setia Tuhan selalu ada menyertai kita. Tuhan punya cara untuk menolong kita. Allah tidak mau memisahkan diriNya dengan kita. Dia Allah yang peduli, mengerti, menolong setiap kita. Kasih karunia adalah pemberian/belas kasihan Tuhan. Apapun keadaan kita sadarilah bahwa kasih karunia Tuhan tidak pernah berhenti selamanya. Untuk itu jangan lemah, putus asa dan menyerah pada keadaan karena dalam segala perkara kita tahu Tuhan selalu beserta dan membela kita bahkan memberi kemenangan; kemenangan atas setan, kemenangan atas penyakit, kemenangan atas penderitaan. Sebab Dia, Allah, yang turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Dengan kasih Allah kita akan menjadi lebih daripada pemenang.

Pdt. Irwanta Brahmana
GBKP Rg. Surabaya

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD