MINGGU 29 MEI 2022, KHOTBAH MAMUR 17:1-6

Invocatio        :

“Semoga Tuhan, Allahmu, memberitahukan kepada kami jalan yang harus kami tempuh dan apa yang harus kami lakukan”. (Yeremia 42 : 3)

Bacaan :

Yohanes 5 : 1 – 9 (Tunggal)

Tema :

Pepayo Min Aku Tuhan (Selidikilah Aku Tuhan)

 

Minggu Exaudi adalah  minggu dimana kita mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan Roh Kudus yang telah di janjikan Yesus Kristus sebelum IA naik ke sorga. Exaudi berasal dari Bahasa Latin, seperti ya ng tertulis dalam Mazmur 27 : 7 “audi Domine, exaudi me” yang artinya dengarlah Tuhan seruan yang ku sampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku.  Dimana pada saat itu Daud terus menerus menyuarakan permohonannya agar Allah menolongnya dalam menghadapi pergumulan hidup. Demikian jugalah hendaknya kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan senantiasa berseru kepadaNya dalam menghadapi berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan kita sebagai bentuk perwujudan iman kita bahwa sekalipun banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita, kita memiliki Allah yang tidak terbatas yang senantiasa mendengarkan seruan dan doa setiap anak-anakNya.

Mazmur 17 yang menjadi bahan Khotbah kita adalah mazmur doa/ seruan seorang yang sedang ada dalam pergumulan. Daud adalah tokoh yang menyampaikan seruannya kepada Allah disaat Saul menganggapnya sebagai musuh. Saul yang adalah seorang Raja sekaligus mertuanya berusaha mengejar, menangkap dan membunuh Daud layaknya seperti sedang memburu seorang penjahat kelas kakap (1 Sam.  19). Daud berada dalam ancaman kematian oleh karena kemarahan Saul.

Sikap Daud dalam menghadapi Saul yang memusuhinya dan mengancam kehidupannya :

Ay. 1 – 2         : Daud berseru dan mengadu kepada Allah atas keberadaannya.

Dia percaya bahwa Allah adalah Allah yang adil yang melihat segala yang terjadi dalam kehidupannya (tidak ada hal yang tersembunyi atau luput dari perhatian Allah). Doa dan seruan kepada Allah menjadi senjata utama Daud dalam menghadapi musuh dan pergumulannya.

Ay. 3 – 4         : Daud berdoa agar Allah menyelediki hati dan hidupnya.  Daud memaparkan bahwa ia senantiasa berusaha menjaga setiap pikiran, perkataan dan perbuatannya seturut dengan kehendak Allah. Tidak ada rencana/ rancangan jahat dalam hatinya, tidak ada yang tidak benar keluar dari mulutnya, ia menjaga dirinya terhadap jalan dan langkah orang jahat, tidak membalas kejahatan yang dilakukan padanya dengan kejahatan dan senantiasa mengikuti jejak/ jalan Allah. Daud bukan mau

mengatakan bahwa dirinya adalah seorang yang “baik dan benar”, namun ia mau mengatakan bahwa dalam keinginannya menjaga hidupnya tetap berkenan bagi Allah itulah ia dimusuhi oleh Saul.

Ay. 6               : Ada sebuah keyakinan pada diri Daud bahwa Allah akan mendengarkan dan menjawab seruannya. Allah dengan kuasaNya akan meluputkan dia dari segala keterancaman hidupnya. (Dan jikalau kita baca dalam 1 Sam 24 diceritakan bahwa sikap Daud ini membuat hati Saul pada akhirnya menjadi lembut dan bisa menerima keberadaan Daud). Allah itu adalah Allah yang senantiasa memperhatikan kehidupan umatNya. Hal ini juga terlihat jelas dalam pembacaan kita Yohanes 5 : 1 – 9 dimana Ketika itu Yesus pergi ke Yerusalem untuk merayakan hari raya orang Yahudi. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada kolam Betesda yang memiliki lima serambi. Di setiap serambi itu berbaring sejumlah orang sakit, orang buta, orang timpang, orang lumpuh yang sedang menantikan goncangan air itu, mereka menantikan goncangan air itu sebab siapa yang terlebih dahulu masuk ke dalam kolam itu pada saat goncangan akan sembuh dari sakitnya. Ditempat itu Yesus bertemu dengan seorang yang telah 38 tahun lamanya sakit. Yesus bertanya : apakah engkau ingin disembuhkan? Dan jawab orang itu “tidak ada yang menurunkan aku ke dalam kolam ketika kolam itu bergoncang”. Sebenarnya apa yang ditanyakan Yesus dan jawaban orang sakit itu tidak “nyambung” namun dalam ketidaknyambungan itupun Allah mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya yaitu kesembuhan. Dengan kuasaNya melalui perkataanNya orang yang sudah 38 tahun sakit itu disembuhkan. Yesus dengan kuasa dan perkataanNya memerintahkan dan orang itu harus meresponnya dengan melakukan apa yang diperintahkan Yesus “Bangunlah, angkat tilammu dan berjalanlah”. Hal ini sejalan dengan nats yang menjadi invocation (Yer. 42 : 3) dimana setiap orang yang ingin hidup dalam kehendak Allah harus senantiasa mencari perkenaan dan jalan Allah.

Dalam menjalani kehidupan kita, tentu kita juga senantiasa menemui dan menghadapi berbagai pergumulan, tantangan dan ancaman. Bahkan tidak jarang dalam kesetiaan kita untuk hidup benar seperti yang Tuhan kehendaki, khususnya di jaman sekarang ini kita malah di musuhi oleh orang lain dan dunia ini. Kita dimusuhi, diancam, sitekan dan di diskriminasi dalam berbagai hal; dan tidak jarang banyak orang yang akhirnya kalah oleh pergumulan, putus asa, pesimis akan kehidupan bahkan berpaling meninggalkan Tuhan. Dari firman Tuhan hari ini ada beberapa hal yang menjadi renungan/ pesan atau peringatan bagi kita sebagai orang percaya :

  • o Tetaplah menjadikan Tuhan sebagai tempat kita berseru ditengah segala keadaan kita. Tidak mengandalkan diri ataupun mengandalkan hal-hal dunia (harta, jabatan, keluarga, dll) karena Hanya Tuhanlah sumber kekuatan kita dan sumber pertolongan yang sesungguhnya.
  • o Sekalipun begitu banyak tantangan, pergumulan dan ancaman kehidupan, kita harus senantiasa menjaga hati, pikiran, ucapan dan perbuatan kita. Bukan menjadi sebuah alasan bagi orang percaya menjadikan situasi untuk bisa melakukan hal-hal yang tidak berkenan bagi Allah. Namun harus sebaliknya dalam situasi tersulit/ terberat sekalipun kita tetap mampu menjaga iman dan hidup kita sesuai kehendakNya. (senantiasa mencari perkenaan Allah dalam kondisi terburuk sekalipun)
  • o Bersabarlah dalam menantikan perbuatan dan pertolongan dari Tuhan karena pertolongan Tuhan tidak akan pernah terlambat dalam kehidupan anak-anakNya. Tetaplah hidup dalam iman dan ketaatan.
  • o Senantiasalah datang kepada Yesus karena Yesuslah yang mampu menyembuhkan “segala penyakit” kita. Penyakit bukan hanya soal penyakit Fisik namun penyakit iman (kurang iman), penyakit hati (iri, dengki, dendam, tinggi hati, senang melihat orang susah, mulut serong, dll), Penyakit Sosial (judi, narkoba, miras, perselingkuhan, dll).

 

Pdt. Elba Pranata Barus, S.Th - GBKP Runggun Bandung Timur

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD