• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

SABTU PENGHARAPAN 31 MARET 2018, KHOTBAH YOHANES 19:38-42

 

Invocatio        :

“Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita,  yang telah dilabuhkan sampai kebelakang tabir” ( Ibrani 6 : 19)

Pembacaan    :

Ayub 14 : 1-14 ( Responsoria )

Tema  :

Yesus berkuasa dalam dunia kematian

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan….

Dalam Kitab Ayub pasal 14 : 1 diberitahukan Manusia yang lahir dari perempuan singkat umurnya dan penuh kegelisahan. Umur manusia memang sangat singkat, Manusia itu adalah daging tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja (Kej 6 : 3b). Selain umur yang singkat dalam menjalani hidupnya manusia banyak mengalami kegelisahan dan kesusahan “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru dan kami melayang lenyap. (Maz 90 : 10). Ayub menggambarkan hidup manusia itu seperti bunga yang berkembang, lalu layu. Lalu bagaimanakah jika terjadi kematian ? Ayub menggambarkannya dengan pohon dan manusia. Jika pohon ditebang (mati) ia bertunas kembali, apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di dalam debu, maka bersemilah ia. Setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai. Tetapi bila manusia mati, tidak berdayalah ia, manusia berbaring dan tidak bangkit lagi, mereka tidak terjaga dan tidak bangun dari tidurnya.

Ketika ayub tahu bagaimana tentang kematian lalu, ayub mengungkapkan :

Ah, kiranya Engkau ( Tuhan ) menyembunyikan aku di dalam dunia orang mati, melindungi aku, sampai murkaMu surut; dan menetapkan waktu bagiku kemudian mengingat aku pula. Ayub tahu dan sadar bahwa dia juga akan mati tetapi dia meminta supaya di dunia kematian juga Tuhan melindungi dan jika tiba kelak hari penghakiman Tuhan mengingat dia supaya tidak di hukum selamanya, dia juga menaruh harap kepada Tuhan supaya dia dapat hidup selamanya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan…

Nats khotbah sabtu pengharapan ini adalah berbicara tentang kematian Yesus dan bagaimana Yesus dikuburkan. Ada dua orang yang terlibat sekali dalam penguburan Yesus yaitu :

1. Yusuf dari Arimatea (ayat 38)

Ia adalah murid Yesus, dengan sembunyi-sembunyi meminta kepada Pilatus supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus, dan Pilatus meluluskan permintaannya.

2. Nikodemus (ayat 39-40)

Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.

Yusuf dan Nikodemus mengambil mayat Yesus, Mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhi dengan rempah-rempah menurut adat yahudi bila menguburkan mayat. Dan Yesus dikuburkan di area suatu taman dekat tempat dimana Yesus di salibkan.

Dari kitab Yohanes 19 : 38-42 ini diberitahukan bagi kita bahwa Yesus mengalami kematian serta dikuburkan. karena ada dua orang yaitu Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus yang melakukan proses penguburan Yesus. Kematian Yesus bukan kematian biasa karena dalam kematiannya secara daging Yesus dibangkitkan pada hari yang ketiga (Yoh 20 : 1-10). Berbeda dengan kita manusia yang biasa seperti apa yang disaksikan Ayub ketika manusia mati, manusia berbaring dan tidak bangkit lagi ( ayat 14 :12 ).

Kematian Yesus memiliki arti yang penting dalam kehidupan manusia, karena kematiaNya dikayu salib, Ia telah menyelesaikan utang dosa manusia. “ sebab upah dosa ialah maut ( mati ), tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita “ ( Roma 6:23 ). Kematian Yesus menjamin bahwa kehidupan manusia bukan berakhir dalam kematian kekal dan menetap dalam kuburannya. Sebab kehendak Tuhan semua manusia selamat dan beroleh hidup kekal dengan percaya kepada Yesus jalan memperoleh hidup kekal. “ Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal, dam supaya aku membangkitkannya pada akhir zaman. (Yoh 6:40)

Jadi, jemaat yang dikasihi Tuhan …

Ketika berada di rahim perempuan dan terlahir kedunia ini manusia dianugrahkan Tuhan mengawali hidup di dunia ini. Saatnya Tuhan juga yang menetapkan berakhirnya kehidupan kita di dunia ini. Tetapi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus memperoleh hidup yang kekal. Kematian bukan akhir dari segalanya, karena setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus memperoleh hidup kekal. Akhir hidup kita adalah hidup kekal selamanya.

Hidup, mati dan hidup selamanya.

Amin.

                                                                       

Pdt. Karvintaria br Ginting, STh

GBKP Rg. Klender

MINGGU 25 MARET 2018, KHOTBAH MAZMUR 99:1-7

Invocatio :

“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan dia! karena perkawinan anak Domba telah tiba, dan pengantinNya telah siap sedia (Wahyu 19-7).

Ogen :

Wahyu 19:6-10 (Tunggal)

Tema  :

“Tuhan adalah Raja yang kuat/ besar untuk membawa kebenaran”

1. KATA PENGANTAR

Perlu kita perhatikan bahwa tantangan yang kita hadapi dalam setiap kehidupan kita tidak dapat kita hindari. Apakah mereka orang yang memiliki Iman yang kuat, orang yang tidak mengenal Allah selalu mendapatkan suatu tantangan dalam kehidupannya dalam hal ini kita perlu menyadari bahwa tantangan yang kita terima dalam kehidupan kita baik dari kesehatan, ekonomi pekerjaan bahkan hubungan dalam keluarga juga banyak sekali tantangan yang kita hadapi sehingga terkadang kita selalu bertanya apakah masih ada Tuhan dalam hidup kita, apakah Tuhan mengerti tentang apa yang sedang saya hadapi saat ini, apakah Tuhan sanggup memberikan pertolongan terhadap apa yang saya hadapi saat ini, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang terkadang tidak kunjung selesai. Kita perlu menyadari bahwa walaupun di siang hari kita tidak melihat adanya matahari namun kita percaya bahwa matahari ada disiang hari. Dari uraian tersebut kita dapat melihat bahwa walu Allah tidak kita rasakan karyaNya dalam hidup kita disaat kita menghadapi suatu tantangan yang berat namun kita percaya bahwa Allah selalu ada dalam hidup kita.

2. ISI

Ayat 1-3 dikatakan bahwa Tuhan adalah Raja yang Maha Besar. Dikatakan bahwa Tuhan adalah Raja yang Maha Besar artinya Dia bersemayam di atas kerub-kerub yang menjadi tahtaNya jikalau Tuhan adalah Raja yang Maha Besar ini berarti bahwa segala bangsa-bangsa akan gemetar dan bumi bergoyang. Bangsa-bangsa gemetar dan bumi bergoyang bukanlah berarti ada kata panik atau takut melainkan bangsa-bangsa akan hormat kepada Tuhan sebagai Raja yang Maha Besar. Mengapa karena Tuhan Sang Raja itu mengatasi segala bangsa-bangsa, dapat melakukan keajaiban-keajaiban yang besar, Tuhan memiliki kekuatan yang luar biasa. Jika dikatakan bahwa Tuhan Raja yang Maha Besar, kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan senantiasa tunduk dan selalu hormat kepadaNya.

Ayat 4-5 Tuhan sebagai pencipta dan sebagai pencinta hukum. Dalam ayat ini Tuhan itu digambarkan sebagai pencipta alam semesta dan juga sebagai Raja yang mencintai hukum. Itulah yang menjadi kekuatan Tuhan yang menjadikan Dia memiliki kekuasaan, kehormatan sebagai Raja dan itulah juga yang menjadi kebesaranNya, oleh karena itu posisi Tuhan tidak akan pernah dapat tergoyahkan.

Ayat 6-7 Tuhan sebagai pendengar

disebutkan bahwa Musa, Harun dan Samuel adalah bertindak sebagai pengantara antara Tuhan dan Israel. Musa adalah wakil hukum Harun wakil jabatan Imamat Samuel wakil anugerah Kenabian. Dalam teks ini disebutkan bahwa Musa Harun dan Samuel adalah sebagai orang-orang yang menyerukan nama Tuhan yaitu berdoa kepada Tuhan bagi umat Tuhan itu sendiri.

3. REFLEKSI TEOLOGIA

Dihadapan Tuhan tidak ada yang mustahil dalam setiap persoalan yang dihadapi manusia. Bukan Tuhan yang tidak mampu menolong umatNya, bukan Tuhan yang tidak mau menolong umatNya namun manusialah yang ragu akan kemahabesaran Tuhan dan juga manusialah yang tidak mau ditolong oleh Tuhan. Jikalau kita mengatakan bahwa Tuhan adalah Raja yang kuat dan Maha besar itu artinya manusia tidak boleh ragu akan kebesaran Tuhan tersebut keraguan dan kekuatiran kita tidak akan pernah menyelesaikan persoalan kita, tidak akan dapat menambahkan umur kita. Pengakuan adalah hal yang terpentinga dalam hidup kita yaitu pengakuan akan kebesaran Tuhan itu sendiri. Jikalau peMazmur mengatakan Tuhan adalah Raja itu berarti ada satu keyakinan bahwa segala bangsa-bangsa akan hormat kepadanya demikian juga kita sebagai anak-anak Tuhan, bila kita mengatakan Tuhan itu adalah Raja kita akan senantiasa tunduk dan hormat kepada raja itu sendiri. Walaupun banyak tantangan yang kita hadapi Tuhan senantiasa mampu menopang hidup kita karena Tuhan sendiri berkata marilah kepadaKu semua yang berbeban berat aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Jangan pernah ragu dan khawatir akan hidup kita Tuhan pasti menolong kita disiang hari Dia membuat tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari pertanda Tuhan senantiasa menuntun hidup kita dari sekarang sampai selama-lamanya yaitu masuk kedalam kerajaan surga. Amin.

Pdt. Abel S. Meliala

GBKP Tambun

MINGGU 18 MARET 2018, KHOTBAH MAZMUR 43:1-5

Invocatio   :

“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku!” (Mazmur 42:12)

Bacaan      :

1 Petrus 2:21-25 (Tunggal)

Tema        :

Tuhan Pengharapan, Yang Menyelamatkan dan Menolongku

 

Pengantar

Dalam menjalani kehidupan setiap hari, Tuhan tidak pernah menjanjikan kepada kita bahwa hidup kita akan selalu indah tanpa ada penderitaan yang kita alami. Kenyataan hidup kita, ada masa senang dan susah, masa sukacita dan dukacita, ada masa sehat dan sakit ada masa gembira dan menderita. Untuk segala sesuatu ada masanya. Masa-masa penuh sukacita, sehat, gembira dan senang, merupakan masa-masa yang dapat dengan mudah dijalani. Semua orang pasti dengan senang hati menerima dan menjalaninya. Tetapi, bagaimana dengan masa-masa kesusahan, dukacita, sakit dan menderita ? Apakah dapat dengan mudah dijalani ?

Melalui bahan khotbah minggu ini, kita akan belajar tentang penderitaan serta bagaimana kita dapat menghadapinya.

Pembahasan Nats

Kerinduan PeMazmur yaitu masuk ke dalam hadirat Allah, Bait Allah. Dalam kerinduannya kepada Allah, PeMazmur menyatakan serta melukiskan penderitaannya yang disebabkan oleh kaum yang tidak salehatau lebih tepat disebut sebagai suatu bangsa yang tidak mengenal kasih setia Allah yaitu penipu (bd. Mazmur 5:7, 34:14) dan orang yang berbuat curang.Orang-orang ini telah berbuat jahat kepada PeMazmur sehingga ia mengalami penderitaan.PeMazmur juga menggunakankiasan yang diambil dari margasatwa dan alam yang diperhatikan oleh peMazmur menjadi lukisan dari penderitaannya, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah….” (Mazmur 42:2-5).

Di tengah-tengah penderitaan yang dialami oleh peMazmur, ia menyatakan kerinduannya yaitu ia sangat mengharapkan pertolongan dari Allah yang dilukiskannya berdasarkan ibadah di Bait Suci yaitu segenap kepribadiannya tertuju kepada Allah yang hadir di tengah umatNya untuk menolong setiap orang yang berseru kepadaNya sesuai dengan janjiNya.

PeMazmur memasrahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan: “Engkaulah tempat perlindungan/pengungsianku” (Mazmur 31:5; Yesaya 25:4; 2 Samuel 22:33). PeMazmur adalah sebagai seorang yang dinyatakan bersalah oleh kaum yang tidak saleh, penipu dan orang yang berbuat curang. Di Bait Allah, orang-orang yang dinyatakan bersalah mendapat perlindungan sampai tuntutan yang menyalahkan mereka diperiksa. Jika mereka ternyata bersalah, mereka dapat diusir dari tempat itu. Demikianlah PeMazmur akhirnya menyampaikan suatu pertanyaan yang cukup mendalam “Mengapa Engkau membuang aku?”. Tuhan sendiri menolak peMazmur, membuangnya (seperti umatNya yang dibuang ke Babel, misalnya : Mazmur 44:10,24; 74:1).

Tuhan sendiri juga akan mengakhiri penderitaan itu dengan menyuruh utusanNya, yaitu Terang (mengingat tiang api yang menyertai Israel di padang gurun) dan kasih setia yang menuntun umatNya (bd. Keluaren 15:13) untuk membawanya pulang ke gunung Allah yang kudus (Mazmur 2:6;15:1), ke tempat kediamanNya (Mazmur 46:5; 84:2; 132:5,7). Ke tempat itulah peMazmur akan membawa korban ucapan syukur ke mesbahNya. Ia akan mewartakan bagaimana Allah telah menolongnya sehingga ia dapat bersukacita, yang dinyanyikan dengan iringan kecapi.

Akhirnya, peMazmur menyampaikan pertanyaannya: “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku!” Pertanyaan ini ada 3 kali diungkapkan oleh peMazmur yaitu dalam Mazmur 42:6,12 dan 43;5. Ayat ini merupakan “refrein” yang sama dalam Mazmur 42-43, yang merupakan satu syair dengan tiga bait yang masing-masing di tutup dengan “refrein” yang sama. Dalam hal ini, tampak bahwa peMazmur sangat memikirkan kesulitan yang dialaminya sehinggamembuat ia melihat berbagai ancaman dan bahaya dimanapun. Padahal, cukuplah ia memandang dan berbaharap kepada Allah yang menjadi penolongnya sehingga ia bersyukur lagi kepadaNya. PeMazmur tertolong, itulah sebabnya hatinya bersukacita dan dengan nyanyiannya ia bersyukur karena Tuhan telah bertindak. Bersyukur berarti mengaku percaya dan mewartakan kasih setia Allah kepada orang lain agar merekapun turut bersukacita dan percaya. PeMazmur sungguh merasakan bahwa hanya Tuhanlah sumber pengharapannya serta yang dapat menolongnya.

Aplikasi

Pada Minggu Passion VI ini, kita mengingat kembali penderitaan yang telah dialami oleh Tuhan Yesus. Minggu ini disebut juga sebagai Minggu Judika artinya berikanlah keadilan kepadaku ya Allah. Kita dapat belajar juga dari penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus seperti yang diungkapkan dalam bahan bacaan kita, 1 Petrus 2:21-25. Yesus telah mengalami penderitaan dalam hidupnya, padahal IA tidak pernah berbuat dosa dan Dia tidak pernah menipu. Berbagai penderitaan dialamiNya. Bagaimanakah IA menghadapinya? Ketika Dia dicaci maki, IA tidak membalas dengan caci maki, ketika IA menderita, IA tidak mengancam, tetapi IA menyerahkannya kepada Dia, yang mengadili dengan adil. Penderitaan yang telah dialami oleh Yesus adalah untuk menanggung dosa kita, sehingga IA mati di kayu salib untuk keselamatan manusia. Yesus berdamai dengan penderitaannya sehingga dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati IA menjalani penderitaanNya. Ketika IA mengalami penderitaan yang disebabkan oleh orang lain, IA tidak balas dendam. IA menjalani penderitaanNya dengan penuh kepatuhan kepada Allah.

Yesus adalah Allah yang turut menderita, yang juga turut merasakan penderitaan yang dialami oleh manusia. Yesus telah lebih dahulu mengalami penderitaan untuk keselamatan manusia. Demikian juga peMazmur, ditengah-tengah penderitaannya, ia berseru memohon pertolongan kepada Allah. Karena hanya Allah yang sanggup menolongnya dapat keluar dari penderitaannya. Hanya Allah pembebas dari penderitaan manusia. Tuhanlah pengharapan kita, yang menyelamatkan seta menolong kita sehingga kita mampu menghadapi berbagai penderitaan.

Dalam menghadapi berbagai kesulitan dan persoalan dalam kehidupan setiap hari janganlah mengandalkan kekuatan dunia seperti harta kekayaan, kekuasaan dan juga orang lain. Tetapi tetaplah mengandalkan Tuhan. Berpengharapan kepada Tuhan, karena hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan dan menolong kita. Karena itu bersyukurlah kepadaNya.

Pdt. Crismori Br Ginting

GBKP Rg. Sitelusada

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD