• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

Minggu 22 Desember 2019, Khotbah Lukas 3:1-14 (Advent IV)

INVOCATIO :

“Kamu akan menginjak-injak orang-orang Fasik, sebab mereka
akan menjadi abu dibawah telapak kakimu pada hari yang kusiapkan itu, Firman Tuhan semesta alam” ( Maleaki 4:3).

BACAAN :

Yesaya 60:1-7

TEMA :

Mempersiapkan Jalan Tuhan


I. Pendahuluan
Jika Presiden hendak mengunjungi suatu wilayah, para pejabat setempat bekerja sama dengan tim peninjau mempersiapkan kedatangannya. Rute iring-iringan mobil direncanakan dengan seksama. Jalan-jalan yang rusak diperbaiki dan sampah-sampah dibersihkan. Kantor-kantor, gedung pertemuan dan tempat-tempat usaha yang akan dikunjungi diperindah. Mereka yang berkesempatan untuk bertemu presiden akan mengenakan pakaian yang rapi dan bersih. Segalanya dilakukan untuk memberikan sambutan yang terbaik. Jika seorang pemimpin dunia saja layak disambut seperti itu, maka Penguasa alam semesta tentu harus disambut dengan lebih terbaik lagi. Yohanes Pembaptis, yang merupakan “peninjau/perintis” bagi kedatangan Kristus, mendorong manusia untuk bersiap menyambut kedatangan Mesias. Karena kedatangan Kristus membawa Keselamatan untuk semua manusia dan dunia ini. Oleh karena itu perlu diberi jalan agar Keselamatan yang dibawaNya sampai kepada manusia.

II. ISI
Yohanes Pembaptis adalah anak dari imam Zakharis dan Elisabet (1:5). Kira-kira usia 30 tahun ia mulai memberitakan Injil Kerajaan Allah di tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, waktu itu Pontius Pilatus menjabat wali negeri Yudea. Lukas menggambarkan dengan baik situasi politik ketika Yohanes dipanggil menjadi nabi. Waktu pemanggilan Yohanes ini bersamaan juga dengan munculnya Yesus di depan umum (band. Luk. 3:23). Menurut Matius dan Markus, Yohanes diperkenalkan sebagai pengkhotbah berkeliling. Sebagai sosok yang bertugas untuk memperiapkan kedatangan Kristus maka Yohanes Pembaptis tidak mencari kehormatan untuk menyebut dirinya Mesias. Dia tidak mau mencuri kemuliaan Yesus. Maka Yohanes menyatakan “Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang”, dan ia menyerukan pertobatan, bahwa Allah akan datang kepada umatNya yang bertobat. Yohanes juga menyampaikan beberapa persiapan dalam rangka menyambut kehadiran Juruselamat itu misalnya:
- Dengan mempersiapkan jalan untuk Tuhan,
- Luruskanlah jalan bagiNya,
- Menimbun lembah dan meratakan setiap gunung dan bukit
- Meluruskan yang berliku-liku serta meratakan yang berlekuk-lekuk.

Manusia bertobat bila ia berbalik kepada Allah tanpa tawar menawar dan pertobatan dimateraikan dalam upacara pembaptisan pertobatan.Namun baptisan Yohanes bukan baptisan Kristen yang langsung menghapus dosa, melainkan baptisan pertobatan.

Yohanes mengingatkan, agar jangan berpikir seperti pikiran orang Yahudi pada waktu itu, bahwa Abraham adalah Bapa atau nenek moyangnya dengan demikian pastilah selamat. Tidak otomatis keturunan Abraham akan diselamatkan Allah. Kapak sudah tersedia pada akar pohon artinya Allah akan segera menjatuhkan hukumanNya kepada orang-orang yang berbuat jahat dan tidak mau bertobat, seperti pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik akan ditebang dan akan dibuang kedalam api.

Menurut Yohanes, jalan satu-satunya supaya beroleh selamat ialah pertobatan yang sunguh-sungguh yaitu, perubahan hati yang hasilnya harus nyata dalam kehidupan sehari-hari. Yohanes menjabarkan arti buah-buah pertobatan dalam praktek kehidupan sehari-hari. Di ayat 10-14 ditegaskan bahwa tobat bukan suatu teori atau gagasan suci, melainkan suatu kenyataan yang harus tampak dalam perbuatan. Tanda-tanda orang yang bertobat terlihat melalui :
- Keperluan jasmani, yaitu makanan dan pakaian. Orang yang sudah bertobat, mereka hidup dalam kehidupan yang baru, mau berbagi, saling memperhatikan dan saling mengasihi, mengasihi sepenuh hari.
- Hidup dalam kebenaran, menghapus penindasan dan perbuatan yang tercemar.
- Hidup dalam damai dan menjaga perdamaian.
Pertobatan terlihat dari tindakan nyata, sebab pertobatan adalah respon terhadap kedatangan Kabar Baik, yakni Yesus Kristus Juruselamat.

Pertobatan yang akan membuat terjadinya pemulihan. Yesaya 60 merupakan kabar Sukacita karena Dia yang akan datang adalah terang kehidupan yang membuat hidup manusia diubah ke yang baik. Semua orang sangat menginginkan mendapatkan kedamain, masuk kedalam terang itu, karena disitulah kehidupan yang kekal.

Pertobatanlah yang membuat kita akan menjadi pemenang, karena dikedatanganNya tiba nanti maka akan terjadi peralihan kekuasaan. Dimana kuasa kegelapan, kejahatan dan dosa tidak lagi mampu menguasai manusia. Karena kuasa yang ada di dunia ini dikalahkanNya karena Dia yang akan datang adalah raja yang Kekal (Invocatio).

III. PENUTUP
Tema kita, Persiapkan jalan Tuhan. Masa Advent keempat ini merupakan masa persiapan menjelang Natal.
1. Oleh karena itu, di Masa persiapan ini agar kita menghayati makna kedatangan Kristus.
2. Melakukan pertobatan dengan tindak nyata sesuai dengan kehendak Allah, karena hari Tuhan adalah hari kemenangan bagi yang setia dan hari penghukuman bagi orang fasik.
3. Kedatangan Tuhan membawa pemulihan perdamaian dan terang bagi semua manusia.

Pdt Nur Elly Tarigan
GBKP Runggun Karawang

Minggu 24 November 2019, Khotbah Matius 13:47-50

Invocatio :

Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Bacaan :

Habakuk 3:1-5 (Responsoria)

Tema :

TUHAN Memisahkan yang Baik dan yang Tidak Baik

 

I. Pendahuluan
Tidak terasa minggu ini kita sudah masuk kalender gereja yang disebut Minggu Akhir Tahun Gereja yang mengingatkan kita akan anak-anak Tuhan atau pun saudara-saudara kita yang sudah lebih dulu berjumpa dengan Allah Sang Penciptanya. Minggu inibukan peringatan untuk menangisi mereka yang sudah meninggal dunia tetapi mengingatkan akan adanya kematian atau pun menyadarkan kita akan adanya akhir kehidupan. Firman Allah juga mengingatkan bahwa kelak kita juga akan menghadapi kematian dan penghakiman. Memento Mori ‘ingat, kau harus mati’ atau ‘ingat, kematianmu’ menjadi pengingat agar apapun yang terjadi, apapun jalan yang kita pilih, kita harus bisa bertahan dan tidak melupakan siapa diri kita. Keyakinan kita bahwasanya Yesus Sang Juruselamat akan datang kembali untuk menghakimi kita dan memisahkan hidup manusia yang percaya dan tidak percaya kepadaNya.

II. Penjelasan Nats
Firman Tuhan dalam Matius 13:47-50 merupakan perumpaan yang disampaikan Yesus kepada muridNya tentang hal Kerajaan Surga atau pun yang dipahami sebagai perumpamaan tentang penghakiman pada akhir zaman ketika orang benar dan orang jahat dipisahkan.Yesus mengambarkan hal Kerajaan Surga seperti pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Pukat adalah sebuah alat penangkap ikan yang besar (jala besar), dan pukat ini sering kali ditinggalkan di laut selama waktu tertentu. Ketika pukat itu penuh dengan ikan maka diangkat ke tepi pantai dan para nelayan akan memisahkan ikan-ikan yang ada dalam pukat tersebut. Ikan yang baik dimasukkan dalam pasu dan ikan yang tidak baik di buang. Perumpamaan yang disampaikan Yesus meliputi kehidupan nelayan penangkap ikan yang tidak asing bagi para murid dan pendengar pada saat itu. Pastinya mereka mengerti pekerjaan dan fungsi nelayan. Nelayan menagkap segala jenis ikan, tetapi tidak semua ikan dapat dimakan sehingga ikan yang tidak baik mereka buang. Tradisi nelayan Palestina harus memisahkan ikan tangkapannya ke dalam 2 golongan yaitu ikan yang dapat dimakan dan tidak dapat di makan. Ikan yang halal dan haram yang sudah ditentukan dalam Imamat 11:10-12.

Perumpaan ini menjelaskan bahwa misi Yesus dan murid-muridNya merupakan seruan kepada semua manusia dari berbagai tingkat sosial di dunia ini. Orang baik dan orang jahat sama-sama hidup di dunia ini tetapi tiba waktu pemisahan yang ditentukan TUHAN maka orang baik dan jahat akan dipisahkanNYa (bd. Hak. 3”1-5).

Dalam buku Perumpaan Yesus (Arman Barus) Pukat atau jala besar dalam perumpamaan ini digambarkan adalah Gereja, laut adalah dunia hal ini menerangkan tentang pelayanan gereja yang membawa semua bangsa ke dalam gereja. Berbagai jenis ikan adalah beragam manusia, perumpamaan tentang universalitas pelayanan Yesus menjangkau manusia dari berbagia golongan. Melempar jala berarti mengumpulkan manusia. Oleh sebab itu gereja sebagai perpanjangan tangan TUHAN mempunyai peran penting untuk membawa manusia hidup baik. Dengan mengaplikasikan Firman Allah dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyak orang yang mampu melihat kebenaran Firman Allah sehingga ia juga mampu untuk hidup baik.

III. Penutup
1. Perumpaan dalam Matius 13:47-50 merupkan perumpamaan yang menjelaskan adanya hari penghakiman dimana terjadi pemisahan antara orang yang baik dan tidak baik. Dan penghakiman hanya hak Allah bukan manusia.
2. Penghakiman yang akan terjadi tidak hanya untuk warga gereja melainkan meliputi seluruh dunia. Semua kelompok etnis manusia tampa terkecuali. Penghakiman tahap eskatologis terjadi pada akhir zaman dimana malaikat-malaikat memisahkan orang baik dan orang jahat. Dan penghakiman yang demikian dilukiskan dengan mencampakkan orang jahat ke dalam tungku api yang terdapat ratapan dan kertak gigi.
3. Kerajaan surga bersifat universal, meliputi semua suku bangsa dunia dan undangan masuk ke dalam Kerajaan Surga diberikan kepada semua kelompok etnis tampa perbedaan. Semua manusia dari berbagai status sosial.
4. Firman Tuhan ini bukan untuk menakuti kita untuk menjalani hidup tetapi mengingatkan kita untuk tetap setia melakukan Firman Tuhan sampai hari yang ditentukan Allah tiba bagi kita manusia untuk menerima penghakiman dan pemisahan yang baik dan tidak baik. Dan yang menjadi harapan kita, kita masuk dalam bagian yang baik dihadapan Tuhan (bd. Invocatio).

Pdt. Mea br Purba
Runggun Cibubur

Minggu 17 November 2019, Khotbah Kisah Para Rasul 16:25-34

Invocation :

Mazmur 103:17, Tetapi kasih setia Tuhan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilanNya bagi anak cucu. 

Bacaan :

Ulangan 12:1-7

Tema :

Keluarga yang percaya akan senantiasa bergembira

Pendahuluan
Dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan bagian dari rencana Allah untuk menghadirkan keselamatan dan kebahagian bagi umat manusia. Karena itu manusia pertama langsung dipersatukan dalam ikatan keluarga, Adam dan Hawa diberkati sebagai suami istri.Untuk menghadirkan keselamatan (kerajaan Allah) di dunia makagerejamelakukan pemembinaan terhadap jemaat juga dilakukan dalam lingkup kekeluargaan. Demikian juga Persekutuan dalam gereja terdiri dari keluarga-keluarga Kristen. Keluarga Kristenadalah persekutuan ayah, ibu, dan anak-anak yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamatnya dan meneladani serta menjalankan ajaran Tuhan dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga keluarga juga dapat disebut sebagai miniature gereja.

Pembahasan
Mazmur 103 mengungkapkan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan atas keuntungan dan berkat yang telah dilimpahkanNya atas umat yang percaya padaNya. Bahwa kasih setia Tuhan untuk selama-lamanya artinya kasihNya lebih dari hidup itu sendiri, karena hidup manusia ada batasnya, bahkan bisa diartikan kasih Tuhan melampaui hidup manusia yang hanya seperti rumput (ay 15). Bagi orang yang takut akan Tuhan, berlaku janji keselamatan dan keadilan Tuhan bahkan akan terus berlaku juga bagi anak dan cucunya. Bisa disimpulkan bahwa kasih Tuhan tak berkesudahan bagi keluarga yang takut akan Dia (baca: mengasihi Tuhan).

Bangsa Israel menerima ketetapan dari Tuhan untuk memusnahkan tempat peribadatan bangsa-bangsa terdahulu yang mereka dapati di tanah perjanjian. Hal ini tentu saja dilatar belakangi oleh perjalanan hidup bangsa Israel sendiri yang dapat dengan mudahnya tergoda untuk menyembah ilah-ilah lain. Untuk menghindarkan bangsa Israel dari penyembahan terhadap ilah-ilah lain di tanah Kanaan,selain peribadahan dalam dalam rumah tangga (Ul 6:7,20) maka disepakatilah pemusatan peribadahan bagi mereka. Dalam ayat 5 disebutkan bahwa Allah sendirilah yang akan memilih tempat tersebut dan hanya ketempat tersebutlah mereka dapat membawa segala persembahan mereka (ay 6), tempat ini kemudian kita kenal dengan bait suci di Yerusalem. Tujuan dari pemusatan ibadah ini adalah untuk mencegah setiap orang melakukan ibadah dan tindakan menurut keinginan dan pandangannya masing-masing ditanah baru mereka tempati (ay 8-9). Tempat ibadah tersebut juga memiliki fungsi social, seperti yang dicatatkan dalam ayat 7, yaitu sebagai tempat keluarga (kamu dan seisi rumahmu) untuk bersukaria dihadapan Tuhan. Sukaria keluarga tersebut diekspresikan dengan acara makan bersama (miriplah dengan orang Karo yang juga selalu mengekspresikan sukacitanya dengan makan bersama).Alasan untuk bersukaria tersebut adalah karena keluarga telah menerima berkat Tuhan dalam segala usahanya. Sehingga keluarga yang bahagia adalah keluarga yang senantiasa mengucap syukur, pertama-tama syukur atas keselamatan yang Tuhan berikan kemudian syukur karena berkat melimpah yang diterima setiap harinya.

Paulus dan Silas mengalami penderitaan di penjara, kaki terbelenggu dan tubuh mereka terluka karena di dera/ dicambuk (ay 22-24), hukuman ini dijatuhkan karena mereka dianggap bersalah ketika mengabarkan Injil diantara masyarakat dikota Filipi, ada kelompok yang merasa dirugikan dan menuduh Paulus dan Silas mengacau kota dengan mengajarkan adat-istiadat Yahudi (ay19-21). Namun ditengah penderitaan fisik ini pun mereka senantiasa berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah, yang mereka lakukan adalah mengucap syukur dalam penderitaan. Doa dan pujian didengar oleh tahanan lain bahkan kemudia mendatangkan gempa hebat yang mengakibatkan:Sendi-sendi penjara goyah; Seketika terbukalah semua pintu; Terlepaslah belenggu mereka; Kepala penjara terjaga dari tidurnya (kepala penjara yang tadinya membelenggu kaki Paulus dan Silas). Kondisi ini membuat kepala penjara berpikir bahwa seluruh orang hukuman telah melarikan diri, dan bukannya mencoba mengejar atau pun meminta tolong untuk mencari orang-orang hukuman yang dikiranya sudah lari malahan dia menghunus pedangnya untuk tujuan membunuh diri sendiri.Mengapa seseorang mau membunuh diri sendiri? Menurut hellosehat.com penyebabnya adalah karena depresi, sikap impulsive (melakukan sesuatu berdasarkan dorongan hati), masalah social (dikucilkan/ bullying), filosofi kematian (mereka melihat tidak ada peluang untuk hidup), dan sakit mental. Dan saya kira kita sepakat bahwa kegembiraan ditengah keluarga akan menjauhkan anggota keluarga dari keinginan/ pikiran untuk bunuh diri.Mungkin rasa takut atas akibat dari kejadian gempa hebat,karena tahanan yang menjadi tanggung jawabnya dianggapnya sudah melarikan diri membuat kepala penjara mengambil keputusan instan tersebut.

Kita bisa saja beropini tentang penyebab kepala penjara tersebut ingin bunuh diri namun satu-satunya persoalan yang ditanyakannya kepada Paulus dan Silas adalah tentang keselamatannya. Katanya “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” dan jawaban yang diterimanya “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. Keinginannya untuk tetap hidup menjadi jalan masuk bagi Paulus dan Silas memperkanlakan Juru Selamat. Peristiwa gempa hebat dipenjara akhirnya bukan semata untuk membebaskan Paulus dan Silas tapi untuk mendatangkan keselamatan bagi kepala penjara dan keluarganya. Maka Injil diberitakan kepada kepala penjara dan semua orang yang ada dirumahnya, sekeluarga menjadi percaya dan memberi diri untuk dibabtis. Ayat 34, kembali kita bertemu dengan keluarga yang bergembira karena lawatan Tuhan dalam hidupnya dan ekspresi sukacita itu dilakukan dengan makan bersama.

Kesimpulan
1. Secara sederhana kesimpulan pertama dari Firman Tuhan diatasmaka haruslah mengadakan quality time bersama keluarga sangat penting dan yang dimaksud adalah dalam bentuk makan bersama.
2. Keselamatanoleh Tuhan Yesus yang di terima akan mengubahkan hidup sekeluarga dan juga memampukan kita untuk hidup penuh rasa syukur bersama keluarga yang Tuhan anugrahkan.
3. Keluarga yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus akan menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Allah, bagian dari tubuh Kristus di dunia ini.
4. Sukacita ditengah keluarga bukanlah hal yang datang dari pencapaian dunia tapi karena seluruh keluarga memiliki iman percaya kepada Tuhan Yesus.
5. Kedekatan dan kebersamaan dalam keluarga akan menghindarkan anggota keluarga dari depresi dan pengaruh buruk/ negatif lingkungan dan teknologi.

Pdt. Erlikasna Purba
Runggun Denpasar

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD