MINGGU 20 MARET 2022, KHOTBAH LUKAS 13:1-9
Invocatio :
"Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. (Roma 14. 8)
Bacaan :
Yesaya 55. 6-9 (Responsoria)
Tema :
Jera Ntah Mate/Bertobat atau Mati
A. PENDAHULUAN
Minggu ini kita memasuki Minggu Passion IV yang diberi nama Okuli, Mataku tertuju kepada Tuhan. Kita dipanggil untuk selalu mengarahkan mata kita, iman kita kepada Tuhan yang mengasihi kita. Khususnya dalam penderitaan, kesusahan atau pergumulan yang kita alami disana kita juga dipanggil untuk memandang kepada penderitaan Yesus sehingga kita akan sabar dan tekun dalam penderitaan itu sampai kita mengalami kelepasan.
Tema kita pada Minggu ini: Bertobat atau Mati. Sepertinya sebuah pilihan ditawarkan kepada kita. Dan sepertinya kita pasti sepakat pasti memilih bertobat dan tidak akan memilih mati.
Namun dalam perakteknya tindakan bertobat itu suatu perjuangan dimana kita harus bersedia menderita sehingga kita bisa meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan kepada Tuhan.
B. PENDALAMAN TEKS
Dari nas khotbah pada Minggu ini, ada beberapa pokok renungan yang bisa kita angkatkan:
1. Kematian seseorang tidak dapat serta merta dikaitkan dengan peristiwa yang mereka alami.
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Pada waktu yang dimaksud ialah ketika Yesus dan murid-muridNya sedang melakukan perjalanan ke Yerusalem. Datanglah beberapa orang, siapakah orang ini tidak diketahui, apakah orang-orang Farisi atau Guru-Guru Agama atau kaum Zelotis tidak diketahui namun mereka membawa kabar kepada Yesus. Bahwa darah orang-orang Galilea dicampur dengan darah yang mereka persembahkan.
Menurut beberapa sumber ketika orang Galilea membawa korban persembahan di bait Allah, ntah karena alasan apa, serdadu Pilatus membunuh mereka dan hal itu dapat terjadi di Bait Allah sehingga darah mereka tercampur dengan darah korban yang sedang mereka persembahkan. Sehingga mereka mengatakan Pilatus telah mencampur darah orang Galilea dengan darah korban persembahan mereka.
Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
Jadi dari jawaban Yesus terhadap mereka yang membawa kabar itu, jelas ada pikiran mereka bahwa orang-orang yang mati itu ketika mereka membawa persembahan dosanya sangat banyak atau besar sehingga peristiwa itu menimpa mereka. Tetapi dengan jelas dan tegas Yesus menegaskan jangan engkau menyangka seperti itu bahwa peristiwa kematian seseorang tidak selamanya berkaitan langsung dengan dosa yang mereka lakukan.
Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Jadi Yesus menegaskan bukan menilai kematian seseorang yang penting melainkan yang penting selama Tuhan masih memberi kehidupan kita, yaitu bertobat dari dosa dan kejahatan kita.
2. Tuhan menginginkan buah pertobatan dari setiap kita.
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Dari perumpamaan ini jelas Tuhan yang telah memberi hidup kepada kita, yang telah menebus dosa-dosa kita menginginkan kita menghasilkan buah-buah kebenaran, kasih dan keadilan.
Tuhan tidak langsung mengambil kehidupan dari kita seperti perumpamaan ini melainkan kepada kita diberi waktu dan kesempatan untuk sungguh-sungguh memperhatikan hidup kita supaya kita sungguh-sungguh menghasilkan buah yang baik. Kalau kita tidak menghargai waktu dan kesempatan yang Tuhan beri maka Tuhan dapat mencabut, mengambil kehidupan itu dari kita.
C. APLIKASI
Apa yang dapat kita renungkan dari firman ini:
1. Bertobat atau mati
Setiap kita dengan jujur pasti mengakui bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan kita dihadapan Tuhan. Karena itu hari-hari yang masih diberi Tuhan kepada kita adalah kesempatan bagi kita untuk bertobat dan terus membaharui diri seperti yang dikehendaki oleh Tuhan.
Seperti yang dikatakan dalam nas bacaan kita: “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.
Luar bisa kasih Tuhan kepada kita. Dia tidak menginginkan kematian kita melainkan pertobatan dan menerima pengampunan serta memberikan berkatNya atas kehidupan kita. Karena itu kita harus melihat bahwa hari-hari ini adalah hari-hari kita terus mengerjakan keselamatan kita sampai kita menerima kehidupan yang kekal.
2. Hidup dan Mati kita adalah untuk Tuhan
Ketika kita hidup kita hidup untuk Tuhan dan ketika kita mati kita mati untuk Tuhan (bacaan kita). Artinya selama kita hidup ialah kita hidup melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan. Hidup menghasilkan buah-buah kebenaran, kasih, kebaikan dan keadilan. Sehingga buah yang kita hasilkan menjadi berkat bagi orang lain. Apabila ketika kita hidup kita hidup untuk Tuhan maka ketika kita mati kita mati untuk Tuhan dan kita adalah milik dari pada Tuhan.
D. PENUTUP
Betapa kita mensyukuri karena bagi kita masih diberi kehidupan itu artinya Allah menginginkan kita menerima anugerahNya, Allah menginginkan kita menghasilkan buah pertobatan, karena untuk itulah Kristus telah mati bagi kita, untuk itulah Kristus telah menebus dan menyelamatkan kita. Tuhan tidak menginginkan kematian kita karena kita tidak mau bertobat melainkan pertobatan dan menerima kehidupan dari Tuhan. Amin
Pdt Sahabat Perangin-Angin
Rg. Pondok Gede