Minggu 01 Juli 2018, Khotbah Mazmur 107:33-43
Invocatio :
Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam (Kej. 8 : 22)
Bacaan :
Kejadian 26:12-18 (Tunggal)
Tema :
Tuhan Menyediakan Tanah Yang Subur, Taburlah
Pendahuluan
Allah kita bekerja maka kita juga harus bekerja. Perintah kedua diberikan Tuhan kepada manusia setelah beranakcucu dan betambahbanyaklah kepada manusia, yaitu penuhi bumi dan taklukkan isinya. Tuhan mnyediakan segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji, itulah yang akan menjadi makanan manusia (bd. Kej. 1:28-29).
Allah sudah memberi perintah kepada manusia untuk menanam biji-biji Tumbuhan dan biji-biji pepohonan-pepohonan untuk mencukupkan keperluan hidup manusia. Dan Allah sendiri sudah mnciptakan bumi (tanah) tempat manusia -hidup dan menanam biji-biji tanaman dan pepohonan, sehingga dunia yang Tuhan ciptakan sempurna (sungguh amat baik) terus terpelihara, dengan sentuhan tangan mansuia yang dikarunia akal, pikiran dan rasa (rupa dan gambar Allah) memberikan kehidupan di dunia tetapi serasa di surga.
Minggu ini kita mengikuti kebaktian “Minggu Menabur”, karena kita percaya siapa yang menabur akan menuai. Dan apa yang kita tabur itu juga yang kita tuai. Lahan untuk menabur sudah disiapkan oleh Tuhan, yaitu dunia ini.
Pendalaman Nats
Ay. 33-34 Sungai Menjadi Padang Gurun dan Tanah Subur Menjadi Padang Asin
Kita bersyukur sebagai Bangsa Indonesia, mempunyai tanah yang subur, laut ynag dipenuhi dengan beranekaragam makhluk dan tumbuhan. Syair lagu “bukan lautan tapi kolam susu” disana di gambarkan bagaimana keindahan bumi Indonesia “tongkat dan jala bisa menghidupimu”. Terkhusus lagi Tanah Karo yang sering dijuluki dengan “Taneh Karo Si Malem” yang melambangkan tempat hudup yang nyaman, teduh, sejuk dan indah. Disana ada Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak sehingga ada semacam kata bijak “Sinabung-Sibayak” yang artinya “Yang menabung-Yang Kaya”.
Tetapi belakangan ini kita melihat perubahan yang sangat luarbiasa, dulu kita sering mendengar hampir setiap pasar di derah-daerah istilah Kol Berastagi, jeruk Berasatagi, tomat berastagi, wortel berastagi, tetapi sekarang pasar-pasar di Indonesia tidak lagi di suplai dari tanah karo, bahkan bukan lagi dari salah satu daerah di Indonesai tapi justru dari luar negeri.
Melalui Firman Tuhan hari ini kita diingatkan lagi “apa yang salah” sehingga kesuburan tanah yang Tuhan sudah berubah menjadi tandus. Dulu sempat tersiar kabar, bahwa petani karo dibanjiri mobil, sehingga setiap rumah tangga hampir memiliki 2atau lebih mobil, sehingga mobil ke ladang beda dengan mobil ke pesta, singkatnya sangat jaya, oleh karena kesuburan tanahnya.
Seperti yang dikatakan oleh pemasmur, sungai menjadi padang, tanah subur menjadi asin oleh karena kejahatan orang yang tinggal didalamnya. Kita tidak menghakimi bahwa “orang karo melakukan kejahatan sehingga tanah yang subur menjadi tandus, sungai menjadi padang” tapi untuk mengingatkan kita, jika bukan karean kejahatan kita ya marilah kita tetap setia karena mungkin keadaan ini di ijinkan oleh Tuhan, tetapi kalau memang kita mengaku oleh karena “ketidaktaatan kita” marilah kita bertobat.
Hal ini juga berlaku bagi kita yang bekerja di kantoran, pedangang (wirausaha) dan juga angkutan, singkatnya apapun profesi kita, kalau kita mengalami “kemunduran” mari kita introspeksi diri.
Ay. 35-38 Padang gurun menjadi Sungai, Diberkati Mengeluarkan Buah Sebagai Hasil
Pemazmur mangajak umat manusia untuk mekaukan hal-hal yang baik dalam hidup ini. Kita harus menghargai dunia yang sudah diciptakan oleh Tuhan. Mperlakukan segala yang diciptakan Tuhan dengan baik. Mengolah tanah dengan baik, menanaminya dengan biji-bijian tanaman dan biji-bijian pepohonan.
Tanah yang Tuhan ciptakan adalah lahan yang subur, sehingga kalau kita mengolahnya dengan baik akan memberikan “penghidupan” kepada kita. Tanah yang berbatu-batu sekalipun jika diolah dengan baik pasti memberikan hasil yang luarbiasa. Pengalaman perjalanan Mesir ke Yerusalem, secara umum tekstur alamnya sama, tetapi sepanjang perjalanan kita lihat Mesri itu adalah tanah yang tandus, sangat berbeda dengan daerah Israel sepanjang perjalanan kita bisa melihat perkebunannya yang subur dan ternah-ternak yang gemuk.
Ay. 39-43 Pemeliharaan Tuhan
Dalam dunia milik Tuhan sering kita diperhadapkan dengan paham dualisme (Dualisme adalah ajaran yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang berlainan dan bertolak belakang), baik –jahat,, terpandang-miskin, di kutuk –diberkati) . dalam mazmur ini kita juga melihat bahwa ada orang terkemuka (ay.40) tetapi akan ditumpahkan Tuhan kepadanya kehinaan. Menjadi terkemuka bukan dosa, tetapi jika yang terkemuka menjadi sombong , angkuh, semena-mena pasti akan dihukum oleh Tuhan . Orang miskin (ay. 41) dibentengi dari penindasan mereka akan di gemjbalakan oleh Tuhan. Inilah cara Tuhan dalam menjalankan pemeliharaaNya terhadap ciptaanNya. Orang benar akan melihat kebenaran dan keadilan Tuhan sehingga mereka akan bersukacita, tetapi segala yang berbuat kecurangan akan bungkam ketika kebenaran dan keadilan Tuhan dinyatakan. Siapa yang berhikmat biarlah dia hidup dalam hikmat dan melihat segala kemurahan Tuhan.
Pointer Aplikasi
1. Marilah kita menabur, agar kita menuia hasilnya sama seperti Isak semakin hari semakin kaya.
2. Tanah yang diciptakan Tuhan itu sangat subur, jadi kalau kita menanam kebaikan kebaikan itu akan bertumbuh dengan subur, dan sebaliknya kalau kita menanam kejahatan, maka kejahatan itu juga akan tumbuh subur
3. Apa yang kita tabur itu yang akan kita tuai
4. Hidup ini mempunyai musim, menaburlah pada musim menabur sehingga akan tiba musim menuai, semua ada musimnya jadi jangan biarkan musim-musim itu berlalu tanpa makna.
Pdt. Saul Ginting, S.Th.M.Div
GBKP Rg. Bekasi