Minggu 21 April 2019, Khotbah Yohanes 20:24-31 (Paskah I)
Invocatio :
“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya” (Filipi 3:10)
Bacaan :
Mazmur 21:1-7
Tema :
Yesus Bangkit, Percayalah
PENDAHULUAN
Paskah (Ibrani:pesakh; Junani:to paskha), pasca artinya "yang telah lewat". Paskah sangat penting bagi kehidupan bangsa Israil begitu juga bagi kehidupan orang Kristen. Mengapa demikian ? Karena bagi bangsa Israil Paskah menunjukkan bagaimana perbuatan Tuhan membebaskan bangsa Israil dari Mesir dan bagi orang Kristen, Paskah adalah Tuhan di dalam Yesus Kristus yang sudah mengalahkan kuasa kematian. Ini merupakan peristiwa yang paling menentukan hidup kita. Jika Paskah tidak terjadi, maka sia-sialah iman percaya kita, sia-sia Natal (kelahiranNya), sia-sia kita menaikkan doa-doa kita, karena kita berdoa kepada Tuhan yang mati. Oleh karena itu, jika Kristus tidak bangkit maka IA sama halnya seperti pahlawan biasa yang telah gugur dan tidak akan dapat memimpin kita dimasa kini dan tidak akan sanggup menyelamatkan kita.
Berita Paskah (kebangkitan) Yesus menjadi berita yang mengagetkan bagi murid-murid Yesus pada saat itu, karena peristiwa yang nyata ini tidak pernah dilihat langsung oleh murid-murid. Apalagi peristiwa penyaliban dan kematian lalu dikuburkan di hari jumat menjelang Sabat lalu mereka tahu. Memang murid-murid Tuhan Yesus memiliki sifat, pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda, secara khusus dengan Tomas yang mempunyai sifat keras, emosional, mengandalkan kemampuan manusia dan mudah putus asa. Ia tidak begitu saja gampang percaya akan kebangkitan Yesus, jika tidak didukung dengan bukti nyata. Marilah kita lihat respon Tomas ketika mendengar berita kebangkitan Yesus.
Isi
Penampakan diri Yesus yang bangkit kepada Tomas merupakan ketiga kalinya. Hal ini terjadi karena Tomas tidak percaya akan pemberitaan teman-temannya. Tomas meminta bukti kesaksian temannya tentang perjumpaannya dengan Yesus, dimana yang mereka lihat itu memang benar-benar Yesus yang bangkit bukan hantu seperti yang diberitakan pada saat itu. Untuk mewartakan Yesus sudah bangkit menurut Tomas butuhlah bukti supaya orang-orang yang mendengar menjadi percaya. Bagaimana mungkin orang percaya kalau tidak ada buktinya. Karena prinsip dan pola pikir Tomas maka ia diundang oleh Yesus untuk mengalami sendiri kebangkitan Yesus supaya ia menjadi percaya. Yesus mengatakan : "Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah". Artinya Tomas sudah berada di jalan yang salah yaitu tidak percaya, tapi sekarang ia diberi kesempatan untuk mengubah sikapnya. Kristus yang bangkit tidak memaksa mereka yang melihat penampakanNya untuk percaya, tapi kepercayaan itu biarlah tumbuh dari komitmen orang tersebut.
Pengakuan Tomas "Ya Tuhanku dan Allahku" (ayat 28) menunjukkan taraf tertinggi/puncak keimanan dalam Injil Yohanes (ayat 28). Pengakuan Tomas ini nyata dalam seluruh aspek kehidupannya sehingga dia mati sebagai martir yang dibunuh dengan panah saat ia sedang berdoa. Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Ayat 29). Ayat 29 ditujukan Yesus bagi mereka yang percaya atas pemberitaan orang lain, sebab kepercayaan seperti itu lebih mulia dari pada kepercayaan Tomas. Kepercayaan yang lebih mulia itulah yang mendasari dan mendukung gereja Kristen berkembang sampai saat ini. Kepercayaan yang benar harus terlepas dari penglihatan, hal ini disejajarkan dengan orang percaya karena adanya mujizat. Alangkah berbahagianya orang percaya kepada Yesus walaupun tidak melihat mujizat.
Oleh karena itu, dari mana kita percaya bahwa Yesus telah bangkit ? Hal itu dapat kita percayai dari kuasa kebangkitan Yesus itu yang bekerja sampai hari ini. Nama Yesus berkuasa dan seperti yang dikatakan dalam ibrani 13:8, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Dan ini juga dikatakan oleh Paulus dalam nas invocatio, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia (Yesus) dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya." Paulus menunjukkan Mengenal Dia (Yesus) secara mendalam bukan hanya sekedar tahu sejarahNya dan tahu firmanNya melainkan mengenal dalam arti mengalami Yesus dalam kehidupan dan pelayanannya, demikian juga kuasa kebangkitanNya, benar-benar dialami kuasa itu di dalam hidup dan pelayanannya. Untuk itu Paulus juga bersedia bersekutu dalam penderitaan Kristus, jadi bukan hanya mengalami kuasa kebangkitanNya tapi juga bersekutu dalam penderitaanNya, bersedia menderita karena melakukan firman Kristus, bersedia menderita karena nama Kristus yang dia beritakan, bahkan menjadi serupa dengan Yesus dalam kematianNya. Mengenal Kristus dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaan Kristus merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan keinginan terbesarnya untuk mengenal Yesus, oleh karena itu Kuasa kebangkitan itu sampai hari ini nyata bekerja pada diri orang-orang percaya, sama seperti ketika Yesus hidup di tengah-tengah umat manusia, Dia menyembuhkan, membuat mujizat dan sebagainya, maka sampai hari ini kuasa kebangkitan itu tetap bekerja dalam hidup orang percaya. Dalam nats bacaan, semua sukacita adalah sukacita atas kehadiran Allah yang menyelamatkan umat sehingga berkemenangan.
Aplikasi
Jika jaman ini kita masih beriman seperti Tomas, maka kita tidak akan menjadi orang percaya, karena bukti (saksi) kebangkitan Yesus mungkin tidak akan dilihat mata kepala kita. Karena itu alangkah bahagianya orang yang percaya walaupun tidak melihat, 2 Korintus 5:7, Paulus berkata “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”. Tapi kita tidak pungkiri kalau iman kitapun terkadang “mencari bukti” kehadiran Allah. Ketika tantangan melanda hidup maka kita langsung ragu akan kehadiran Allah. Pada saat seperti ini terjadi, maka kita harus mengingat pengalaman Tomas. Sama seperti kepada Tomas, kepada kita pun dikatakan Yesus bahwa lebih bahagia orang yang percaya walaupun tidak melihat. Artinya bahwa kita tidak ragu tentang kehadiran Allah disetiap situasi kehidupan kita. Keyakinan ini juga dapat kita saksikan bagi semua orang, agar orang lain juga menjadi orang percaya walaupun tidak melihat. Amin
SELAMAT PASKAH
Pdt. Nur Elli br Tarigan
GBKP Runggun Karawang