Minggu 28 April 2019, Khotbah Mazmur 116:5-9 (Quasimodogeniti)
Invocatio :
“Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini:
diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya”(Mzm. 27:4).
Bacaan :
Yohanes 21:1-14
Tema :
Tenanglah, hai jiwaku, sebab TUHAN baik bagimu
Pendahuluan
Pengalaman “gelisah, khawatir, ketakutan, kegentaran” sering kali meliputi hati manusia. Keadaan dalam kegundahan bisa menghambat untuk berdoa kepada Tuhan tetapi sebaliknya keadaan tertekan bisa membawa kepada sikap doa yang lebih kuat yaitu berseru kepada TUHAN. Sebab bukan saja merasakan kebutuhan akan pertolongan TUHAN, lebih dari pada itu “hanya TUHAN satu-satunya penolong yang sejati”.
Penderitaan yang dialami Daud adalah karena pemberontakan putranya Absalom. Daud dalam keadaan tertekan selama pemberontakan putranya. Absalom dengan licik merebut hati bangsa Israel, membuat persepakatan gelap untuk merebut tahta dari Daud. Daud mendengar kabar: "Hati orang Israel telah condong kepada Absalom." Daud melihat anaknya Absalom telah mabuk kekuasaan, sehingga ia tidak lagi memandang bapanya sebagai bapa tetapi penghalang. Absalom akan mencelakakan siapa saja yang dianggap penghalang baginya. Berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem: "Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, sebab jangan-jangan kita tidak akan luput dari pada Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia jangan dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita dan memukul kota ini dengan mata pedang! (2 Samuel 15:14). Daud memilih menghindar dan memohon pertolongan Tuhan, baginya masalah ini sangat rumit dan hanya Tuhan yang mampu menyelesaikannya.
Daud pada waktunya dibebaskan dari bahaya yang sangat besar, menceritakan bagimana batinnya tersiksa dan mengalami kesedihan yang mendalam dalam pikirannya, tetapi kemudian ia merasakan betapa besar perlindungan Allah baginya. Bahwa TUHAN membawa ia kembali ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban dan mengucap syukur kepada TUHAN.
Pendalaman Nats
Pemeliharaan Tuhan akan jiwa manusia ditunjukkan Tuhan Yesus dengan kesabar-Nya terhadap murid-murid-Nya. Bahwa mereka mencari pelarian dalam kegelisahan mereka, tidak tahu apa yang harus mereka perbuat. Petrus mengatakan kepada teman-temannya "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Dalam situasi ini ditunjukkan bahwa mereka mengerjakan kesia-siaan, sebab “malam itu mereka tidak menangkap apa-apa”. Bukannya mengurangi beban pikiran, malah menambah kacau pikiran karena tidak mendapatkan apa-apa.
“Yesus berdiri di pantai” menanti mereka, menyapa mereka, memberikan perintah "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.", dengan demikian membuka mata mereka sehingga Yohanes berkata "Itu Tuhan.", lalu memberi mereka makan. Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Yesus melakukan proses penggembalaan untuk menenangkan hati murid-murid-Nya.
Daud merasakan beratnya pergumulan hidupnya, sudah sangat mendekati kematian. Dalam situasi ini ia memohon untuk diluputkan dan TUHAN mendengarkan doanya. Maka Daud memuji Tuhan dengan mengatakan:
Ay.5 “Tuhan adalah pengasih dan adil”, lalu ditambah penekanan, “Allah kita penyayang”. Karena sifat-sifat Allah ini maka kita tidak binasa.
Ay.6 “Tuhan memelihara orang-orang sederhana”. Yang dimaksudkan sederhana adalah tulus, jujur dan tanpa kepalsuan. Dalam kesederhanaan ada kelemahan, ketidak berdayaan dan tidak mampu menyelamatkan diri sendiri. Karena itu Allah bertindak memeliharanya, karena dia berserah diri kepada Allah. Orang-orang yang dengan iman menempatkan diri mereka dibawah perlindungan Allah mendapatkan keselamatan.
Ay.7 “Kembali tenang, hai jiwaku…”. Belas kasihan Allah sangat terasa saat telah berada di ambang maut tapi diluputkan dan diangkat darinya. Lalu Allah memberi perpanjangan waktu hidup, hal inilah yang memberi ketenangan. Bahwa yang empunya hidup yang memperpanjang masa hidup kita. Dengan demikian menjalani hidup dengan bersukacita didalam Tuhan. Masih diberikan kesempatan hidup merupakan kebaikan Tuhan bagi kita. Itu artinya masih ada atau masih banyak kesempatan berbuat kebaikan atau pelayanan dalam hidup kita.
Ay.8 “Ya, Engkau telah meluputkan aku …”. Daud menguraikan kebaikan yang telah Tuhan lakukan:
1. Meluputkan aku dari pada maut.
Daud memandang bahwa kematian yang memalukan bila ia mati di tangan anaknya sendiri. Dari kematian yang mengerikan menurutnya, Tuhan meluputkannya.
2. Meluputkan mataku dari pada tersandung.
Meluputkan kejahatan yang menyebabkan dukacita. Untuk tidak tertekan oleh kesedihan yang berlebihan.
3. Meluputkan kakiku dari pada tersandung.
Kaki manusia sering tersandung oleh dosa dan menimbulkan kesengsaraan. Saat kaki kita hampir terperosok kedalam pencobaan, tangan Tuhan memegang kita.
Ay.9 “Aku boleh berjalan di hadapan TUHAN, di negeri orang-orang hidup”. Artinya pemazmur bersyukur masih diberi kesempatan hidup di dunia ini. Dia menyadari ada kewajiban yang harus dikerjakan; hidup dan bekerja di hadapan Allah. Kita harus hidup layak di hadapan Allah serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal. Karena jiwa kita telah telah diluputkan dari maut membuat kita lebih menghargai kehidupan, hidup sebagai manusia baru yang telah dibaharui.
Pointer Aplikasi
Manusia tidak akan mungkin mendapatkan ketenangan di luar TUHAN. Jiwa manusia mendapat peristirahatan yang tenang di dalam TUHAN. Hanya di dalam TUHAN jiwa dapat menetap dalam kebahagiaan. Di dalam Allah jiwa mendapat peristirahatan dan jiwa bersukacita. Kembalilah ke tempat peristirahatan yang diberikan Kristus kepada mereka yang letih lesu dan berbeban berat. Matius 11:28 “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”. Dalam pergumulan yang berat, dengarlah panggilan Tuhan untuk datang berserah kepada-Nya.
Tidak ada kekuatan lain yang lebih kokoh dari pada “bersandar kepada Allah”, sebab hanya Allah yang mampu membalikkan masalah menjadi kemenangan. "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan” (Roma 10:11). Pertolongan Tuhan telah terbukti bagi orang-orang percaya yang mempercayakan hidupnya ke dalam tangan Tuhan yang kuat.
Pertolongan Tuhan adalah sempurna, Tuhan tidak pernah kehabisan cara dan jalan untuk membebaskan dari masalah yang membelenggu kita. Yang terpenting bagaimana kita membawa masalah dan pergumulan kita kepada Allah dengan sikap yang benar. 1 Petrus 5:6-7 “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”.
Pdt. Sura Purba Saputra
GBKP Harapan Indah