Khotbah Minggu 15 April 2018

KHOTBAH Minggu 15 April 2018

(Misseri Cordias Domini)

Invocatio   :  “Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia Tuhan” (Mazmur 33:5)

Bacaan      : 1 Petrus 5 : 1 – 5 (Tunggal)

Kotbah      : Mikha 7 : 14 – 20 (Responsoria)

Tema         : “Tuhan Menunjukkan Kasih SetiaNya” (Icidahken Tuhan KekelengenNa Si Tetap)

 

Pembuka

            Banyak orang mengatakan, jika cinta butuh bukti, tanda kasih perlu aksi. Tidak heran jika dalam setiap kesempatan untuk menunjukkannya, berbagai cara dapat dilakukan. Mulai dari menuliskan kata-kata indah, mengungkapkan langsung dalam percakapan, bahkan memberi tanda berupa barang atau menghabiskan waktu dalam kebersamaan. Namun manusia memiliki keterbatasan untuk dapat mengungkapkan cinta kasihnya dengan sempurna. Sering kali kata-kata indah itu hanya sekedar kiasan, pujian pun hanya gombalan apalagi memberikan apa yang ada, bisa saja banyak perhitungan.

            Cinta kasih manusia tidaklah kekal. Di dalamnya masih banyak kekecewaan, penyesalan, ingkar janji, pelarian dan banyak lagi. Cinta kasih yang kekal dan setia, hanyalah milik Tuhan. Dalam segala zaman, tempat dan situasi kasih setiaNya nyata dan ada untuk selamanya. Kasih setia Tuhan diberikanNya untuk kita. Lalu jika pemberian Tuhan itu sudah kita terima, bagaimana kita dapat memaknainya di dalam hidup kita?

 

Isi

Bagian dari akhir dari tulisan Mikha ini, merupakan sebuah doa permohonan. Mikha merindukan pemulihan bagi bangsa Tuhan. Permohonan ini juga sebagai kritik Mikha terhadap para pemimpin yang tidak menerapkan keadilan dan kesejahteraan bagi bangsa yang dipimpinnya. Sehingga ia berharap agar kiranya Allah tetap berkenan menggembalakan umatNya, sehingga bangsaNya tetap hidup seturut jalan Tuhan (ay 14). Banyak hal yang telah Allah nyatakan dalam kehidupan bangsaNya. Bagaimana Allah memberi pertolongan yang ajaib saat bangsaNya keluar dari Mesir, menjadi sebuah ingatan yang kuat agar bangsa ini tetap mengandalkan Tuhan saja (ay 15).

Mikha menyadari bahwa di dalam diri bangsaNya, tidak ada kekuatan yang dapat diandalkan, selain dari kekuatan Allah sendiri. Allah digambarkan seperti seorang gembala yang menggunakan tongkat kayu kuat selayaknya menggembalakan domba. Dengan pertolongan dan penjagaan Allah, bangsaNya tidak hanya dikuatkan untuk menjalani kehidupan tetapi juga dapat mengalahkan musuh-musuh dengan berserah penuh pada tuntunan Tuhan dalam kasihNya. Bangsa-bangsa lain pun akan menyaksikan dan menyadari kekuatan Allah dan berpaling kepadaNya, sehingga setiap bangsa akan belajar menjalankan kebaikan dan keadilan seperti yang Tuhan perintahkan (ay 14, 16-17).

Dalam tuntunan Allah, bangsaNya dapat meninggalkan dosa-dosa dan menikmati makna pengampunan. Tidak ada allah lain yang dapat melakukannya selain dari Allah yang disembah. Ia Allah yang mengampuni dosa, memaafkan pelanggaran, tidak bertahan dalam murka-Nya tetapi menunjukkan kasih setia. Mikha berharap agar kasih Tuhan tetap dinyatakan bahkan janji setia akan penyertaan Allah sejak zaman nenek moyang Israel pun, pasti akan diberikan bagi bangsa ini jika mau hidup di dalam Tuhan dan dipulihkan (ay 18-20).

Aplikasi dan penutup

            Dalam banyak cara, Allah menunjukkan kasih setiaNya. Karya terbesar Allah adalah pengampunan yang diberikan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Sehingga setiap manusia yang telah beroleh kasih setia dan keselamatan dari Allah, tidak hanya menjadi penikmat kasih setia Tuhan dengan pasif. Melainkan turut aktif menyaksikannya di dalam kehidupan selaku orang yang telah dipulihkan dari dosa. Cinta dan kasih Allah telah dibuktikan, sehingga perlu aksi nyata untuk menyaksikannya bagi banyak orang agar semakin banyak orang yang mengenal kasih setia Tuhan.

            Invocatio Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia Tuhan” (Mazmur 33:5), salah satu cara agar bumi penuh dengan kasih setia Tuhan adalah dengan menjalankan keadilan dalam hukum yang berlaku di kehidupan kita dengan berlandasakan hukum kasih dan keadilan Tuhan. Melalui sikap dan pandangan ini, kita dapat menyaksikan kasih Tuhan bagi banyak orang (khususnya di tahun politik ini). Dalam 1 Petrus 5:1-5 kita diingatkan untuk tetap menjadi gembala bagi domba seperti Allah bagi bangsaNya. Kita menjadi gembala yang baik yang memberi teladan nyata hidup dalam kasih setia Tuhan. Dengan kerendahan hati untuk diubahkan Tuhan, kita mendapatkan pengampunan dan hidup di dalamnya.

            Minggu Misseri Cordias Domini ini, kita percaya bahwa Tuhan akan tetap menyatakan kasih setiaNya bagi manusia. Kita pun harus mewarnai hidup kita dengan kasih setia Tuhan yang terlihat dari cara berbicara, bertingkah laku dan memikirkan hal-hal yang memberi kebaikan bagi banyak orang. Kasih setia Tuhan memberi perubahan hidup agar kita tidak lagi mengulagi dosa-dosa kita dan tidak mau kalah dengan “musuh-musuh” zaman now.

      Lalu jika pemberian Tuhan itu sudah kita terima, bagaimana kita dapat memaknainya di dalam hidup kita? Marilah kita memberi hati merasakan kasih setia Tuhan. Membuat kita tetap berpengharapan, bahwa ada penghiburan dalam kesedihan, ada jalan keluar saat kesusahan, ada kekuatan saat merasa sakit dan lemah, ada pengampunan dalam kesalahan. Kita tidak meninggalkan Tuhan tetapi datang mendekat. Mau meninggalkan dosa-dosa dan dipulihkan. Menjalankan tugas untuk turut bersaksi akan kasih setia Tuhan.

Pdt. Deci Kinita br Sembiring

GBKP Balikpapan

Minggu 29 April 2018 , Khotbah I Tawarikh 16:7-13 (Kantate)

Invocatio:

“Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya TUHAN, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu” (Mazmur 89:16

 

Bacaan :

Matius 11:25-30

 

Tema :

Bernyanyilah memuji Tuhan

 

 

1.Pendahuluan

Bernyanyi sangat penting dalam kehidupan kita. Selain menyenangkan hati, bernyanyi juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Ini beberapa manfaat jika kita sering bernyanyi:

- Mengurangi stress dan meningkatkan kualitas hidup
- Mempererat ikatan sosial
- Meningkatkan kekebalan pada pasien kanker
- Menyehatkan jantung
- Mengurangi dengkuran
- Meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi gejala asma ringan
(Sumber: Nationalgeographic.co.id)

Tema khotbah minggu ini adalah Bernyanyilah memuji Tuhan.

Dari sejak awal Kekristenan, menyanyi telah memainkan peran utama dalam ibadah Kristen. Bahkan, dalam masa-masa Perjanjian Lama, menyanyi/ lagu-lagu merupakan cara untuk mendeklamasikan sejarah Israel. Lagu pertama yang dicatat dalam Alkitab (dalam Keluaran 15) adalah lagu Nabiah Miriam yang merayakan kemenangan Allah dan kekalahan tentara Mesir di Laut Merah. Nyanyian itu untuk mengingatkan orang tentang siapa Tuhan itu, apa yang telah Dia lakukan dan apa yang Dia janjikan untuk dilakukanNya di masa depan. Musik di dalam Alkitab selalu positif, menyatakan kasih, suka-cita, perayaan, kemenangan, ucapan syukur, kekaguman, pujian, penyembahan dan hormat bagi Tuhan. Musik di dalam Alkitab tidak pernah digunakan untuk hal-hal dan tujuan negatif.

Memang tak seorangpun yang tahu kapan musik pertama kali dimulai. Hampir setiap kebudayaan di bumi selalu memiliki musik. Dalam kitab Ayub 38 dikatakan bahwa ketika Tuhan meletakkan dasar-dasar bumi, para malaikat menyanyi dan bersorak suka-cita, ini sebelum Tuhan menciptakan manusia. Kolose 1:16 berkata “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Tuhan Yesus yang menciptakan musik. Musik yang Ia ciptakan sangat misterius. Jadi musik diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Bahkan Allah adalah Allah yang mau/ gemar bernyanyi dan bersorak-sorai bersama umatNya (Zefanya 3:17).

Pendalaman Teks : I TAW 16:7-13
16:7 Kemudian pada hari itu juga, maka Daud untuk pertama kali menyuruh Asaf dan saudara-saudara sepuaknya menyanyikan syukur bagi TUHAN : 16:8 Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! 16:9 Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! 16:10 Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN ! 16:11 Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! 16:12 Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya, 16:13 hai anak cucu Israel, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya! 16:14 Dialah TUHAN, Allah kita, di seluruh bumi berlaku penghukuman-Nya

Mazmur ini adalah gabungan dari Mazm 105:1-15; 96:1-13; Mazm 106:1,47-48. Cara Daud merayakan kemurahan Allah dan tindakan-tindakan-Nya yang ajaib bagi Israel terdiri atas pujian dan ucapan syukur. Di bawah perjanjian yang baru semua orang percaya adalah imam Allah (1Pet 2:5,9; Wahy 20:6) dan sebagai imam seharusnya mereka mempersembahkan pelayanan rohani dalam bentuk pujian dan ucapan syukur kepada Allah. "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya" (Ibr 13:15). Pujian dan penyembahan orang percaya haruslah dalam bentuk ucapan dan tindakan. Ini berkenan kepada Allah selama si penyembah melaksanakan Firman-Nya dan tidak menjadi serupa dengan dunia ini (Rom 12:1-2)

Mazmur adalah nyanyian atau syair puji-pujian yang biasa dilantunkan oleh para nabi yang dipakai dalam ibadat di Bait Suci di Yerusalem dan upacara kerajaan pada masa Israel Kuno, kumpulan-kumpulannya terdapat pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab. Kitab Perjanjian Lama adalah bagian dari Alkitab orang Kristen sehingga diwarisi hingga sekarang dalam kehidupan umat atau jemaat. Kata ini menunjuk pada suatu lagu yang dinyanyikan dengan diiringi berbagai alat musik yang menggunakan dawai.

Dari bahasa Yunani psalmos berasal dari kata psallô (memainkan musik, memetik dengan jari) dan dalam bahasa Inggris menjadi psalms. Mazmur adalah iring-iringan musik yang menyertai nyanyian, syair yang dinyanyikan dan biasanya diiringi dengan musik. Mazmur juga dapat berarti kidung / lagu - dari bahasa Yunani ôdê berasal dari kata kerja adô (bernyanyi, bersenandung), namun kidung dapat disertai dengan musik ataupun tidak. Mazmur berarti nyanyian / himne - dari bahasa Yunani humnos berasal dari kata hudeô (merayakan/perayaan, memperingati/ peringatan) dan berarti kidung puji-pujian yang dipersembahkan kepada Allah, dewa, pahlawan, atau orang-orang besar.

Tuhan memerintahkan umatNya untuk menyanyi. Tuhan ingin kita menyanyikan lagu-lagu puji-pujian untukNya. Ini bukan pilihan atau anjuran, tetapi perintah. Tidak peduli bagus atau tidak bagus suara kita, tidak peduli berapa usia kita, kita harus menyanyi memuji Tuhan. Tidak ada prasyarat-prasyarat. Lagu gereja harus dinyanyikan setiap orang. Dalam Perjanjian Lama, menyanyi merupakan perintah penting dalam setiap ibadah di dalam rumah Tuhan. Kaum Lewi diperintahkan untuk menyanyi dan memimpin umat dalam pujian; dan jemaat diharapkan untuk untuk ikut dalam nyanyian tersebut. Ada banyak ayat Mazmur yang memerintahkan umat untuk menyanyi (Maz. 64:4; 96:1-2; 105:2; 149:1). Rasul Paulus mendorong Gereja Perjanjian Baru untuk menyanyi (1 Kor 14:26; Ef 5:19; Kol 3:16). “Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam Mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Ef 5:19).

Aplikasi
Bernyanyi adalah perintah Tuhan, kekristenan menjadi iman yang menyanyi. Dari sejak zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sampai sekarang, Gereja Tuhan telah selalu bernyanyi dalam ibadah bersama maupun pribadi. Beberapa catatan bagi kita:

Bernyanyilah untuk memuji Tuhan dan bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan dalam hidup kita seperti yang Yesus lakukan, Dia bersyukur kepada Allah.
Bersikap rendah hati memanggil namaNya dan saksikan perbuatan Allah yang baik. Tenyata Tuhan berkenan dan mengasihi kita manusia berdosa.
Datang kepada Yesus setiap saat didalam suka terlebih kepada semua yang letih lesu dan berbeban berat, Yesus akan memberi kelegaan kepada kita. Kita datang kepada Tuhan Yesus baik lewat doa maupun nyanyian pujian. Dengan bernyanyi kita memperoleh manfaat rohani dan jasmani berupa kesehatan (baca pendahuluan)
Yesus adalah teladan hidup dalam kelembutan dan kerendahan hati. Kita mau memikul tugas dan tanggungjawab yang diberikan. Tidak melarikan diri. Tidak menghindari segala beban yang harus dikerjakan.
Saatnya untuk merenungkan sejauh mana hubungan kita dengan Tuhan, dilihat dari sikap hidup kita selama ini. Semakin dekat hubungan denganNya, semakin penuh sukacitalah kita bernyanyi memuji Dia? Selamat merenung dan menjalankan sabda Tuhan. Amin


Pdt. Rosliana Br Sinulingga, M.Si

GBKP Semarang

Khotbah Kamis 10 Mei 2018

Khotbah Kamis 10 Mei 2018

(Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga)

Invocatio   : “Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada” (Mazmur 93:2).

Bacaan       : Mazmur 110:1-7 (Responsoria)

Khotbah     : Ibrani 1:3-8 (Tunggal)

Tema         : “Pemerintahan Yesus Kekal dan Adil”

  1. Pendahuluan

“Siapakah Yesus bagi anda?” Adalah pertanyaan yang sangat penting dan menentukan bagi orang Kristen. Sebab Yesus sendiri bertanya kepada murid-murid-Nya "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu? Lalu melanjutkan pertanyaan-Nya "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? Dan Simon Petrus mewakili semua orang percaya mengatakan: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! (Mat.16:16). Yesus menuntut, “percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku” (Yoh.14:1). Perlu kita sadari bahwa setelah kebangkitan Yesus Kristus, Tomas yang sering disebut peragu pun membuat pengakuan iman dengan mengatakan kepada Yesus: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yoh. 20:28).

Hari ini kita memperingati kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Mengingatkan kita bahwa Yesus Kristus sebelum datang kedunia, berasal dari surga dan saat kenaikan Ia kembali bertahta di surga. Dulu, semasa di bumi, Tuhan Yesus sering berkata kepada murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias (Mat.16:20). Tetapi setelah Yesus naik ke surga, maka telah tiba waktunya diberitahukan kepada semua orang. Sebab kebutuhan terbesar manusia adalah mengenal Juruselamat. Dan bukti terbesar tentang Siapa Sebenarnya Yesus adalah kenaikan-Nya ke Surga.

  1. Pendalaman Nats

Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah, yang menyatakan kesetaraan dan kebersamaan Yesus Kristus dengan Allah Bapa. Pernyataan ini mengingatkan kita tentang perjalanan bangsa Israel, “kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci” (Kel. 40:34). Dikatakan bahwa awan kemuliaan (Shekinah) Allah, merupakan tanda kehadiran Allah. Kemuliaan Allah menentukan pergerakan bangsa Israel, “Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah. Tetapi jika awan itu tidak naik, maka mereka pun tidak berangkat sampai hari awan itu naik” (Kel. 40:36-37).

Yesus Kristus bukan manusia biasa, sebab Ia adalah Anak Allah. Kolose 2:9 “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan”. Yohanes 14:8-10 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi. Menyatakan pekerjaan Yesus di dunia adalah untuk melakukan penyucian dengan mengorbankan diri di atas kayu salib. Setelah Ia menyelesaikan tugas inilah, “Ia duduk disebelah kanan Yang Mahabesar” menyatakan kedudukan Yesus sebagai hakim dan penentu putusan keselamatan manusia.

Dalam nats ini ditegaskan bahwa Yesus lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" Walaupun malaikat-malaikat disebut anak-anak Allah tetapi dalam taraf atau derajat yang berbeda dengan Yesus Kristus, sebab Yesus penuh kuasa.

Hukum Taurat “disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara” (Gal.3:19). Menyatakan bahwa pada saat Hukum Taurat diberikan kepada Musa, bala tentara surga ikut mengiringi Allah. Adapun malaikat-malaikat itu adalah mahluk yang sangat mulia. Tetapi kemuliaan Yesus Kristus jauh melampaui para malaikat. Kalau dibandingkan, beribu-ribu atau berjuta-juta malaikat dibandingken dengan Yesus Kristus, masih jauh lebih mulia Yesus Kristus. Sebab bagaimana pun malaikat adalah ciptaan Allah, sedangkan Yesus bukan ciptaan, segala sesuatu diciptakan melalui Dia.

Dalam bacaan kita, Mazmur 110:1 Daud mengakui bahwa Mesias (Yesus Kristus) adalah Tuan-nya. Yesus mengatakan kepada orang Farisi: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu" (Matius 22:43-44). Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran”. Hal ini menyatakan kekalan Yesus Kristus, bahwa Allah adalah Bapa yang kekal dan tentunya Anak-Nya yang Tunggal juga kekal.

  • Pointer Aplikasi

Yesus Kritus harus disembah dan dipermuliakan. Karena tiada yang seperti Dia dalam kemuliaan terang kemuliaan Allah yang sepenuhnya. Yesus adalah satu-satunya Mesias yang dijanjikan, Dia yang membawa keselamatan bagi orang percaya. Seharusnya kita tidak meragukan-Nya.

Pesan yang kita bawa kepada dunia sangat penting sebab mengandung berita keselamatan untuk menyambut Yesus dan sebaliknya adalah berita penghukuman karena menolak Yesus Kristus. Kalau kita sekedar mengatakan Yesus adalah seorang guru yang hebat, manusia yang sangat etis dan bermoral tinggi, bisa saja tidak ada keberatan dan penolakan. Tetapi saat kita mengatakan bahwa Yesus satu-satunya terang Allah, saat kita mengungkapkan keilahian Yesus, pasti banyak orang menyampaikan keberatan atau penolakannya. Dengan demikian, orang tersebut menyatakan posisinya yang tidak menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus.

Namun bagi kita orang Kristen, jika Yesus bukan Anak Allah, bukan Allah yang menjadi manusia, jika Dia bukan Imanuel-Allah beserta kita, maka kematianNya di kayu salib tidak berarti apa-apa. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa kematian-Nya di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Status Yesus sangat menentukan kuasa-Nya untuk mengampuni dosa-dosa kita.

Karena Yesus telah menebus kita maka Ia berhak mengatur hidup kita, memerintah sepenuhnya atas hidup kita. Petrus 1:18-19 “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”. Yesus adalah pemilik hidup kita sepenuhnya, maka kita hidup untuk menyembah dan mempermuliakan pemilik hidup kita. Dengan demikian, kita menyatakan posisi kita di dalam Yesus Kristus, kita menerima janji Allah untuk memperoleh hidup yang kekal yang dianugerahkan bagi kita. Amin.

Pdt. Sura Purba Saputra, M.Th

GBKP Harapan Indah

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD