MINGGU 14 OKTOBER 2018, KHOTBAH EFESUS 4:12-16
Invocatio :
Hakim-hakim 5:7
Ogen :
Lukas 8:1-3 (Tunggal)
Tema :
Sikap Ndahiken dahin pelayanen (Bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas pelayanan)
a. Pendahuluan
La•yan, me•la•yani (KBBI) v 1 membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang; meladeni: 2 menerima (menyambut) ajakan (tantangan, serangan, dan sebagainya): 3 mengendalikan; melaksanakan penggunaannya (senjata, mesin, dan sebagainya). Dalam kekristenan ada banyak cara untuk memahami arti pelayanan Kristen. Kita bisa mempelajarinya dari pengajaran-pengajaran dan teladan-teladan Tuhan Yesus dalam kitab-kitab injil,atau dari surat-surat Paulus, atu juga dari tulisan-tulisan lain dalam Alkitab. Sesungguhnya pelayanan kepada Tuhan adalah semua tindakan, baik yang dipikiran, diucapkan dan dilakukan selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Dalam hal ini inti pelayanan adalah melayani perasaan Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian pelayanan bukan dimulai dari kegiatan dalam lingkungan gereja. Pelayanan tidak dimulai dari Sekolah Tinggi Teologi atau sekolah Alkitab. Pelayanan juga tidak dimulai dari kursus-kursus pelayanan, tetapi pelayanan dimulai dari sikap hati dan cara berpikir serta gaya hidup atau perilaku yang selalu sesuai dengan keinginan Allah setiap hari, sehingga sungguh-sungguh dapat memuaskan atau menyenangkan hati Bapa dan Tuhan Yesus Kristus.
b. Isi
Penjelasen Efesus 4:12-16. Surat Efesus ini ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Efesus, Efesus, Efeso, kota dagang. Terdapat sebuah kuil Atemis, dewi kesuburan Diana, saudara kembar dari dewa Apollo. Karena kehadirannya memberi keuntungan besar. Pada uang logam di Efesus terdapat gambar Dewi ini. Orang-orang membangun kuil dan patung-patung Artemis terbuat dari perak dan emas diperjualbelikan. Waktu Paulus lewat kota ini dengan hati pedih ia memberitakan Injil sehingga terjadi huru-hara. Paulus menulis suratnya kepada jemaat Efesus untuk mengingatkan agar mereka sebagai bangunan Allah, tubuh Kristus, dan mempelai perempuan itu hidup memuliakan Tuhan dan membangun pekerjaan Tuhan, bangunan Allah dengan baik dan jangan hidup seperti orang Efesus yang kafir ini. Paulus mengajar jemaat di Efesus agar tahu bagaimana membangun tubuh Kristus, rumah Tuhan, atau gereja.
Di dalam melakukan tugas pelayanan maka: akan diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus dan pemberian karunia-karunia rohani untuk bekerja dan sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Dalam teks Lukas 8:1-3:
Teladan apa yang Yesus tinggalkan untuk kita lakukan?
• Bekerja selalu dikaitkan dengan keselamatan orang lain (Luk. 8:1).
“Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia.”
Selama berada di dunia, Yesus mengajar di dalam bait Allah dan memberitakan Injil Kerajaan Allah (di luar Bait Allah) terkait dengan keselamatan diikuti dengan penyembuhan pelbagai macam penyakit. Hal ini dilakukan-Nya sebab Ia meng-hendaki agar tidak ada yang binasa tetapi semua orang berbalik dan bertobat (2 Ptr. 3:9b).
Rasul Paulus mencontoh teladan Yesus dengan giat memberitakan Injil bahkan menganggapnya celaka jika tidak menginjil (1 Kor. 9:16) sebab dia tahu pentingnya keselamatan yang hanya ada di dalam Yesus (Kis. 4:12).
• Pengalaman ditolong Tuhan menjadi motivasi untuk melayani-Nya.
“dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Susana dan banyak perempuan lain.” (Luk. 8:2-3a)
Misi pekabaran Injil tidak dilakukan oleh Yesus seorang diri tetapi disertai oleh dua belas murid-Nya juga perempuan-perempuan yang mempunyai pengalaman per-tolongan luar biasa dari-Nya. Jelas, tugas menyampaikan berita keselamatan bukan dikerjakan oleh pendeta saja tetapi merupakan tugas semua orang yang telah diselamatkan oleh-Nya sesuai perintah Amanat Agung Yesus (Mat. 28:19; Mrk. 16:15,20).
Dapat dibayangkan betapa sukacita tak terkatakan dialami oleh seorang dirasuk setan yang terbebas dari siksaan hidup siang malam (Mrk. 5:1-13) yang dilakukan oleh Iblis sebagai pembunuh manusia sejak semula (Yoh. 8:44). Terjadi perubahan besar setelah orang tersebut bebas dari ikatan setan, dia memohon supaya diperkenan mengikut Yesus tetapi Ia menyuruhnya pulang ke rumah bertemu orang-orang sekampungnya untuk bersaksi tentang apa yang Yesus telah perbuat kepadanya (Mrk. 5: 18-20). Demikian pula pengalaman kesembuhan orang lumpuh yang pekerjaannya hanya meminta-minta sedekah di dekat pintu gerbang Bait Allah tetapi tidak pernah merasakan sukacita yang terjadi dalam ibadah. Namun setelah disembuhkan, dia berjalan masuk ke dalam Bait Allah, melompat-lompat sambil memuji Allah membuat orang lain takjub dan tercengang (Kis. 3:1-10).
• Diberkati untuk menjadi berkat.
“Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.” (Luk. 8:3b)
Tak dapat dipungkiri, setiap pekabaran Injil membutuhkan dukungan dana. Untuk itu Rasul Paulus tinggal selama dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri (tidak merepotkan orang lain) dan menerima semua orang yang datang kepadanya (Kis. 28:30). Bukankah saat pembangunan Tabernakel, seluruh umat Israel ikut terlibat di dalam pengurbanan dan setelah dana yang diperlukan cukup, Musa mencegah mereka mempersembahkan kurban lagi (Kel. 36:6-7)?
Perhatikan, kita tidak harus menjadi kaya lebih dahulu untuk dapat melayani Tuhan dan mempersembahkan kurban bagi-Nya tetapi yang utama ialah hati dan keterlibatan kita seperti dicontohkan oleh jemaat di Makedonia yang miskin namun sudah mempersembahkan lebih dari yang diharapkan. Mereka kaya dalam kemurahan walau mereka mengalami pencobaan berat dalam pelbagai penderitaan; bahkan mereka memberi melampaui kemampuan mereka (2 Kor. 8:2-4).
c. Penutup
Kita telah dipanggil untuk melayani (menyiapkan/mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang; meladeni orang lain. Kita diberkati dan dipelengkapi Tuhan dengan berbagai karunia rohani, materi, kesehatan, kepandaian, aneka ragam talenta, tenaga dan sebagainya bukan untuk diri sendiri tetapi Dia mempercayakan segala berkatNya kepada kita agar kita juga dapat menjadi berkat bagi orang lain.Untuk itu marilah kita kaitkan segala aktivitas pelayanan kita dengan keselamatan orang lain dan pengalaman hidup ditolong Tuhan menjadi motivasi untuk lebih giat melayani-Nya serta menggunakan berkat yang kita miliki untuk memberkati orang lain. Dengan demikian, makin banyak orang mengenal Dia dan Nama Tuhan dipermuliakan serta kita dapat menyenangkan hati Tuhan
Pdt. Rosliana br Sinulingga
GBKP Runggun Bumi Anggrek