Minggu 02 Desember 2018, Khotbah Bilangan 24:15-17
Invocatio :
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada
Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11 : 6)
Bacaan :
Wahyu 22 : 16 – 20 (Tunggal)
Tema :
“Bersiaplah, Bintang Yang Bersinar Terang Akan Datang”
(Ersikaplah, Bintang Si Erkinar E Reh Me)
I. Pengantar
Saudara/i yang terkasih di dalam Yesus Kristus,minggu ini kita memasuki Advent yang pertama. Masa Advent adalah 4 minggu sebelum perayan Natal tanggal 25 Desember. Dan sesuai dengan artinya, masa advent dihayati sebagai masa penantian yang penuh pengharapan dan kerinduan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penebus dunia yang telah datang dan yang akan datang kembali. Dalam panantian tersebut masa advent juga dipahami sebagai peringatan untuk mempersiapakan diri menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali tersebut dan sekaligus mempersiapkan diri untuk merayakan dan mensyukuri Natal. Apa yang harus dipersiapkan? Hati kita. Itulah yang penting. Hati yang percaya sepenuhnya bahwa benar Yesus Kristus yang telah datang dan yang akan datang kembali adalah Tuhan sang Juruslamat sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, yang berimplikasi dalam sikap hidup yang berkenan kepada Allah, yakni hidup yang mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.
II. Penjelasan Nats
“Lalu diucapkannyalah sajaknya, katanya: “Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;” (ay. 15). Yang menjadi pertanyaan adalah siapakah sebenarnya Bileam bin Beor? Sehingga dikatakan dia adalah seorang yang terbuka matanya? Jawaban/penjelasannya ada di pasal-pasal sebelumnya, yakni pasal 22 – 24, yang merupakan rangkaian cerita/kisah tentang Bileam dan Balak. Dan bahan khotbah kita 24 : 15-17 termasuk ke dalam perikop yang menjadi puncak dari kisah tentang Bileam dan Balak yang diceritakan dalam Bilangan pasal 22-24. Balak adalah raja Moab (22:6), dan pada saat itu Israel baru saja memusnahkan orang Basan (21:33-35), dan berkemah di dataran Moab (22:1), siap untuk memasuki tanah perjanjian. Balak takut (22:4), sehingga, seperti orang yang habis akal sendiri sehingga berdoa atau pergi ke dukun, dia mencari kekuatan ilahi untuk mengalahkan Israel. Dia memanggil Bileam, seorang penenung (22:7), untuk mengutuk Israel (22:6).Bileam dikenal sebagai orang yang berkatnya dan kutuknya manjur (22:6). Kuasa itu ada dalam kaitan dengan dewa-dewi, seperti biasa dalam dunia sihir. Namun, mulai dengan kedatangan rombongan kepada Bileam, Tuhan menunjukkan siapa yang sebenarnya memiliki kuasa. Tiga kali Bileam terpaksa mengucapkan berkat atas Israel, setiap kali dengan lebih jelas dan kuat. Pertama, menyampaikan keengganan Bileam untuk mengutuk bangsa yang tidak dikutuk Tuhan (22:8). Kedua, mengangkat janji Allah (23:19) yang membawa mereka keluar dari Mesir (23:22) sehingga mantera tidak berdaya terhadap mereka (23:23). Untuk kedua kali itu, Bileam menyendiri dan ditemui oleh Allah dengan perkataan untuk diucapkan (23:4-5, & 16).Ketiga, Bileam mungkin mau menghindar dari perintah langsung dari Allah, tetapi kali itu dia dihinggapi oleh Roh Allah (24:2), seakan-akan kesurupan (rebah dengan mata tersingkap 24:4).
Saudara/i yang terkasih di dalam Yesus Kristus, melalui kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah telah menyelamatkan umat-Nya dari ancaman sihir itu. Tidak hanya menyelamatkan dari ancaman sihir tersebut, Allah bahkan menggunakan Bileam untuk mengatakan nubuatan tentang bagaimana masa depan bangsa Israel, bahwa suatu pribadi akan datang yaitu bintang dari Yakub dan dia akan menghancurkan dan memerintah atas bangsa-bangsa. (24:17). Siapakah pribadi itu, yang dikatakan “bintang terbit dari Yakub”? Dalam bacaan kita, Wahyu 22:16-20, sangat jelas dikatakan bahwa pribadi tersebut adalah Yesus Kristus, walaupun dalam kalimat yang berbeda “Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.” (ay. 16)Selanjutnya, pembacaan kita juga mau menyatakan bahwa keselamatan di dalam Yesus Kristus terbuka kepada semua orang, dan keselamatan itu diberikan dengan cuma-cuma (ay. 17). Selanjutnya, apa yang dikatakan dalam kitab Wahyu, adalah suatu kebenaran. Tidak boleh ditambah atau dikurangi (ay. 18-19).Sebagaimana Yohanes merindukan kedatangan Yesus yang kedua kali, agar kiranya kita juga mempunyai kerinduana yang sama. Dengan adanya kerinduan dalam hati kita akan seseorang yang telah berjanji bahwa ia segera datang, terlebih orang tersebut yang sangat berarti kepada kita, pastilah membuat kita senantiasa menanti dan menanti dengan sabar dan persiapan yang maksimal menyambut kedatangannya.
III. Aplikasi
Saudara/i yang terkasih di dalam Yesus Kristus, jika dipikirkan secara logika manusia, tidak akan mungkin Allah menggunakan seorang Bileam yang merupakan seorang penenung (KBBI, te•nung : 1.kepandaian dsb untuk mengetahui (meramalkan) sesuatu yg gaib (spt meramalkan nasib, mencari orang hilang), juru (tukang, pandai) --; 2. ilmu hitam untuk mencelakakan orang), untuk memberikan berkat dan menyampaikan nubuatan Allah kepada bangsaNya. Sebenarnya akan lebih mudah bagi Allah untuk menyampaikan berkat dan nubuatanNya melalui nabi-nabi yang telah dipilihNya, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, Allah menggunakan Bileam untuk memberikan berkat dan nubuatan kepada bangsaNya. Seorang Bileam yang biasanya mencelakan orang lain melalui ramalan-ramalan/sumpah-sumpah, dipakai Allah untuk menyampaikan berkat dan nubuatanNya tentang kedatangan Mesias ke dunia ini. Begitu juga untuk kedatanganNya yang kedua kalinya, dalam pengelihatan Yohanes dalam Wahyu 22 : 16-20. Implikasinya bagi kita adalah bagaimana kita mensyukuri kedatanganNya tersebut dengan sikap hidup yang semakin peduli, empati dan berani menjadi model bagaimana manusia yang berkenan kepada Allah dan itu berarti mengikut teladan Yesus. Dan dengan hidup demikian, berarti kita juga sungguh-sungguh mempersiapkan diri menanti kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali.
Pdt. Abel Sembiring, S.Th, M.Min
GBKP Runggun Tambun