Jumat 17 Agustus 2018, Khotbah : Ulangan 7:7-24

Invocatio :

Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan 

sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham,Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikMu:”Akilah Tuhan”.

Bacaan : 1 Korintus 7:7-24

Tema : Pakailah kemerdekaan yang diberikan Tuhan/Pakeken
kemerdekaan si ibereken Tuhan

Pendahuluan
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 menyimpan arti dan makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia . Betapa tidak, berabad-abad lamanya negara ini di duduki, dikuasai dan di jajah bangsa asing mulai dari Portugis, Inggris,Belanda dan Jepang. Para pejuang dan pahlawan bangsa rela berkorban mempertaruhkan segala jiwa dan raganya supaya Nusantara ini terbebas dari penjajahan. Kemerdekaan RI telah membebaskan bangsa kita dari Sabang sampai Merauke.

Hari ini,kembali kita memperingati kemerdekaan bangsa kita yang ke 73 tahun, hal ini mengingatkan kembali kita akan penyertaan Tuhan bagi bangsa Indonesia. Dalam kurun waktu yang lama bangsa ini dijajah oleh bangsa bangsa asing, dan pada akhirnya bisa menyatakan kemerdekaannya. Dalam Pembukaan Undang undang Dasar 1945 disebutkan kemerdekaan Indonesia adalah atas berkat Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia bisa merdeka bukan karena memiliki persenjataan yang canggih untuk melawan penjajah tapi kemerdekaan ini terjadi karena campur tangan Tuhan bagi bangsa ini.

Isi
Teks khotbah dalam Ul.7:7-11 memperlihatkan bagaimana Musa, memanggil para tua-tua dan menyampaikan kepada bangsa Israel segala yang difirmankan oleh Allah untuk disampaikan kepada bangsa Israel. Musa mengatakan bahwa status bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan..”sebab engkaulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, dari segala bangsa di atas bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya”(ay.6). Musa mengatakan bahwa status sebagai bangsa pilihan Tuhan bagi bangsa Israel bukan karena jumlah mereka yang banyak tapi karena Tuhanlah yang telah memilih. Hal yang mendasari pemilihan Allah bagi bangsa ini, bukan karena siapa bangsa Israel, melainkan siapa Allah. Jadi penekanan dalam pemilihan ini bukan terletak pada “bangsa Israel tapi terletak pada siapa Allah. Pemilihan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan tidak didasarkan pada apa yang mereka lakukan bagi Allah, melainkan apa yang Allah lakukan bagi mereka.

Dalam konteks sebuah bangsa atau negara pada zaman dulu, kekuatan suatu suatu bangsa ditentukan oleh jumlah mereka. Jumlah yang banyak berarti mereka memiliki ketersediaan pasukan yang banyak untuk maju dalam peperangan, jumlah yang banyak juga menyiratkan ketersediaan tenaga yang melimpah untuk berbagai pekerjaan. Jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, jumlah umat Israel tergolong sedikit, masih banyak bangsa lain yang memiliki sejarah yang panjang serta memiliki kebudayaan yang lebih maju daripada bangsa Israel.Musa menyatakan kebenaran ini, supaya bangsa Israel tidak jatuh kedalam kesombongan atas pilihan Allah baginya.

Dalam ay 8 dikatakan:Tetapi karena Tuhan mengasihi kamu dan memegang sumpahNya yang telah di ikrarkanNya kepada nenek moyangmu, maka Tuhan telah membawa engkau keluar dari perbudakan, dari tangan Fiarun,raja Mesir”. Dalam kasihNya yang besar, Tuhan yang besar, berkenan memberikan janji kepada nenek moyang bangsa Israel yang kecil, Allah mengikat diriNya dengan Israel dalam sebuah sumpah. Ia berjanji kepada Abraham untuk memberikan tanah Kanaan , keturunan yang banyak, dan nama yang besar (Kej.12:1-3)

Dalam ay 9-11, dikatakan “ haruslah kamu ketahui, bahwa Tuhan Allahmu..Pengakuan akan keberadaan Allah adalah penegasan iman setiap orang percaya, yaitu mengimani keberadaan Allah. Kemudian pengakuan ini juga merupakan penegasan bahwa Allah sendiri menunjukkan dirinya lewat perbuatan-perbuatanNya yang besar, dengan kata lain Allah menunjukkan keberadaanNya sebagai Allah yang besar dan setia, yang artinyaAllah yang selalu menepati janjiNya. Di samping itu Allah juga menunjukkan keberadaanNya sebagai Pribadi yang melakukan pembalasan terhadap setiap orang yang membenci Dia. Hal ini bersifat preventif untuk mengingatkan kita agar jangan sampai jatuh kedalam perbuatan-perbuatan jahat dan membenci Allah.

Aplikasi
Tema kita yaitu Pakailah kemerdekaan yang diberikan oleh Tuhan. Kemerdekaan adalah anugerah yang diberkan oleh Tuhan bagi bangsa kita. Hidup sebagai orang yang sudah merdeka berarti bagaiman kita sebagai orang Kristen merespon kemerdekaan dengan cara mempertahankan dan mengisi kemerdekaan itu. Dalam 1 Korintus 7:17-24 Paulus mengingatkan umat di Korintus bahwa mereka harus hidup seperti pada waktu dipanggil Allah. Ada kontradiksi antara orang Kristen Yahudi yang bersunat serta orang Kristen Non Yahudi yang tidak bersunat. Terjadi perselisihan karena masing-masing membenarkan diri mereka. Paulus mengatakan Karya Kristus di kayu salib sudah memerdekakan kita dari perbudakan hukum taurat. Oleh sebab itu Paulus mengatakan tidak penting sunat ataupu tidak bersunat yang penting adalah kita menjadi budak Kristus. Milik Kristus yang menjadi ahli warisNya.

Sebagai orang yang sudah di merdeka, kita harus mempertahankan kemerdekaan dengan cara melakukan peran kita dalam keluarga dan masyarakat secara bertanggung jawab. Tidak ada alasan bahwa orang Kristen adalah minoritas yang tidak bisa melakukan banyak hal. Galatia 5:1a “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita,karena itu berdirilah teguh “ Pembebasan dari Tuhan Allah akan menjadikan kita menjadi manusia yang tidak lagi fokus terhadap situasi yang tidak di ingikan. Tetapi tetap mampu melakukan hal-hal yang positif sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

Selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah jangan mau dijajah lagi. Hal ini berarti kita yang sudah merdeka jangan lagi memberi peluang kepada bentuk-bentuk penjajahan yang bisa mengancam kemerdekaan kita. “dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan”(Gal 5:1b).Sekali merdeka tetap merdeka........


Pdt Rena Tetty Ginting
GBKP Runggun Bandung Barat

Minggu 12 Agustus 2018, Khotbah : Roma 6:12-14

Invocatio :

Tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah (Roma 8:21)

Bacaan :

Roma 6:12-14.

Tema :

Allah yang Membebaskan kita.

Pendahuluan/Pembukaan
Saudara-saudara yang terkasih, kita pasti pernah membaca sejarah tentang penjajahan di dunia ini termasuk bangsa Indonesia yang dijajah oleh bangsa yang lain, bangsa yang terjajah menjadi tertindas, mereka tidak dapat berbuat sesuai dengan apa yang mereka harapkan melainkan mereka harus berbuat sesuai dengan perintah bangsa yang menjajahnya. Menjadi tertindas berarti dan menjadi tidak bebas dalam melakukan segala sesuatu, ada kekangan-kekangan yang membatasi ruang gerak mereka. Kerinduan mereka adalah bebas dari penjajahan dan merdeka untuk menentukan masa depan mereka sendiri. Kita sebagai bangsa Indonesia sungguh bersyukur karena kita telah merdeka sejak Tahun 1945 (73 Tahun), dan Bangsa kita mengakui bahwa kemerdekaan ini adalah berkat Anugerah Dari allah (Pembukaan UUD 1945).

Di dalam renungan minggu ini kita membaca dan melihat bagaimana Rancangan Allah untuk membebaskan umatNya dari gangguan dan belenggu bangsa Midian. Allah membebaskan bangsa Israel melalui seorang Hakim yang bernama Gideon (Gideon=Pejuang Perkasa), sebelum ayat bacaan khotbah Gideon merasa ragu dan takut untuk melakukan perjuangan tersebut sehingga Gibeon dua kali meminta tanda kepada Allah (bacaan khotbah) agar dia benar-benar yakin bahwa Allah akan menolongnya beserta pasukannya untuk mengalahkan bangsa Midian. Allah menunjukkan tanda yg ajaib yaitu guntingan bulu domba basah dengan air embun, sementara tanah tetap kering, serta yang kedua guntingan bulu domba menjadi kering sementara tanah menjadi basah (Ayat 37,39). Allah memberikan tanda tersebut sehingga Gideon semakin yakin bahwa Allah sendiri akan ikut campurtangan untuk membebaskan umatNya. Melalui peristiwa tersebut menunjukkan bahwa yang membebaskan Bangsa Israel adalah Allah sendiri melalui Gideon.

Alkitab juga banyak menyaksikan bahwa bangsa Israel sering jatuh kedalam pembuangan, umumnya akibat dosa dan pelanggaran terhadap hukum Allah, namun Allah berulang kali melepaskan bangsaNya dari penjajahan bangsa asing antara lain:
- Pembebasan Bangsa Israel dari belenggu Mesir.
- Pembebasan Bangsa Israel dari Pembuangan Babilon.
- Pembebasan Israel dari Asyur.
- dll.

Allah membebaskan umatnya dengan berbagai cara, baik melalui para Nabi, melaui Raja, melalui Hakim bahkan melalui bangsa asing. Pembebasan terhadap bangsa Israel yang berulang-ulang menunjukkan pemeliharan dan Kasih setia Allah terhadap umatNya. Allah tidak menginginkan umatNya jatuh kedalam belenggu/penjajahan yang mendatangkan penderitaan, namun sebelum Allah bertindak bangsa Israel harus terlebih dahulu menyesali dosa mereka.

Allah bukan hanya melepaskan bangsa Israel dari penjajahan dan pembuangan atas bangsa-bangsa, namun Allah juga melakukan pembebasan manusia dari hukuman maut akibat dari dosa yang awalnya dilakukan oleh Adam dan Hawa. Dosa yang menguasai membuat kita tidak bebas melakukan hal-hal yang baik, bahkan dosa itu semakin menjauhkan kita dari Allah. Dosa-dosa ini selalu hadir menghantui dalam setiap kegiatan kita sehari-hari, sehingga kita dibuat semakin merasa bersalah dan jatuh lebih dalam ke dosa itu. Tentu saja dosa mendatangkan ketidak damaian/ketakutan/penderitaan dalam kehidupan manusia. inilah yang disebut sebagai Puncak Pembebasan dilakukan melalui Yesus Kristus. Kita tidak lagi hidup dibawah bayang-bayang kuasa dosa.

Walaupun kuasa kematian sudah dikalahkan oleh Yesus Kristus namun, iblis tetap berupaya menggoda kita jatuh kedalam kuasa dosa, oleh karenanya di dalam Roma. 6:12-14, Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Roma termasuk orang Kristen saat ini untuk tetap waspada terhadap dosa yang akan membawa kita untuk melakukan kejahatan.

Refleksi.
1. Kita sungguh bersyukur atas karunia kemerdekaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada bangsa Indonesia, namun Ada istilah yang menyatakan bahwa mempertahankan kemerdekaan lebih sulit daripada merebut kemerdekaan itu sendiri. Kita diajak untuk menghayati makna kemerdekaan dan meningkatkan semangat nasionalisme serta tidak lupa mengisi kemerdekaan dan memupuk semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Saat ini banyak ancaman dan potensi perpecahan di tengah-tengah bangsa kita, SARA, politik praktis dan politik identitas, keinginan mengganti ideologi bangsa, dll. Kita harus menjadi pemersatu dan dapat hidup berdampingan dengan segenap suku agama dan golongan yang ada, meningkatkan toleransi antar umat beragama, melalukan dialog sosial melalui gotong royong, aksi sosial dll.

2. Walaupun bangsa Indonesia sudah 73 tahun merdeka sebenarnya masih banyak yang membelenggu bangsa kita, misalnya Kesenjangan ekonomi, kebodohan, ketidak adilan dan kurangnya keberpihakan terhadap masyarakat miskin, pembangunan yang belum merata, dll. Gereja harus hadir menjadi dan berkontribusi menjadi alat Allah untuk menjadi pembebas terhadap situasi yg dialami oleh bangsa kita.

3. Kuasa dosa tidak pernah berhenti dan terus berusaha untuk menggoyahkan iman percaya kita. untuk oleh karenanya kita membutuhkan pertolongan dari Allah untuk membebaskan kita dan memberikan kemerdekaan sejati, walaupun jasmani kita terpenjara karena iman terhadap Kristus kita tetap bersukacita. pertolongan Allah selalu nyata dalam setiap langkah kita, meskipun kita sedang berada di titik yang paling dalam dalam hidup ini, Dia dengan kuasa-Nya yang ajaib akan mengangkat kita serta akan menempatkan kita pada keadaan yang baik sesuai dengan rencana-Nya. Pasrah berserah sepenuhnya kepada Tuhan dan jangan berpaling daripada-Nya, niscaya kita akan beroleh pembebasan itu.

Pdt. Togu P. Munthe
GBKP Runggun Cililitan

Minggu 05 Agustus 2018, Khotbah : I Raja-raja 7:40-51

Invocatio :

“Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.” (1 Korintus3 : 17)

Bacaan :

2 Tawarikh 7 : 11 – 22 (Tunggal)

Tema : “

Yang memuliakan Rumah Tuhan, akan dimuliakan Tuhan”
(Si Mpehaga Rumah Pertoton, Ipehaga Tuhan Ka Me Kap Ia)

 

1. KATA PENGANTAR
Setelah Israel dalam keadaan aman dan tentram, Allah membuat perjanjian dengan Daud bahwa salah satu keturunannya –bukan Daud – yang akan mendirikan Bait Suci.
Dalam 2 Tawarikh 22:6-10, Daud berkata kepada Salomo, bahwa dia bermaksud hendak mendirikan rumah bagi nama TUHAN, tetapi TUHAN tidak mengijinkannya, karena sudah sangat banyak darah yang ditumpahkannya dan sudah banyak peperangan besar yang dilakukannya. Seorang anak lelaki yang lahir bagi Daud, yang bernama Salomo, dimana sejahtera dan sentosa akan diberikan TUHAN atas Israel pada zamannya, dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama TUHAN.
Apa yang dinyatakan TUHAN kepada Daud dan dikatakan oleh Daud kepada Salomo, dilaksanakan oleh Salomo. Pada tahun 480 sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun keempat sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang kedua, Salomo mulai mendirikan rumah bagi TUHAN. (1 Raja-raja 6:1)

2. ISI
1 Raja-raja 7:40-51, merupakan bagian mengisi perlengkapan Bait Suci, baik yang terbuat dari tembaga (ay.40-47) maupun yang terbuat dari emas (ay.48-50).

Hiram, seorang tukang tembaga yang penuh dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan akan pekerjaan tembaga (1 Raja-raja 7:14), membuat segala perlengkapan Bait Suci yang terbuat dari tembaga. Adapun perlengkapan yang terbuat dari tembaga adalah :
• Dua tiang dengan dua bulatan ganja yang di kepala tiang itu. Tiang ini bukanlah penopang bangunan, tetapi tiang yang berdiri sendiri. Pada masa itu, tiang semacam ini terdapat di pintu masuk kuil.
• Jala-jala yang menutup kedua bulatan ganja. Jala-jala ini semacam kawat berpilin, semacam untaian rantai-rantai (ay.17).
• 400 buah delima. Di zaman kuno, buah delima yang berwarna merah terang merupakan symbol kehidupan.
• Kesepuluh kereta penopang dan kesepuluh bejana pembasuhan yang di atas kereta itu.
• “Laut” yang satu itu dan kedua belas lembu yang di bawah “laut” itu. Yang disebut“laut”adalah bejana besar berisi air yang mungkin digunakan para imam dalam upacara pembasuhan (2 Taw.4:6). Laut ini mungkin melambangkan pemisahan air yang menutupi bumi, untuk menjadikan langit, darat, dan laut dalam kisah penciptaan (Kej.1:6-10). Simbolisme bejana besar ini diduga berasal dari mitos penciptaan di Mesopotamia kuno, yang menggambarkan pertempuran antara dewa dengan monster laut : Chaos. Orang Ibrani kemudian memakai kisah kuno ini untuk menggambarkan pertarungan Allah melawan yang jahat.
• Kuali-kuali, penyodok-penyodok dan bokor-bokor penyiraman.

Adapun perlengkapan yang terbuat dari tembaga adalah :
• Mezbah emas dan meja emas tempat menaruh roti sajian.
Roti sajian dipersembahkan kepada TUHAN dan merupakan symbol kehadiran TUHAN di Bait Suci. Roti ini diletakkan di sebuah meja khusus dan diganti setiap minggu (Im.24:5-9).
• Kandil-kandil, kembang-kembang, lampu-lampu dan sepit-sepit
Setiap kandil terdiri atas satu batang bagian tengah dengan tiga cabang disetiap sisi. Disetiap ujung kandil itu dicantelkan semacam cawan penadah lampu (Kel.25:31-40). Cahaya dari lampu kandil itu melambangkan kemuliaan Allah (Kel.29:43).
Sepit dipakai untuk memadamkan lampu dengan cara menutupi nyalanya atau memotong sumbunya. Lih. Kel.25:31-40.
• Pasu-pasu, pisau-pisau, bokor-bokor penyiraman, cawan-cawan dan perbaraan-perbaraan dan engsel-engsel pintu.
Bokor penyiraman dipergunakan untuk mempersiapkan kurban hewan.
Perbaraan adalah semacam panic besi untuk membakar kemenyan, membawa bara panas, dan membersihkan abu setelah upacara pengurbanan.

Demikianlah Salomo menyelesaikan pembangunan Bait Suci dengan segala perlengkapannya, dengan penuh kesungguhan dan ketelitian.S alomo juga memasukkan barang-barang kudus Daud, ayahnya, dan menaruh perak, emas dan barang-barang itu dalam perbendaharaan rumah TUHAN.
Lebih kurang tujuh tahun waktu yang dibutuhkan Salomo membangun Bait Suci, dalam tahun yang kesebelas pemerintahanya, dalam bulan Bul, yaitu bulan kedelapan (1 Raja-raja 6:38), sekitar tahun 960SM.

Dalam bahan bacaan : 2 Tawarikh 7:11-22, TUHAN berfirman kepada Salomo, bahwa TUHAN berkenan atas Bait Suci yang dibangunnya atas nama TUHAN. Mata TUHAN terbuka dan telinga-Nya menaruh perhatian kepada doa dari Bait Suci yang dibangun Salomo. TUHAN menguduskan Bait Suci yang dibangun Salomo sehingga TUHAN berkenan hadir di situ.

Namun TUHAN memperingatkan Salomo agar tetaphidup di jalan TUHAN, mengikuti setiap ketetapan dan peraturan TUHAN. Bila Salomo tidak mengikuti ketetapan dan peraturan TUHAN, maka TUHAN akan meninggalkan Salomo dan membuang dari hadapan-Nya, Bait Suci yang telah dikuduskan TUHAN bagi-Nya (2 Taw. 7:19-22)

Pada perjalanan kehidupannya, Salomo tidak setia kepada TUHAN. Ia berbalik dan meninggalkan segala ketetapan dan perintah TUHAN yang telah diberikan TUHAN kepadanya, dan pergi beribadah kepada Allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Akibatnya, Bait Suci yang dibangun oleh Salomo dengan penuh kesungguhan dan ketelitian selama 7 tahun, dihancurkan oleh Nebukadnezar, Raja Babel dan orang Israel/Yehuda dibuang ke Babel selama 70 tahun (2 Raja-raja 25).

3. APLIKASI
Bait Allah umat Israel adalah lambing kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya Israel. Demikian juga halnya dengan Gereja dalam kehidupan kita sekarang ini. Gereja merupakan lambing kehadiran cinta-kasih Tuhan bagi jemaat-Nya dan bagi masyarakat sekitar.Untuk itu, tentu kita sebagai jemaat, harus memperhatikan :
1. Diri dan kehidup kita yang adalah Gereja itu sendiri agar menjaga kekudusan dan menyatakan kasih Tuhan. Seperti dalam invocation dikatakan, bahwa bait Allah itu adalah diri setiap anak Tuhan.
(bnd. 1 Korintus 3:16-17; 6:19-20). Mari kita bercermin dari kehidupan Salomo yang tidak menjaga kesetiannya kepada Tuhan.
2. Berkaitan dengan Minggu, tanggal 05 Agustus 2018, yang oleh GBKP merupakan minggu perawatan inventaris Gereja, marilah kita menjaga keberadaan gedung Gereja berikut perbendaharaannya atau peralatanna dan juga lingkungan Gereja, sehingga membawa keindahan dan keteduhan bagi setiap orang yang dating dan beribadah. Keindahan, kebersihan dan keteduhan Gereja merupakan salah satu wujud kasih dan pengagungan kita kita kepada Tuhan kita yang Agung dan penuh kasih.

Pdt. Asnila Br Tarigan
GBKP Rg.Cijantung

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD