MINGGU 23 JANUARI 2022, KHOTBAH LUKAS 4:14-21

Invocation : Kalak singataken maka ia nggeluh ersada ras Dibata arus ngeluh bagi Jesus Kristus (1 Joh. 2: 6)
Ogen : Nehemia 8: 1-9
Tema : Jesus Me Pilihan ras Persuruhan Dibata

 

Kata Pengantar
Lagu rohani karo “Jenda aku Tuhan, suruh dage aku min”, merupakan kerinduan untuk melayani Tuhan di tengah-tengah situasi keadaan yang sedang di hadapinya. Dan sekaligus penyerahan dirinya untuk pekerjaan dan pelayanan Tuhan.

Pembahasan
Injil Lukas menerangkan akan pentingnya peranan Roh Kudus, dalam menghadirkan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia ini. Bila kita membaca mulai dari Lukas 4: 1-13, menceritakan proses panggilan Jesus, di awali puasa selama 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum di padang gurun dan bagaimana Jesus dicubai Iblis dengan menunjukkan kebutuhan manusia pada waktu lemah. Namun semua itu dapat dilewati Jesus oleh karena kehidupan dan pelayananNya dikuasai dan dipimpin oleh Roh Kudus. Pada nas renungan ini menceritakan akan panggilan dan pelayanan Yesus yang di penuhi Roh Kudus.

Pertama, Awalnya orang-orang Nazarat bangga akan kehadiran Yesus ditengah-tengah mereka. Sebab mereka telah mendengar akan karya dan pekerjaan Yesus yang memperlihatkan ada begitu banyak kuasa dan tanda-tanda mujizat yang di perlihatkan di Galilea. Meskipun mereka belum bertemu mereka telah mengenal Yesus, artinya Yesus telah dikenal kalayak (ay.16-17). Ini yang menjadi dasar Yesus dipercaya untuk mengajar, di Sinagoge pada hari Sabat. Sinagoge merupakan pusat ibadah dan komunitas di sekitar Laut Tengah (bnd. Nehemia 8: 1-9).

Kedua, Pengajaran Yesus di tolak di Nazaret. Lukas menceritakan akan perubahan sikap orangorang Nazaret, awal menerima kehadiran Yesus dengan penuh suka cita namun kemudian menolak dan bahkan ingin membunuhNya. Mengapa ada perubahan drastic, hal ini dikarenakan akan keberanian Yesus menyatakan kebenaran akan diriNya (ay. 18-19). Setelah mengutif dan membaca kita nabi Yesaya 61:1-2, mengatakan “Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Ditutup dengan Pada hari ini nas ini telah digenapi. Dimana Lukas menegaskan Jesus adalah Mesias yang dinubuatkan para nabi dan yang dinantinantikan umatNya. Setelah Yesus mengatakan “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarkannya.”.

Ini cara Lukas menegaskan Jesus 100 manusia dan 100 Allah serta Mesias yang dinanti-nantikan sudah digenapi. Dan menegaskan bahwa tiap orang percaya juga bisa melayani Tuhan bila diurapi dan dikuasai Roh Kudus. Akan tetapi menjadi pelayan bukan hal gampang hal ini diperlihatkan Lukas bagaimana Yesus di tengah-tengah kerabat yang mengenal latar belakang Yesus. Yesus ditolak, bukan hanya ditolak namun sakit emosi ingin membunuh Jesus. Namun sebagai catatan bahwa bila belum waktunya ada berbagai cara Tuhan untuk membebaskan kita dari maut. Sikap penolakan orang-orang Nasaret, dampaknya mereka tidak melihat dan merasakan peranan Roh Kudus terjadi di tengah-tengah kehidupan mereka. oleh karena pintu hati mereka tertutup dan menerima Yesus sebagai Mesias.

Ketiga, Roh Tuhan menggenapi rencana Allah. Peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya khususnya dalam pelayanan itu sangat penting. Yesus dengan penuh keberanian mengatakan bahwa Dia adalah Mesias, ini bukan perkara mudah dengan resiko yang akan terjadi bila tanpa kehadiran dan peranan Roh Kudus mungkin lebih baik Yesus diam namun dorongan Roh Tuhan Yesus mengatakan akan jati diriNya. Jadi peranan Roh Kudus itu penting, sebab tanpa Roh Tuhan kita tidak akan bisa menjadi saksi Tuhan di tengah-tengah dunia ini.

Aplikasi
• Yesus Pilihen ras Persuruhen Dibata. Enda menegaskan kepada kita untuk percaya kepada Yesus adalah Jalan satu-satunya untuk bisa bertemu Tuhan. Yesus adalah jembatan kita kepada Allah.
• Panggilan orang Percaya ditengah-tengah dunia mewartakan dan menyaksikan kebenaran bahwa Yesus adalah Allah. Jadi apa pun rencana, program yang kita tata di tahun 2022 tetap mengandalkan Tuhan dan melibatkan Kuasa Roh Kudus. Dengan mengandalkan Roh Kudus kita akan merasakan jamahan serta tuntunan Tuhan yang akan memberi damai serta suka cita Tuhan.
• Selamat melayani dan menyatakan pada dunia bahwa Yesus adalah Mesias


Pdt. Resta R. Barus

MINGGU 16 JANUARI 2022, KHOTBAH MAZMUR 36:6-11

Invocatio : Maka Allah melihat segala yang dijadikannya itu, sungguh amat baik (Kej. 1:31a)
Bacaan : 1 Korintus 12:1-11
Tema : Kiniulin Dibata Tangkas i bas TinepaNa

 

Pendahuluan
Dalam sebuah acara seminar lintas agama yang pernah saya ikuti, salah seorang pesertamengajukan pertanyaan kepada pemateri yang kebetulan menganut aliran kepercayaan, katanya; “Mengapa penganut aliran kepercayaan melakukan sering melakukan ritual penyembahan di pohon-pohon maupun di aliran Sungai, bukankah itu salah satu bentuk penyembahan terhap berhala?” Dengan senyum pemateri menjawab; “sebenarnya yang kami lakukan bukan penyembahan terhadap pohon ataupun sungai, kami sadar baik pohon maupun sungai tidak memiliki kekuatan magic. Yang perlu saudara tahu bahwa, di saat kami melakukan ritual di pohon, sebenarnya kami sedang bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan menyediakan Pohon yang kuat dan besar sehingga kami boleh merasakan kesejukan, menghirup udara segar dan kami dapat terhindar dari bencana longsor maupun banjir. Demikian juga pada saat kami melakukan ritual di sungai, kami juga sedang bersyukur, bahwa Tuhan telah sedemikian rupa mengatur aliran air, sehingga kita bisa terhindar dari bahaya banjir, dan kami juga sadar bahwa aliran sungai juga menjadi sumber kehidupan yang Tuhan berikan bagi setiap makhluk hidup di bumi.” Sungguh sebuah pemahaman yang sangat mendalam, bagaimana kita bisa melihat dan memahami Kasih Tuhan melalui alam sebagai kakak tertua manusia dalam proses penciptaan.

Pendalaman Teks
1. Mazmur 36:6-11
Renungan kita di tulis oleh Daud (bdk. Mzm. 36:1). Sebagai penulis, Daud menggunakan majas metafora untuk menggambarkan perbuatan-perbuatan Allah dalam tulisan ini. Lebih spesifik lagi Daud mendeskripsikan perbuatan-perbuatan Allah dengan menggunakan istilahistilah kosmik. Hal tersebut dapat kita lihat misalnya pada ayat enam terdapat kalimat; “KasihMu sampai ke langit” dan “setiaMu sampai ke awan”. Pada ayat ke-tujuh Daud menggunakan kalimat “keadilanmu seperti gunung-gunung”, “hukumMu seperti Samudera”, “Manusia dan hewan kau selamatkan”.

Lalu bagaimana kita memahami sifat Allah melalui majas metafora yang digambarkan oleh Daud? Untuk melihat maksud Daud, tentu kita harus melihat terlebih dahulu perbandingan antara istilah kosmik dengan perbuatan-perbuatan Allah yang digambarkan oleh Daud. Pertama Daud menggambarkan Kasih Allah sampai ke langit. KBBI mendefinisikan langit sebagai “ruang luas yang terbentang di atas bumi tempat beradanya bulan, bintang, matahari dan planet-planet lainnya. Sebagai gambaran ukuran diameter matahari berkisar 1,39jt km, itu baru satu bintang. Diperkirakan ada 200-400 milyar bintang yang ada di galaksi Bimasakti tempat bumi dan matahari berada, demikian juga diperkirakan ada 100-200 milyar galaksi yang ada di langit. Itu artinya hampir tidak mungkin kita mengukur luasnya langit tempat milyaran bintang dan galaksi berada. Daud melalui bacaan kita menggambarkan Kasih Allah sampai ke langit, artinya dengan keterbatasan manusia sulit sekali kita mengukur Kasih Allah.

Kedua Daud menggambarkan kesetiaan Allah sampai ke awan. Jarak terjauh awan dari bumi diperkirakan 15.000 meter, sedangkan jarak terdekatnya adalah 450-900 meter. Artinya bahwa, jarak antara bumi dan awan sangatlah dekat dibandingkan benda-benda yang melayang di angkasa lainnya. Dan Daud mmenggambarkan bahwa demikianlah dekatnya kesetiaan Allah baginya.

Ketiga Daud menggambarkan keadilan Allah seperti gunung-gunung. Gunung merupakan sebuah benda bumi yang sangat besar. Gunung sering digambarkan sebagi sebuar benda yang kokoh, benda ini sangat sangat sulit digoyahkan oleh angina kencang sekalipun. Di sini Daud mencoba menunjukkan bahwa keadilan Allah itu seumpama sebuah gunung, dia kokoh dan sulit sekali digoyahkan oleh apapun.

Terakhir Daud menggambarkan hukum Allah seperti samudera. Samudera sendiri merupakan lautan yang sangat luas di bumi. Samudera dapat menelan benda-benda besar di bumi. Bahkan jika seluruh daratan di permukaan bumi digabungkan, hal itu tidak dapat menutupi luasnya samudera. Dari sini kita dapat melihat bahwa Daud hendak mengatakan bahwa hukum Allah mampu menghanyutkan siapa saja. Dia tidak memandang siapa kita jabatan yang dipegang, status sosial maupun tingkat kemapanan ekonomi.

2. Kejadian 1:31a
Invocatio kita mengatakan bahwa segala yang diciptakanNya itu sungguh amat baik. Kalimat sungguh amat baik merupakan sebuah gambaran kesempurnaan dan keutuhan ciptaan Tuhan. Kalimat ini dibuat setelah Tuhan menjadikan manusia dan memerintahkan manusia untuk menguasai ciptaan lainnya (Kejadian 1:26-28). Artinya kehadiran manusia menjadi penyempurna keutuhan CiptaanNya.

Yang menarik berikutnya adalah kata “menguasai”, kata ini sering disalah artikan dalam melihat alam. Perintah Allah pada manusia untuk menguasai alam dan ciptaan lainnya sering dipahami sebagai superioritas manusia. Sehingga tidak jarang yang terjadi adalah manusia mengeksploitasi alam dan makhluk hidup lainnya demi memuaskan hasrat dalam memenuhi keinginan manusia. Sedangkan kata “menguasai” dalam KBBI memiliki arti yang luas, seperti berkuasa atas (sesuatu), memegang kekuasaan, dapat mengatasi keadaan, dan mengurus. Artinya kata menguasai di sini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami alam dan makhluk hidup lainnya agar manusia mampu mengendalikan dan mengurusnya sehingga terjadi keseimbangan ekosistem yang menjaga ciptaan Allah tetap sempurna atau terjaga keutuhannya.

Aplikasi
Renungan Minggu 17 Januari 2022 ini mengajarkan kepada kita beberapa hal:
1. Allah yang kita kenal dan kita sembah adalah Allah yang Besar dan Agung, Dia dapat memanifestasikan diri dan karyaNya melalui apa saja. Dia bisa bermanifestasi melalui kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita, melalui benda-benda alam seperti yang dilakukan oleh Daud bahkan melalui keutuhan ciptaanNya. Sehingga melalui itu kita dapat belajar tentang keagungan dan kasih Tuhan bagi kita.
2. Manusia merupakan bagian dari keutuhan ciptaan Allah, manusia juga sering disebut sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna. Sebagai ciptaan yang sempurna manusia
memiliki kehususan dibanding ciptaan lainnya, yakni manusia diberikan akal dan pikiran. Karenanya manusia memiliki tanggung jawab yang lebih guna menjaga keutuhan ciptaan Allah. Salah satu caranya adalah dengan menjaga dan merawat keutuhan alam tempat manusia, tumbuhan dan hewan tinggal bersama. Misalnya dengan menanam tanaman hijau di pekarangan rumah, mengurangi penggunaan plasitik, memilah sampah seperti sampah plastic, logam dan berbahan organic. Gereja menjadi pelopor membuat bank sampah, bahkan saat ini kita bisa mengenal komonitas minyak jelantah. Komonitas ini menampung minyak jelantah kemuudian menjualnya untuk kemudian diolah jadi BBM. Dan ini tidak hanya memiliki manfaat ekologis namun bisa memiliki manfaat ekologis.

Pdt. Jerry Ardani Brahmana

MINGGU 09 JANUARI 2022, KHOTBAH LUKAS 3:15-17

Invocatio : “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup olehNya”
(I Yohanes 4:9)
Ogen : Yesaya 43:1-7
Tema : “Yesus Anak Allah”


Yesus adalah Anak Allah bukan dalam pengertian hubungan manusia antara ayah dan anak. Allah bukannya menikah lalu memiliki seorang anak. Juga bukan berarti Allah mengawini Maria lalu karena itu Maria hamil dan melahirkan anak. Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian Dia adalah Allah yang menyatakan diriNya dalam bentuk manusia (Yohanes pasal 1 ayat 1, “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu adauk -sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. Dalam ayat 14 dalam Yohanes pasal 1 juga dinyatakan, “Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita dan kita telah melihat kemuliaanNya yaitu ketika kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa yang penuh kasih karunia dan kebenaran”. Yesus adalah Anak Allah karena Dia dikandung dalam Maria (seorang manusia yang masih perawan/sama sekali belum pernah berhubungan jasmani dengan lakilaki manapun/belum pernah menikah) oleh Roh Kudus. Ini juga bukan dalam pengertian RohKudus berhubungan jasmani dengan Maria. Yang harus kita ingat bahwa Roh Kudus adalah Roh Maha Suci, Roh Allah sendiri. Allah sanggup menciptakan manusia dari tanah maka tentu Allah juga dapat menciptakan manusia hanya dari satu manusia (perempuan) tanpa laki-laki dengan kuasa RohNya. Lukas 1:35 menyatakan, “Jawab malaikat itu kepadanya : Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus (suci) Anak Allah”.

Seruan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis menurut bahan kotbah kita telah menyatakan bahwa seruan itu adalah titik antara zaman lama dengan zaman yang baru. Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa tibalah waktuNya datang yang sudah dinantikan itu datang. Orangorang berfikir pada waktu itu adau-kalau dialah (Yohanes Pembaptis) adalah Mesias yang lama dinantikan itu, tetapi Yohanes Pembaptis menyatakan, “aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari adauk akan datang dan membuka tali kasutNya pun aku tidak layak”. Yesus memberikan diriNya untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.

Kita tidak perlu bertanya-tanya bagaimana mungkin Yesus dibaptis sementara Dia bukanlah orang yang berdosa. Tetapi Yesus harus melakukannya, sebab kedatangaNya adalah supaya berada diantara orang berdosa. Walaupun Yesus dibaptis sebagaimana orang lain menerima baptisan Yohanes Pembaptis namun dapat dilihat bagaimana peristiwa pembaptisan ini adalah suatu pernyataan pribadi Yesus. Dapat dikatakan bahwa peristiwa tersebut adalah pernyataan pribadi Yesus sebagai Mesias. IA merendahkan diri hadir diantara orang berdosa, tetapi Dia ditinggikan dari Sorga dan menyatakan kuasaNya, “Engkaulah AnakKu yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan”. Yohanes menyatakan bagaimana Agungnya Dia yang akan datang setelahnya. Sekalipun kita harus menjatuhkan harga diri untuk membuka tali kasutNya kita tidak
akan layak.Dia akan datang dengan baptisan Roh dan api dan alat penampi sudah ada ditanganNya. Namun ternyata keagungan yang dibayangkan oleh Yohanes Pembaptis selanjutnya tentang Mesias ternyata jauh lebih agung lagi dari apa yang dilakukan oleh Yesus dalam hidupNya. Yesus telah menyatakan Keagungan tersebut dalam diriNya yaitu kasih.

Yesus juga membasuh kaki murid-muridNya, menderita dan mati di kayu salib. Kehidupan dan ajaranNya telah menjadi alat penampi untuk memisahkan manusia yang percaya
kepadaNya untuk dimurnikan dan dibersihkan dari dosa-dosanya. Bagi orang percaya, Roh Tuhan ada pada kita, yang diberikan kepada kita agar dalam kehidupan kita tetap menyala-nyala api yang memberikan semangat, sukacita untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Yesus berkenan hadir dalam kehidupan kita sebagai Anak Allah merupakan suatu kuasa yang besar dari Sorga untuk diri kita. Dalam Matius 28:18 Yesus mengatakan, “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di bumi”. Ini adalah anugerah Tuhan atas hidup orang percaya. Jika otoritasNya itu bekerja layaknya sebagai penampi dalam diri kita, maka tentunya hidup kita akan kita berikan dibawah otoritasNya. Yang membuat keputusan terbaik itu ada padaNya bukan pikiran atau perasaan kita. Perbuatan yang telah dilakukanNya adalah untuk kebaikan manusia berdosa. Mesias yang dinantikan itu adalah Yesus Kristus, Anak Allah sehingga kita tidak perlu lagi menantikan atau mengharapkan mesias yang lain, sebab dalam Yesus Kristus janji Allah digenapi. Yohanes Pembaptis menyaksikannya dan pelayanan Yesus sendiri menjadi saksi bahwa IA adalah Penolong Sejati dalam kehidupan manusia.


Pdt. Prananta Jaya Ginting Manik, S.Si (Teol) MM

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD