• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 31 DESEMBER 2023 (TUTUP TAHUN), KHOTBAH MAZMUR 121:1-8

Invocatio :

"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." (Wahyu 1:8)

Bacaan   :

I Yohanes 3:1-3 (tunggal)

Tema       :

Tuhan Yang Menyertai Kehidupan Kita

 

Di tahun 2023, kita telah mengisi 364 hari dengan berbagai aktivitas, kerja, karya dan banyak hal. Semua itu sudah menjadi kenangan yang dilewati. Banyak hal yang baik dan yang buruk sekalipun. Tidak sedikit juga pengalaman yang berkesan dan bisa jadi pelajaran. Namun hari terakhir ini tentunya 'last but not lease', yang terakhir namun tidak kalah pentingnya dengan hari-hari sebelumnya. Tahun ini sudah diawali dengan berbagai kebaikan, doa dan harapan maka harus jugalah ditutup dengan hal yang sama. Pengharapan yang tidak ada matinya. Agar dalam menyambut kembali tahun yang baru, kita bisa mengisi kehidupan dengan lebih baik dari hari sebelumnya. Tahun yang baru, memang masih menjadi rahasia. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Lalu apakah yang menjadi jaminan bagi kita bahwa semua baik adanya?

ISI

Mazmur 121:1-8 merupakan salah satu nyanyian ziarah yang dinyanyikan oleh umat Tuhan dalam perjalanan mendaki ke Sion untuk beribadah di Bait Suci. Bagi bangsa Israel gunung Sion adalah simbol penting dalam keagamaan, tempat Tuhan bertakhta. Mazmur ini masih dipakai dalam mengawali sebuah perjalanan, untuk mengingatkan akan pertolongan Tuhan.

Beberapa orang menyebut ini mazmur ini ditulis di perkemahan, ketika Daud bertaruh nyawa karena sedang dalam bahaya dari musuh yang mengejar di padang belantara. Karena itu ia mempercayakan diri kepada Allah yang melindungi dirinya di tengah pertempuran. Ada pula yang menyebut, mazmur ini ditulis saat Daud sedang dalam perjalanan ke tempat yang jauh dan disitulah dia merenungkan pertolongan Tuhan baginya dalam perjalanannya. Namun melalui pernyataan pemazmur tentang Allah penjaga Israel, dia ingin mengakui bahwa dimanapun berada dan apapun yang sedang dihadapi, umatNya tetap meyakini Allah sebagai sumber pemelihara.

Dalam nyanyian ziarah ini, pemazmur memberi kesaksian bahwa tidak ada yang bisa diandalkannya dalam hidup, selain Tuhan. Seperti saat melalui suatu padang yang luas dan melayangkan matanya ke gunung-gunung untuk mencari sumber pertolongan, nyatanya tidak dijumpai pertolongan yang datang dari sana.

Orang-orang zaman itu kerap menganggap gunung memiliki peran yang sangat penting. Karena wilayah padang gurun dan banyak hamparan gunung batu, maka setiap orang yang melewati tempat-tempat itu rentan bahaya yang menyerang. Sehingga menjadikan celah di bukit batu dan gunung sebagai persembunyian dan tempat berlindung dari serangan musuh yang sewaktu-waktu dapat menyergap. Bangsa-bangsa lainnya pada zaman itu juga melihat gunung sebagai tempat yang dianggap kudus dan disana ada kekuatan besar berkuasa yang layak disembah. Sehingga orang-orang yang tidak menyembah Tuhan Allah pun, menjadikan gunung sebagai tempat-tempat penyembahan berhala dan bukit pengorbanan.

Oleh karena itu pemazmur memakai kata "gunung-gunung", sebagai gambaran bahwa dia menyadari banyak orang sedang mencari alternatif dan pilihan untuk menemukan sumber pertolongan dalam hidup. Ternyata dia mendapati bahwa tidak ada yang seperti Tuhan Allah yang disembahnya. Karena itulah dia menyatakan pujiannya tentang betapa hebatnya Tuhan yang dapat diandalkan dalam segala hal. Mazmur ini dituliskan sebagai peneguhan iman bagi setiap yang mendengar dan menyanyikan.

Pemazmur memperkenalkan Tuhan sebagai :

Ay 2 Pemberi pertolongan sebagai pencipta langit dan bumi. Hanya Allah yang mampu melakukannya dengan kepastian karena sebagai pencipta Allah yang dapat mencukupkan semua yang diperlukan ciptaanNya.

Ay 3-4 Penjaga yang tidak akan terlelap yang menjaga kakimu tidak goyah. Orang yang terus terjaga, tentu sigap mengawasi apapun, maka seperti itu pulalah Tuhan tidak sekalipun terlelap, tertidur dalam menjaga umatNya masing-masing agar tetap teguh.

Ay 5 Dialah tempat pernaungan yang berada di sebelah tangan kananmu. Hal ini menyatakan Allah dekat dan sigap juga kuat memberi penyertaan yang tidak akan terlambat.

Ay 6-7 Tidak akan dibiarkanNya ada yang menyakiti atau membawa celaka. Gambaran pemahaman orang zaman itu, matahari saat siang dapat jadi sumber bencana dan sinar bulan pada waktu malam dapat membawa berbagai penyakit. Namun dalam penyertaan Tuhan hal itu tidak menakutkan lagi. Karena Allah sendiri sudah pernah menyatakan perlindungan bagi Israel memberi tiang awan dan tiang api sebagai naungan Israel selama perjalanan. Seperti itu pulalah Allah menjaga umat dari berbagai ancaman yang mencelakakan dalam hidupnya

Ay 8 Menjaga keluar masukmu selamanya. Dalam arti hidup dan karya yang dikerjakan manusia berada dalam perhatian Tuhan. Bukan hanya di suatu masa melainkan sampai selama-lamanya, tanpa batas waktu.

Invocatio Wahyu 1:8 menyatakan keberadaan Tuhan merupakan alfa dan omega. Alfa ialah huruf pertama dan Omega huruf terakhir dari abjad Yunani. Dengan menyebut Kristus sebagai Alfa dan Omega menjadi penyataan akan sifat ilahi yang menjadi awal dan akhir segala sesuatu. Tentu ini menjadi suatu jaminan bagi umat Tuhan menerima penyertaan tanpa batas waktu.

I Yohanes 3:1-3 Dalam dunia yang penuh tantangan dan ancaman, kita memerlukan pertolongan sejati datang dari Tuhan. Hal ini juga dijelaskan dalam I Yohanes. Bahwa setiap manusia yang percaya pada Yesus mendapat status dan posisi baru. Tidak disebut musuh Allah lagi, melainkan anak-anak Allah karena kasih Allah yang besar telah diterima sebagai karunia (ay 1).

Keberadaan sebagai anak-anak Allah di dunia ini, tidak serta merta membuat kita jauh dari penderitaan dan berbagai ancaman. Karena dunia penuh dengan keberdosaan manusia tidak menerima Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Banyak yang menolaknya, namun bagi orang-orang percaya semua itu tidak akan melunturkan penyertaan Tuhan yang dijanjikan.

Anak-anak Tuhan harus terus bertumbuh dalam iman menjadi seperti Kristus, meneladani dan taat FirmanNya (ay 2). Bagi mereka semakin nyatanya hidup dalam pengharapan yang menyucikan (ay 3). Hal ini menjadi dorongan bagi orang percaya melalui pergumulan dan persoalan hidup, dengan bergantung penuh kepada Yesus tanpa takut atau lari dari kenyataan. Karena kitalah anak-anak yang dikasihiNya.

APLIKASI

Tuhan Yang Menyertai Kehidupan Kita menjadi suatu pengharapan mengakhiri tahun ini. Sama seperti saat keadaan aman ataupun bahaya, setiap kita harus terus berjaga-jaga, karena yidak ada yang dapat menjamin kejadian di masa depan. Misalnya masyarakat tetap akan melakukan ronda siskamling, untuk menjaga keamanan sekitarnya. Apakah hari ini ada bahaya atau tidak, tetap akan berjaga. Biasanya diaturkan pula jadwal agar bergantian, karena mengingat keterbatasan manusia untuk terus awas dan terjaga.

Dalam mengimani penyertaan Tuhan, disitu kita semakin mengagumi Dia. Karena Tuhan Allah menyertai hidup kita dengan tidak pernah terlelap, Allah yang menjadi awal dan akhir dari semuanya, juga menjadikan kita anak-anakNya yang tentu terjamini sekalipun banyak tantangan hidup.

2024 akan kita sambut. Apapun nanti yang akan kita lalui, ingatlah bahwa tidak ada pertolongan yang datang selain dari Tuhan. Tidak dari gunung yang tinggi, manusia yang berkuasa, tidak juga dari kekayaan dan kepintaran manusia. Hanya Allah tempat perlindungan yang pasti memberi penyertaan. Orang yang disertai Tuhan sepanjang perjalanan ziarah kehidupannya, akan dapat :

  1. Menentukan arah hidup dengan keputusan yang tepat. Hal ini sangat diperlukam karena waktu tidak akan pernah dapat diulang. Sehingga hanya dalam Tuhan, keputusan hidup tidak akan mengalami penyesalan. Dia Allah yang Maha Tahu, sanggup memberikan pertolongan saat kita mengambil keputusan dalam hikmatNya. Oleh karena itu jangan sekali-kali mengandalkan diri sendiri atau berharap pada kekuatan lain dalam menentukan jalan hidup, tapi fokus pada FirmanNya sebab itulah yang dikehendaki Allah, menuntun agar tidak tersesat.
  1. Menemukan jalan dalam setiap persoalan. Saat menghadapi masalah, keluarga, sahabat, rekan dan orang-orang disekitar kita, dapat saja memberikan pertolongan namun tentu secara terbatas. Hanya Allah yang Maha Kuasa dapat menuntun kita menemukan jalan keluar yang tepat di saat yang tepat. Karena Dia Allah yang berkuasa memakai segalanya untuk memenuhi maksudNya yang baik. Dalam perjalanan kita akan menghadapi banyak tantangan dalam rumah tangga, keluarga, ekonomi, karier, usaha dsb. Banyak orang yang tidak mengandalkan Tuhan menjadi stres, frustasi, mau berbuat jahat dan merasakan ketidaknyamanan lainnya. Maka bangunlah relasi intim dengan Tuhan dalam ibadah dan doa dengan setia. Agar tidak akan goyah langkah hidup kita dan tidak akan kecewa sekalipun banyak persoalan.

Bukankah Tuhan yang kita sembah begitu luar biasa? Jika selama ini kita masi ragu untuk benar-benar mengandalkanNya, atau masih sibuk mencari pilihan-pilihan lain selain Tuhan, Firman Tuhan hari ini kembali meyakinkan dan mengingatkan kita, menjalani hidup sepanjang tahun yang baru dengan semakin merasakan penyertaan Tuhan. Karena hanya dengan itulah, perjalanan hidup akan aman dan langkah menjadi makin mantap. Sebab kita tahu siapa Dia yang kita andalkan menjadi teman seperjalanan.

Selamat menutup tahun 2023 dan menyambut tahun 2024 dalam penyertaan Tuhan. Amin.

Pdt. Deci br Sembiring

MINGGU 31 DESEMBER 2023, KHOTBAH MAZMUR 105:1-6

Invocatio :

1Tesalonika 5:9

Ogen :

Galatia 3: 24-29 (Tunggal)

Tema :

Turiken Perbahanen Tuhan

 

Pengantar

Dalam perjalanan kehidupan ini kadang banyak hal yang membuat kita tidak bersukacita karena diperhadapkan dengan berbagai perbedaan. Ketika setiap perbedaan dianggap ialah sebuah persoalan, maka pada saat perbedaan itu menumpuk dan arah perjalanan pun tidak diketahui maka secara psikologis menimbulkan emosi negative yang membawa diri ini untuk tidak bersyukur alias bersungut-sungut dan marah.

Rasa gelisah, kecewa, tegar tengkuk itu akan selalu muncul ketika cara pandang ini masih tetap sama. Pada saat ini penulis mengajak kita untuk bermawas diri, melihat hari ini adalah anugrah Tuhan yang sungguh luar biasa baik, maka dengan tenang kita akan melihat kabaikan Tuhan dalam hidup kita yang menuntun hingga saat ini.

Isi

Mazmur 105 menceritakan sebagaimana hubungan Tuhan dan umatNya dalam waktu yang Panjang, pernyertaanNya, dan KesetiaanNya, sehingga pada akhirnya bangsa pilihan itu pun sadar akan kebaikan dan kesetiaan Tuhan. Mazmur ini pun sebagai Nyanyian bangsa Israel membawa masuk dalam tabut perjanjian ke Yerusalem (Bdk ay 1-15;1 Tawarikh 16:8-22). Kesetiaan Tuhan akan janjiNya dapat dilihat dari penyertaanNya, pemeliharaanNya akan bencana kelaparan yang terjadi bagi seluruh negri dengan memakai Yusuf sebagai perpanjangan tangan Tuhan. Pada saat Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian. Tuhan memelihara umatNya selama 40 Tahun di padang gurun. Inilah sebagai bentuk Allah tidak pernah meninggalkan umatNya.

Perjalanan yang jauh seringkali membuat kita lebih mudah marah dan berpikir negatif jika kita tidak ditahu mengapa kita berjalan, dan kemana yang kita tuju. Itulah yang terjadi kepada orang Israel di padang gurun. Memang secara pikiran mereka tahu mereka dilepaskan dari perbudakan dan menuju ke tanah baru yang penuh harapan namun batin mereka masih terbelenggu dengan belenggu masa lalu di Mesir. Orang Israel bersungut-sungut tentang makanan (Kel. 16:2-3). Karena itu Tuhan berfirman, dan memberikan burung puyuh dan manna buat mereka untuk dimakan (Kel. 16:4-21).

Tuhan itu memelihara umat milik kepunyaan-Nya dengan memberikan apa yang mereka butuhkan.

Bagaimana seharusnya bangsa Israel merespons Allah yang telah dengan setia memegang perjanjian-Nya itu? Dalam 105:1-6, pemazmur mengajak setiap orang yang telah mengalami pertolongan TUHAN untuk bersyukur dan memberitakan segala perbuatan Allah yang Ajaib kepada bangsa-bangsa lain (105:1-2), bermegah di dalam TUHAN, mengandalkan TUHAN, menyembah Dia selalu, dan selalu mengingat apa yang telah TUHAN perbuat (105:3-5)

Aplikasi

Kita semua pasti sudah sangat banyak mengalami pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Memang, adanya pertolongan Tuhan tidak berarti bahwa hidup kita bebas dari masalah. Akan tetapi, saat masalah muncul pun, kita mengalami kehadiran Tuhan yang memberi pertolongan, ketenangan, dan semangat untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi.

Ketika mindset nya diubah dari persoalan menjadi anugrah maka semua akan berubah, ketika pada saat ini kita sadar bahwa kita ada hari ini karena Anugrah Tuhan maka tidak ada kata lain yang terucap dari mulut kita “Syukur kepada Tuhan”, sepanjang tahun 2023 ini tentu banyak persoalan yang dilalui seperti bangsa israel melalui berbagai macam badai kehidupan, namun satu hal yang pasti Tuhan tidak pernah tinggal diam dalam setiap persoalan itu, Ia selalu memampukan dan menguatkan kita. Maka dari itu tanpa harus dipaksa, maka akan dengan hati yang sukacita akan menceritakan kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Kata Syukur dan bersaksi akan kebaikan Tuhan akan terucap dari mulut dengan hati yang sukacita.

Bersaksilah akan kebaikan Tuhan, beritakan kabar sukacita itu agar orang yang menerimaNya mendapatkan sukacita Tuhan

Tuhan memberkati Solideo Gloria

Vic. Ekitwynn Handinata Kemit, S.Si.Teol, CCM,.

SELASA 26 DESEMBER 2023 (NATAL II), KHOTBAH MATIUS 2:9-11

Invocatio : Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus ( Mat 1 : 16 )

Bacaan I :

Yesaya 11 : 1-5 ( Responsoria )

Tema :

MEMBERI PERSEMBAHAN

 

KATA PENGANTAR / PENDAHULUAN

Suatu malam Natal pada 1963 di podium gereja di Jakarta. Bung Karno diminta untuk memberi kata sambutan. Narasi pidato Bung Karno :” spanduk di depan saya tertulis : “ Yesus adalah gembala yang baik’. Itu salah..itu keliru!”. Suasana jemamt gereja mendadak hening. Tak ada seorang pun yang berani bersuara. Tema Natal tersebut merupakan kutipan ayat Yohanes 10: 14 dari Alkitab. Setelah beberapa detik sunyi, Bung Karno melanjutkan pidatonya. “ yang benar mustinya,’ sesungguhnya Yesus adalah Gembala yang Terbaik…!” kata Bung Karno disambut riuh tepuk tagan dan nada gembira para jemaat. Dalam hiruk pikuk dan tepuk tangan menggelegar di seluruh ruangan. Setelah gemuruh hiruk pikuk mereda, Bung karno melanjutkan pidatonya “ kita semua yang hadir di sini di tantang…SUDAHKAH KALIAN MENJADI DOMBA-DOMBA TERBAIKNYA?

Pertanyaan bagi kita di Natal II ini, sudahkah memberikan persembahan yang terbaik bagi Yesus?

Isi :

Bacaan Pertama pengantar Khotbah di Natal ke II ini, Yesaya 11, harus dibaca dengan memerhatikan pasal 10: 33-34. Akibat hukuman Tuhan dahsyat seperti pohon ditebang. Hanya menyisakan tunggul. Namun dari tunggil itu muncul tunas baru yang akan berkembang dan berbuah ( ay 1). Itulah janji pemulihan Allah kepada umat-Nya melalui sosok Mesias, “yang diurapi” ( ay 2), ari keturunan Daud. Melalui Mesias, idealisme perjanjian dengan Daud ( II Sam 7) dipulijakn. Raja tidak lagi menjadi penguasa tiran yang memeras rakyat, memutarbalikkan kebenaran, dan menyelewengkan keadilan. Sebaliknya IA akan menegakkan keadailan dan kebenaran serta menindas kejahatan ( ay 3-5). Dan dalam artian secara khusus berbicara tentang Mesias dari Keturunan Daud
Dia (Mesias) akan dipenuhi Roh Allah. Di dalam Mesias itu, Roh Allah akan bekerja sepenuhnya. Demikianlah tunas muda itu akan mendirikan kerajaan Mesias yang didasarkan atas keadilan dan kebenaran dan kelak membuahkan kesejahteraan yang meliputi seluruh bumi.
Nubuatan tentang Mesias pada pasal 11 begitu kental dan susah untuk diuraikan menurut kronologis kapan peristiwa kedatangan Mesias itu terjadi. Tetapi bagi bangsa Israel pada zaman itu, ketika nubuatan ini disampaikan nabi Yesaya, mereka memerlukan juru selamat. Tetapi yang terpenting dari semua itu, Nubuatan itu sangat penting dan ditunggu-tunggu bagi bangsa Israel, karena memang ditengah-tengah situasi yang sulit dan galau, mereka membutuhkan penghiburan dan pengharapan sekaligus didalamnya keselamatan mereka. Keselamatan begitu penting bagi bangsa Israel, tidak hanya keselamatan secara fisik, tetapi keinginan Tuhan jauh lebih berharga, yaitu keselamatan secara rohani.

Ada hal yang menarik dari kisah Kelahiran Yesus yang mungkin kurang kita perhatikan. Ada orang-orang Majus yang datang mencari bayi Yesus, padahal mereka bukanlah orang Yahudi; dengan kata lain mereka bangsa kafir yang dianggap sebagai bangsa yang tidak berpengharapan karena mereka bukanlah bangsa pilihan Tuhan. Orang majus adalah golongan imam dan kaum terpelajar dan dianggap memiliki keahlian berupa pemahaman supernatural akan peristiwa-peristiwa di masa depan, yang diperoleh dengan mempelajari buku-buku dan mengamati bintang-bintang (astronomi). Namun ketika Yesus lahir, kabar sukacita kelahiranNya, justru pertama kali di dengar oleh mereka yang secara geografis berasal dari tempat yang sangat jauh dan tidak masuk hitungan. Dari negeri yang sangat jauh, Tuhan memanggil mereka. Untuk bisa bertemu Yesus mereka harus membayar harga, dengan berjalan dari tempat jauh ( Ratusan mil) dimana banyak sekali tantangan yang harus mereka hadapi: melalui padang gurun yang banyak kemungkinan bahaya dari pada perampok, binatang buas dan banyak lagi kesulitan-kesulitan lainnya.

Ini memperlihatkan dan menunjukkan ketekunan dan pengorbanan mereka demi melihat dan menyembah bayi Yesus, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan.

Orang Majus datang menyembah dengan kerelaan berkorban.

Mereka tidak datang kepada Yesus untuk meminta sesuatu melainkan untuk memberi sesuatu. Mereka tidak datang kepada Yesus untuk mendapat sesuatu melainkan untuk kehilangan sesuatu. Melalui kerelaan mereka untuk berkorban itu, mereka mendapatkan sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan harta, yaitu “ sukacita penuh” dalam TUhan ( Mat 2 : 10). Sukacita yang mengalahkan waktu, tenaga dan harta yang telah dikeluarkan.

 Orang Majus memberi untuk mendapatkan sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan harta.

Mereka membawa persembahan, Emas, Kumenen, dan Mur. Apa sebenarnya pelajaran yang diberikan dari persembahan orang-orang majus ini? Melambangkan apakah dari setiap persembahan yang di bawa orang majus kepada Yesus?

Emas melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi Raja agung.

Kemenyan melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi Imam agung.

Mur melambangkan bayi Yesus yang kelak akan mati untuk menebus dosa manusia.

Dalam artian, kehadiran mereka membawa Emas, Kemenyan, dan Mur untuk bayi Yesus menggambarkan pengabdian dan juga sukacita pada kelahiran Yesus.

Apa yag sebenarnya kita cari dalam Perayaan Natal yang beragam di zaman ini? Apakah kemeriahan, pernak-pernik natal yang berganti, baju baru, sepatu baru dan yang lain sebagainya, yang kita usahakan dan upayakan. Padahal Natal sesungguhnya menerima Tuhan Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat manusia. Karena Natal bukan bicara soal apa yang dipakai, apa yang dimakan, namun Natal adalah sukacita. Karena kita sukacita itu maka kita memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan. Biasanya di saat kita bersukacita kita akan memberikan yang terbaik. Jadi biar Natal menerangi kehidupan yang memampukan setiap kita untuk memberikan persembahan yang berkenan kepada Yesus, dan menerima Yesus dalam kehidupan kita.

Pdt. Sastrami Tarigan

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD