MINGGU 13 OKTOBER 2024 KHOTBAH TITUS 2:3-5

Invocatio  :

Ndehara si mehuli, ia kap kemulian ras keriahen perbulangenna, tapi ndehara si njuruken bali kap ia ras penakit kanker

(Kuan-kuanen 12:4)

Ogen :

1 SAMUEL 25:23-35 (Tunggal)

Tema :

Moria Si Ngkelengi Perbulangen Ras Anak-Anak

 

 

PENGANTAR

Dalam hari-hari ini bila kita berbicara tentang fungsi kita akan menemukan hal-hal yan gmenarik dari barang-barang yang ada di sekitar kita. Pertama ada barang yang berfungsi lain dari fungsinya; misalnya magic com yang dipakai tidak hanya untuk memasak nasi tetapi juga bisa memasak kue dll. Kedua kita juga mungkin mendapati ada barang yang berfungsi melebihi fungsinya. Misalkan sebuah setrika yang dapat dipakai tidak saja untuk merapikan baju tetapi juga untuk membuat roti bakar dsb. Ketiga adalah kita juga menemukan barang yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam hal ini misalnya HP yang dapat berfungsi baik atau buruk tergantung cara penggunaannya. Kalau kita berbicara fungsi dapat pula kita teruskan kepada Moria yang minggu ini kita hayati keberadaan mereka di tengah-tengah gereja kita. Sesuai dengan thema yagn diberikan tentulah kita merindukan moria kita dapat menjalankan fungsi kehidupannya dengan baik dan tepat pada sasaran yakni moria yang mengasihi keluarga dan membawa kebaikan bagi sekitarnya.

ISI

Surat Titus ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 61 dan 63 M. Surat ini ditulis selama masa perjalanan pemberitaan Injil di Roma dan pada saat ia dalam penjara. Surat ini adalah salah satu surat penggembalaan atau surat pastoral Paulus. Disebut surat pastoral karena membahas tentang masalah yang berkaitan dengan peraturan gereja dan pelayanan di dalamnya. Titus sendiri merupakan anak rohani Paulus yang berasal dari Antiokhia dan melayani di Korintus dan Kreta. Pada masa itu Kreta sendiri dikenal sebagai kota tempat orang-orang yang suka berontak dan sulit dikendalikan, seperti yang dikatakan Paulus yakni; banyak orang yang hidup tidak tertib (bdk. 1:10), ia pun mengatakan; “Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas” (bdk. 1:12). Latar belakang ini berdampak dalam pelayanan jemaat dan akan membuat perkembangan Injil di Kreta terancam. Oleh karena itu bagi Paulus, tanggung jawab utama Titus sebagai adalah memberitakan dan mengajarkan ajaran yang sehat (1:9, 13, 2:1). Pemakaian kata biasanya di dalam surat-surat penggembalaan, yang dikaitkan dengan pengajaran, menunjukkan penekanan Paulus pada pentingnya pengajaran yang benar. Memperhatikan Titus 2:1-10, kita menemukan kata yang berkaitan dengan "pengajar" berulang kali muncul:

  1. Kata ajaran(διδασκαλία didaskalia) yang sehat (Tit. 2:1);
  2. Menjadi pengajar (καλοδιδάσκαλος kalodidaskalos) hal-hal yang baik (2:3);
  3. Bersungguh-sungguh dalam pengajaran-mu (διδασκαλία didaskalia) (2:7);
  4. Memuliakan ajaran(διδασκαλία didaskalia) Allah, Juruselamat kita (2:10)

Lebih lanjut lagi masing-masing jemaat sesuai dengan kondisinya diminta tidak hanya belajar dan menjadi pelaku ajaran melainkan juga menjadi pengajar khususnya kepada generasi yang lebih muda. Dalam pasal 2: 1-10 secara spesifik disebutkan setiap orang-orang yang perlu punya andil dan partisipasi dalam mengajar antara lain: Laki-laki tua (ayat 1-2); Perempuan tua (ayat 3-5); Orang-orang muda (ayat 6-8), dan bahkan termasuk hamba-hamba (ayat 9-10). Dalam hal ini berarti semua orang perlu ambil bagian dalam mengajar, terutama yang senior harus mengajar yang junior untuk memelihara ajaran yang sehat demi kemuliaan Allah.

Dalam hal ini Rasul Paulus memberikan petunjuk-petunjuk praktis dalam hal apa saja andil dan partisipasi setiap orang baik dalam keluarga maupun masyarakat. Secara khusus kita melihat apa yang Rasul Paulus sampaikan kepada para perempuan antara lain :

  1. Perempuan-perempuan yang tua, menunjuk pada perempuan-perempuan yang lanjut umur dan memiliki banyak pengalaman hidup. Mereka harus hidup sebagai orang-orang beribadah: hidup yang pantas dan layak seperti orang-orang kudus atau saleh, menjaga kelakuan yang baik. Jangan memfitnah: jangan menjelek-jelekkan sesama, mencemarkan nama baik seseorang, penabur perselisihan, penghasut. Jangan jadi hamba anggur: tidak minum anggur, diperbudak oleh anggur. Cakap mengajar hal baik: dapat memberi bekal, teladan pengajaran iman yang baik dan benar terutama kepada perempuan-perempuan yang muda.
  2. Perempuan yang muda menunjukkan pada perempuan yang sudah menikah, tinggal bersama suami dan anak-anak. Mengasihi suami dan anak-anak artinya memberi perhatian penuh pada suami dan anak-anak, memberi cinta kasih yang tulus apa pun keadaannya. Hidup bijaksana: dapat membedakan mana yang baik atau tidak baik untuk dilakukan, arif dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga. Suci artinya tetap menjaga kekudusan diri sendiri dan keluarga. Rajin mengatur rumah tangga yakni menata secara rutin apa yang harus dikerjakan di rumah. Baik hati: murah hati, manis dan sopan. Taat pada suami: menghormati suami sebagai kepala keluarga, tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan.

Dalam 1 Sam. 25: 23-35 ada seorang tokoh wanita yaitu Abigail yang dapat dikatakan sebagai perempuan yang bijaksana sehingga lewat kehadirannya dia menjadi pembawa damai bagi keluarganya. Karena keberaniannya, Daud tidak jadi melakukan suatu dosa yang mengerikan dan keluarga Abigail pun selamat dari bencana yang mematikan. Saat itu Daud terpaksa tinggal di desa-desa untuk menghindari amarah akibat kecemburuan Raja Saul. Ketika tiba masa pengguntingan bulu domba-domba itu, Daud mengutus beberapa orang untuk meminta bagian mereka dari Nabal, karena selama ini mereka telah membantu melindungi hartanya dari para perampok. Namun, Nabal menolak permintaan mereka dan justru memperlakukan anak buah Daud dengan buruk. Dalam kemarahan, Daud terburu-buru memutuskan untuk membunuh Nabal dan semua laki-laki di rumahnya. Ketika Abigail mendengar apa yang terjadi, ia cepat-cepat mengumpulkan banyak makanan, menahan Daud beserta para prajuritnya, dan dengan rendah hati meminta ampun atas perlakuan suaminya yang tidak ramah. Daud segera menyadari bahwa wanita itu telah mencegahnya untuk melakukan keputusan yang penuh dendam, dan ia pun memuji Allah. Allah tidak menginginkan umat-Nya memiliki perilaku bebal atau bodoh seperti orang-orang dunia yang dengan segala kejahatannya membawa kehancuran pada diri sendiri dan keluarga. Jadilah orang yang berperilaku bijak, sehingga kehadiran kita menjadi berkat dimana pun berada

 APLIKASI

  1. Sebagai anak-anak Tuhan kita hendaknya punya kerinduan untuk terus belajar akan firman Tuhan agar kita dimampukan melakukukan apa yang benar dan berkenan di hadapanNya. Kita membutuhkan firman Tuhan yang merupakan kebenaran untuk mengarahkan kehidupan kita baik itu dalam cara kita berpikir, bertindak, berbicara, bahklan mengambil keputusan.Akal budi dan hati nurani kita bisa menjadi rusak, najis, bobrok atau error. Oleh sebab itu, kita perlu terus belajar dan menerima ajaran sehat agar kita dapat memiliki akal budi dan hati nurani yang sehat. Kita membutuhkan pengajaran TUHAN untuk mengarahkan kehidupan kita. Pengajaran TUHAN yang telah kita terima, jangan kita lupakan. Semakin kita belajar, maka kita pun akan semakin kita mengenal TUHAN.
  2. Kita dipanggil bukan hanya sebagai pelajar, namun kita juga dipanggil jadi pengajar. Kita dipercayakan untuk membimbing orang bukan hanya lewat kata-kata tetapi juga lewat teladan hidup sehari-hari agar orang lain dapat mengenal TUHAN dengan benar. Dalam hal ini kita dapat saling mendoakan, mengajar, menegur dan menasihati baik keluarga maupun orang di sekitar kita agar bersama-sama mengalami pertumbuhan iman dan juga kualitas kehidupan yang lebih baik. Karena itu diperlukan kerjasama yang baik khususnya dalam menjembatani transfer pengajaran dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda sehingga pengajaran yang baik itu dapat diteruskan. Selain kerjasama yang baik diperlukan juga kerendahan hati untuk memberikan maupun menerima pengajaran yang baik. Mari kita renungkan apa yang sudah orang-orang di sekitar kita dapatkan dan rasakan dari kehadiran kita?
  3. Menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, tanpa pertolongan Tuhan dan kasih sayang dari suami dan anak-anak peran sebagai ibu tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.  Dapat berperan sebagai ibu bagi anak-anak, dan istri bagi suami adalah anugerah Tuhan yang harus disyukuri dan dibanggakan. Seorang ibu seringkali dituntut untuk bisa, mau tidak mau wajib mendidik anaknya dengan baik dan benar, agar saat anaknya dewasa, menghasilkan generasi yang cerdas, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, terlebih takut akan Tuhan. Seorang ibu dituntut untuk selalu belajar membenahi diri, dan juga belajar menjadi seorang ibu yang baik dan benar. Seorang ibu diminta membimbing tanpa lelah, dan dituntut dapat menjadi teladan bagi anaknya. Tugas dan tanggung jawab seorang ibu sangat berat, jika diukur dengan akal manusia. Setiap usaha dan perbuatan seorang ibu tidak akan pernah berhasil, tanpa pertolongan dari Tuhan. Tapi seberat apapun itu, jika seorang ibu selalu melibatkan dan menyertakan Tuhan dalam setiap langkahnya, setiap apapun yang diperbuat, maka semua pekerjaan dan tanggung jawabnya, akan Tuhan pimpin dan mampukan. 

Pdt. Eden P br Tarigan

GBKP Runggun Bumi Anggrek

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD