MINGGU 06 OKTOBER 2024 KHOTBAH ZAKARIA 14:16-21

Invocatio  :

1 Tawarikh 28 : 10

Ogen/Bacaan   :

2 Timotius 4 : 9 - 13

Thema :

Njaga Kebadiaan Rumah Pertoton (Menjaga Kekudusan Rumah Ibadah)

 

Pendahuluan

Ada ungkapan yang mungkin pernah kita dengar di seputaran keberadaan inventaris gereja yakni “kita… adi nukur e lah… megegeh. Tapi, ngerawatsa she kal kisatna) Kira-kira jika dioterjemahkan secara bebas : Menang membeli, kalah merawat.Mungkin ini juga terjadi di gereja-gereja kita GBKP; dimana ada begitu banyak inventaris gereja kita yang mungkin sudah rusak karena kurang perawatan atau bahkan tidak kelihatan lagi keberadaannya. Jika memang rusak karena memang sudah dimakan usia mungkin bisa dimaklumi, tapi jikalau terjadi kerusakan karena kealalian atau ketidakpedulian kita untuk merawatnya, inilah yang perlu kita prihatin.Apalagi jikalau hilang karena kelalaian kita, berarti sama saja kita mengabaikan “harta Tuhan” yang ada di rumahNya. Bukankah segala sesuatu yang ada di dalam rumah Tuhan seharusnya berharga dan sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan merawatnya? Melalui minggu perawatan inventaris gereja ini, kita diingatkan kembali untuk meningkatkan tanggungjawab kita bersama untuk menjaga dan merawat apa yang sudah dimiliki oleh gereja kita sebagai wujud sembah dan syukur kita pada Tuhan.

Penjelasan Teks

Invocatio pada minggu ini yang tertulis pada 1 Tawarihk 28 : 10 menyatakan penyerahan “mandat Tuhan” dari Daud kepada Salomo untuk mendirikan Rumah Tuhan. Seperti yang kita ketahui bahwa Daud sangat berkeinginan untuk mendirikan Rumah Tuhan (ay. 2-3), namun keinginannya mendapatkan penolakan dari Tuhan. Ia menyadari bahwa mendirikan Rumah Tuhan bukanlah sebuah hal yang mudah, oleh sebab itu sejak awal ia siudah mempersiapkan apa yang nantinya akan dibutuhkan. Ada satu kata penting berkaitan dengan pembangunan Runah Tuhan ini yakni kata “kudus” Daud hendak menekankan kepada anaknya Salomo agar nantinya yang harus diperhatikan dan senantiasa diingat adalah apapun yang akan dilakukan dalam mewujudkan Rumah Tuhan ini haruslah berkenan dengan kehendak Tuhan.Artinya, setiap bahan yang digunakan, tenaga yang digunakan, perencanaan bangunan yang dilakukan, termasuk isi dari bangunan itu nantinya haruslah melalui pertimbangan apakah itu sesuai dengan keinginan Tuhan.Karena Daud melihat “tantangan berat” ini, makai ia juga memberikan penguatan atau peneguhan hati kepada anaknya Salomo. Melalui ini, pelajaran berharga yang kita dapatkan adalah, Rumah Tuhan, Rumah Kudus. Membangun Rumah Tuhan, artinya siap juga menjaga kekudusan Rumah Tuhan itu juga. Selanjutnya, boleh dikata bahwa kita juga adalah Salomo jaman kini yang juga membutuhkan penguatan untuk dapat memberikan yang terbaik bagi pembangunan Rumah Tuhan sekaligus dimampukan untuk menjaga kebaikan dan kekudusan dari Ruhan Tuhan (gereja).

Selanjutnya, pada bagian bacaan 2 Timotius 4 : 9 – 13 ada kesan bahwa Paulus mengalami kewalahan untuk melakukan pelayanannya. Dia sangat membutuhkan bantuan untuk bisa melaksanakan pelayanan dengan baik. Dia ditemani oleh Lukas, namun baginya itu tidak cukup. Oleh sebab itu dalam pesannya kepada Timotius agar juga membawa Markus bersamanya ketika datang nantinya. Ada hal menarik yang ditunjukkan pada bagian ini yakni ada 3 barang yang dititipkan kepada Timotius untuk dibawa kepadanya yakni jubah, kitab-kitab dan terutama perkamen.Ada 2 bagian penting yang ditunjukkan oleh Paulus untuk dapat melakukan pelayanan dengan baik : manusia dan barang (peralatan). Jika kita bisa mengartikan, keberadaan Timotius, Lukas dan Markus akan sangat berarti untuk menopang pelayanan yang sedang dilakukannya. Namun, jubah, kitab-kitabnya dan terutama perkamen, akan sangat berarti untuk melengkapi pelayana yang dilakukannya. Di saat ini kita mungkin bisa mengatakan bahwa pertua dan diaken termasuk emeritus,para pengurus PJJ (perpulunegn jabu-jabu), pengurus Lembaga kategorial dan juga pendeta merupakan bagian dari orang-orang yang diharapkan Tuhan bisa menopang pelayanan yang ada di tengah-tengah gereja. Sementara, jubah, kitab-kitab dan juga perkamen dapat diartikan sebagai inventaris yang dimiliki oleh gereja. Bisa saja itu, keyboard, komputer, alkitab, buku nyanyian gereja, dll merupakan materi yang dibutuhkan dalam menopang pelayanan yang akan dilakukan. Namun, yang menarik ialah ada yang “terutama” menurut Paulus; ini dapat diartikan bahwa dalam pengadaan inventaris gereja perlu diperhatikan apa yang penting dan apa yang benar-benar sangat penting. Bahasa sekarang, gereja harus pintar menempatkan skala prioritas pada kebutuhan pelayanan gereja.

Pada Zakaria 14 : 16 – 21 ada beberapa hal yang menjadi sorotan dalam teks ini : orang-orang dari semua penjuru akan datang ke Yerusalem untuk merayakan hari Raya Pondok Daun, ada hukuman dari Tuhan bagi yang tidak datang, dan kerencingan-kerencingan kuda dan kuali-kuali serta bokor-bokor penyiraman. Dan, sesuai dengan minggu inventaris gereja ini, maka mungkin kita bisa mengartikan sebagai ganbaran dari jemaat dan segala sesuatu yang dimiliki oleh gereja. Tuhan Allah menginginkan Yerusalem sebagai pusat kehadiran manusia untuk datang menyembahNya; ini sama dengan Tuhan menginnginkan agar umatnya saat ini (warga gereja) untuk datang dan menjadikan gereja sebagai pusat penyembahan bagi umatNya. Barang siapa yang mengabaikan “panggilan Tuhan” ini maka kepadanya aka nada hukuman yang berasal dari Tuhan. Selanjutnya, kerencingan-kerencingan kuda, kuali-kuali dan bokor-bokor penyiraman merupakan bagian-bagian yang ditemukan di Rumah Tuhan. Dan Tuhan menginginkan agar umat atau manusia yang datang ke Yerusalem dan Rumah Tuhan mempergunakan semua itu untuk dipakai sebagai alat untuk memuliakan Tuhan. Bukankah ketika gereja juga meng”ada”kan inventaris di gereja juga dengan tujuan agar semuanya itu bisa dipergunakan untuk kemuliaan Tuhan? Jikalau semua yang dimiliki olehj gereja adalah kepunyaan Tuhan, berarti ada tanggungjawab yang besar bagi setiap jemaat untuk mempergunakannya dengan baik, karena itu adalah “alat penghantar” untuk menyampaikan persembahan kepada Tuhan?

Penutup

Melalui khutbah sederhana ini ada beberapa hal yang kembali perlu ditekankan :

  1. Kita (Pendeta, Pertua – Diaken, termasuk Emeritus beserta dengan semua warga jemaat punya peran penting dalam membangun gereja dan mengisi apa yang dibutuhkan dalam kehidupan bergereja. Seperti titah Daud kepada Salomo : ini bukan gampang tapi kuatkan dan lakukanlah.
  2. Banyak hal yang diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan gereja, namun semua kebutuhan itu harus diketahui tentang tingkat kepentingannya. Termasuk, kemampuan untuk menjaga apa yang dimiliki oleh gereja; karena itu semua adalah milik Tuhan.
  3. Menjadikan gereja sebagai pusat kehadiran jemaat berarti gereja harus punya daya tarik. Itu semua bisa dilakukan melalui pengadaan inventaris gereja. Namun, apakah semua yang dimiliki oleh gereja sudah dijadikan sebagai alat-alat penyembahan yang menyiratkan kekudusan Tuhan. Dan bukannya dengan apa yang dimiliki oleh gereja justru memunculkan pertikaian atau percekcokam yang pada akhirnya menghilangkan makna kekudusan itu sendiri.
  4. Bangun gereja, rawat isinya, muliakan Tuhan dengan apa yang ada di gereja.                                          

                                                                                    Pdt. Benhard RC Munthe

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD