• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

SUPLEMEN PA MAMRE 10-16 AGUSTUS 2025, ESTER 9:22-26

Teks  :

Ester 9:22-26

Tema  :

Nginget ras Ngergaken Perjuangen

 

Pendahuluan

Ada sebuah pepatah kuno yang berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.” Pepatah ini bukan hanya berlaku dalam dunia sejarah atau politik, tetapi juga sangat relevan secara rohani. Sebab setiap kebaikan yang kita nikmati hari ini baik di tengah keluarga, bangsa, maupun gereja tidak pernah datang begitu saja.

Dalam hidup ini, kita tidak bisa melupakan satu kenyataan penting: apa yang kita nikmati hari ini adalah hasil dari perjuangan dan pengorbanan di masa lalu. Di tanah air kita, kemerdekaan yang kita rayakan setiap tahun bukan datang tanpa harga, melainkan melalui darah dan air mata para pahlawan bangsa. Mereka berjuang bukan untuk diri sendiri, tapi untuk generasi setelahnya. Namun sayangnya, di tengah kenyamanan zaman sekarang, semangat menghargai perjuangan itu mulai memudar.

Hal yang sama diangkat dalam kisah Ester. Bangsa Yahudi hampir dimusnahkan oleh Haman, tetapi melalui keberanian Ester dan hikmat Mordekhai, Tuhan menyelamatkan umat-Nya. Setelah kemenangan diraih, Mordekhai menetapkan hari Purim agar umat tidak lupa bahwa keselamatan mereka bukan karena kekuatan mereka sendiri, tetapi karena tangan Tuhan dan keberanian orang-orang yang berjuang. Melalui firman ini, kita diingatkan untuk menjadi umat yang tidak melupakan sejarah, baik sejarah iman maupun perjuangan, dan untuk menghargai serta meneruskan warisan itu dengan hidup yang bertanggung jawab.

Isi

Setelah peristiwa besar dalam kitab Ester di mana bangsa Yahudi diselamatkan dari ancaman pemusnahan massal, Mordekhai menetapkan suatu perayaan tahunan yang disebut Purim. Tujuannya bukan hanya sebagai ungkapan sukacita, tetapi lebih dari itu: untuk mengingat dan menghargai perjuangan serta pertolongan Tuhan.

Dalam ayat 22, dikatakan bahwa hari-hari itu ditetapkan sebagai hari perjamuan dan sukacita, serta sebagai saat untuk saling mengirim makanan dan memberi kepada orang miskin. Ini adalah tanda bahwa kemenangan yang mereka alami tidak membuat mereka tinggi hati, tetapi justru membuat mereka semakin bersyukur dan peduli terhadap sesama. Mereka sadar bahwa berkat yang diterima harus dibagikan.

Yang menarik adalah bahwa alasan utama perayaan ini bukan hanya karena musuh dikalahkan, tetapi karena "dukacita mereka telah berubah menjadi sukacita, dan perkabungan mereka menjadi hari raya." (ayat 22b). Artinya, mereka tidak merayakan kemenangan militer atau politik, tetapi penyertaan Tuhan yang membalikkan keadaan. Mereka hampir binasa, tapi Tuhan memakai keberanian Ester dan hikmat Mordekhai untuk menyelamatkan mereka.

Ayat 23–24 menjelaskan konteks sejarahnya: bagaimana Haman, musuh orang Yahudi, merencanakan pembunuhan terhadap seluruh bangsa itu dan menggunakan undi (pur) untuk menentukan hari pelaksanaan. Namun rencana itu dipatahkan oleh campur tangan Tuhan, melalui keberanian Ester yang maju menghadap raja meski dengan risiko nyawa. Maka nama "Purim" sendiri diambil dari kata pur, sebagai bentuk ironi apa yang direncanakan untuk menghancurkan mereka, justru diperingati sebagai hari kemenangan.

Lalu ayat 25–26 menegaskan bahwa peristiwa ini tidak boleh dilupakan. Nama perayaan ini ditetapkan berdasarkan sejarah tersebut, dan orang Yahudi menerima ketetapan Mordekhai ini untuk mengingat dengan penuh hormat dan ketaatan. Tidak hanya pada masa itu, tetapi sampai sekarang orang Yahudi masih merayakan Purim setiap tahun sebagai bagian dari warisan rohani dan sejarah mereka.

Dari penjelasan ini kita bisa melihat bahwa Tuhan tidak ingin umat-Nya melupakan pertolongan-Nya. Setiap peristiwa besar dalam hidup kita khususnya yang terjadi karena iman, keberanian, dan kebaikan Tuhan harus diingat, dikenang, dan dihargai. Kita tidak boleh hidup seolah-olah semua datang dengan mudah. Kita harus terus mengingat bahwa ada pengorbanan dan tangan Tuhan di balik segala hal baik yang kita miliki hari ini.

Penutup

Bangsa Israel hampir dimusnahkan, tetapi Tuhan membalikan nasib mereka melalui keberanian Ester dan Mordekhai. MereESTka tidak hanya selamat, tetapi juga diajar untuk tidak melupakan. Lewat perayaan Purim, mereka menetapkan satu hal: bahwa setiap generasi harus tahu, “Kita hidup hari ini karena ada yang berjuang kemarin.” Ingatan itu tidak berhenti di kepala, tapi turun ke hati dan diwujudkan lewat tindakan dengan bersukacita, berbagi, dan hidup dalam syukur.

Begitu juga dengan kita sebagai orang Indonesia. Kita merdeka hari ini bukan karena kita kuat, tetapi karena ada perjuangan darah dan air mata dari para pahlawan yang percaya pada masa depan. Mereka tidak menikmati hasilnya secara penuh, tetapi kita yang hidup hari ini adalah buah dari pengorbanan mereka. Pertanyaannya adalah: apakah kita hanya akan mengenang perjuangan itu setiap 17 Agustus? Ataukah kita akan menghidupinya dalam sikap dan tanggung jawab kita sebagai warga dan umat Tuhan? Sebagai orang Kristen di Indonesia, kita punya dua warisan besar: warisan iman dan warisan kemerdekaan. Keduanya harus diingat dan dihargai. Jangan jadi generasi yang hidup nyaman tapi kehilangan semangat juang. Jangan jadi orang Kristen yang tahu sejarah, tapi tidak meneruskan semangat iman. Mari kita pulang hari ini bukan hanya membawa cerita, tetapi membawa semangat untuk menghargai, menghidupi, dan meneruskan perjuangan, baik sebagai anak bangsa, maupun sebagai umat Allah. Karena mengenang saja tidak cukup. Kita dipanggil untuk melanjutkan.

SUPLEMEN PA MAMRE 13-19 APRIL 2025, MAZMUR 127:3-5

Tema :

"Membangun Spiritualitas Anak"

Bacaan :

Mazmur 127:3-5

Tujuan :

- Memahami bahwa anak merupakan berkat yang datangnya dari Tuhan

- Bertanggung jawab dalam membangun spiritual anak

Metode  : Kesaksian dan Aksi

 

PENDAHULUAN

Anak merupakan anugerah yang Tuhan berikan pada setiap rumah tangga. Kehadiran seorang anak memberikan kebahagian tersendiri bagi orang tua. Sehingga tidak jarang orangtua berjuang dengan berbagai cara untuk menghadirkan anak dalam rumah tangga. Namun kehadiran anak perlu mendapatkan perhatian khusus dari setiap orang tua. Anak tidak hanya menjadi objek pemberi kebahagiaan atau pelengkap dalam rumah tangga. Orang tua juga memiliki tanggung jawab besar dalam masa pertumbuhan anak. Orang tua harus mampu memberikan hak-hak anak, menuntun anak bertanggung jawab atas kewajibannya dan yang terpenting adalah bagaimana orangtua menanamkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan anak.

PEMBAHASAN TEKS

  1. Anak-anak adalah Pusaka Tuhan (Mazmur 127:3)

Kata “pusaka” dalam bahasa Ibrani adalah נחלה, nəhəlah, kata ini merujuk kata warisan atau pemberian berharga dari Tuhan. Dalam tradisi Israel, pusaka merupakan warisan yang sangat berharga. Pusaka biasanya terus diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Sehingga orang yang menerimana merasakan suka cita dan berusaha menjaganya dengan baik agar dapat diwariskan ke generasi berukutnya. (Mazmur 127:3).

Demikianlah Pemazmur menggambarkan anak bagi orang tua. Melalui gambaran tersebut pemazmur mengajak setiap orang tua merasakan kebahagiaan saat menerima kehadiran seorang anak sama seperti saat seseorang yang menerima pusaka. sebagai orang tua kita harus menyadari bahwa anak-anak bukan hanya tanggung jawab kita, tetapi juga anugerah yang harus disyukuri. Di samping itu tentu sebagai orang tua juga memiliki tanggung jawab yang besar menjaga anaknya sehingga terjaga keutuhannya sebagai warisan kehidupan.

  1. Anak Ibarat Anak Panah di Tangan Pahlawan (Mazmur 127:4)

Penggambaran anak panah di tangan Pahlawan memiliki makna penempatan yang tepat. Jika anak panah berada di tangan pahlawan, maka anak panah dapat dipakai untuk menghalau musuh, atau melindungi sebuah negara. Penempatan tersebut memberi perlindungan bagi orang-orang yang ada dalam sebuah negara.

Sebaliknya, jika anak panah berada di tangan yang salah pasti berdampak buruk. Di tangan penyamun misalnya, anak panah dapat menjadi ancaman bagi banyak orang. Jika tiberikan pada orang biasa, maka anak panah bisa berakhir di tempat pembuangan sampah atau bahkan bisa jadi melukai pemiliknya akibat terkena bilahan anak panah yang tajam.

Demikian halnya dengan anak, jika seorang anak mendapatkan pengajaran yang tepat dari orang tua, maka kelak dia akan menjadi anak yang berhasil, menjadi anak yang berguna baik bagi dirinya, keluarga bahkan bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Sebaliknya jika seorang anak tidak mendapatkan pengajaran yang baik, kemungkinan menjadi bumerang bagi orang tua bahkan orang lain.

  1. Pentingnya Membangun Spiritualitas Anak

Menanamkan nilai-nilai spiritualitas Kristiani pada anak sangat penting, mengingat nilai-nilai Kristiani merupakan modal dasar dalam pembentukan karakter anak.

- Nilai Kristiani berpusat pada pengajaran Kristus yang mengajarkan kasih. Kasih merupakan kekuatan yang menjadi penggerak yang mendasari hubungan dan tindakan.

- Dengan nilai spiritualitas yang baik mendorong seorang anak bertindak dengan kasih. Hal itu menciptakan suasana yang kondusif, orang tua menjadi lebih tenang dan Bahagia dalam menjalani kehidupannya, orang lain menjadi nyaman dalam membangun hubungan sosial dan anak lebik bertanggung jawab dalam bertindak dan mengambil keputusan.

KESIMPULAN

- Membangun spiritualitas anak adalah tanggung jawab orang tua yang sangat penting.

- Membangun spiritualitas anak adalah bentuk kepatuhan orang tua atas Firman Tuhan.

APLIKASI

Bagaimana kita dapat membangun spiritualitas anak-anak kita?

- Membangun spiritualitas dapat dilakukan dengan mengajarkan Firman Tuhan dalam kehidupan anak, baik melalui ibadah pagi Bersama, mengajarkan anak untuk senantiasa berdoa sebelum melakukan aktivitas dll.

- Orang hendaknya menjadi teladan yang baik bagi anak-anak atau menjadi guru spiritualitas pertama bagi anak.

- Menuntun anak untuk senantiasa aktif dalam kegiatan sekolah minggu. Sekolah minggu menjadi tempat melatih nilai-nilai Kristiani, untuk itu orangtua perlu mengajak anak untuk aktif dalam kegiatan sekolah minggu.

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 06-12 APRIL 2025, EPESUS 1:7-12

NATS : EPESUS 1.7-12

TEMA : NGGELUH TAMA PUJIN MAN KEMULIAN DIBATA (Renungen Paskah)

 

A. BENA KATA

Ibas Epesus 2:1-2, nina: “I bas paksa si lewat, erkiteken salahndu ras dosa-dosandu, mate pertendinndu. Paksa si e nai iikutkenndu kebiasan doni si jahat. Iikutkenndu peminpin penguasa-penguasa si lit i bas awang-awang, e me kesah si genduari erdahin i bas kalak si la nggit erkemalangen man Dibata.” Bagem ituriken arah firman enda kegeluhenta ope denga si tandai Kristus, ope dengan sialoken Kristus jadi Tuhan ras Juruselamatta. Kegeluhenta ndauh kal i bas geluh si mehuli, ndauh kal i bas geluh si banci tama pujin man kemulian Dibata.

E maka uga kegeluhenta kenca kita lit ibas Kristus, enda me si jelasken bas nats renungen PJJ-nta Minggu enda.

B. PENJELASEN TEKS

1. Kai kin Ertina “Erkiteken/I bas Kristus/Dalam Kristus”

Ibas ayat 3-6 ope ayat 7-12 si jadi nats PJJnta enda ituriken Paulus kai erti erkiteken Kristus, eme kita si enggo ngaloken Kristus jadi Tuhan ras Juruselamatta, kita si enggo ipersada ras Kristus erkiteken kita tek man baNa. Maka ijenda ituriken Paulus alu sangat luar biasa pasu-pasu kai sialoken erkiteken tek kita man Kristus:

  1. Enggo ipasu-pasuNa kita, alu erbage-bage pemere pertendin si lit i bas ingan si meganjang. Enda ngerana kerna pasu-pasu kegeluhen si rasa lalap ibas kinirajan Dibata si kekal.
  2. Ope denga ijadiken Dibata doni enda, enggo ipilihNa kita jadi sikerajangenNa arah persadanta ras Kristus gelah kita badia dingen la ersalah i lebe-lebeNa. Erkiteken keleng ateNa. Gelah kita badia ertina gelah kita nggeluh bagi singena ate Dibata. Nggeluh erpalasken pengajaren Kristus.
  3. Enggo itetapkenNa maka arah Jesus Kristus ialokenNa kita jadi anak-anakNa. Enda me si ngena ateNa dingen sura-suraNa. Ibas Kristus kita iangkat jadi anak-anak Dibata. Selaku anak-anak Dibata kita eme ahli waris kerajan Dibata, janah selaku anak-anak Dibata, maka DIbata ka nge sinjamini kegeluhenta rikut pe maka kegeluhenta selaku anak-anak Dibata la banci la ngusih perbahanen si enggo ituduhken Kristus man banta kalak si tek.
  4. E makai bas ayat 7-9 ituriken Paulus tole nari kai kin erti Erkiteken/I bas Kristus/Dalam Kristus. 1:7 Sabap erkiteken Kristus enggo kita itebusi, e me dosa-dosanta enggo ialemi Dibata. Kristus enggo mate i kayu persilang gelah arah kematenNa kita ndatken penebusan ras pengalemi dosanta.
  5. 1:9 Rikutken sura-suraNa, ipetangkasNa man banta sura-suraNa si terligen, si enggo kin itetapkenNa guna isehkenNa arah Kristus. Situhuna sura-sura Dibata lako ngkelengi ras ngkelini manusia enggo me lit bage manusia ndabuh ku bas dosa (bd. Kej.3.15). Tapi sura-sura Dibata enda langa tangkas, terbuni denga man manusia sekali pe enggo isehkenNa arah nabi-nabiNa.
  6. Janah sura-sura enda enggo jadi tangkas ibas kerehen Kristus ku doni enda. Ibas Kristus kai si gel-gel terbuni enggo tangkas man banta kerina.

Janah kerina enda nuduhken uga belinna kiniulin Dibata. Si ikusekenNa man banta seh riba-iba, alu dem kepentarenNa dingen pengertinNa. Salib Kristus eme kepentaren Dibata sinelamatken kita si tek. Ibas salib Kristus teridah uga pengertin Dibata si mbages si la terukuri manusia tapi eme ibahan Dibata guna jadi dalan keterkelinen geluh kalak si tek.

2. Kristus me kepala/Takal kerinana.

Kai tole nari rencana Dibata ibas Kristus. Tole ituduhken maka rencana Dibata si isehkenNa kenca seh paksana e, e me guna mpersadaken kerina si nasa lit, subuk i Surga bage pe si i doni, gelah Kristus jadi kepalana. Mpersadaken kalak Jahudi ras kalak si labo Jahudi. I bas Kristus kita ipersadaken mulihi ras kerina tinepa Dibata. Kerina ibahan Dibata sue ras si ngena ateNa dingen rikutken si enggo itetapkenNa.

E maka subuk kalak Jahudi ras kalak si la Jahudi si enggo tek man Kristus maka Kristus me takal, kepala kerina perpulungen. Ku IA me kerina perpulungen irakut jadi sada.

3. Maksud ras Tujun kita ipilih Dibata ibas Kristus.

Arah ayat 11 ras 12 banci siidah ijenda 2 hal maksud ras tujun Dibata milih kita ibas Kristus.

  1. Tangtangna nari kita enggo ipilih Dibata sabap IA ersura-sura gelah kita dat bagin i bas kai si enggo jadi sikerajangen Kristus. Sieteh maka Kristus enggo ringan i Surga ras Bapa. Kai si enggo ialoken Kristus ibas Surga si meganjang e kang nge si sikapkenna man banta anak-anakNa.
  2. Janah gelah kita, kalak si pemena erpengarapen man Kristus, nggeluh tama pujin man kemulian Dibata. Gelah kegeluhenta si gundari i doni enda sidalani gelah arah kegeluhenta tama pujin man kemulian Dibata.

C. PENGKENAINA

Kai banci sirenungken arah kata Dibata enda:

  1. Nggeluh tama pujin man kemulian Dibata

Ibas Kristus kita enggo ngaloken pasu-pasu si seh kal ulina bagi si enggo ndai ituriken arah das. Janah salah sada maksud ras tujuan Dibata kerna si e man banta eme gelah kita nggeluh tama pujin man kemulian Dibata. Uga kin kegeluhen tama pujin man Dibata? Kerna si enda banci sib aca tole ku pasal-pasal berikutna. Piga-piga hal iturikenna maka kita ngaloken keterkelinen e gelah kita ngelakoken perbahanen-perbahanen si mehuli (bd Ep.2.10). Bage pe kita idilo gelah ulanai nggeluh bagi manusia si ndekah si ngikutken kerincuhen dagingna tapi kita idilo gelah makeken manusia si mbaru si teridah ibas keleng ate, kebujuren, simehuli ras situhu-tuhu.

  1. Paskah

Nats enda ijembaken gelah tole banci sirenungken erti Paskah man banta. Kekeken Kristus eme kekekenNa naluken kematen, IA nggeluh mulihi lako mereken jaminen geluh si mbaru ras kekeken kereina kita si tek man baNa. E maka Paskah tuju-tuhu jadi keriahen si mbelin man banta.

C. PENUTUP

Mari sirayaken Paskah alu nginget gelah keriahen Paskah enda tole mereken gegeh man banta lako tetap ncidahken kegeluhen si mpermuliaken Dibata.

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD