MINGGU, 27 AGUSTUS 2023, KHOTBAH KEJADIAN 17:1-8
Invocatio :
Kemudian Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dekat phon tarbantin di Mamre ( Kej 18: 1a).
Ogen :
I Timotius 3 : 4-5 ( Tunggal)
Tema :
NGELAKOKEN BAGI ATE DIBATA NGENA/MELAKUKAN SEPERTI YANG TUHAN KEHENDAKI
PENGANTAR
Minggu ini minggu XII setelah Trinitas, dan dikenal juga dengan Minggu Mamre GBKP, dan baik adanya kembali semangat Mamre GBKP yang mengangkat semboyan Khas “ Mamre Er-pemere, Mamre Er-diate”. Menjadi indentitas mamre sesungguhnya, Mamre GBKP dikenal ER-pemere dan Er-diate. Dan minggu ini, Mamre kiranya merayakan HUT Mamre dalam kekuatan “ mamre erpemere, Mamre Erdiate”. Sejalan, dengan HUT MAMRE ke 28 Tahun, tepat di Tanggal 25 Agustus 1995 ditetapkannya menjadi salah satu kategorial pelayanan kepada kaum Bapa GBKP. Menjadikan Minggu ini berbeda dengan Minggu-minggu lainya.
Dan tentunya tidak sebatas, ada perayaan atau tidak. Namun sebenarnya di minggu ini menyadarkan kita begitu besar dan pentingnya peran Mamre GBKP di tengah-Tengah GBKP. Karena banyak harapan, jikalau di tahun 2023, GBKP mengusung Tema Pelayananya “ JEMAAT MENJADI PELAKU AKTIF PELAYANAN”. PELAKU AKTIF bukan PASIF. Menjadi kepala keluarga bagi keluarga,pelayan bagi Jemaat, menjadi terang dan garam di masyarakat.
PENDALAMAN TEKS
Nama Mamre, ditemukan, Abram memasang tendanya ( Kej 14 : 13 ; 18 : 1), dijelaskan ( Kej 13: 18) sebagai Hebron ( Kej 23 :19). MAM’RE, artinya gemuk/ kekuatan. Mamre adalah tempat kediaman utama Abraham dan juga Ishak selama beberapa waktu. Tidak jauh dari sana terdapat gua makhpela yang akhirnya menjadi tempat penguburan mereka dan istri mereka, juga Yakub dan Lea. Daerah ini banyak airnya dan memiliki banyak sumber air. Ada sekumpulan pohon besar di Mamre pada zaman Abraham, dan di sini ia mendirikan mezbah bagi Allah ( Kej 13: 18).
Kedua surat Paulus kepada Timotius, dan surat kepada Titus, berupa tentang kepeminpinan di dalam jemaat atau petunjuk bagi para pelayan Tuhan, yang berdasarkan Firman. Nast bacaan pengantar khotbah ini, merupakan bagian dari syarat-syarat bagi penilik Jemaat.
I Timotius 3 : 4-5 seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus jemaat Allah? .
Harus menjadi kepala keluarga yang baik, agar ia menjadi teladan yang baik.
Dalam prikop ini, Paulus mengajarkan kepada Timotius agar tidak sembarangan dalam menentukan peminpin-peminpin Rohani di tengah jemaat, baik itu penilik jemaat maupun Diaken. Dan salah satu syarat kunci bagi seorang calon penilik jemaat adalah kesetiaan dalam hubungan pernikahan dan keluarga.
Apabila seseorang menginginkannya, maka ia harus menginginkannya dengan sungguh-sungguh berdasarkan pertimbangan bahwa ia akan mendatangkan kemuliaan bagi Allah.
Dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh untuk kemulian bagi Allah.
Bagi Paulus, panggilan itu menguatkan setiap pelayanan yang dikerjakan.Semakin bertumbuh dan berbuah. Panggilan Hidup melayani, bukan karena ada Jabatan di Mamre atau di lainnya, maka sah panggilan melayani. Seperti sudah Tahun ke tiga adanya panduan kebaktian Keluarga di GBKP yang setiap hari di sharekan Moderamen, sejak pandemic Covid 19 melanda. Atau masa covid antusias, beribadah itu jelas, setelah covid 19 menurun, kebaktian keluarga meredup (ini anggapan saya). Hal ini diutarakan,karena apakah sudah ada evaluasi di tengah jemaat ( Runggun-Runggun), akan peran Mamre di kebaktian Keluarga setiap harinya?, atau sekedar tersimpan di memory WA Group yang ada.
Yang mau dikatakan, ketika kita mengubah persepsi, segala sesuatu ikut berubah. Bagaimana kita memikirkan tentang persekutuan keluarga selama ini, sebagai kepala keluarga. Apakah sudah menjadi kebutuhan kita, dan menyatakan itulah kehendak Tuhan bagi kehidupan kita. Atau hanya sekedar panduan yang dikerjakan team pembuatan tata ibadah Kebaktian Keluarga semata. Memenuhi program yang sudah ada.
Seorang bapa, sosok yang dipercayakan sebagai kepala keluarga, Imam, Pemimpin, yang diberikan tanggung untuk taat dan melakukan perintah Tuhan. seperti Abram, tokoh yang dipanggil , ditandai berfirmanlah Tuhan kepada Abram : “ Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan kutunjukkkan kepadamu, aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur; dan engkau akan menjadi berkat” Kej 12 : 1-2.
Di bagian Prikop teks Khotbah minggu ini, kita akan memahaminya dengan judul: Allah kembali mengadakan perjanjian dengan Abraham.
*) Aku akan mengadakan perjanjian antara aku dan engkau, dan aku akan membuat engkau sangat banyak.
*) Engkau akan menjadi bapa, sejumlah besar bangsa.
*) Namamu bukanlah Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
*) Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak, engkau akan Ku buat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
“ Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela” ( ayat 2 ).
Aplikasi :
Bukan hal yang mudah untuk Firman Tuhan yang menjadi khotbah minggu ini. Sebab penting sekali menyadari kehidupan Mamre, Teladan yang senantiasa memperlihatkan kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah. Ada istilah Etalase ( bahasa Prancis : etalage, susunan, pameran) adalah sebutan untuk lemari, kotak, atau rak berkaca yang dipakai untuk memamerkan berbagai barang, seperti benda seni di galeri, benda antik di museum atau barang dagangan di toko. Dan ini menjadi Ilustrasi, semestinya kehidupan Mamre menjadi etalase memamerkan kehidupan orang Kristen . Fil 4: 8-9, Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap di dengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Melakukan kehendak Allah, sama artinya taat dan setia akan segala perintah Allah. Dan ini terpancar dalam kehidupan Mamre GBKP “ TERIDAH, TERGEJAP,ERNANAM”, dalam setiap aspek kehidupan yang dijalaninya. Jadi, Mamre dipanggil untuk menjadi berkat dan berdampak bagi orang lain melakukan perbuatan kasih dan mengandalkan Tuhan senantiasa dalam hidupnya. Er-diate ras Er-Pemere,diwujudnyatakan bukan sekedar slogan/ semboyan kategorial saja.
Pdt Sastrami Tarigan