MINGGU 29 JANUARI 2023, KHOTBAH 2 KORINTUS 3:1-6
Invocatio : Titus 2:12, Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.
Ogen : Keluaren 24:12-18 (Tunggal)
Kotbah : 2 Korintus 3:1-6 (Responsoria)
Tema : Perpulungen Kap Surat Kristus/ Jemaat adalah surat Kristus
Pendahuluan
Surat adalah alat komunikasi antara seseorang dengan seseorang yang di kehendakinya, yang berisi tulisan, pernyataan, suatu kabar, harapan, dan tanggapan yang sesuai dengan keinginan dari penulis surat tersebut. Dari sebuah surat atau tulisan, kita bisa memahami maksud dan tujuan penulisnya, jika surat tersebut tulisan dan susunan kata/ kalimatnya jelas dan terang. Begitu juga penempatan kata-kata dan titik koma serta tanda bacanya harus tepat dan terang sehingga maknanya dapat dipahami dengan baik.
Surat juga menjadi alat komunikasi Rasul Paulus dengan jemaat yang dia layani. Surat menjadi media Rasul Paulus menyampaikan pengajaran, teguran – nasehat juga menjadi alat untuk menjelaskan keberadaan/ sikap/ pandangan dan pelayanannya kepada pribadi atau jemaat si penerima surat. Surat 2 Korintus ditulis Ketika hubungan Rasul Paulus dan jemaat Korintus sedang mengalami keretakkan, dan beberapa jemaat menyudutkannya. Tapi Rasul Paulus tetap menyampaikan kerinduan hatinya untuk kembali memiliki hubungan persekutuan yang mesra dengan seluruh jemaat. Teguran yang cukup keras disampaikan Rasul Paulus ternyata dapat menyadarkan jemaat dan akhirnya hubungan mereka pulih kembali.
Pendalaman Teks
Rasul Paulus melayani dengan maksud yang tulus dan motivasi yang benar. Bagi Paulus, surat pujiannya (hal yang membanggakannya) dalam pelayanan adalah perubahan sifat dan hidup jemaat Korintus serta kesetiaan mereka kepada Injil. Itu cukup tertulis di dalam hati saja, tetapi dapat dibaca secara terbuka oleh semua orang yang menyaksikannya. Jemaat adalah buah Injil, surat Kristus yang isi beritanya ditulis oleh pelayanan Paulus dan rekan-rekannya, bukan dengan tinta yang akan luntur, tetapi dengan Roh Kudus pada hati setiap orang yang percaya. 2 Korintus 3:3 "Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia."
We are like a piece of paper that can be read by everyone. Setiap yang tertulis dalam hidup kita, bagaimana cara hidup kita, sikap dan tingkah laku, perbuatan, perkataan kita, itu semua terang benderang untuk dibaca oleh orang lain. Pengikut Kristus seharusnya menjadi sebuah surat Kristus. Bukan ditulis dengan tinta biasa, bukan pada loh-loh batu, tapi ditulis oleh Roh Allah yang hidup langsung ke dalam hati kita. Dari hati kita terpancar cara hidup kita, yang akan mampu dibaca orang lain. Jika yang tertulis jelek, maka jelek pulalah yang dibaca orang, sebaliknya jika yang tertulis adalah gambaran Kristus, maka orangpun bisa "membaca" (mengenal) siapa Kristus, lewat diri kita.
Rasul Paulus dan teman sepelayanannya tidak sedikit pun membanggakan diri (mengambil kemuliaan Kristus) ketika melakukan pelayanan dan berhasil membangun Jemaat. Bukan pekerjaan dan kesanggupan mereka tapi mereka sanggup karena ini pekerjaan Allah. Paulus merasa tidak layak dan tidak berhak untuk memperhitungkan buah Injil itu sebagai hasil upaya mereka sendiri. Ia menyadari bahwa itu adalah pekerjaan Allah melalui Roh Kudus yang memberi kesanggupan kepada mereka sebagai para pelayan perjanjian baru. Roh Kuduslah tokoh utama yang turut bekerja di dalam hati setiap pendengar agar mereka menanggapi Injil yang disampaikan oleh Paulus dan para pelayan Tuhan lainnya, 2 Kor 3:6, “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yan tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan tetapi Roh menghidupkan.” Hukum yang tertulis (mematikan) adalah Hukum Taurat sebagai sistem keselamatan yang memerlukan ketaatan sempurna (bdg. Rm. 3:19, 20) dan Roh (menghidupkan) adalah Injil sebagai pemberian kasih karunia Allah di dalam Kristus. (Ay 17, Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.)
2 Kor 3: 18, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar” Paulus dan para pelayan lainnya hanya alat di tangan Tuhan untuk mengabarkan Injil. Maka tidak ada seorang pun boleh bermegah atas keberhasilan pelayanan dan pemberitaan Injil karena Roh Kuduslah yang membuatnya berhasil. Kita tidak boleh mencari keuntungan karena Injil dan puji-pujian yang sia-sia karena prestasi dan hasil pelayanan kita. Semua itu terjadi karena karya Roh Kudus. Yang terpenting ialah bahwa buah pelayanan yang kita hasilkan itu bertahan ditengah gerusan zaman.
Surat Paulus dalam hal ini dapat kita simpulkan dari 2 Kor 3:2, sebagai berikut:
(1) bersifat pribadi : dari ungkapan “kamu adalah surat pujian kami” artinya keberadaan jemaat sangat berarti bagi Paulus dan teman sepelayanannya.
(2) bersifat permanen : tertulis dalam hati kami, menulis di log batu dapat pecah atau pun dimedia lain bisa rusak namun jika keberadaan seseorang atau sekelompok orang menyukakan hati kita maka keberadaannya akan selalu teringat karena tersimpan dalam hati.
(3) bersifat terbuka untuk umum : yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Keberadaan orang percaya menjadi saksi yang hidup tentang kebaikkan Tuhan bagi dunia ini.
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Apapun yang terpancar keluar merupakan cerminan dari bagaimana keadaan hati kita. Sangat perlu menjaganya sesuai dengan firman Tuhan (ketaatan). Ketaatan adalah sebuah pilihan hidup, bukan masalah bakat atau talenta, dan Tuhan sudah memberikan kepada kita Penolong yaitu Roh Kudus, yang menuntun, membimbing dan memberi kesanggupan kepada kita untuk melakukan firman Tuhan.
Aplikasi
Pertanyaan reflektif:
- Apakah kita sudah menjadi surat Kristus yang terbuka?
- Adakah perubahan sifat/ sikap menjadi lebih baik dalam hidup kita, yang dapat dibaca oleh semua orang?
- Apakah hati kita berisi firman Tuhan dan mencerminkan Kristus dengan benar, atau kita terus menerus menunjukkan karakter jelek, itu akan mempengaruhi pengenalan orang akan Kristus. Rajin beribadah, selalu menyebut Tuhan, tapi berperilaku jelek, yang justru akan membuat orang menertawakan Tuhan dan Juru Selamat kita?
- Apa isi surat yang terbaca lewat anda hari ini?
Pdt. Erlikasna Purba
Runggun Graha Harapan