SUPLEMEN PJJ TANGGAL 29 APRIL-05 MEI 2018, Ogen IBRANI 9:23-26

Thema  :

”Jesus Nangkih Ku surga Man Gunanta”

 

Pendahuluan

Dalam tradisi penyembahan orang Yahudi pada umumnya; setahun sekali imam-imam orang lewi harus memberikan korban darah untuk penyucian rumah ibadah, penyucian perlengkapan ibadah, penyucian diri para imam sebagai pemimpin ibadah. Artinya setahun sekali jika semua perlengkapan dan para imam tidak di sucikan dengan korban darah anak domba ibadah-ibadah yang di lakukan tidak layak.Penyucian itu lokal hanya sekitar rumah ibadah saja. Artinya usaha yang di lakukan manusia untuk melayakkan dirinya di hadapan Tuhan sangat terbatas dan harus berulang-ulang. Jika hari ini di lakukan upacara penyucian maka keadaan manusia hari ini akan lebih suci dari hari esok, bulan ini dari bulan depan, dan jika upacara penyucian melalui korban daran tersebut hanya setahun sekali dan hanya ada satu bulan yang paling suci, maka bulan terakhir jika ada orang yang mati maka mereka tidak layak untuk kerajaan sorga sebab penyucian-penyucian yang di lakukan jika di kerjakan di dalam rumah ibadah yang sudah kurang suci tidak akan berkualitas menguduskan si penyembah dengan sempurna.

Pembahasan

Karena itu si penulis surat Ibrani ini menekankan keutamaan dari Yesus yang merombak dan memberi makna baru atas penyembahan orang percaya.Penulis mengajarkan kematian Yesus di atas kayu salib cukup hanya satu kali saja dan telah menyucikan dunia dan menembus sampai ke kemuliaan Sorga.Bukan hanya sekitar rumah ibadah, perlengkapan-perlengkapan rumah ibadah tetapi seluruh dunia ini di layakkan bagi penyembahan Allah Bapa. Korban Yesus telah memberi makna baru; kalau dulu orang memberikan persembahan hanya untuk kesalahan-penyucian dosa tertentu; ketika ia membunuh, ia harus memberikan korban penyucian karena kejahatannya membunuh tapi belum tentu persembahan itu cukup menyucikannya atas kejahatannya yang lain, misalkan mencuri. Tapi di dalam Yesus orang mengalami penyucian yang sepenuhnya; semua dosa-dosanya yang di lakukannya selama orang itu hidup, di dalam korban darah Yesus (tidak berulang-ulang) yang satu kali itu saja maka semua dosa telah di tebus bersih.

*Korban penyucian Yesus itu melayakkan semua tempat menjadi suci, meskipun di sana dosa masih dilakukan, dosa masih berkuasa; karena itu orang berdoa dapat berseru kepada Tuhan bukan hanya di dalam rumah ibadah; bukan hanya di Bait Allah orang dapat berdoa, tapi dimanapun orang percaya berada ia dapat berdoa kepada Allah, di semua tempat dan keadaan sebab yang melayakkan tempat itu adalah Yesus dalam korban darah penyucianNya. Kita dapat berdoa di rumah, di kantor, di dalam bis, di dalam penjara dll. Kita juga dapat bertemu dengan Tuhan di semua tempat sebab Tuhan melayakkan tempat itu untuk diriNya. Bukan usaha kita supaya sesuatu tempat layak untuk Tuhan tetapi Tuhan dapat hadir dimanapun Ia berkenan hadir.

Tuhan tidak berdiam diri di satu tempat.Kalau pada mulanya dalam sejarah penyembahan orang menyembah harus menghadap (kiblat) ke Sion Yerusalem, sebab di percaya di sanalah rumah ibadah tempat Allah tinggal. Di dalam penebusan Yesus bagi semua tempat menyatakan bahwa Allah tidak berdiam diri di satu tempat, Allah bukan Allah yang lokal berdiam diri di satu tempat saja, ia ada di mana-mana sebab demikianlah ia menyatakan penebusanNya.

*Imam besar satu tahun sekali masuk ke dalam ruang maha suci untuk memberikan korban penyucian, dan mereka membawa darah korban persembahan. Tapi Yesus bukan hanya masuk kedalam ruang maha suci namun Ia masuk ke dalam sorga kemuliaan itu.Yesus bukan membawa darah yang lain tetapi mengorbankan diriNya sendiri, mempersembahkan diriNya. Tindakan Yesus ini memastikan keselamatan orang percaya, hidup tidak meraba atau untung-untungan, tetapi dipersilahkan masuk ke dalam kerajaan Sorga. Pintu sudah terbuka; silahkan masuk!Semua orang yang menerima penebusan di dalam Kristus berkenaan masuk melalui pintu itu.

Untuk meyakinkan orang Ibrani tentang keselamatan ke dalam Kerajaan Sorga dan memberitakan bahwa Yesus dan pengorbananNya lebih besar dari apa yang dilakukan para imam dan pengorbanan hewan kurban penyucian itu maka penulis menuliskan “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusiayang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allahguna kepentingan kita”. Yang dilakukan Yesus bukan sekedar perkara dunia “suci dunia untuk suatu ibadah” tetapi yang dilakukan Yesus hal yang lebih besar peyucian untuk persekutuan di Sorga. Yesus berkarya bukan dalam hal buatan tangan manusia, kekudusan dan kedamaian di Bait Allah buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran dari Kerajaan Sorga tapi yang dilakukan Yesus Ia naik ke Sorga dan masuk ke dalam Kerajaan Sorga menghadap hadirat Allah untuk memperjuangkan tempat bagi orang yang percaya.

Tentang kepergian Yesus ke Sorga Yohanes menuliskan “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.Di rumah BapaKubanyak tempat tinggal.Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.Sebab Aku peergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat dimana Aku berada, kamu pun berada. Dan kemana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” (Yohanes 14:1-4)

Yesus merintis jalan bagi orang percaya supaya dapat masuk ke dalam Sorga.Tomas mewakili manusia sepanjang jaman mempertanyakan kepada Yesus “Tuhan, kami tidak tahu kemana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” dan jawab Yesus tegas “Akulah jalaan dan kebenaran dan hidup.Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. (Yohanes 14:5-6). Hanya Yesus satu satunya jalan ke Sorga; Ia yang datang dari Sorga hanya Ia yang tahu jalan ke sana.

Aplikasi dan Renungan

*Yesus telah membuka jalan ke sorga, maka kita percaya sorga itu nyata, dan orang-orang percaya telah di perjuangkan Yesus supaya masuk ke sorga. Dengan penebusanNya kita di jadikanNya menjadi anak-anak yang berkwalitas. Memiliki hidup yang berkwalitas prima sehat jasmani dan rohaninya adalah idaman semua orang. Akibat dosa membuat hidup manusia dan segala sesuatu yang dilakukannya tidak berkwalitas. Mereka tidak dapat di banggakan dan tidak melahirkan suka cita surgawi sebagai anak-anak Kerajaan Allah, mereka tidak dapat memancarkan suka citanya kepada yang lain.

*Penebusan Yesus menjadikan kita sebagai anak-anak pemenang, kita tahu jalan dan punya tujuan dari bangun pagi sampai tidur lagi, yaitu arah perjalanan hanya ke surga rumah Bapa. Kita tahu jalan ke sana sebab Yesus telah membuka jalan itu. Orang percaya adalah anak-anak Kerajaan Surga yang hidup di dalam dunia yang sedang menanti saat pengangkatannya. Karena itu mereka harus bertekun menjaga kekudusan dirinya. Ia tidak akan mencemari hidupnya dengan perbuatan dosa dan kehendak dosa. Ia harus mempertahankan status dirinya sebagai anak-anak yang menerima janji keselamatan. Yohanes mengingatkan “…Barang siapa berjalan di dalam kegelapan, ia tidak tahu kemana ia pergi (Yohanes 12:35).

*Kematian Yesus meringankan beban hidup orang percaya dalam penyembahan, dan dengan cara itu Yesus telah membuka jalan kepada semua orang layak masuk kerajaan Allah asal mereka percaya dan menerimaNya. Coba kalau Yesus tidak mati untuk kita maka kita harus selalu menyediakan kambing, domba, lembu, atau merpati sebagai korban penghapus dosa untuk melayakkan kita bagi KerajaanNya. Kalau penebusan dosa masih mengandalkan darah dari persembahan hewan korban maka di semua kota akan selalu bau kambing, domba, lembu dll yang di perjual belikan sebagai korban penyucian.

Dalam pengorbanan Yesus dan kenaikanNya ke sorga menyediakan tempat bagi orang percaya maka orang yang miskin walau tidak sanggup menyediakan persembahan korban dari hewan korban jika ia percaya dan menerima Yesus ia telah di layakan bagi Kerajaan Sorga.

*Kalau Yesus sudah naik ke Sorga Ia juga akan datang ke dua kalinya untuk menjadi hakim bagi semua orang dan dunia. Artinya Ia tidak akan menyia-nyiakan pengorbananNya percuma; bahwa orang-orang yang hidup dalam iman percaya kepadaNya akan menerima mahkota kemenagan hidup bersama-sama dengan Dia di Sorga.

Orang-orang yang hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan akan berbahagia jika Tuhan datang dan pengadilanNya di nyatakan, sementara orang-orang yang hidup sebagai anak-anak dunia yang berkwalitas anak-anak dunia tidak percaya akan pengadilan saat kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali, mereka tidak berharap kenyataan itu terjadi.

Pdt. Ekwin Wesly Ginting

GBKP Runggun Cikarang

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 22-28 APRIL 2018, Ogen Matius 6:5-8

“Ertoto Alu Pusuh Meciho”

 

Kata Pengantar

Doa adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepadaTuhan. Berdoa adalah mengucapkan (memanjatkan) doa kepada Tuhan (KBBI). Berdoa dilakukan di dalam ibadah; jemaat berdoa besama-sama dipimpin seorang pelayan ibadah atau doa pribadi yang dilakukan bersama-sama tetapi terucap di dalam hati. Berdoa juga dilakukan secara pribadi, tiap-tiap orang percaya mengkomunikasikan dirinya, yang dikehendakinya, perguaulannya atau puji-pujiannya kepada Allah. Orang percaya umumnya berdoa pada saat-saat tertentu; berangkat tidur, bangun tidur, memulai aktivitas sehari-hari, sebelum makan dll, semua kegiatan hidup orang percayah arus di dimulai di dalam doa, dilakukan dengan doa dan diselesaikan di dalam doa. Jadi doa adalah hidup orang percaya.

Pembahasan

Semua agama yang mengenal Allah atau ilah-ilah jauh lebih besar dari dirinya dan jika sipenyembah mengakui kuasa yang di sembahnya lebih besar maka sipenyembah akan menaklukkan diri kepadanya. Semua penyembahan menggunakan doa sebagai alat berkomunikasi dengan Allah atau ilah-ilah yang di sembahnya. Mustahil orang atau keluarga mengatakan betapa rohaninya dia apabila ia tidak berdoa atau tidak benar dalam sikap doanya.

Bagaimana mungkin orang percaya mengatakan kalau ia percaya dan sungguh-sungguh jika ia tidak mengedepankan doa sebagai hal yang utama di dalam hidupnya. Dan bagaimana mungkin orang di katakana rohani kalau ia berdoa tetapi ia bedoa untuk mendapat perhatian orang, untuk mendapat puji-puji dari orang-orang yang melihatnya? Berdoa itu berate merendahkan hati di hadapan Dia yang di sembah. Doa orang benar disampaikannya karena percaya dan hormat kepada Allah, mereka berdoa tidak bertele-tele sebab keyakinaannya. Doa yang bertele-tele adalah doa yang diulang-ulang dengan sia-sia seperti orang yang mengoceh. Orang yang munafik berlagak dengan doa-doanya dengan rangkaian kata-kata yang manis dan mengulang-ngulangnya. Doa benar dilakukan sebab si pendoa mengenal Allah adalah mahabesar maka ia sangat menghormatinya, seperti jika kita berbicara kepada orang yang kita hormati kita akan berbicara yang benar, bermohon dari dasar percaya. Orang yang berdoa bertele-tele bukti mereka tidak percaya. Doa yang benar bukan harus pendek, doa yang pendek kadang di sampaikan karena tidak tahu berdoa. Yang membentuk sikap doa yang benar dan yang membuat orang tahu berdoa benar adalah iman percaya kepada Allah dan kesungguhannya. Orang yang percaya dan sungguh-sungguh hidup dalam doa akan bersikap rendah hati.

Tidak salah orang berdoa dengan mengulang-ngulang seperti yang dilakukan Yesus Ia berdoa sepanjang malam (Lukas 6:12) dan ketika ia berdoa di taman Getsemane, Ia berdoa dengan mengulang-ngulang doaNya (Mat 26:44), bukan karena tidak yakin tetapi sebab pergumulan yang dalam. Hizkia pernah berdoa dengan berlinang air mata (sebab ketulusan dan hati nurani yang berharap) tentang pergumulannya yang berat yaitu kematiannya dan Tuhan mendengarkan doanya dan memperpanjang hidupnya lima belas tahun lagi (Yesaya 38:5). Tuhan mendengarkan doa umatNya yang merendahkan diri, berdoa dengan mencari wajah Allah (memuliakan Allah) dan bertobat, berbalik dari jalan-jalan yang jahat maka Allah mengampuni dosa mereka dan memulihkan negeri mereka (2 Tawarikh 7:14). Daud juga menyampaikan doanya dengan bibir yang tidak menipu (tulus hati) dan didasari perbuatan yang benar, memohohon perlindungan Tuhandengan “memandang wajah Allah” sehingga ia menjadi puas oleh rupa Allah (melihat kepastian di dalam Allah dan melihat kemuliaan Allah) Mazmur 17.

Orang yang berdoa tetapi tidak mau mendengarkan peringatan hukum-hukum Allah doanya adalah kekejian (Amsal 28:9). Doa yang disampaikan dengan hati yang penuh dosa maka Allah akan memalingkan mukaNya dan tidak mendengarkan doanya (Yesaya 1:15). Doa tidak di dengarkan Tuhan sebab si pendoasalah berdoa yang dimohonkannya sesuatu yang untuk dinikmatinya untuk memuaskan hawa nafsunya (Yakobus 4:3).

Berdoa bukan hanya ditentukan cara dan sikap hidup orang percaya, tapi doa adalah sesuatu yang dikomunikasikan kepada Allah buah dari iman orang percaya, hasil dari ikatan persekutuan yang intim dengan Roh Kudus. Roh menolong orang percaya di dalam segala kelemahan, terutama kelemahan dalam permohonan doa. Roh sendiri berdoa kepada Allah untuk orang percaya dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (Roma 8:26). Roh memambantu orang percaya mendoakannya kepada Allah tentang banyak hal keluhan-keluhan yang mungkin terjadi di dalam hidup orang percaya.

Karena berdoa adalah sikap menyembah (menghadap) kepada Allah maka harus dilakukan dengan persiapan diri dan dilakukan di tempat-tempat yang mendukung supaya konsentrasi di dalam berdoa tanpa ada yang mengganggu.Yesus menegor orang orang Yahudi yang berdoa di tempat-tempat umum sebab mereka berdoa supaya mendapat pujian dari orang-orang yang melihatnya. Apabila mereka berdoa dan orang-orang yang melihat memujinya “sangat rohani” maka pujian itulah upah “jawaban”doanya, doa tersebut tidak sampai kepada Allah. Berdoa dengan berdiri di tempat umum adalah hal yang biasa dilakuakan dan tidak menyalahi. (Markus 11:25) Yesus juga berdoa dengan berdiri di tempat umum (Yoh. 11:41,42). Berdoa dengan tujuan memamerkan diri dan kesombongan itulah sikap doa yang salah.

Aplikasi dan Renungan

  1. Doa bukan demontrasi rohan ia tau kebiasaan-tradisi, tetapi doa adalah hubungaan pribadi manusia dengan Allah.
  2. Doa disampaikan dengan penuh sadar dari hati nurani yang terdalam.
  3. Kita dapat berdoa di mana saja, tapi harus pertemuan dengan Allah.
  4. Ada orang kesulitaan berdoa sebab kebiasaan mereka menjadi tuan atas hidupnya.
  5. Doa itu komunikasi dua arah, manusia berdoa tetapi manusia juga harus belajar mendengar jawaban Allah tentan gdoanya.

Pdt. Ekwin Wesly Ginting

GBKP Runggun Cikarang

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 18-24 FEBRUARI 2018, OGEN : AMOS 5:4-6

Thema :

Dahilah Tuhan Maka Kam Nggeluh


Kata Perlebe
Amos nabi singelai Tuhan sekitar tahun 760 SM. Ia kalak Yehuda tapi nehken sora kenabin seh man kerajan Israel Utara. Situasi politik ibas masa Amos siterjadi kalak sierkuasa nggeluh ibas kesenangenna saja, kebijakenna bagi ate-atena. Israel nggeluh ibas perbahanen dosa simesangat; kalak bujur itindih, ngalo duit sisip ia, janah kalak musil iolang-olangina gelah ola idatca kebujuren ibas pengadilen. (5:12). Kalak bujur si la ngasup nggalar utangna idayakenna, janah kalak musil iergaina asa erga sepasang selop ngenca, kalak kote iperjakina, kalak musil sierdalan ibas dalan ijemjemkenna. Anak dilaki ras bapana erlua-lua ras sada budak diberu, ibas rumah Tuhan minem-minem anggur ia (2:6-8). Erkiteken kejahatenna ras pemberontakenna nandangi kebenaren Dibata, maka reh me rawa Dibata simesangat man Israel siisehkenNa arah nabi Amos. Nina Amos, “Tuhan erdengum i deleng Sion nari; soraNa erlenggur i Jerusalem nari. Sora Tuhan simerawa e erbahanca mbal-mbal jadi kerah, dukut deleng karmel melus kerina”. (1:2). Sora Tuhan e igambarkena bagi sora singa sipaksa merawa erdengum (mengaung) nandangi imbang-imbangna. Kenca singa erdengum ijerngemna me imbang-imbangna e alu rawana simesangat. Bageme ate Tuhan ilakokenNa ision nari nehken pengadilenNa man Israel. Lanai lit dalan Israel nilah, lanai lit ingan Israel cebuni, ibunuh Tuhan me ia erkite-kiteken dosa ras kejahatenna.

Pembahasen
Kata persinget sirehna ibas Dibata nari siisehkken Amos tempa-tempa lanai bo lit ammpunen nari, Israel pasti ndatken hukumen Dibata simesangat. Tapi Dibata e perkeleng kap. Ibas kerina kejahaten manusia kekelengen Dibata labo pernah surut. Belina ras tetapna keleng ate Dibata labo itentuken perbahanen sinembah Ia, tapi Ia kap kekelengen e. E maka ibas keadaan sitemap tempa enggo mendesak, tempa tempa lanai lit dalan pulah man Israel “pengumumen-persinget” siisehken Amos e arusna erbahan Israel sengget ras ertobat, menyadarken dirina kerna situasina paksana erdalan ibas dalan keruntuhen ras maut. Erkiteken si e nina Tuhan arah Amos “Marilah dahi Aku, maka kam nggluh..”. Dahilah Aku ibas bahasa Indonesia “carilah Aku” siertina pindo min pengajaren man bangKu=sungkun Aku, maka kam nggeluh. IbasTuhan lit arapen dalan pulah ibas hukumen kematen nari.

Ibas masa si e kalak Israel sibuk ngelakoken upacara penembahen man Dibata ibas ingan-ingan sibadia (tempat-tempat suci) i Betel rasi Gilgal, tapi siilakokenna labo nembah Dibata, labo ndahi Tuhan tapi nggeluh ibas “gaya hidup badia” (kesalehan sipalsu) situjunna pesenang-senangken bana labo erpenembahen mpermuliaken Dibata. Ciga iakap Tuhan perayan-perayan Israel sihanya pesenangken bana e, si la erdampak mperobahi lagu langkahna ku bas tujun ndalanken simehuli. Nina Tuhan “Mutah Aku ngidahsa” enggo itulak Tuhan persembahen tutungen ras persembahen gandum Israel. Persembahen tutungen e me persembahen pengampunen dosa tapi ciga ate Tuhan sebab la isehken alu pertobaten. Persembahen gandum e me persembahen ucapen syukur, e pe itulak Tuhan sebab rehna ibas kejahaten nari ras tujunna kemulian bana (kesombongenna) siipertontonken. Enden enden pujin siisehken Israel lanai bengket ku bas pusuhTuhan, tapi enggo gejek iakap Tuhan, sebab singena ate Tuhan la idalanken Israel. Si ipindo Tuhan gelah Israel ngelakoken kebujurun alu erburak-burak desken lau sumbul, desken lau belin si la pernah kerah. Si ipindo Dibata gelah Israel nadingken gana-gana si isembahna. (Bd. 5:18-26), ciga min ate Israel si jahat, janah erngena ate ngelakoken sibenar, ndalanken kebujuren ibas pengadilen, gelah mekuah ateTuhan man bana (5:15).

Gilgal ras betel e ingan sibadia (tempatsuci )tapi labo ingan sibadia e Dibata. Si arus ilakoken Israel adi ersembah dahilah Tuhan jumpai Ia. Ingan—ingan sibadia e la tetap, hanya lokasi janah adi i hancurken Dibata ingan e hancur lesap me kerina raduken ras kalak Israel sisangana ersembah i je. Ibas ayat 6, sekali nari iulihi Amos “Dahilah Tuhan maka kam nggeluh”. Lit denga arapen, lit denga ibere Tuhan sitik waktu sebab adi Israel la reh erpenungkunen man Dibata, maka bagi api sigurlah me Tuhan reh ndahi Israel, nutung keri bangsa e ras ku Betel ngeradasken kerinana ras penduduk kuta e.

Aplikasi
Payo nge e maka Dibata sisembah kita e Dibata sikejam, isehkenNa rawaNa alu mesangat, la kecuali man bangsaNa pilihenNa adi bangsaNa e erbahan dosa ras pemberontaken ? Tuhan e eme Dibata siperkeleng, niNa mpetandaken diriNa ras nehken perentahNa “Aku Tuhan sierdolat, la ukurKu meriah ngidah sekalak perdosa mate. Riahen ukurKu ngidahsa ia ngadi erbahan dosa gelah Ia nggeluh”.ToleniNa ”O Israel, ngadikenlah kejahatenNdu. Engkai maka nggiten kam mate?” (bd. Esekiel 33:11). Tujun Dibata ibas nehken ukumen man kalak siperdosa labo guna menikmatisa, tapi gelahna kalak siperdosa e jera ibas dosa ras kejahatenna nari ras ndalanken kebujuren. Erkitekensi e Tuhan nuruhsuruh-suruhenna mperisingeti, menegor kalak singgeluh ibas dosa gelah jera. Artina Tuhan mereken waktu si bias gelah kalak singgeluh ibas dosa ertobat.

Kalak sinadingken Tuhan, sierpenembahen ku dibata-dibatana sideban maka geluhna ras pengertinna kerna kebenaren labo banci reh ulina. Adi kalak reh dauhna ibas Tuhan nari ras reh deherna kutujun pribadi entah kelompokna maka ibas ngelakoken hal-hal simehuli entah ngelakoken upacara keagaman pe dasar ras tujunna ngelakokenca labo payo, simehuli ras sikap ibadah siilakokenna e ngadi guna kemulian dirina saja, siilakokenna e ipertontonkenna (idemonstrasikenna) demi pengakun ras kesombongen diri. Kerembaken ras Tuhan nge siiperluken manusia sindarami kedamen nggeluh. Kalak siertutus ate erpenungkunen ku Tuhan ibas ia la kurang pemetehna guna ndalanken sibenar, janah ibas ia kata Dibata jadi rambu-rambusi njaga perbahanenna gelah tetap erdalan ibas kebenaren Dibata. Adi bage kerehen wari Tuhan labo jadi kebiaren man bana, labo cilaka entah kegelapen tapi jadi keriahen si itimai penggenapenna.

Pdt. Ekwin Ginting
GBKP Rg. Sitelusada

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD