Khotbah 25 Mei 2017
KHOTBAH KAMIS 25 MEI 2017
(KENAIKAN TUHAN YESUS KE SORGA)
Invocatio : Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia (II Korintus 3:3)
Bacaan : Mazmur 47:1-10 (Anthiponal)
Khotbah : Kisah Para Rasul 1:1-11 (Tunggal)
Tema : Jadilah Saksi Kristus
Pendahuluan
Hari ini kita memperingati hari “pentahbisan” Tuhan Yesus untuk kembali menduduki tahta kemuliaanNya di sorga setelah , melewati ujian-ujian yang berat, menurut kaca mata manusia “tidak ada satu pribadipun yang sanggup melewati “ujian” seberat itu, di fitnah, dicaci, dipukul, diludahi, di tombak. Hanya yang bersifat “ Ilahi” yang sanggup melewati semua itu. Coba kita renungkan sebuah syair lagu dangdut yang mengatakan “semut pun kan marah bila terlalu sakit begini”, hanya “Ilahi” yang mampu mengucapkan doa “ampunilah mereka....”, ketika tubuhnya sedang berlumuran darah, menderita, haus dan dipermalukan.
Yesus ditInggikan setelah melewati “ujian” yang sangat berat, inilah yang menjadi dasar bagi Paulus mengatakan dalam Roma 8:18 “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Karena seperti Yesus yang sudah direndahkan serendah-rendahnya, bahkan turun kedalam kerajaan maut (dunia lapisan bawah), demikian juga kita yang percaya kepadaNya akan ditinggikan bersama-sama dengan Yesus.
Upah dari kerelaan Yesus merendahkan diriNya Sebagaimana yang dikatakan dalam Filipi 2 :8-9 “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama”.
Lalu bagaimana sikap kita dan apa yang harus kita lakukan ? jalas tema kita hari ini mengatakan : Jadilah Saksi Kristus.
Pendalaman Teks Khotbah
Ay. 1-1 Asal usul Kitab Kisah Para Rasul
Kitab Kisah Para rasul menurut isi dan gaya penulisannya yang tidak jauh dari Injil Lukas, maka kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung kedua kitab tersebut menunjuk pada satu orang yaitu “Lukas”.
Lukas bukan “saksi mata” pada peristiwa “terangkatnya Yesus ke sorga”, tentang pribadi Lukas ada yang mengatakan bahwa dia salah satu dari 70 prang murid yang diutus Yesus, tapi ada juga yang membantah hal ini, karena Lukas bersama –sama dengan Barabas adalah orang yang menerima Yesus melalui pelayanan Paulus dan mengikuti pelayanan bersama dengan Paulus. Lukas adalah seorang tabib (Kolose 4:14), tapi apakah kesaksian yang bukan menjadi “ saksi mata” tidak dapat di percaya ? Menrut KBBI ada beberapa jenis saksi, selain sdaksi mata ada yang disebut dengan “saksi ahli” . Saksi ahli adalah orang yang pendapatnya berdasarkan pendidikan, pelatihan, sertifikasi, keterampilan atau pengalaman, diterima oleh hakim sebagai ahli. Dengan demikian kesaksian Lukas tentang Yesus Kristus sungguh dapat dipercaya.
Lukas memberikan suratnya kepada Teofilus (Teofilus adalah nama seseorang atau gelar kehormatan yang kepadanya Injil Lukas dan Kisah Para Rasul ditujukan (Lukas 1:3, Kisah Para Rasul 1:1)
Disini Lukas mengatakan kepada teofilus bahwa sebelum “buku” ini sudah ada buku yang lain diberikan kepadanya yaitu Injil Lukas yang berisi tentang apa yang dilakukan dan yang diajarkan Yesus, sampai pada hari dia terangkat ke sorga.
Ayat 2-3 Tentang Kebangkitan Yesus
Kebangkitan Yesus bagi beberapa orang menjadi misteri, ada yang mengatakan mayat Tuhan Yesus di sembunyikan oleh murid-muridNya, dan ada juga yang mengatakan bahwa mayat Tuhan Yesus di curi oleh musuh-musuhnya. Jelas pendapat ini tidak benar, mana mungkin para Murid-murid Tuhan Yesus mau tersiksa bahkan diperhadaapkan acaman kematian hanya oleh sebuah berita “Bohong”, justru karena Jenazah Yesus tidak ada sama mereka sehingga mereka mau mati-matian bahkan rela mati demi berita tentang kebangkitan Yesus Kristu. Jika jenazah Yesus ada pada musuh-musuh Tuhan Yesus dengan gampang sekali mereka mengagalkan pemberitaan murid-murid tentang kebangkitan Tuhan Yesus, mereka bisa megatakan “hai pembohong hentikan berita-berita bohongmu itu, ini Yesus yang kamu katakan bangkit itu jenazahnya ada sama kami. Mereka tidak dapat berkata sepeti itu karena memang Yesus sudah bangkit.
Setelah Yesus bangkit dari antara orang mati di amsih “berkeliaran” di dunia selama 40 hari, sebelum Dia terangkat ke sorga. Penampakan-penampakan Yesus yang dicatat dalam Alkitab Perjanjian Baru adalah kepada:
1. Maria Magdalena (=Maria dari Magdala) di dekat kubur (Markus 16:9; Yohanes 20:11-18)
2. Perempuan-perempuan lain yang ke kubur (Matius 28:8-10)
3. Dua murid yang berjalan ke Emaus (Markus 16:12-13; Lukas 24:13-35)
4. Simon Petrus (=Kefas) (Lukas 24:34; 1 Korintus 15:5)
5. Sepuluh murid (tanpa Tomas) (Lukas 24:36-43; Yohanes 20:19-25)
6. Sebelas murid, termasuk Tomas (Markus 16:14; Yohanes 20:26-29)
7. Sejumlah murid di Galilea (Matius 28:16-20; Yohanes 21:1-24)
8. Lima ratus orang sekaligus (1 Korintus 15:6), sampai pada surat 1 korintus ini dituliskan masih banyak yang masih hidup diantara yang 500 orang itu.
Kebangkitan Yesus menunjukkan Dia sungguh-sungguh Tuhan, karena hanya Tuhah yang mampu mengalahkan kuasa maut. Kebangkitan Yesus membuka babak baru pada kehidupan setelah kematian.
Ayat. 4-5 Larangan Meninggalkan Yerusalem Sebelum menerima Baptisan Roh
Kematian Tuhan Yesus merenggut semua asa para murid-murid sehingga mereka mengambil keputusan untuk kembali ke profesi masing-masing.
Kebangkitan Yesus memberikan harapan yang baru bagi murid-murid, tetapi ketika Yesus naik ke sorga membuat mereka tercengang seakan-akan sangat berat menjalani perpisahan, suasana keberatan hati murid-murid Tuhan Yesus, mungkin bisa kita gambarkan “seperti satu pasangan kekasih yang harus berpisah demi tugas dan tanggung jawab, hanya janji kesetiaanlah, yang memberikan kekuatan bagi mereka untuk menjalani perpisahan itu.
Demikina juga dengan Tuhan Yesus, untuk meneguhkan hati murid-muridNya, Dia memberikan janji “jangan tinggalkan Yeusalem sbelum “pencurahan Roh Kudus”. Roh Kudus adalah wujud Allah yang akan menolong para Murid-murid (bd. Yoh. 14:16), jadi murid-murid tidak ditinggalkan seperti anak yatim piatu (Yoh.14:18). Yesus memberikan Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. (Yoh, 14:26).
Ketika kita berbicara tentang janji, berati kita berbicara tentang kesetiaan dan kesabaran, berbicara tentang kesabaran itu pasti berhubungan erat dengan “keyakinan (kepercayaan), sebenarnya ketika Yesus berjanji akan memberikan roh Penghibur terkandung juga makna “pengujian keyakinan dan kesetiaan murid-muridNya”.
Di tahun ini gereja kita menetapkan 10 hari berdoa, di mulai pada hari ini sampai kita memasuki Hari Pentakosta dan melakukan Perjamuan Kudus. Hal ini juga membutuhkan ketaatan, dan kesabaran dan keyakinan, jika tidak mungkin terlalu berat untuk menjalankannya.
Ay. 6-8 Perintah Menjadi Saksi
Murid-murid adalah “saksi mata” yang melihat langsung dan mengalami langsung peristiwa Tuhan Yesus terangkat ke Sorga. Kata “terangkat” di pakai oleh penulis mengandung makna bahwa “peristiwa itu tidak disangka-sangka, tiba-tiba, tidak seperti yang dipikirkan”. Peristiwa terangkatnya Yesus ke sorga di luar pikiran murid-murid, karena kerinduan mereka adalah bagaiaman Tuhan Yesus dapat membangun kembali kerajaan Israel. Tapi kata Yesus engkau tidak perlu tahu masa dan waktunya. Yesus terus memfokuskan hati mereka untuk tugas “menjadi saksi” setelah mereka menerima kuasa melalui pencurahan Ro Kudus.
Murid-murid diperintahkan menjadi saksi di Yerusalem, seluruh Yudea, dan samaria dan sampai ke ujung bumi.
Perintah Yesus kepada murid-murid sebagai saksi mata, menjadi tanggung jawab kita juga sebagai orang yang sudah menerima Baptisan (dalma nama Bapa, Anak dan Roh Kudus), walaupun kita bukan saksi mata, tetapi melalui “proses pembelajaran kita sebagai orang Kristen sebenarnya kita sudah layak menjadi “saksi ahli” tentang injil keselamatan yang layak dipercaya.
Ayat. 9-10 Yesus Terangkat Ke Surga
Yesus terangkat ke sorga sebagai gambaran “TugasNya di dunia sudah selesai” dan kembali menduduki tahta kemulianNya di surga. Peristiwa Yesus terangkat ke sorga setelah 40 hari dari hari kebangkitanNya. Wjahanya ditutpi oleh awan menutupi pandangan murid-muridNya. , sedangkan murid-muridNya terus memandang, mungkin berusaha mencari wajah Yesus melalui celah-celah awan itu, pada saat itulah ada dua orang berpakaian putih menyadarkan mereka dengan menyapa ‘hai orang Galiela’ mengapa kamu berdiri dan melihat ke langit ?
Sapaan para malaikat inilah yang menyadarkan mereka dari suasana pikiran mereka tentang peristiwa Terangkatnya Yesus ke sorga.
Ay. 11 Janji Kedatangan Tuhan Yang Ke-2 kali.
Dua orang yang berpakaian putih yang menyadarkan para murid-murid, mengatakan kepada mereka bahwa sebagaimana Yesus terangkat ke sorga demikian juga dia kan kembali ke dunia (bd. Lukas 21:27; Why.1:7 ; 1 Tes. 4:16-17). Kedatangan Yesus yang kedua kali kedunia yang penuh dengan kemuliaan, sangat berbeda dengan kedatanganNya yang pertama yang penuh dengan kehinaan. KedatangNya yang pertama memberikan jalan keselamatan, tetapi kedatanganNya yang kedua kali menjadi hakim (bd. Pengakuan Iman Rasuli; Matius 16:27)
Pointer Aplikasi
- Menjadi saksi, saksi yang dapat di percaya adalah saksi mata yang mengetahui sebuah peristiwa. Kita memang bukan saksi mata tentang keseluruhan perjalanan kehidupan Tuhan Yesus, tapi kita juga layak menjadi saksi tentang Yesus karena kita sudah belajar dan mendapat urapan “Roh Kudus”, agar kesaksian kita semakin dapat diteriama, mari lebih banyak lagi belajar hidup didalam Yesus dan menghidupkan Yesus dalam hidup kita.
- Kepada Siapa kita bersaksi ? sesuai dengan perintah Yesus
· Yerusalem è ada orang yang menhatakan bahwa Yerusalem adalah pusat pemerintahan dan peribadahan orang Israel , artinya para murid harus bersaksi kepada pemrintahan sebagai penentu kebijakan negara, agar kehendak Tuhan yang diutamakan, bersaksi di lingkungan persekutuan (geraja) untuk salng menguatkan. Ada juga yang menafsirkan Yerusalem adalah lingkingan terdekat dengan kita, artinya kita bersaksi di lingkungan keluarga dan tetangga kita.
· Yudea è adalah tempat kelahiran Tuhan Yesus, itu artinya kita harus bersaksi kepada semua orang di tempat kelahiran kita.
· Samaria è Orang yang belum menerima Yesus, agar mereka juga dapat mengenal Tuhan Yesus, karena Yesus adalah Juruselamat seluruh dunia
· Ke ujung bumi è artinya kapan dan dimana saj kita harus menjadi saksi Tuhan yang hidup
- Apa yang harus kita saksikan ?, yang harus kita saksikan adalah :
· Tentang kasih Allah didalam Yesus yang rela mederita, mati di Kayu salib, agar kita tidak disalibkan
· KebangkitanNya dari antara orang mati, sebagai wujud kuasaNya yang besar dan membuka jalan kehidupan melewati kematian
· KenaikanNya Ke sorga yang sudah menyiapkan tempat bagi kita
· KedatanganNya ke-2 kali untuk menghakimi yang hidup dan yang mati, bahwa setiap orang yang percaya diberikan keidupan yang kekal tetapi yang tidak percaya akan dibinasakan.
- Bagaimana cara kita bersaksi
· Tuhan akan Mencurahkan Roh Kudus yang membimbing dan menghibur serta memberikan kekuatan
· Melalui “cinta kasih” yang tercermin dalam perkataan dan perbuatan (kita adalah surat-surat Kristus yang bdk dengan Invocatio II Korintus 3:3
· Bersyukur dalam segala hal karena Allah kita berkuasa di sorga dan di bumi, yang memberikan kemenangan kepada kita (Mazmur 47 nats bacaan), kita bersaksi melalui cara hidup yang terus “bersyukur”, kehidupan kita memancarkan aura sukacita, sehingga setiap yang berintraksi dengan kita mereka “ketularan sukacita”.
BERSAKSI TERUS SAMPAI TUHAN DATANG
Pdt. Saul Ginting, S.Th.M.Div
GBKP Rg.Bekasi
Khotbah Minggu 21 Mei 2017
Khotbah Minggu 21 Mei 2017
(Rogate = "Berdoa")
Invocatio: "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26)
Bacaan: Kisah Para Rasul 17: 22-31
Khotbah: Mazmur 66:8-20
Thema: Berdoalah Berterimakasih"
I. Pendahuluan
Tidak semua orang sanggup menerima penderitaan. Umumnya orang suka menerima kemenagan dan mendapatkan apa yang di cita-citakannya. Apabila penderitaan menindas hidupnya mereka menjadi rapuh dan semakin lemah dan tidak berdaya, diliputi keputus asaan yang mendalam. Sulit bagi orang-orang yang seperti ini bangki dari penderitaannya dan berharap bahwa di hari depan masih ada harapan.
II. Pembahasan
Nyanyian syukur ini disampaikan Israel kepada Allah di dalam suatu ibadah ucapan syukur kemenangan setelah mereka dibebaskan Allah dari tawanan bangsa Babel dan sesudah Bait Allah selesai dibangun kembali.
Bagi Israel tidakan pembebasan yang dilakukan Allah adalah bukti kasih Allah kepada umatNya, bukti keperkasaan Allah; Dia lebih kuat dari bangsa Babel. Tindakan Allah tersebut bukan sekedar tindakan Allah kepada umatnya tetapi suatu pengumuman dan undangan Allah kepada bangsa-bangsa supaya mereka mengenal Allah dan menyembahNya. Allah yang memelihara Israel umatNya bukanlah hanya peduli kepada kesejahteraan Israel tetapi juga kepada dunia. Karena itu melalui nyanyian syukur tersebut Israel mengajak segenap bangsa masuk kedalam pujian dan penyembahan itu.
Tidak cukup bagi para penyembah hanya memberikan persembahan bakaran korban syukur, tetapi juga bersama persembahan syukur para penyembah harus berseru-seru menceritakan semua perbuatan Allah yang telah mereka alami. Di dalam nyanyian pujian itu Israel menceritakan alasan mereka memuji Tuhan bahwa Allah tetap menjaga hidup umatNya, mempertahankan jiwanya tetap terpelihara dan kakinya tidak goyah (bd. Maz 121:3), tetap berdiri tegak tidak tergoyahkan oleh karena rupa-rupa penderitaan. Israel melihat bahwa penderitaan-penderitaan berat yang mereka alami dengan pertimbangan yang positif tujuannya adalah untuk memurnikan iman dan kesetiannya kepada Allah. Penderitaan itu bagaikan dapur api pandai logam ketika melebur logam untuk memurnikannya. Israel memahami mereka di tawan bangsa Babel bagaikan ikan yang tertangkap oleh jaring nelayan, ikan tidak berdaya untuk membebaskan dirinya. Demikin juga keberadaan Israel di tawan bangsa Babel dan dikenakan beban berat dan kesusahan yang membuatnya tidak berdaya untuk bangkit lagi. Israel menggambarkan betapa tidak berdaya mereka sehingga penguasa Babel merendahkan mereka dengan cara berjalan di atas tubuhnya, memijak pundak dan kepala orang-orang Israel yang di suruhnya duduk. Beratnya penderitaan itu digambarkan Israel bagaikan api dan air, tetapi pada saatnya Tuhan membebaskan mereka. (Bd. Yes. 43:2 "Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.") Penyertaan dan pertolongan Allah itu nyata.
Setelah melalui segala penderitaan itu dan bait Allah sudah selesai dibangun kembali, maka umat Tuhan secara pribadi dan bersama-sama memutuskan: menghadap Tuhan di dalam baitNya dan mempersembahkan korban bakaran dari hewan ternak yang terbaik. Menguduskan diri (ayt. 18) dan melakukan penyembahan yang tulus. Ketika di dalam pembuangan kemungkinan Israel telah banyak merenungkan kehidupannya dan menyampaikan nazar bahwa apabila mereka mengalami kebebasan akan melakukan ........., dan ibadah syukur itu merupakan kesempatan untuk menyampaikan apa yang telah dinazarkannya. Israel betekad bahwa dalam segala situasi mereka akan menceritakan segala perbuatan Allah dan senantiasa menyanyikan nyanyian pujian kepada Allah. Mereka mengimani bahwa Tuhan mau mendengarkan doanya, pujian dan persembahannya dan Tuhan selalu menyertainya dengan kasih setiaNya.
III. Refleksi
Seberapa besar Allah dikenal para penyembahnya akan memampukannya bergantung kepada pertolongan dan penyertaan Allah. Jika Allah itu diterima dalam kebesaranNya yang tidak terhingga dan tidak terbandingkan dengan segala kuasa akan membuat para penyembahNya terkagum-kagum, setia menyembah, memuji dan memberikan persembahan yang terbaik. Menerima Allah sebagai Allah yang maha besar membuat para penyembahNya setia menyembah dan senantiasa bersyukur kepadaNya sebab campur tangan Allah sudah menjaganya, melepaskan dari segala bahaya dan yang jahat. Para penyembah yang benar akan selalu memiliki cerita yang baru tentang kebesaran Allah yang dialaminya dan menikmati segala kesaksian perbuatan Allah di masa lampau yang diterima pendahulunya sebagai suatu kebahagiaan dan kesaksian yang baru, berkuasa dan abadi.
Orang-orang yang menjadikan dirinya menjadi pusat tidak akan dapat memuliakan Allah, tidak tahu berterima kasih kepada Allah dan ia tidak suka menceritakan kebesaran Allah. Allah itu maha kuasa dan kebesaranNya tidak di tentukan para penyembahNya. Para penyembah melakukan penyembahan karena alasan tanggung jawab menyembah dan menceritakan segala kebesaran Allah. Apabila orang percaya berhenti menyembah Allah tidak akan mengurangi kemuliaan Allah, tapi sikap berhenti menyembah Allah berarti melupakan pertolongan dan penyertaan Allah. Hanya Allah jaminan yang pasti yang senantiasa menjamini kehidupan orang percaya, menjaga dan memeliharanya, membuatnya berhasil, karena itu berterimakasihlah senantiasa kepada Allah di dalam doa dan pujian.
Pdt. Ekwin Wesly Ginting
GBKP Sitelusada-Bekasi