SUPLEMEN PA MORIA 02-08 FEBRUARI 2025, 1 KORINTI 2:6-16
Ogen :
1 Korinti 2:6-16
Tema :
Ngasup Ertimbang Kerna Kai Pe
Tujun :
Nuriken Palas Nggeluh si Dewasa
Ncidahken kedewasaan I bas ngerana ras ngaloken ranan
Metode PA : Studi Kasus
I. Pembuka
Ada beberapa penjelasan tentang karakteristik dewasa dalam Alkitab. 1 Korintus 13:11, menekankan bahwa kedewasaan berarti meninggalkan sifat kanak-kanak, meninggalkan cara berpikir, berbicara dan bertindak seperti kanak-kanak. Ibrani 5:14 juga memberikan penjelasan bahwa orang dewasa rohani memiliki kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah dan memiliki kemampuan untuk mau melakukan yang benar bahkan disituasi yang sulit, Dalam 1 Korintus 13 mengatakan bahwa orang dewasa Rohani mampu mengasihi sesama bahkan itu musuh karena mereka mengasihi dengan kasih Kristus. Dewasa juga berarti mau terus belajar karena memiliki kerendahan hati dan ingin berusaha lebih baik setiap harinya. Dengan salah satu contoh tokoh alkitab seperti Yusuf dalam penderitaannya tapi tidak menaruh dendam bahkan mengasihi lebih dalam lagi. Dengan ini Moria belajar bahwa ternyata pertumbuhan menuju kedewasaan adalah sebuah proses yang berkelanjutan, dibutuhkan usaha dan membiarkan Roh Kudus memimpin dan membentuk karakter kita.
II. Isi
Surat 1 Korintus 2 membahas tentang hikmat Allah yang berbeda dengan hikmat dunia. Paulus menkankan bahwa injil yang ia beritakan bukanlah berdasarkan hikmat atau retorika manusia, melainkan pada kuasa Roh Kudus. Paulus memulai dengan mengingatkan jemaat Korintus bahwa ia tidak datang denga kefasihan bicara atau hikmat yang tinggi, tetapi dengan kesederhanaan dan ketakutan (1-3). Paulus menekankan tentang mengandalkan Tuhan dalam pelayanannya. Tujuannya adalah supaya iman jemaat tidak bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kuasa Allah (5). Paulus ingin agar jemaat Korintus memahami bahwa keberhasilan pemberitaan Injil bukan karena kemampuan Paulus, tetapi karena pekerjaan Roh Kudus.
Paulus menjelaskan bahwa ada hikmat yang ia beritakan, yaitu Hikmat Allah yang berbeda dengan hikmat dunia yang fana dan akan lenyap (6-7). Hikmat Allah ini tidak dapat dipahami oleh penguasa-penguasa dunia (8), yang kemungkinan merujuk pada kekuatan–kekuatan spiritual di balik pemerintaan dunia. Ketidakpahaman mereka justru membawa mereka menyalibkan Tuhan yang mulia. Hikmat Allah hanya dapat dinyatakan oleh Roh Kudus (10). Roh Kudus menyelidiki segala sesuatu bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Ini menunjukkan bahwa pengenalan akan Allah hanya mungkin melalui wahyu dari Roh Kudus. Paulus menganalogikan dengan roh manusia yang mengetahui isi hati manusia (11) demikian pula hanya Roh Allah yang mengethaui isi hati Allah. Orang memiliki Roh Allah menerima hikmat Allah dan dapat memahaminya (12-13). Sebaliknya, “Manusia duniawi” tidak dapat menerima dan memahami hal-hal dari Roh Allah (14). Manusia Rohani yang dipimpin oleh Roh dapat menilai segala sesuatu sedangkan ia sendiri tidak dapat dinilai oleh manusa duniawi (15). Paulus mengutip Yesaya 40:13 untuk menegaskan bahwa tidak ada yang dapat mengerti pikiran Tuhan kecuali Roh Kudus yang telah diberikan kepada orang percaya (16).
Paulus membedakan secara tajam antara hikmat yang berasal dari Allah dan hikmat yang berasal dari dunia. Hikmat dunia bersifat sementara dan tidak dapat membawa pada pengenalan yang benar akan Allah. Roh Kudus memegang peranan penting dalam mewahyukan hikmat Allah kepada manusia. Tanpa Roh Kudus, manusia tidak dapat memahami kebenaran-kebenaran rohani. Salib Kristus merupakan pusat pemberitaan Injil dan merupakan wujud hikmat Allah yang tertinggi . Dengan iman yang sejati tidak didasarkan pada hikmat manusia tetapi pada kuasa Allah yang bekerja melalui Roh Kudus. Paulus juga menjelaskan bahwa manusia rohani tidak dapat dinilai atau dipahami sepenuhnya oleh manusia duniawi. Manusia duniawi tidak memiliki kapasitas untuk memhami cara berpikir dan bertindak orang yang dipimpin oleh roh. Penilaian mereka akan didasarkan pada standar duniawi yang berbeda dengan standar rohani.
III. Penutup
Ertimbang Kerna Kai pe me sada ciri kalak si banci ikataken dewasa ibas kegeluhen pertendinna. Lit sada nasihat nina, jangan pernah mengambil keputusan saat senang dan sedih adalah nasihat bijak yang didasarkan pada pemahaman psikologis tentang bagaimana emosi memengaruhi proses pengambilan keputusan. Contoh:
- Seseorang yang baru saja mendapat promosi mungkin terdorong untuk membeli mobil mewah secara impulsif tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan jangka panjangnya.
- Seorang yang sedang bertengkar dengan suami atau istri dan meminta untuk bercerai, tanpa mempertimbangkan konsekuensi ke depan.
Orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus memiliki kemampuan unik untuk memahami dan menilai segala sesuatu secara rohani. Kemampuan ini bukan berasal dari kecerdasan atau kemampuan manusiawi mereka, tetapi merupakan anugerah dari Roh Kudus yang diam di dalam mereka. Karena itu, orang percaya harus bergantung pada Roh Kudus untuk membimbing mereka dalam setiap aspek kehidupan dan untuk memahami kebenaran Firman Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kesulitan memahami rencana Allah. Apalagi ketika kita mengalami ketidakadilan dukacita dan penderitaan. Kita mungkin mulai mempertanyakan rencana Allah. Dalam situasi demikianlah, kita membutuhkan pimpinan Roh Kudus. Kita memohon bantuanNya untuk memahami rencana Allah dalam pergulatan hidup ini ketika mengandalkan hikmat manusia semata justru akan membutakan mata rohani. Akibatnya kita tidak dapat melihat rencana agungNya. Sebalikna jika bersandar pada hikmatNya kita beroleh kelegaan.