SUPLEMEN PA MORIA 24 SEPTEMBER-01 OKTOBER 2023, KOLOSE 1:3-11
BAHAN : KOLOSE 1: 3-11
THEMA : MEGENGGENG IBAS KAI PE
PENGANTAR
Seorang teolog terkenal sekaligus penulis dari banyak buku tafsiran alkitab yaitu Matthew Henry suatu kali menuliskan sebuah karya dalam bukunya tentang alasan mengapa ia bersyukur kepada Tuhan. Dalam tulisan itu ia menceritakan pengalamannya dimana suatu kali ia mengalami kejadian dimana ia dirampok dan dia kehilangan seluruh uang dan juga barang-barangnya yang dianggap berharga. Seyogianya dalam kondisi demikian sebagian besar dair kita akan merasa sulit untuk mengucap syukur atas peristiwa yang dialami. Tetapi dalam hal ini Matthew Henry tetap bersyukur kepada Tuhan dengan 2 alasan yaitu : pertama karena yang hilang adalah uang dan bukan nyawanya. Artinya ia masih menemukan sesuatu yang patut disyukuri bahwa ia tidak kehilangan hidupnya dan masih memiliki waktu untuk melayani Tuhan. Selain itu dengan nyawa yang masih terpelihara, ia juga akan mendapatkan kesempatan dan berkat-berkat lain dalam hidupnya. Alasan kedua adalah karena dia bukan pelaku kejahatan dan dia tidak mengambil uang orang lain yang bukan hak miliknya. Dia bersyukur karena dia tidak jatuh dalam perbuatan dosa yang tidak disenangi Tuhan. Bahkan jika dapat ia ingin meminta kesempatan kepada Tuhan agar dapat melayani orang tersebut sehingga mendapat pengampunan dari Tuhan. Ini merupakan sebuah kesaksian akan rasa syukur dan pengharapan yang tidak hilang dalam dirinya. Apakah pengharapan dan rasa syukur yang sama juga ada dalam diri kita yang membuat kita bangkit kembali, tangguh dalam hidup dan bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan?
PENJELASAN TEKS
Surat Kolose adalah sebuah surat yang indah yang menggambarkan apa itu arti sebenarnya menjadi Kristen. Kolose merupakan sebuah kota kecil yang jemaatnya berdiri karena Pelayanan Rasul Paulus di Efesus dan menjalar ke Kolose melalui salah seorang rekan sepelayanan Paulus yakni Epafras (bdk. Kol. 1:7;4:12). Melalui laporannya, Epafras menunjukkan dengan jelas kepada Rasul Paulus tentang pertumbuhan iman dan Kasih jemaat. Paulus sendiri tidak pernah secara langsung mengunjungi Kolose namun dia merasa bertanggungjawab kepada jemaat Kolose dimana dia menulis surat ini ketika dia sedang berada dalam penjara. Kasih dan perhatian Paulus ditunjukkannya melalui doa yang dinaikkannya dengan tujuan agar jemaat Kolose menerima berkat dari Tuhan yakni berkat-berkat yang bermanfaat untuk membangun kehidupan jemaat Kolose. Kata/ frasa setiap kali berdoa untuk kamu (bdk. Bgs Yun: ho pauometha hyper hymon proseuchomenoi)/ ay.3&9 bukan hanya menunjukkan tidak berhenti, tetapi juga bisa menunjukkan penekanan tidak terhalangi atau tidak terintangi. Dengan kata lain penulis ingin mengatakan bahwa tidak ada yang dapat menghentikan atau merintangi atau menahan Paulus melayani kepada jemaat di Kolose. Sikap ini menunjukkan keseriusan Paulus dalam mendukung jemaat di Kolose melalui doa. Ketika Paulus tidak bisa mengunjungi dan hadir secara langsung kepada jemaat di Kolose, doa mengambil bagian penting dalam pelayanan Paulus untuk mendukung pertumbuhan iman jemaat di Kolose. Dalam doa terkandung harapan Paulus kepada Jemaat di Kolose.
Dalam narasi ini Paulus mengungkapkan beberapa alasan kenapa Paulus tidak pernah berhenti berdoa kepada orang-orang di Kolose. Alasan tersebut antara lain; tentu saja berhubungan dengan iman mereka dalam Yesus Kristus dan kasih mereka kepada semua orang kudus. Kata tous hagios yang diterjemahkan dengan orang-orang kudus (ay.4) ini biasa dipakai untuk menunjuk kepada orang-orang percaya kepada Yesus/ pengikut Kristus. Dalam hal ini nuansa yang ditunjukkan dalam ayat ini adalah jemaat di Kolose tidak hanya mempunyai atau memiliki kasih tapi juga menunjukkan makna memelihara kasih itu. Jadi orang-orang percaya di Kolose memiliki kasih kepada semua pengikut Kristus yang mereka tunjukkan secara konkret dan mereka pertahankan. Kasih inilah yang dalam ay. 8 dimaksudkan sebagai kasih melalui tuntunan Roh. Karena kasih hadir melalui karya Roh, kasih itu dikonkretkan dalam bentuk kasih kepada semua orang percaya. Kasih itu meluas keluar dan tidak hanya terbatas kepada orang-orang di Kolose. Kasih semacam inilah yang perlu dimiliki orang-orang beriman yakni kasih yang tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan sendiri tetapi terbuka bagi sesama.
Selanjutnya Ay. 5 & 6 menunjukkan terdapat iman yang besar dalam diri jemaat di Kolose karena mereka memiliki pengharapan dan karena Injil berbuah dan berkembang dalam kehidupan mereka. Kata harapan disini artinya memiliki keyakinan atau kepercayaan pada sesuatu yang baik dan membawa dampak sukacita dalam diri orang yang memiliki harapan tersebut. Dalam PB kata ini sering dihubungkan juga dengan pengharapan yang penuh sukacita dan keyakinan akan keselamatan kekal. Pengharapan itu telah mereka dengar sebelumnya melalui pemberitaan Injil yang dilakukan di Kolose yakni pengharapan berhubungan dengan keselamatan kekal yang disediakan bagi orang percaya di Surga. Dalam kata pengharapan terkandung pula makna menunggu. Dengan begitu orang yang berharap perlu menunggu untuk mendapatkan apa yang diharapkan. Masa menunggu itu tidak membuat jemaat di Kolose menjadi jemaat yang pasif, tetapi aktif dalam melakukan kasih. Inilah yang menjadi bukti iman jemaat di Kolose dimana pemberitaan Injil itu berbuah dalam kehidupan mereka. Kata karopphoroumenon/ ay.6 mengandung makna berbuah/ produktif atau bermanfaat dan memberi hasil. Itu artinya orang yang menerima pemberitaan Injil harus memperlihatkan hasil yang baik ( ada peningkatan kualitas dan kuantitas) dalam hidupnya. Dengan mengatakan frasa “di seluruh dunia” Paulus juga ingin mengingatkan jemaat di Kolose untuk tidak terjatuh kepada kesombongan seakan-akan hanya mereka sendiri yang menghasilkan buah dan berkembang.
Paulus pun tidak berhenti berdoa bagi jemaat di Kolose karena ia ingin mereka memiliki pengetahuan tentang kehendak Tuhan dalam hikmat dan pengertian. Dalam pemahaman orang Yahudi, pengetahuan akan kehendak Allah diperoleh dengan mempelajari hukum Taurat, maka disini Paulus ingin mengatakan bahwa pengetahuan akan kehendak Tuhan dapat diperoleh jika seseorang sungguh-sungguh percaya dan mempelajari Injil. Pengetahuan tentang kehendak Allah harus menjadi pemahaman dan pengertian bersama sehinga tidak ada orang yang bertindak menurut pemahamannya sendiri. Kata pemahaman rohani disini berarti bahwa pemahaman bersama itu harus bersifat rohani/ mencerminkan karya Roh. Menurut Paulus ada beberapa dampak dari orang yang hidup dalam pengetahuan akan kehendak Tuhan melalui hikmat dan pengertian yang dianugerahkan oleh Roh yaitu:
- Ia akan hidup sesuai dengan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan. Kata berjalan merupakan sebuah perumpamaan yang menggambarkan perilaku perjalanan hidup. Orang yang berorientasi pada nilai kebenaran firman akan melakukan segala sesuatu yang tujuannya adalah menyenangkan Tuhan.
- Menghasilkan buah dalam pekerjaan baik. Paulus menambahkan kalau seseorang memiliki pengetahuan tentang Tuhan maka itu akan terlihat dalam segala pekerjaan yang baik yakni menjauhi segala bentuk kejahatan. Orang yang terus menerus mencari dan melakukan kehendak Tuhan akan mengalami pertumbuhan iman sehingga ia tidak pasif melainkan semakin memahami kehendak Tuhan.
- Orang yang percaya akan dikuatkan kekuatan dari Allah sehingga ia akan tetap tekun dan sabar. Dalam sukacita ia akan dimampukan menghadapi hal-hal yang menguji kualitas iman mereka. Paulus menekankan orang percaya tidak bekerja sendiri melainkan Allah dan RohNya pun ikut bekerja.
APLIKASI
- Kita sudah melihat contoh teladan yang baik dalam bacaan kita yaitu bagaimana Rasul Paulus, Epafras maupun jemaat Kolose memiliki ketekunan/ kinigenggengen yang luar biasa kualitasnya. Banyak hal yang menjadi hambatan dalam karya dan pelayanan mereka, tetapi kondisi yang tidak ideal itu membuahkan hasil yang baik lewat ketekunan. Dalam hidup kita saat ini juga mungkin kita mendapati berbagai kondisi yang tidak ideal yang kita anggap merintangi kehidupan kita. Daripada meratapi keterbatasan itu, alangkah baiknya kita pun bertekun hingga kita dapat memetik manfaat yang baik dari kesulitan yang dialami. Seperti ilustrasi di bawah ini: dimana seseorang tanpa alasan yang jelas melempari kita dengan buah kelapa tua yang sangat keras. Ketika dilempari kita merasa kesakitan, tetapi daripada menangis dan menutup diri, alangkah baiknya kita terus melakukan sesuatu. Kita bisa menangkap buah itu, lalu mengumpulkannya. Selanjutnya kita bisa mengelola buah-buah kelapa yang tua itu, membuka serabutnya, memotong serta memarutnya sehingga pada akhirnya kita mendapatkan santan bahkan minyak terbaik dari buah kelapa tersebut dan itu memberikan manfaat luar biasa untuk kita. Demikian pula kondisi tidak ideal yang dikelola dengan ketekunan membuat airmata kita menjadi tidak sia-sia.
- Bertekun dalam Tuhan memastikan ada buah-buah yang berkualitas yang akan kita hasilkan dalam hidup ini. Bertekun dalam Tuhan membuat kita dimampukan mencari kehendakNya dan hidup kita menjadi berkat dan saluran kasih walaupun dalam kondisi sulit. Dengan demikian kita pun dapat terus memelihara kasih untuk orang-orang yang ada di sekitar kita dan menyaksikan karya Kristus dalam hidup kita. Bertekun dalam Tuhan juga membawa kita semakin memahami kehendakNya bagi kita dan membuat kita tahu apa yang perlu kita lakukan melalui hidup kita.
- Dalam menjalani kehidupan kita, kita tidak hanya sendiri tetapi ada Tuhan yang menopang dan memampukan kita untuk melewatinya. Ketika kita menyadari ada Tuhan yang menopang kita, kita bahkan mampu bersyukur dalam berbagai situasi. Rasa syukur itu akan semakin besar ketika kita memiliki pengharapan dalam Kristus sebagai bahan bakarnya.