SUPLEMEN PA MORIA 30 JULI-05 JULI 2023, NEHEMIA 5:14-19
Bacaan :
Nehemia 5:14-19
Tema :
Nggeluh Ibas Kebujuren (Hidup Dalam Kebenaran/Kejujuran)
Tujuan :
- Melihat kejujuran Nehemia dalam masa kepemimpinannya
- Menjadikan kejujuran sebagai aturan hidup
Metode PA : Diskusi dan sharing
Dalam kehidupan manusia, pengajaran moral, budi pekerti dan khususnya iman Kristen, memberi junjungan tinggi akan kejujuran dan kebenaran. Semua itu seturut aturan yang disepakati dalam masyarakat, tatanan nilai yang berlaku dan juga Firman Tuhan sebagai dasar hidup orang Kristen. Namun kenyataannya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kejujuran dan kebenaran merupakan hal yang sulit dan penuh tantangan untuk dilakukan. Apalagi saat ini manusia seakan hidup di wilayah abu-abu yang samar melihat arti kejujuran dan kebenaran. Dikarenakan banyaknya pembiaran saat ada yang berlaku sebaliknya.
Tidak jujur dan tidak benar menjadi wajar dan biasa saja, karena manusia dianggap penuh dengan ketidaksempurnaan, sehingga arti kejujuran dan kebenaran pun tidak lagi berharga. Sulit sekali menemukannya saat ini. Baik dalam kehidupan rumah tangga, pekerjaan, tanggung jawab bermasyarakat bahkan pelayanan. Hal inilah yang akan menjadi pengingat bagi kita, tentang bagaimana hidup dalam kejujuran dan kebenaran. Karena itu bukan hal yang menjadi pilihan untuk dilakukan atau tidak, melainkan itu suatu keharusan.
PENJELASAN TEKS
Nehemia menjadi seorang bupati yang memimpin di Yehuda selama 12 tahun. Semasa kepemimpinannya, dia tetap menjaga marwah dalam pekerjaan dan pelayanannya. Dia hidup dalam kebenaran dan kejujuran. Nehemia tidak pernah dengan sengaja memanfaatkan jabatannya untuk mengambil keuntungan pribadi atau menyalahgunakan kekuasaannya. Bahkan, bagian dari haknya pun, rela diberikannya demi kesejahteraan bangsa Yehuda (ay 14).
Nehemia memulai pekerjaannya membangun tembok bahkan secara khusus memerintahkan tiap anak buahnya mengerjakan tugas itu. Nehemia memberikan perintah sekaligus keteladanan agar bersama-sama berlaku jujur dan benar dalam pekerjaan yang diemban. Nehemia juga turut menjalin relasi yang baik dengan para pemimpin dan penguasa. Dia menjamu mereka dan menyediakan setiap keperluannya namun tetap mengelola kebutuhan rakyat dengan baik. Dia tidak tergiur dalam kekuasaan ataupun menuntut bagiannya agar tidak menekan rakyat (ay 16-18).
Apa yang Nehemia lakukan, bertolak belakang dengan sikap para bupati yang memimpin sebelumnya. Mereka sewenang-wenang, merampas hak orang banyak dan dengan sengaja membebani rakyat. Bahkan membiarkan anak buahnya juga melakukan hal yang sama kepada rakyat. Tetapi Nehemia berani tampil beda. Ditengah banyaknya kesempatan untuk berlaku sama dengan penguasa dan pemimpin yang lalim, Nehemia tidak berbuat demikian karena dia takut akan Allah (ay 15). Misi kepemimpinan dan pelayanannya adalah agar setiap rakyaknya dapat hidup adil dan sejahtera. Dimulai dari mengubah perilaku sosial, sehingga tidak ada kesenjangan diantara mereka dan dapat saling peduli akan perjuangan bersama sebagai satu bangsa. Nehemia menunjukkannya terlebih dahulu dalam sikap hidupnya. Bukan hanya pencitraan, mengejar popularitas atau kekayaan diri sendiri, tetapi Nehemia merasa bertanggung jawab kepada Tuhan. Dalam iman Nehemia percaya, bahwa segala yang diperlukannya tidak akan diabaikan oleh Tuhan. Karena Allah sumber segala hikmat dan kebaikan akan mengingat ketulusan dan kebenaran yang dijalankannya bagi bangsaNya. Sehingga Nehemia tidak ragu ataupun takut mengerjakan tugasnya seturut perintah Tuhan (ay 19).
APLIKASI
Sebagai seorang pemimpin tentunya sikap hidup dan gaya kepemimpinan menjadi cerminan keteladanan. Namun tanggung jawab berlaku jujur dan menjalankan kebenaran, bukan karena status sosial tertentu atau sekedar tanggung jawab pekerjaan. Melainkan setiap orang harus menjalani kehidupannya berlandaskan nilai moralitas dan spiritualitas untuk kebaikan hidup bersama-sama. Bersikap dan mengajarkan nilai kebenaran dan kejujuran dalam diri sendiri, di tengah keluarga dan lingkungan sekitar, menjadi tujuan utama. Bukan hanya sesuatu yang diucapkan dengan kata-kata melainkan mengerjakannya.
Sangatlah miris melihat banyaknya kasus yang menyimpangkan arti kebenaran dan kejujuran di sekitar kita saat ini. Hal yang benar bisa menjadi salah dan begitu pula sebaliknya. Semua bisa dinilai hanya dengan uang, jabatan kuasa ataupun relasi kedekatan. Jika ini dibiarakan terus menerus maka tentu generasi berikutnya juga akan kehilangan arti hidup jujur dan benar. Sekalipun memang untuk menjalankannya penuh tantangan dari diri sendiri juga dari luar diri, tetapi hidup jujur dan benar merupakan perintah Tuhan. Sehingga harus dikerjakan dengan baik dan taat.
Memang berat untuk mempertahankannya sebagai prinsip ditengah kebobrokan nilai kebenaran dan kejujuran. Namun seperti Nehemia, Moria dipanggil untuk tampil beda dalam kehendak Tuhan. Mulailah dari diri sendiri. Latih diri untuk tetap berkata-kata dengan jujur (kataken si tuhu alu cara si teng-teng), berikan informasi yang benar atas masalah agar ada solusi yang membantu bukan menambah kisruh, tidak mengambil yang bukan hak, mengerjakan tanggung jawab yang menjadi kewajiban, menjadi influencer sikap hidup benar dan jujur dimana pun berada, ingat untuk memberi teladan dan pengajaran juga bagi anak cucu. Dengan begitulah kita berupaya melaksanakan kehendak Tuhan.
Apa yang menjadi keuntungannya? Tuhan berkenan atas hidup setiap orang yang berlaku benar dan jujur. Tentunya kita akan semakin dapat merasakan berkat penyertaanNya. Bahkan orang lain juga akan merasakan dampak baiknya dan ikut melakukan hal yang sama. Maka kerjakanlah bagian kita untuk hidup jujur dan benar, maka pastilah Tuhan juga mengingat dan memberkati jerih lelah dan perjuangan kita. Amin