SUPLEMEN PA MORIA 04-10 JUNI 2023, KEJADIN 41:37-43
Ogen :
Kejadin 41:37-43
Tema :
SIKAP NGATURKEN NEGRI
Tujun : Gelah Moria :
- Meteh kerna pendahin Kesah Dibata I bas kegeluhen Jusup
- Muat bagin numpak-numpak kemajun bangsa ras negara
I. PENGANTAR
Sebuah hasil akhir yang baik, pasti melalui proses yang panjang. Kita kerap hanya melihat hasil akhir yang indah tetapi enggan melihat proses menuju hasil akhir itu. Kita sering mendengar kata-kata motivasi yang mengatakan "hasil tidak akan mengkhianati usaha" ataupun "usaha tidak akan mengkhianati hasil". Sebuah hasil lahir atas akibat dari adanya usaha dan jika tidak ada usaha maka tidak akan ada hasilnya.Usaha merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk meraih tujuan yang dipunyai. Sedangkan hasil adalah sesuatu yang muncul atau diadakan atas akibat dari adanya usaha.
Hasil yang akan kita dapatkan di masa mendatang tidak bisa kita prediksi akan seperti apa bentuknya dan itu diluar kendali kita untuk mengaturnya. Berbeda dengan sebuah usaha, usaha yang kita lakukan berada penuh dalam jangkauan kita, kita dapat mengatur, mengontrol dan mengendalikan usaha yang kita lakukan agar menghasilkan hasil yang sesuai dengan ekspektasi diri. Namun perlu diingat, dalam menjalani hidup, kita sebagai manusia tak selamanya akan selalu mendapatkan suatu keberhasilan secara terus-menerus. Ungkapan "roda kehidupan akan terus berputar" memang benar adanya. Jika kita sedang dalam fase hasil yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita, yang kita butuhkan adalah semangat ‘pantang menyerah’. Kadang kala, kesuksesan dari suatu usaha yang telah kita kerahkan memang membutuhkan ‘waktu’ dalam menemukan hasilnya. Kegagalan yang kita alami bisa kita jadikan sebagai ‘batu loncatan’ untuk kita meraih hasil.
Mari kita belajar dari kehidupan Yusuf yang tidak pernah menyerah dan tetap mengandalkan Tuhan untuk melakukan yang terbaik di dalam kehudupannya sehingga kemanapun dia pergi (dibuang) dia tetap dapat menjadi berkat bagi orang lain.
II. ISI
Allah menyatakan rencanaNya melalui kehidupan Yusuf. Firaun mengenali Yusuf sebagai seorang yang penuh dengan Roh Allah (ay. 38) ini merupakan kesaksian yang luarbiasa yang memberikan makna bahwa hal ini menjadikan Yusuf sangat unggul. Yusuf seorang yang teramat bijaksana: Tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau (ay. 39). Sekarang ia mendapatkan ganti rugi yang berlimpah atas aib yang telah ditimpakan kepadanya. Firaun kemudian mengangkat Yusuf menjadi pengatur pangan di Mesir serta menjadikannya perdana menteri. Dia menempatkan Yusuf sebagai orang tertinggi di Mesir sesudah dirinya sendiri. Dia memberikan cincin meterainya kepada Yusuf sebagai tanda kewenangan dan memberikan kuasa kepadanya untuk mengeluarkan keputusan-keputusan yang resmi. Dia memakaikan kepada Yusuf pakaian yang hanya boleh dipakai oleh orang-orang Mesir yang paling berkuasa serta sebuah kalung kehormatan khusus yang dilingkarkan di leher Yusuf. Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua di samping keretanya sendiri, dan memerintahkan semua orang memberi hormat kepadanya: “Beri hormat seolah-olah kepada Firaun sendiri.” Semua orang harus tahu, bahwa mereka berhadapan dengan tokoh yang memiliki kemampuan, watak dan kewenangan tinggi. Dia berhak mengendalikan sepenuhnya hal-hal yang berkenaan dengan mati hidupnya banyak orang. Hak istimewa dan tanggung jawab saling bersaing pada saat pengakuan dan pelantikan tersebut.
III. APLIKASI
Tema ”SIKAP NGATURKEN NEGRI” yang memiliki makna bahwa setiap kita bertanggungjawab dan memberikan kontribusi atas kebaikan negara tempat kita tinggal. Roh Allah yang ada pada diri Yusuf memampukannya untuk melewati segala tantangan di dalam kehidupannya dan memampukannya untuk selalau melakukan segala sesuatu seturut dengan kehendak Tuhan walaupun hal itu sering sekali tidak mudah untuk dilakukan. Demikian jugalah hendaknya kita sebagai moria, kita belajar dari kehidupan Yusuf yang selalau dapat menjadi garam dan terang kemanapun dan dimanapun kita berada. Roh Allah yang ada di dalam diri kita memampukan kita menjadi garam dan terang bagi dunia ini.
Maksud dari prinsip garam adalah fungsi kesaksian Kristen yang kuat dan yang mempengaruhi, walaupun ia tidak kelihatan. Pada waktu garam melarut, rasa asinnya berpengaruh nyata dan dapat dirasakan. Moria harus melarut di segala bidang kehidupan manusia walaupun tidak memamerkan label Kristen. Di sini lebih berperan nilai kualitas orang Kristen secara spritual dan intelektual di seluruh strata dan segmen masyarakat. Dan yang dimaksud dengan terang dunia ialah kerja atau performansi moria ditengah kehidupan dunia sekuler. Kinerja ini diuraikan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 5:16 “demikianlah hendaknya terangmu bercahaya didepan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik” dan memuliakan Bapa mu yang di sorga. Sebagai perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. Kita sebagai moria harus dapat dilihat oleh banyak orang, oleh dunia, perbuatan atau karya-karya yang kongkrit, yang baik, yang bermanfaat. Sekecilnya cahaya terang dalam kegelapan ia memiliki daya atau kuasa menembus kegelapan dan mengubah situasi gelap menjadi kurang gelap, tidak gelap atau terang menderang, tergantung pada kekuatan cahaya.
Pdt Rahel br Tarigan
Runggun Denpasar