SUPLEMEN PA MORIA TANGGAL 18-24 FEBRUARI 2018, BACAAN KOLOSE 1:15-20
Tema :
Mejaga Lingkungan Agar Tetap Baik
Tujun :
Supaya Moria :
• Mengetahui bahwa dunia yang sungguh amat amat baik telah rusak dan harus diperbaiki supaya tetap baik.
• Mau ikut ambil bagian dalam melestarikan alam.
Pengantar
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayati. Alamnya yang sangat indah dan subur, laut yang membentang luas, hutan tropis yang katanya menjadi “paru-paru” dunia. Sungguh luar biasa karya Tuhan di wilayah Indonesia. Dengan wilayah yang terbentang dari ujung Sumatrea sampai ke Papua mempunyai banyak potensi yang luar biasa. Kekayaan alam di Indonesia memberikan manfaat yang berlipat ganda, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi hampir semua kebutuhan manusia. Kekayaan alam di Indonesia memiliki nilai ekonomi, sosial, serta budaya bagi negara, khususnya bagi masyarakat setempat. Tetapi jikalau pengelolaan kekayaan alam di Indonesia tidak dilakukan dengan baik, maka lingkungan akan menjadi rusak.
Allah yang telah menciptakan langit, bumi beserta isinya, termasuk juga kekayaan alam di Indonesia telah menjadi rusak oleh karena ulah manusia. Sebagai Moria, apakah yang dapat kita lakukan untuk melestarikannya ? Mari kita belajar dari Kolose 1:15-20.
Pembahasan Nats
Surat Paulus kepada jemaat yang ada di Kolose ini hendak menegaskan tentang keutamaan Kristus karena ada berbagai pengajaran yang telah membuat pemahaman jemaat menjadi salah sehingga menjauhkan Kristus dari jabatanNya sebagai Tuhan. Padahal sebenarnya Kristus adalah Tuhan.
Dalam Kolose 1:25-20 ini ada beberapa hal yang disampaikan oleh Paulus, yaitu :
1. Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (ayat 15-17)
Dalam diri Kristus, kita dapat melihat gambar Allah. Paulus menyatakan bahwa IA telah ada sebelum segala sesuatu diciptakan Tuhan. Melalui diri Kristus, kita dapat melihat gambaran Allah. Allah yang penuh kasih, Allah yang setia, Allah yang mau menciptakan serta memelihara alam dengan sungguh amat baik. Karena itu, sebagai seorang yang percaya kepada Kristus, gambar Allah juga ada pada kita, yaitu untuk menjaga serta memelihara alam yang sudah diciptakan Tuhan dengan sungguh amat baik.
2. Kristus adalah Kepala (ayat 18)
Kristus adalah kepala tubuh, yaitu jemaat. Sebagai seorang yang percaya kepada Kristus, maka kita akan meneladani sikap Kristus, sang Kepala Jemaat. Hal ini akan mendorong kita juga melakukan pemeliharaan terhadap dunia beserta segala isinya.
3. Kristus memperdamaikan manusia dengan Allah (ayat 18-20).
Yesus Kristus sebagai kepala jemaat, telah menyerahkan dirinya untuk setia, bahkan sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Kematiannya di kayu salib telah memperdamaikan manusia dengan Allah. Bukan hanya memperdamaikan manusia dengan Allah saja, tetapi juga memperdamaikan manusia dengan sesesama manusia dan juga memperdamaikan manusia dengan alam yang telah diciptakan oleh Tuhan .
Demikianlah Paulus menekankan tentang Keutamaan Kristus sehingga kita dapat melihat bahwa Kristus adalah Tuhan yang berkuasa atas alam semesta serta mau menyerahkan diriNya untuk memperdamaikan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya serta manusia dengan alam semesta. Hal ini dilakukannya agar dunia ini penuh dengan kedamaian.
Aplikasi
Jikalau kita memperhatikan alam di sekitar kita, maka kita akan melihat bahwa ada terjadi berbagai kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia. Tanah yang di paksa terus untuk memberikan hasil yang melimpah dengan mempergunakan pupuk dan pestisida anorganik. Hal ini mengakibatkan rusaknya tanah, serta berbagai penyakit yang diakibatkan dari konsumsi makanan yang mengandung racun dari hasil pertanian. Selain itu, dengan semakin majunya teknologi, hal ini berbanding lurus juga dengan peningkatan kerusakan alam yang dihasilkannya, seperti pencemaran udara oleh asap, rusaknya lingkungan karena bom, bahkan bukan hanya itu saja, manusia juga turut menjadi korbannya.
Selanjutnya, kita juga dapat melihat serta merasakan udara yang semakin memanas. Hal ini disebakan oleh hutan yang rusak, ditebang tanpa penanaman kembali, sumber daya alam yang terus tergerus tanpa pemeliharaan. Alam mengalami kesakitan akibat ulah manusia. Padahal Tuhan telah menciptakan dunia beserta segala isinya untuk kesejateraan manusia. Bukan hanya di Indonesia saja, masalah kerusakan lingkungan adalah maslah dunia. Karena itu, kita harus membangun jejaring sebagai upaya untuk menjaga keutuhan ciptaan.
Melihat berbagai persoalan lingkungan tersebut, sudah seharusnya MORIA untuk berupaya untuk meminimalisasi kerusakan alam. Penanaman pohon atau tanaman yang lainnya yang membuat alam semakin tertolong dari kerusakan yang dialaminya. Pohon berperan untuk menyerap panas matahari, menyerap CO2, membuat udara sejuk disekitarnya. Rasa sejuk yang ditunjukkan oleh pepohonan di sekitar pemukiman menambah sejuknya suasana di rumah yang nyaman untuk di tempati. Jadi, sebatang pohon sama dengan satu unit AC (Air Conditioner). Karena itu, tanamlah pohon di sekitar tempat tinggal kita.
Selanjutnya, penggunaan pupuk dan pestisida organik juga penting untuk terus digalakkan. Karena pupuk dan pestisida organik sangat selaras dengan alam, tidak merusak alam. Gerakan “rasa malu”, misalnya malu melihat sampah bertebaran sehingga tidak membuang sampah sembarangan. Malu melihat alam yang rusak, sehingga mau dengan sukacita menjaga kelestarian alam.
Kemudian, dalam hidup bersama dengan manusia maka kita juga harus dapat hidup berdampingan dengan damai meskipun ada berbagai keberbedaan diantara kita, baik dalam hal suku, ekonomi, agama, intelektualitas, dan lain sebagainya. Hidup berdamai dengan alam, hidup berdamai dengan sesama manusia merupakan hasil dari hidup berdamai dengan Allah karena Yesus Kristus sudah memperdamaikan kita dengan diriNya.
Selamat menjaga keutuhan ciptaan Tuhan dalam kedamaian.
Pdt. Crismori br Ginting
GBKP Rg. Sitelusada