SUPLEMEN PA MAMRE 16-22 JULI 2023, KOLOSE 4:5-6
Bahan : Kolose 4 : 5-6
Thema : Cakap Si Mehuli
I. Pendahuluan
Cakap/Bahasa adalah salah satu cara untuk menunjukan karakter kita dalam dunia ini, ada banyak sekali bahasa di dunia , tetapi pada dasarnya semua bahasa adalah baik dan memiliki keunikan masing-masing, pada kesempatan kali ini kita membahas tentang bahasa yang baik, karena belakangan ini boleh kita lihat bagaimana keadaan dunia yang sangat beraneka ragam dalam bahasa, apa lagi dikalangan anak-anak muda saat ini atau bahkan diantara kita para kaum mamre muda juga sudah terpengaruh akan bahasa gaul yang mengarah kepada bahasa yang tidak baik/sopan, dalam cakupan kita suka karo juga, belakangan ini sering sekali sudah tidak kita gunakan bahasa yang baik, contohnya dalam berbicara haruslah Erkesehen ngerana kalau kila Bengkila, Mamanta, Mama tua, dll, jangan kita singkat singat, Kil, Ma, Mi dll. Disamping itu Bahasa yang baik juga perlu kita tanamkan dalam hidup kita, sehingga ketika kita hadir dalam persekutuan entah apapun itu, orang boleh mengetahui karakter kita, dan juga mereka boleh merasa nyaman dan ingin tahu siapaya Tuhan yang kita sembah. Kerena secara tidak langsung ketika orang lain melihat kita maka ia akan mendeskripsikan siapa Tuhan yang ia sembah.
II. Isi
Kolose Pasal 4 ini menekankan kepada pembacanya untuk berjaga-jaga dan memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari mereka. Oleh sebab itu Paulus menasehati mereka agar berlaku sepatutnya terhadap semua orangyang bergaul dengan mereka dengan kata lain terhadap mereka yang percaya dan orang-orang yang bukan Kristen tetapi mereka hidup berdampingan. “Hiduplah dengan penuh Hikmat terhadap orang-orang luar” yang ditekankan disini adalah kita harus berhati-hati dalam segala tindak tandukmu dengan mereka, suapaya mereka tidak melukai atau menularkan dengan kebiasaan mereka, karena pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan baik. Juga agar kita tidak meulkai mereka, atau menambah prasangka mereka terhadap agama dan membuka peluang untuk tidak menyukai agama kita. Maka dikatakan pada ayat PA kita “ pergunakanlah waktu yang ada” dalam waktu yang diberikan kepada kita pergunakan lah itu untuk berbuat banyak kebaikan kepada mereka, sehingga mereka tertarik akan apa yang kita sembah. Dan dalam menjalankan hal itu harus dengan hati-hati agar tidak ada salah paham antara satu dengan yang lainnya, sehingga mereka tidak akan memiliki alasan untuk menentang kita.
Dalam proses bersosialisasi Paulus mengingatkan kepada jemaat yang ada di kolose agar memperhatikan kata-kata yang menjadi penekananya disini yaitu, usahakan kata-kati kita tersebut senantiasa penuh kasih. Percakapan kita itu layaknya harus percakapan orang-orang yang sudah menerima kasih Yesus penuh kasih, lemah lembut, sedap didengar santun, dan sesuai dengan tempatnya, harus selalu senantiasa penuh dengan kasih. Sekalipun percakapan kita mencakup pada hal-hal lumrah tetapi harus selalu ada dalamnya secercah kesalehan dan dilakukan dengan cara Kriten yang tidak hambar. Kasih Karunia adalah garam yang membumbui percakapan kita, sehingga menjadi sedap didengar dan menjaganya agar tidak hambar. Sehingga dalam segala keadaan dan apa yang mau di jawab kita boleh memberikan jawaban yang layak kepada setiap orang. Ini semua boleh terjadi jika kita dipenuhi oleh Hikmat Tuhan.
III. Refleksi
Mamre GBKP di ingtkan kembali harus menjadi contoh dalam setiap tingkah laku di dunia ini, karena dengan cara kita berbicara saja orang langsung melihat, siapa yang memanifestasi dalam hidup kita, bahan PA kita hari ini benar-benar menhajarkan Mamre untuk tetap waspada dan selalu berhati-hati dalam bergaul sehingga kita tidak terkontaminasi akan pergaulan yang buruk dan dalam pergaulan itu kita boleh mejadi garam untuk memberikan rasa dan pengaruh yang baik, dengan berkata-kata dan bertindak sesuai dengan hikmat Tuhan dalam hal bergaul kepada orang yang berbeda iman dengan kita, dan diupayakan agar dari tutur kata kita orang lain mendapatkan dama sejahtra, salah satunya dalam budaya karo beluh min kita nempatken kata-kata ras nempatken kai kin siarus silakoken ibas orat nggeluh kalak karo. Dan ini boleh terjadi dalam diri setiap mamre ketika ia memiliki jam doa, karena memang alami kuasa doa yang mengubahkan hidup sehingga aplikasi kongkritnya dapat dilihat dalam relasi dengan sesama yang harmonis sekalipun di tengah kepelbagaian.