SUPLEMEN PA MAMRE 26 MARET-01 APRIL 2023
Jagailah Bandu! Berjaga-jagalah
(Lukas 21:34-36)
PENGANTAR
Kemajuan yang terjadi dari berbagai aspek memberi dampak positif bagi manusia. Banyak hal yang membuat manusia terkendala di dalam melakukan aktivitas dan pekerjaannya, namun dengan kemajuan-kemajuan dan perkembangan teknologi yang ada saat ini memudahkan manusia di dalam melakukan aktivitasnya. Misalnya dulu orang mengirim surat dari satu tempat ke tempat yang lain membutuhkan waktu berhari-hari. Namun dengan adanya email dan WA, pengiriman surat dapat dilakukan dengan real time. Dulu orang berbelanja harus ke warung, pasar atau ke mall namun dengan adanya aplikasi market place maka berbelanja dapat dilakukan di rumah. Pembayaran juga dapat dilakukan dengan berbagai aplikasi yang ada. Manusia juga terbatu dengan kehadiran media sosial untuk bertemu dengan orang-orang terkasih yang terpisah oleh jarak yang jauh. Kegiatan rapat juga dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja karena dibantu oleh berbagai aplikasi rapat yang tersedia. Jadi intinya hampir semua kegiatan saat ini dapat dipermudah dengan bantuan teknologi.
Namun kemajuan zaman dan perkembangan teknologi tidak hanya memberikan dampak positif bagi manusia. Ada banyak hal negative yang mengancam kehidupan manusia seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Salah satunya adalah munculnya masalah sosial di tengah-tengah masyarakat. Misalnya jika dulu orang sulit berselingkuh, karena harus bertemu secara tatap muka dan harus bersembunyi-sembunyi, maka saat ini teknologi memungkinkan orang berselingkuh dengan bantuan aplikasi komonikasi seperti WA, Telegram, wechat dan sebagainya. Banyak orang yang kelihatannya baik dan tidak terlibat dalam perjudian, namun ternyata mengikuti judi online. Transaksi narkoba juga saat ini semakin sulit terdeteksi karena berbagai alat komonikasi dan transaksi dapat memudahkan orang melakukan transaksi narkoba. Renungan kali ini mengajak Mamre GBKP untuk terus menjaga identitasnya sebagai seorang Mamre. Ciri dan identitas Mamre harus melekat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan Mamre. Lalu bagai mana Alkitab berkata tentang sikap Mamre menghadapi kemajuan yang terjadi saat ini? Kali ini mamre boleh belajar dari bahan PA Minggu ini dalam kitab Lukas 21:34-36.
PENJELASAN TEKS
Teks bacaan Mamre dalam Lukas 21:34-36 pada Minggu ini merupakan kelanjutan dari teks di dalam kitab Lukas 21:20-33. Ada dua hal yang disampaikan penulis sebelum memasuki bacaan ini. Yang pertama Yesus menyampaikan sebuah berita tentang keruntuhan Yerusalem (ay. 20-24) dan selanjutnya Yesus menyampaikan berita tentang kedatangan Anak Manusia yang digambarkan dengan perumpamaan “Pohon Ara” (ay. 25-33). Barulah kemudian pembaca digiring masuk pada bahagian bacaan Mamre di ay. 34-36, di mana ayat ini berbicara tentang sebuah nasihat yang diberikan Yesus kepada murid-muridNya untuk berjaga-jaga. Berjaga-jaga dalam hal ini adalah bersiap untuk menjaga hati, menjaga diri, menjaga perilaku, menjaga iman sebelum peristiwa keruntuhan Yerusalem dan kedatangan Anak Manusia. Pertanyaannya adalah dari hal apa mereka harus berjaga-jaga?
Pada bagian awal bacaan dikatakan “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi”. Di sini dapat dilihat Yesus menitik beratkan nasihat berjaga-jaga bagi para muridnya di dalam tiga hal: yakni menjaga diri dari pesta pora, menjaga diri dari kemabukan dan menjaga diri darikepentingan-kepentingan duniawi.
- Pesta Pora
Pesta pora dapat dipahami sebagai sebuah pesta yang dilakukan secara besar-besaran. Dalam tulisan Yunani kuno kata pesta pora di sebut “ko’nos” kata ini memiliki arti: arak-arakan yang tak terkendali pada malam hari yang dilakukan oleh orang-orang setengah mabuk yang bergembira ria dan setelah makan malam mereka berpawai di jalan dengan obor dan iringan music untuk menghormati bakkhus atau dewa-dewi dengan menunjukkan perilaku yang tidak senonoh.
- Kemabukan
Dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia kata mabuk memiliki empat arti: 1) berasa pening atau hilang kesadaran (karena terlalu banyak minum minuman keras, makan gandum dan sebagainya); 2) berbuat diluar kesadaran, lupa diri; 3) sangat gemar (suka); dan 4) tergila-gila. Dalam bacaan ini kata kemabukan merujuk pada pengertian pertama dan kedua, artinya adanya sebuah perbuatan yang membuat seseorang menjadi kehilangan kesadaran dan berbuat diluar kesadaran akibat mengkonsumsi minuman keras secara berlebihan.[1]
- Kepentingan Duniawi
Duniawi merupakan hal-hal yang bersifat dunia dan tidak kekal. Jadi dapat diartikan bahwa kepentingan duniawi memiliki arti kepentingan yang sifatnya dunia dan tidak kekal. Dalam Bahasa lain kata duniawi juga sering diterjemahkan sebagai kedagingan, yang artinya hal-hal yang sifatnya pemenuhan hawa nafsu semata.
Jadi terhadap ke tiga hal diatas Yesus memperingatkan murid-muridnya berjaga-jaga. Tidak hanya sekedar berjaga, tapi di ayat 36 dikatakan “berjaga-jaga dan berdoa” dua kombinasi perintah yang sempurna. Berjaga-jaga artinya menjaga diri dengan penuh kesadaran dan dengan segenap kemampuan yang ada. Dan berdoa menunjukkan sikap yang menyadari kelemahan dan sikap kerendahan hati – sikap penyerahan diri memohon pertolongan dari Tuhan. Mengapa kita berjaga?
Dikatakan dalam bacaan ini ada dua alasan mengapa Yesus meminta murid-muridNya berjaga-jaga:
- Supaya luput dari hari Tuhan yang menyerupai jerat. Kata jerat biasa dipakai untuk menggambarkan sebuah jebakan yang dipasang untuk menangkap mangsa, atau hewan liar. Biasanya hewan yang dijerat adalah hewan yang mengganggu kehidupan seperti tikus maupun hewan-hewan yang dapat dikonsumsi. Hewan yang dijerat pasti menderita dan mati. Jadi bisa dikatakan perintah untuk berjaga-jaga bisa dikatakan sebuah nasihat yang melepaskan murid-murid hukum Allah yang mematikan
- Supaya tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Kata tahan di sini bukan berbicara tentang kemampuan fisik. Kata tahan lebih kepada sebuah anugerah yang Tuhan berikan, agar manusia dilayakkan untuk berdiri di hadapan Allah. Karena sesungguhnya tidak seorangpun layak berdiri di hadapan Allah.
PENUTUP
Saat ini tantangan terbesar bagi manusia adalah kemampuannya dalam mengendalikan diri agar tidak terjerat oleh kemajuan-kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin hari memudahkan manusia terjerumus dalam masalah sosial. Sebagai bagian dari gereja, sudah selayaknya Mamre menjaga kwalitas dan identitasnya sebagai seorang Mamre. Karna menjadi aib memang jika seorang Mamre, tapi dalam kesehariannya menjadi aktor yang terlibat di dalam masalah-masalah sosial. Misalnya dalam aktivitas gereja dia terlihat rajin, sering berderma bahkan ikut dalam berbagai kepanitiaan gereja, tapi di balik itu semua ternya dia mengikuti kegiatan judi onlie, dia memanfaatkan media chat untuk berkomonikasi dengan berselingkuhan, bertransaksi narkoba, memanfaatkan media sosial sebai alat untuk mencari wanita penghibur. Jadi bisa dikatan aktivitas rohani hanya dijadikan menjadi pemoles wajah kepribadian Mamre, untuk menutupi berbagai kebobrokannya.
Tidak hanya berhenti sampai di situ, masalah sosial bisa merusak kehidupan rumah tangga, keluarga tidak harmonis karena adanya perselingkuhan, anak-anak terabaikan akibat pertengkaran suami-isteri, munculnya kekerasan dalam rumah tangga yang berujung pada tindakan criminal, ekonomi hancur, kebutuhan rumah tangga tidak terpenuhi, timbulnya berbagai penyakit, kerusakan sel saraf bertindak di luar kendali dan masih banyak masalah lain yang mungkin timbul. Inilah yang menurut Yesus menjadi jerat yang menghancurkan kehidupan Mamre.
Tidak mudah memang melawan godaan, mengingat berbagai godaan dan tawaran dengan berbagai cara selalu menghampiri kehidupan manusia. Tidak ada yang tahu jika Mamre terlibat dalam judi online, tidak mudah mendeteksi perselingkuhan yang dilakukan melalui media sosial atau bertransaksi narkoba menggunakan berbagai media. Banyak istilah yang digunakan untuk menutupi kebobrokan itu. Karenanya melalui renungan kali ini Mamre terus di dorang untuk berjaga-jaga. Berjaga di sini adalah menjaga pikiran, menjaga hati menjaga mata, menjaga tangan agar Mamre tidak terjerumus ke dalam masalah-masalah sosial. Dan yang terpenting, Mamre juga harus senantiasa berdoa agar Tuhan menolong Mamre terhindar dari masalah-masalah sosial. Kiranya Tuhan menolong Mamre menjaga diri dari masalah-masalah sosial. Tuhan Yesus memberkati
Pdt. Jerri Ardani Brahmana
GBKP Runggun Balikpapan
[1] Thayer, Joseph, Greek-English Lexicon of the New Testament, (1889, hlm. 367)