SUPLEMEN PA MAMRE TANGGAL 14-20 OKTOBER 2018, OGEN I KORINTI 12:24B-31

Tema :

Nggeluh bas persadaan (Persadaan sinteguh)

 

Latarbelakang Teks/Konteks Jemaat Korintus
Latarbelakang mengapa surat ini ditulis rasul Paulus kepada jemaat Korintus diawali dengan kondisi jemaat di Korintus pada saat itu.Kota Korintus terletak di ujung barat Isthmus, diantara Yunani Pusat dan Peloponesus, yang menguasai jalur-jalur perdagangan antara Yunani Utara dan Peloponesus dan melintasi Isthmus. Ada dua pelabuhan, Lekheum 2,5 km sebelah Barat di teluk Korintus, yang dihubungkan dengan kota Korintus oleh tembok-tembok yang panjang, dan Kengkrea, 14 km sebelah timur di teluk Saron. Itulah sebabnya mengapa ahli geografi Yunani bernama Strabo menjuluki Korintus sebagai ”penguasa dua pelabuhan”. Karena letaknya yang strategis, kota Korintus menguasai persimpangan internasional, yang mengendalikan perdagangan di darat antara utara-selatan dan juga di laut antara timur-barat.

Selain menjadi pusat perdagangan, kota Korintus juga menjadi pusat budaya dan penduduknya beragam. Terlebih jemaat di Korintus adalah jemaat yang kaya akan talenta. Orang-orang Korintus dikatakan sebagai jemaat yang memiliki berbagai macam karunia.Namun ternyata keanekaragaman ini tidak membawa jemaat di Korintus untuk saling membangun dan melengkapi justru dipakai untuk saling menonjolkan diri sehingga akhirnya jemaat terpecah belah.Keberagaman jemaat ini juga pada akhirnya membuat jemaat di Korintus menjadi terkotak-kotak/berkelompok-kelompok.Atas dasar inilah Paulus menuliskan surat ini kepada jemaat di Korintus.

Pendalaman Teks dan Aplikasi
Ayat 23-24, Paulus mengembangkan gambaran dengan tubuh dengan menguraikan beberapa aspek dari solidaritas tubuh.Bagian tubuh yang lemah atau kurang terhormat justru diberi perlakuan khusus.Dengan demikian, tubuh itu satu (ayat 25), tidak seperti jemaat di Korintus yang terpecah, dan soal penderitaan atau penghormatan dialami bersama-sama (ayat 26).

Ayat 27,Paulus mulai menerapkan gambaran tubuh Kristus dalam konteks jemaat di sana. Daftar anggota mulai dengan beberapa panggilan khusus – rasul, nabi, pengajarkemudian, dilanjutkan dengan orang mendapat berbagai karunia (ayat 28).Perhatikan bahwa tubuh Kristus di sini tidak terdiri atas berbagai karunia, tetapi atas berbagai orang yang diberi berbagai macam karunia. Tentu, tidak semua mendapat panggilan tertentu, atau menerima karunia tertentu ( ayat 29–30).

Di akhir perikop, dalam ayat 31 Paulus sampai kepada maksud utamanya.Ayat 31a mengangkat semacam jenjang terkait pentingya karunia-karunia itu.Dalam 14:1 kita melihat karunia mana yang dianggap paling penting oleh Paulus, yaitu bukan bahasa roh melainkan karunia untuk bernubuat.Hal itu sepertinya terbalik dari urutan yang digunakan di dalam jemaat di Korintus.Alasannya dalam ayat 31b, ada jalan yang lebih utama lagi dari karunia, yakni jalan kasih (pasal 13:1).Kasih tidak meniadakan perlunya karunia-karunia Roh, tetapi menunjukkan tujuannya, untuk melayani sesama.Oleh karena itu, bernubuat/berbuat kasih lebih berguna daripada berbahasa roh.

Dapat disimpulkan inti dari bacaan kita adalah Paulus menekankan perasaan senasib sepenanggungan kepada jemaat di Korintus. Sebagai satu jemaat di dalam Kristus, ketika ada anggota jemaat yang merasakan penderitaan, semua merasakan derita yang sama; demikian sebaliknya. Tujuan dari sikap seperti ini adalah supaya tidak terjadi perpecahan di dalam tubuh (ayat 25). Karena, kita masing-masing adalah anggota dari Tubuh Kristus.

Jika dikaitkan dalam kehidupan kita sehari-hari atau lebih khusus dalam pelayanan kita sehari-hari, apakah sikap dan perilaku seperti yang dikatakan Paulus sudah kita lakukan?Sadar atau tidak sadar, kita kerap bersyukur karena usaha/pekerjaan kita sukses/berhasil.Hal itu tentunya baik.Tetapi banyak juga yang bersyukur karena hanya usaha/pekerjaannya saja yang sukses, sedangkan usaha/pekerjaan sesamanya tidak sukses/berhasil.Jika hal itu pernah/sering kita lakukan maka kita perlu menguji hati kita. Apakah kita bersyukur karena dilindungi Tuhan atau karena ketidak-suksesan/ketidak-keberhasilan yang menimpa orang lain lah, sehingga kita sukses/berhasil, lalu kita bersyukur akan hal itu?

Pdt. Abel Sembiring, S.Th, M.Min, MM
GBKP Runggun Tambun

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD