SUPLEMEN PA MAMRE 23-29 MARET 2025, 1 KORINTI 16:10-14

Teks    : 1Kor. 16:10-14

Tema   : Radu Nampati Ibas Nehken Keleng Ate

Tujuan: Gelah Mamre

- Meteh maka nggeluh erkiniteken man Dibata arus tetap saling nampati

- Ngasup tetap nggeluh sisampat-sampaten ibas encidahken keleng ate bagepe naluken perbeben nggeluh

 

Tantangan selalu ada di depan. Hambatan tidak bosan-bosan menghadang di sepanjang jalan. Keraguan, kekecewaan, dan keputusasaan acap kali menjadi teman perjalanan. Kecerobohan dan kebodohan pun siap menyebabkan kejatuhan. Bagaimana kita bisa bertahan sampai tujuan?

Teks ini masih menjadi bagian dari rencana perjalanan Paulus ke Yerusalem untuk mengirimkan bantuan kepada orang-orang Kristen di sana (16:1-10). Paulus belum memastikan kapan dia bisa mengunjungi jemaat Korintus dan juga apakah dia akan turut mengantarkan bantuan mereka ke Yerusalem. Sebagai salah satu persiapan, dia mengutus Timotius lebih dahulu ke Korintus. Kota Korintus adalah sebuah kota yang penuh dengan tantangan iman, karena pengaruh budaya Yunani dan Romawi. Ditambah lagi bahwa keadaan jemaat di Korintus tidak sedang baik-baik saja, disana ada perpecahan jemaat (1Kor.1:10 -17), ada penyimpangan moral (1.Kor. 5:1-13) ada penyalahgunaan karunia (1 Kor. 12-14) dan beberapa jemaat di korintus lebih menyukai Apolos di banding Paulus (1 Kor 1:12).

Paulus tidak mengutus Timotius begitu saja. Dia juga ingin memastikan bahwa tugas ini akan terlaksana dengan baik. Itulah sebabnya dia mengirimkan Surat 1 Korintus terlebih dahulu sebelum Timotius tiba di sana.

Dalam teks kita hari ini Paulus memberikan pesan penting kepada jemaat Korintus tentang “bagaimana hidup sebagai orang percaya” yaitu : Saling mendukung/Memperhatikan, tetap teguh dalam iman dan melakukan segala sesuatu dalam Kasih.

  1. Saling mendukung/Memperhatikan.

Timotius adalah seorang peminpin muda, jemaat korintus di kenal banyak masalah, termasuk perselisihan, kebanggaan diri dan sikap kritis terhadap peminpin, ada kemungkinan Timotius akan menghadapi tantangan atau perlawanan dari jemaat, hal ini bisa membuat Timotius tidak nyaman (takut). Kata Usahakanlah (10) (blepete) secara hurufiah berarti “perhatikanlah” Perintah ini biasanya dikaitkan dengan sesuatu yang sangat penting. Penting bagi jemaat Korintus hadir menjadi komunitas yang saling memperhatikan dan saling mendukung dan saling membangun sehingga setiap orang akan mendapat kenyamanan tanpa ada rasa terintimidasi.

Mamre sebagai komunitas juga diharapkan mampu menciptakan kondisi yang nyaman bagi setiap anggotanya. Paulus mengingatkan kepada jemaat Korintus “sebab ia mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti aku” Mamre bukan soal apa dan siapa, bukan soal usia dan pengalaman, bukan soal pangkat dan jabatan tapi adalah soal panggilan dan kesetiaan. Oleh karena itu di ayat 11 Paulus katakan “janganlah ada orang yang menganggapnya rendah” Kata “menganggap rendah” (exoutheneō) dapat berarti “menghina” atau “memandang seseorang/sesuatu tidak penting”. Posisi Timotius sebagai peminpin muda dalam pelayanan tidak boleh disepelekan. Terlepas dari siapa dan bagaimana seseorang, selama dia mengerjakan pekerjaan Tuhan, dia tidak boleh dipandang rendah. Mamre juga demikian selama dia anggota mamre tidak ada yang boleh disepelekan, untuk itu mari kita saling mendukung dan memperhatikan agar kita juga sama dan bersama mengerjakan pekerjaan Tuhan.

  1. Tetap Teguh Dalam Iman

Untuk dapat menjadi komunitas yang nyaman dan tetap setia melakukan pekerjaan Tuhan dalam ayat 13 Paulus memberikan 4 hal yang perlu ditumbuhkan dalam setiap pribadi Mamre (Timotius dan jemaat Korintus) yaitu : Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh l  dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat! Semua nasihat di ayat 13 menggunakan metafora pertempuran (jargon militer).

  1. Berjaga-jaga (gregoreo), berarti terjaga, tidak tidur, waspada. Mereka mengaitkan berjaga-jaga di sini dengan hal-hal buruk yang berpotensi membahayakan dan melemahkan. Keteledoran dapat dengan mudah membuat kita terjerumus kepada perkataan yang tidak sesuai bahkan menyimpang dari firman Tuhan. Perlu menjaga perkataan agar tidak ada yang tersinggung, perlu menjaga perhatian/perlakuan agar tidak ada yang diabaikan, disepelekan atau direndahkan. Perluberjaga-jaga dari hal yang dapat membahayakan atau melemahkan semangat Mamre.
  2. Berdirilah dengan teguh dalam iman. Berdiri teguh (stēkō) Penggunaan kata ini dalam konteks peperangan menunjukkan keberanian dan ketahanan untuk mempertahankan posisi di depan musuh. Tidak mundur, apalagi lari. “dalam iman” (en tē pistei) Paulus ingin mendorong jemaat Korintus untuk berdiri teguh pada kebenaran, terutama Injil Kristus. Beragam ajaran sesat dan pandangan duniawi akan terus datang menyerang, tetapi mereka harus kokoh di dalam iman yang benar. Jangan mudah goyah dan menyerah ketika menghadapi masalah. Apapun yang kita alami, mari belajar untuk tetap berdiri teguh dalam iman, sebab kekristenan membutuhkan ketahanan dan stamina rohani yang prima.
  3. Bersikap sebagai laki-laki (andrizomai) Penggunaan andrizomai  tidak dikontraskan dengan perempuan. melainkan “laki-laki dewasa versus anak kecil”. Bersikap tidak cengeng dan lemah ketika bertanding, melainkan bisa terus bersemangat, bertanggung jawab, memiliki daya juang, agresif dalam menangani persoalan apapun, dan berani menghadapi setiap tantangan dalam kehidupan dengan kekuatan dari Tuhan. Mamre yang bersikap sebagai laki-laki (dan saya yakin setiap mamre adalah laki-laki) tidak mudah mbenceng, Megelut apalagi dengan berbagai alas an tidak lagi aktif.
  4. Tetap kuat (krataioō) Mempunyai daya tahan, tidak mudah patah, goyah, atau terpengaruh dan teguh dalam pendirian dan iman kepada Kristus. Di tengah-tengah situasi yang tidak mendukung, di masa sukar, kita tetap harus mampu bertahan, berdiri teguh dalam iman, tidak toleran atau menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Kita harus tetap kuat dalam Tuhan, dalam kekuatan kuasa-Nya. Bagi jemaat Korintus, nasihat untuk menjadi Tetap kuat sangat relevan. Mereka tidak kuat melawan pandangan duniawi yang mulai merembesi komunitas mereka (3:1-3; 5:1-13). Ironisnya, mereka justru berani melawan sesama orang percaya. Mereka berselisih satu dengan yang lain (1:10-13). Dengan kata lain, mereka telah menggunakan kekuatan mereka secara keliru. Tatkala harus kuat melawan (konsep duniawi) mereka terlihat lemah. Mereka hanyalah jago kandang yang suka bertengkar. (Mamre labo lit bage me, misalnya dalam PA berapi-api menyatakan Firman Tuhan tapi di luar PA (dlm Kehidupan sehari-hari), sikap dan prilakunya sedikitpun tidak mencerminkan kekristenan.
  5. Melakukan segala sesuatu dalam Kasih.

Penekanan dalam nasihat diletakkan pada “dalam kasih” (en-agapei). Perbuatan yang dilandasi oleh ksih yang tulus bukan sekeddar tindakan kosong atau motivasi egois. Jemaat Korintus bukan tipikal jemaat yang pasif. Mereka sangat bergairah. Hanya saja, antusiasme mereka tidak dibarengi dengan kasih. Sebagai contoh, mereka sangat mengejar karunia roh. Namun, yang digandrungi adalah karunia bahasa roh yang hanya membangun diri sendiri. Kasih merupakan elemen penting dalam kehidupan komunal. Sayangnya, jemaat Korintus justru kekurangan hal itu.

Kasih juga adalah elemen penting dalam komunal mamre:

Dengan kasih, Mamre pasti mampu menyikapi perbedaan pendapat dengan baik, sehingga tidak menjadi pertikaian. Dengan kasih, Mamre akan mendahulukan kepentingan orang lain. Dengan kasih, Mamre akan mengupayakan hal-hal yang dapat membangun orang lain. Yang paling penting, di tengah hebatnya tantangan dan serangan dari dunia, seluruh Mamre akan dikuatkan apabila memiliki kasih yang besar. Allah sudah mengatur bahwa pertumbuhan rohani seseorang merupakan hasil proyek bersama. Tidak ada superhero dalam kekristenan. Setiap orang membutuhkan yang lain.

Lakukanlah pekerjaan dan pelayanan kita dengan tidak menuntut balasan atau imbalan. Kesungguhan dalam mengasihi pasti tidak mengharapkan balasan. Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan manusia.

Soli Deo Gloria.

Pdt. Maslan Sitepu M.Th-Runggun Bandung Barat

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD