SUPLEMEN PJJ TANGGAL 22-28 APRIL 2018, Ogen Matius 6:5-8
“Ertoto Alu Pusuh Meciho”
Kata Pengantar
Doa adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepadaTuhan. Berdoa adalah mengucapkan (memanjatkan) doa kepada Tuhan (KBBI). Berdoa dilakukan di dalam ibadah; jemaat berdoa besama-sama dipimpin seorang pelayan ibadah atau doa pribadi yang dilakukan bersama-sama tetapi terucap di dalam hati. Berdoa juga dilakukan secara pribadi, tiap-tiap orang percaya mengkomunikasikan dirinya, yang dikehendakinya, perguaulannya atau puji-pujiannya kepada Allah. Orang percaya umumnya berdoa pada saat-saat tertentu; berangkat tidur, bangun tidur, memulai aktivitas sehari-hari, sebelum makan dll, semua kegiatan hidup orang percayah arus di dimulai di dalam doa, dilakukan dengan doa dan diselesaikan di dalam doa. Jadi doa adalah hidup orang percaya.
Pembahasan
Semua agama yang mengenal Allah atau ilah-ilah jauh lebih besar dari dirinya dan jika sipenyembah mengakui kuasa yang di sembahnya lebih besar maka sipenyembah akan menaklukkan diri kepadanya. Semua penyembahan menggunakan doa sebagai alat berkomunikasi dengan Allah atau ilah-ilah yang di sembahnya. Mustahil orang atau keluarga mengatakan betapa rohaninya dia apabila ia tidak berdoa atau tidak benar dalam sikap doanya.
Bagaimana mungkin orang percaya mengatakan kalau ia percaya dan sungguh-sungguh jika ia tidak mengedepankan doa sebagai hal yang utama di dalam hidupnya. Dan bagaimana mungkin orang di katakana rohani kalau ia berdoa tetapi ia bedoa untuk mendapat perhatian orang, untuk mendapat puji-puji dari orang-orang yang melihatnya? Berdoa itu berate merendahkan hati di hadapan Dia yang di sembah. Doa orang benar disampaikannya karena percaya dan hormat kepada Allah, mereka berdoa tidak bertele-tele sebab keyakinaannya. Doa yang bertele-tele adalah doa yang diulang-ulang dengan sia-sia seperti orang yang mengoceh. Orang yang munafik berlagak dengan doa-doanya dengan rangkaian kata-kata yang manis dan mengulang-ngulangnya. Doa benar dilakukan sebab si pendoa mengenal Allah adalah mahabesar maka ia sangat menghormatinya, seperti jika kita berbicara kepada orang yang kita hormati kita akan berbicara yang benar, bermohon dari dasar percaya. Orang yang berdoa bertele-tele bukti mereka tidak percaya. Doa yang benar bukan harus pendek, doa yang pendek kadang di sampaikan karena tidak tahu berdoa. Yang membentuk sikap doa yang benar dan yang membuat orang tahu berdoa benar adalah iman percaya kepada Allah dan kesungguhannya. Orang yang percaya dan sungguh-sungguh hidup dalam doa akan bersikap rendah hati.
Tidak salah orang berdoa dengan mengulang-ngulang seperti yang dilakukan Yesus Ia berdoa sepanjang malam (Lukas 6:12) dan ketika ia berdoa di taman Getsemane, Ia berdoa dengan mengulang-ngulang doaNya (Mat 26:44), bukan karena tidak yakin tetapi sebab pergumulan yang dalam. Hizkia pernah berdoa dengan berlinang air mata (sebab ketulusan dan hati nurani yang berharap) tentang pergumulannya yang berat yaitu kematiannya dan Tuhan mendengarkan doanya dan memperpanjang hidupnya lima belas tahun lagi (Yesaya 38:5). Tuhan mendengarkan doa umatNya yang merendahkan diri, berdoa dengan mencari wajah Allah (memuliakan Allah) dan bertobat, berbalik dari jalan-jalan yang jahat maka Allah mengampuni dosa mereka dan memulihkan negeri mereka (2 Tawarikh 7:14). Daud juga menyampaikan doanya dengan bibir yang tidak menipu (tulus hati) dan didasari perbuatan yang benar, memohohon perlindungan Tuhandengan “memandang wajah Allah” sehingga ia menjadi puas oleh rupa Allah (melihat kepastian di dalam Allah dan melihat kemuliaan Allah) Mazmur 17.
Orang yang berdoa tetapi tidak mau mendengarkan peringatan hukum-hukum Allah doanya adalah kekejian (Amsal 28:9). Doa yang disampaikan dengan hati yang penuh dosa maka Allah akan memalingkan mukaNya dan tidak mendengarkan doanya (Yesaya 1:15). Doa tidak di dengarkan Tuhan sebab si pendoasalah berdoa yang dimohonkannya sesuatu yang untuk dinikmatinya untuk memuaskan hawa nafsunya (Yakobus 4:3).
Berdoa bukan hanya ditentukan cara dan sikap hidup orang percaya, tapi doa adalah sesuatu yang dikomunikasikan kepada Allah buah dari iman orang percaya, hasil dari ikatan persekutuan yang intim dengan Roh Kudus. Roh menolong orang percaya di dalam segala kelemahan, terutama kelemahan dalam permohonan doa. Roh sendiri berdoa kepada Allah untuk orang percaya dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (Roma 8:26). Roh memambantu orang percaya mendoakannya kepada Allah tentang banyak hal keluhan-keluhan yang mungkin terjadi di dalam hidup orang percaya.
Karena berdoa adalah sikap menyembah (menghadap) kepada Allah maka harus dilakukan dengan persiapan diri dan dilakukan di tempat-tempat yang mendukung supaya konsentrasi di dalam berdoa tanpa ada yang mengganggu.Yesus menegor orang orang Yahudi yang berdoa di tempat-tempat umum sebab mereka berdoa supaya mendapat pujian dari orang-orang yang melihatnya. Apabila mereka berdoa dan orang-orang yang melihat memujinya “sangat rohani” maka pujian itulah upah “jawaban”doanya, doa tersebut tidak sampai kepada Allah. Berdoa dengan berdiri di tempat umum adalah hal yang biasa dilakuakan dan tidak menyalahi. (Markus 11:25) Yesus juga berdoa dengan berdiri di tempat umum (Yoh. 11:41,42). Berdoa dengan tujuan memamerkan diri dan kesombongan itulah sikap doa yang salah.
Aplikasi dan Renungan
- Doa bukan demontrasi rohan ia tau kebiasaan-tradisi, tetapi doa adalah hubungaan pribadi manusia dengan Allah.
- Doa disampaikan dengan penuh sadar dari hati nurani yang terdalam.
- Kita dapat berdoa di mana saja, tapi harus pertemuan dengan Allah.
- Ada orang kesulitaan berdoa sebab kebiasaan mereka menjadi tuan atas hidupnya.
- Doa itu komunikasi dua arah, manusia berdoa tetapi manusia juga harus belajar mendengar jawaban Allah tentan gdoanya.
Pdt. Ekwin Wesly Ginting
GBKP Runggun Cikarang