MINGGU 07 SEPTEMBER 2025, KOLOSE 1:3-8 (MINGGU NOTOKEN SERAYAN TUHAN I)

Invocatio :

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (Matius 5:11).

Bacaan :

Yeremia 1:4-10 (Responsoria)

Khotbah :

Kolose 1:3-8 (Tunggal)

Tema :  TEKUN BEKERJA DALAM PEKERJAAN KRISTUS (TUTUS ERDAHIN IBAS DAHIN KRISTUS)

 

I. KATA PENGANTAR

Jemaat Tuhan yang dikasihi Tuhan Yesus, Minggu ini adalah Minggu dimana kita semua dipanggil berdoa untuk hamba Tuhan yang melayani Tuhan. Pada Minggu ini kita dituntun untuk merasakan kembali betapa baiknya keinginan Tuhan menanggil semua manusia untuk menjadi hamba-Nya. Dan selaku tubuh Kristus kita dipanggil untuk saling menopang dan menguatkan melalui doa-doa kita dan kita semua dipanggil untuk berdoa memohon belas kasihan Tuhan.

Kita juga dapat melihat kekuatan doa pada jemaat mula-mula yang membuat mereka diberkati. Dalam Kisah Para Rasul 2:42 dapat kita lihat bahawa ada tiga hal yang dilakukan jemaat mula-mula yaitu:

  1. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
  2. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti.
  3. Berdoa

Hasilnya ayat 47, Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Oleh sebab itu melalui firman Tuhan hari ini kita mau belajar bagaimana sesungguhnya kita memaknai doa dalam kehidupan kita dan bagaimana kita mengaplikasikan doa-doa kita dalam kehidupan keluarga dan pelayanan kita sehingga kita tetap mampu melakukan tugas pelayanan kita sekalipun banyak persoalan yang kita hadapi.

II. PENDALAMAN TEKS

Kota Kolose terletak dekat Laodikia (bd. Kol 4:16) di bagian barat daya Asia Kecil, kira-kira 160 kilometer tepat di sebelah timur kota Efesus. Agaknya jemaat Kolose telah didirikan sebagai akibat tiga tahun pelayanan yang luar biasa dari Paulus di Efesus (Kis 20:31). Pengaruh pelayanannya begitu luar biasa dan luas jangkauannya sehingga "semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani" (Kis 19:10). Walaupun Paulus sendiri mungkin tidak pernah mengunjungi Kolose (Kol 2:1), ia telah memelihara hubungannya dengan gereja itu melalui Epafras, seorang yang bertobat di bawah pelayanannya dan rekan kerjanya dari Kolose (Kol 1:7Kol 4:12).

Paulus memiliki dasar pengenalan yang up to date tentang jemaat ini, sehingga ia dapat menaikkan syukur untuk hal-hal yang konkrit. Perhatian Paulus nampak pula dalam kerutinannya mengingat jemaat ini dalam doanya (ayat 3). Yang menjadi perhatian Paulus bukanlah hal-hal yang bersifat materi, tetapi hal-hal rohani yang begitu mendasar bagi sebuah jemaat yang bertumbuh, yakni: iman, kasih, dan pengharapan; semuanya berdasarkan kebenaran Injil dan kasih karunia Allah (ayat 4-6). Paulus begitu jeli mengamati jemaat ini dan dengan dasar teologinya yang benar, ia menilai secara spesifik terhadap pertumbuhan jemaat yang berakar dari pendengarannya akan Injil dan responsnya terhadap kasih karunia Allah. Paulus memberi salam kepada jemaat Kolose dan mengucap syukur kepada Allah karena semua hal baik yang selalu didengarnya tentang mereka. Ia berdoa agar mereka memuliakan Allah dan tetap berakar dalam iman kepada Kristus.

Alasan untuk menulis surat ini adalah munculnya ajaran palsu yang mengancam masa depan rohani jemaat Kolose (Kol 2:8). Ketika Epafras, seorang pemimpin dalam gereja Kolose dan boleh jadi pendirinya, mengadakan perjalanan untuk mengunjungi Paulus dan memberitahukan tentang situasi di Kolose (Kol 1:8Kol 4:12), Paulus menanggapinya dengan menulis surat ini. Pada waktu itu ia berada dalam tahanan (Kol 4:3,10,18), mungkin sekali di Roma (Kis 28:16-31) sambil menantikan naik bandingnya kepada Kaisar (Kis 25:11-12). Rekan Paulus, Tikhikus sendiri membawa surat ini ke Kolose atas nama Paulus (Kol 4:7). Kolose 1:1-8 memberikan gambaran yang cukup jelas tentang kasih persaudaraan yang diwujudnyatakan dalam keseharian mereka.

Kasih persaudaraan itu dapat terlihat dalam diri Paulus yang telah menuliskan surat gembala pada jemaat Kolose. Sebagai seorang rasul Kristus yang mengasihi jemaat, mengirimkan surat gembala untuk membina jemaat adalah suatu tindakan yang baik dan penuh kasih. Paulus tidak tinggal diam ketika ia mengetahui ada persoalan yang terjadi di dalam jemaat tersebut. Dengan penuh kasih Paulus, menyapa, mengajar, menegur dan mengarahkan jemaat menuju pertumbuhan rohani yang lebih baik. Kehidupan jemaat Kolose, walaupun ada kekurangan di sana-sini, juga telah menunjukkan sikap yang saling mengasihi di antara anggota jemaat. Sikap mereka itu rupanya cukup berkesan sehingga menjadi topik pelaporan Epafras kepada Paulus.

Dengan kesadaran ini, Paulus menulis surat kepada jemaat di Kolose. Meskipun sedang mendekam di penjara, ia menguatkan jemaat di Kolose. Saat itu mereka sedang bertumbuh dalam iman, namun di saat bersamaan, mereka juga menghadapi rupa-rupa pengajaran sesat. Dalam surat ini, Paulus menegaskan kepada jemaat bahwa ia begitu bersyukur kepada Allah akan keadaan mereka. Paulus dan Timotius tidak henti-hentinya berdoa untuk pertumbuhan mereka agar menerima hikmat dan pengertian yang benar dalam mengetahui kehendak Tuhan (9). Hal ini dilakuken Paulus agar kehidupan jemaat Kolose layak di hadapan Tuhan serta berkenan kepada Tuhan dalam segala hal dan jemaat Kolose dapat memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar dan mengucap syukur dengan suka cita kepada Bapa yang melayakkan mereka untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang Kudus di dalam kerajaan terang. (ay.10-12).

III. APLIKASI

Tema kita adalah TEKUN BEKERJA DALAM PEKERJAAN KRISTUS. Tekun dalam KBBI artinya rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh. Yesus Kristus adalah teladan utama dalam pelayanan. Dia datang ke dunia untuk melayani dan memberikan diri-Nya sebagai korban untuk keselamatan manusia (Matius 20:28). Berarti tema ini mau mengajarkan kepada kita agar kita sungguh-sungguh dalam meneladani Yesus dalam pelayanan-Nya yakni melayani dan memberikan diri kita untuk menjadi saksi Kristus dalam mengabarkan kabar keselamatan kepada setiap orang melalui kehidupan kita.

Memang tidak mudah melakukan tugas pelayanan yang Tuhan berikan kepada kita. Bahkan dalam bacaan yang pertama dikatakan bahwa salah seorang nabi agung Yehuda, Yeremia, juga merasakan sulitnya menerima tugas tersebut. Apalagi ia masih muda dan belum berpengalaman. Namun justru Tuhan memilih dan memakainya. Tuhan memilih hamba-Nya sejak ia masih dalam kandungan. Pemilihan-Nya berdasarkan kasih karunia dan kedaulatan-Nya. Maka respons yang patut ialah menyambut dan mengucap syukur atas kepercayaan itu. Karena Tuhan yang memilih juga menyertai dan menyertakan kuasa-Nya. Dua petunjuk ini mengokohkan hal yang memang sulit itu, "mencabut dan merobohkan, membinasakan dan meruntuhkan, membangun dan menanam bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan." Tugas yang nampak mustahil. Namun bersama Tuhan, hamba yang setia pasti mampu bagaikan kota dan benteng yang kokoh melawan semua musuh Tuhan. Kegentaran terhadap para musuh sama dengan tidak takut kepada Tuhan dan akan mendatangkan penghukuman.

Tetapi kita harus mau seperti Paulus, sekalipun dia di dalam penjara Paulus tetap peduli terhadap pekerjaan Tuhan yakni mendoakan jemaat Kolose karena sedang mengalami pergumulan iman akibat adanya pengajaran sesat yang mau merusak iman mereka. Tidak ada alasan bagi Paulus untuk tidak mengerjakan pekerjaan Tuhan sekalipun dia di dalam penjara.

Oleh sebab itu marilah kita semua senantiasa tetap setia kepada Tuhan dan tetap tekun bekerja dalam mengerjakan apa yang Tuhan perintahkan dalam hidup kita sekalipun banyak persoalan yang harus kita hadapi. Jangan pernah menyerah melainkan teruslah bekerja dan melayani sekalipun banyak tantangan karena pada waktunya kita akan menuai kebahagiaan dalam hidup kita. Seperti yang disampaikan dalam invocatio kita ”Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat”, karena penghiburan yang disediakan bagi orang-orang kudus yang menderita adalah

  1. Mereka berbahagia, sebab sekarang, selagi masih hidup, mereka menerima segala yang buruk (Luk. 16:25), dan menerimanya karena sesuatu yang baik. Mereka berbahagia, karena ini merupakan kehormatan bagi mereka (Kis. 5:41).
  2. Mereka akan mendapat upah. Kerajaan Sorga akan menjadi milik mereka. Pada masa sekarang ini pun mereka sudah mendapat kepastian mengenai hal ini dan merasakan cicipan manisnya lebih dulu, dan tidak lama lagi mereka akan memperolehnya dengan seutuhnya.

Dan pada Minggu Mendoakan Hamba Tuhan ini marilah kita semua sebagai jemaat Tuhan, marilah kita mau mendoakan para hamba-hamba Tuhan yang melayani jemaatnya agar mampu melakukan pekerjaan yang telah diperintahkan Tuhan kepadanya sekalipun banyak tantangan yang harus mereka hadapi. Tanggung jawab hamba tuhan memang mendoakan jemaatnya tepati jemaat juga berkewajiban mendoakan hamba-hamba Tuhan yang melayani mereka agar mampu tetap setia mengerjakan pekerjaan Kristus.

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD