• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 02 JULI 2023, KHOTBAH IMAMAT 23:15-22

Invocatio  :          

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. (Hab 3:17-18)

Bacaan :

Matius 6:24-34 (Tunggal)

Tema   :

Persembahen si merim man Tuhan/ Persembahan yang harum kepada Tuhan

 

Pendahuluan

Minggu ini diberi nama minggu ke-empat setelah Trinitatis, tepatnya minggu kerja rani. Minggu kerja rani/Pesta panen merupakan sebuah rangkaian syukur dalam peribadatan gerejawi. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) merupakan gereja yang melekat dengan budaya khususnya budaya Karo, dapat dilihat dari setiap perjalanan pelayanannya.

Dalam budaya karo pesta panen dilaksanakan masing-masing desa dan dirayakan setiap tahunnya, lebih tepatnya kegiatan tersebut dinamai Kerja Tahun. Pada acara kerja tahun tidak terlepas didalamnya rangkaian pupursage (saling memaafkan), saling mengunjungi, mempersembahkan hasil panen, memasak, menari, bernyanyi, dll. Kegiatan tersebut tujuannya tidak lain ialah tanda ucapan syukur.

Mengucap syukur atas berkat yang Tuhan berikan merupakan satu kewajiban orang percaya, begitu banyak berkat yang Tuhan telah berikan seperti nafas kehidupan, memberkati usaha, pekerjaan, memberikan kesehatan yang prima, serta banyak berkat Tuhan lainnya yang telah kita terima hingga saat ini. Sebagaimana orang israel pun turut merasakan penyertaan Tuhan dalam setiap perjalanan kehidupannya termasuk dalam masa-masa sukar, masa perjalanan menuju tanah perjanjian selama 40 tahun, meski demikian Allah tetap menujukkan kasih setiaNya tak berubah untuk mengasihi bangsa pilihanNya.

ISI

Menurut KBBI kata “Mempersembahkan” berarti memberi penghormatan. tentunya untuk memberi “penghormatan” wajib memberikan yang terbaik oleh si pemberi. Dalam perjalanan kehidupan dapat dilihat masih banyak orang yang sulit untuk memberi, baik itu kepada Tuhan ataupun kepada sesama. Akar persoalan dari ketidaksiapan untuk memberi ialah kurangnya rasa syukur pada diri. Menurut Wood, menyatakan kebersyukuran adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif, mempresentasikan hidup menjadi lebih positif.[1] Bagi seligman dan Peterson bahwa Gratitude atau syukur ialah suatu perasaan terima kasih dan memberikan ketenangan hati dan kedamaian.[2]

Kaitan diatas merupakan sebuah aktualisasi diri kepada Tuhan sang pemberi kehidupan, hikmat dan kedamaian. Dapat dilihat pada perjalanan kehidupan Habakuk, jika dipikirkan mungkin saja dapat membuat Habakuk tidak merasa bersyukur, namun Habakuk memilih untuk tetap mengucap syukur karena ia sadar bahwa Tuhan adalah kekuatan baginya dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Sebagaimana Habakuk mengungkapkan perasaannya, Hab 3:17-18, “meskipun pohon ara tak berbunga, pohon anggur tak berbuah, hasil pohon zaitun pun mengecewakan, ladang pun tak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau (hilang) dari kandang, sapi pun tidak ada didalam kandang (hilang), namun habakuk tetap memilih untuk mengucap syukur didalam Tuhan, beria-ria didalam Allah yang menyelamatkannya”. Ketegaran habakuk patut dicontoh sebagai orang Kristen, meskipun berbagai persoalan yang dihadapinya, persoalan rumit sekalipun tidak menjadikan habakuk lemah, karena ia memilih untuk berfikir positif dan mengimani bahwa Tuhan adalah kekuatan baginya. Habakuk menyadari bahwa keselamatan yang ia terima dari Allah ialah yang utama, sehingga hatinya bersorak-sorai dengan riang gembira dan mengucap syukur karena Allah menyelamatkannya. Perjalanan kehidupan Habakuk mengajarkan bahwa Hidup adalah pilihan, Ketika kita tetap berfikir positif akan menghasilkan kehidupan yang positif.

Berfikir negative akan menimbulkan rasa khawatir, ketika rasa khawatir lebih melingkupi se- isi pikiran, maka akan berdampak pada tindakan serta keputusan yang dipilih. Oleh karena itu Matius 6:24-34 mengingatkan agar tidak perlu khawatir akan kehidupan ini, sebagai orang percaya harus yakin bahwa Tuhan pasti memelihara. Janji penyertaan Tuhan tegas dikatakan pada Mat 6:25-26, jangan kuatir akan hidup ini bahwa penyertaan Tuhan sungguh ada, masa yang akan datang pun Tuhan sudah jaminkan, sebagaimana burung di udara pun Tuhan pelihara.

Meski burung di udara tidak menabur, tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal di lumbung, itu pun Tuhan pelihara bukankah kita lebih dari pada burung-burung itu ?, kita dapat berfikir dengan baik, bekerja dan menabung. namun perlu disadari bahwa burung pun ‘berusaha’ untuk mengambil makanannya yang Tuhan sediakan di alam, artinya perlu juga usaha, bukan berarti diam tidak berbuat apa-apa dan mengatakan bahwa Tuhan akan cukupkan, tentu itu keliru. Makanan yang telah disediakan di depan meja pun jika tidak disulangkan ke mulut maka makanan itu pun tidak dapat dinikmati.

Kekhawatiran tidak hanya berdampak pada kesehatan Psikis/mental,spitirual, tetapi juga fisik. Berada dalam situasi yang membuat cemas tentu berpengaruh pada pikiran, hormon dan juga metabolisme. Sebagaimana dikatakan oleh Mat 6: 27 bahwa tidak ada seorangpun dapat memperpanjang hidup(usia)nya dengan sikap kuatir, yang ada hanya menimbulkan sakit secara psikis dan mental berdampak pada fisik dan berujung pada kematian.

Pada tulisan kitab Musa yang ketiga yaitu kitab Imamat yang ditulis dari tahun 1405-1445 SM, mengingatkan bahwa banyak peristiwa Allah berfirman dan menyatakan langsung kepada Musa, pesan tersebut tertuju untuk bangsa Israel (umat pilihannya). Pada kitab imamat menegaskan sebagaimana Perdamaian bangsa israel dengan Allah(Im 1-16) dan bagaimana cara hidup dihadapan Allah(Im 17-27). Salah satu cara hidup yang diajarkan dalam kitab Immat ialah Bersyukur dan memberikan persembahan yang terbaik bagi Tuhan. Im 23: 15-19 memberikan persembahan bukanlah memberikan yang sisa, namun memberikan yang unggul dan terbaik. Bentuk persembahan berupa roti unjukan dengan tepung berkwalitas baik (ay17),

Tujuh ekor domba berumur setahun dan tidak bercela, seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan (Ay18) dengan domba dan lembu yang segar sebagai sebagai korban bakar menghasilkan bau sedap yang menyenangkan bagi Tuhan. Selain dari pada itu untuk korban penghapusan Dosa dengan mempersembahkan seekor kambing jantan dan untuk korban keselamatan mempersembahkan dua ekor domba usia setahunan(Ay 19). Dalam tradisi jahudi semua itu dipersembahkan kepada Tuhan yang dilakukan oleh Imam sebagai tanda ucapan syukur atas pemeliharaan Tuhan dan pengampunan Tuhan.

Aplikasi

Minggu Kerja Rani ialah minggu mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan, dari begitu banyak berkat Tuhan yang kita terima baik dari pekerjaan/usaha, kesehatan, keluarga, dan banyak hal lainnya yang telah kita terima. Jika dilihat kembali makna kerja tahun pada budaya Karo tidak terlepas dari kegiatan purpursage atau saling memaafkan satu dengan yang lain dan dilanjutkan menikmati dengan makan, minum, bernyanyi dan menari bersama merupakan sebuah ungkapan syukur atas berkat yang telah Tuhan berikan.

Pada ibadah pesta panen ini sebagai ungkapan perdamaian antara manusia dengan Tuhan, Perlu diingat maka Yesus Kristus yang telah mengorbankan dirinya untuk memperdamaikan manusia dengan Allah, maka tidaklah patut kita memberikan yang sisa kepada Tuhan, karena Allah memberikan yang terbaik bagi kita, yaitu anakNya yang tunggal yaitu’Yesus Kritus’ dikorbankan untuk penebusan dosa dan keselamatan bagi kita, maka berikanlah yang terbaik dari begitu banyak berkat yang telah diterima.

Memberi kepada Tuhan tidak membuat kita kekurangan, justru kekhawtiran akan hari esok mengurangi pengharapan kepada Tuhan sang pemberi berkat.

Penting untuk direfleksikan bersama, Bukankah selama ini kita lebih senang menabung kekhawtiran akan hari esok sehingga menjebak diri sendiri dengan pikiran yang tidak merdeka dibandingkan menabung ketenangan, memberikan yang terbaik bagi Tuhan, mengucap syukur dan berpengharapan yakin teguh akan masa depan yang Tuhan pasti pelihara ?

Tuhan Yesus memberkati, Soli Deo Gloria

Vic Ekitwyn Kemit

 

[1] Wood, T. Julia. Communication in our lives. USA: WadsworthCangage Learning. 2009. H.72.

[2] Christopher Peterson & Martin E.P. Seligman. Character Strengths and Virtues: A Handbook and Classification. New York: Oxford Press. 2004. H. 555

MINGGU 25 JUNI 2023, KHOTBAH KOLOSE 4:12-18

Invocatio  :

“Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.” (Kis 2: 44)

Bacaan :

Amos 5: 4-7; 14-15

Tema  :

“TEKUN MENGERJAKAN PEKERJAAN TUHAN”

 

Penjelasan Teks

Kolose 4: 12-18

Surat Kolose adalah buah pikiran Paulus yang didiktekan kepada seorang yang berperan sebagai Sekretaris. Tujuan utama surat Kolose ditulis adalah supaya orang-orang percaya tetap setia pada imannya kepada Yesus Kristus ditengah banyaknya pengajaran sesat dan berbagai praktik keagamaan di Asia Kecil pada masa itu. Pada waktu surat ini dituliskan, jemaat Kolose sedang diombang-ambingkan oleh pengajaran yang sesat, juga banyaknya kepercayaan lain di kota Kolose pada masa itu mulai dari ilmu perbintangan, penyembahan kepada malaikat-malaikat, juga kultus-kultus agama misteri. Surat Kolose diharapkan memberi penguatan dan menjelaskan cara hidup yang benar menurut Tuhan. Dari perikop ini (ayat 7-18) kita bisa melihat ada relasi yang baik antara Paulus dan kawan-kawan sepelayannya.

Tikhikus dan Onesimus: bertugas mengunjungi jemaat Kolose untuk update terkini, mengantar surat, dan sekaligus menghibur hati jemaat Kolose.

Aristarkhus, Markus, Yesus Yustus: orang keturunan Yahudi yang mendukung Paulus dan menjadi teman sekerja untuk kerajaan Allah, menjadi penghibur bagi Paulus

Epafras: orang bukan Yahudi, sama seperti orang Kolose, yang selalu berdoa bagi jemaat Kolose, Laodikia dan Hierapolis

Lukas dan Demas: Lukas adalah tabib, seorang ahli medis yang adalah rekan seperjalanan Paulus. Demas adalah orang yang ikut dalam perjalanan Paulus tetapi pada akhirnya meninggalkannya karena mencintai dunia (2 Tim 4: 10)

Pekerjaan pelayanan bukan pekerjaan satu orang melainkan kerjasama tim. Rasul Paulus yang semangat pelayanannya luar biasa, tetap mengakui teman-teman yang mendukung dalam pelayanan dan menyebutkan nama-nama itu dalam surat-suratnya. Baik perempuan ataupun laki-laki, orang Yahudi ataupun non Yahudi, orang bebas ataupun budak, seorang narapidana atau dokter yang terhormat, semua itu menjadi satu keluarga dalam pelayanan. Semuanya adalah hamba Kristus, bukan hamba Paulus. Ini menunjukkan kesejajaran, di dalam Tuhan tidak ada perbedaan derajat status. Paulus bisa berkolaborasi dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang. Paulus melakukan apa yang lebih dahulu dilakukan oleh Yesus. Membangun sebuah tim yang tidak hanya berisi satu atau dua orang, melainkan 12 orang murid yang pertama. Pekerjaan Tuhan memerlukan tim kerja yang solid, bukan 1 orang yang meng-Handle pekerjaan 12 orang.

Dengan menyebutkan nama-nama teman seiman dalam suratnya, diharapkan orang Kolose merasakan mereka tidak sendirian, baik dalam pergumulan rohani dan juga dalam pergumulan kehidupan. Ketika jemaat di Kolose dan di Laodikia mendengar bahwa menerima salam, tandanya mereka punya teman-teman yang seperasaan, akan memberi kekuatan tersendiri meskipun dari jauh. Seperti dalam Invocatio “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu”.

Surat yang ditulis dari dalam penjara ini, ditutup Paulus dengan meminta jemaat mengingat akan belenggu yang menahannya. Meski terbelenggu secara fisik, jiwa pemberita Injil Paulus tidak bisa terbelenggu. Ia tetap menguatkan dan menginspirasi orang lain dalam ketekunannya mengerjakan pekerjaan Tuhan. Adanya kendala, tantangan, kesulitan, bukan menjadi alasan tidak mengerjakan tanggung jawab.

Amos 5: 4-7; 14-15

Amos menyuarakan firman Tuhan kepada kaum Israel: bukan tempat yang perlu dicari melainkan Tuhan. Gilgal dan Betel adalah dua tempat yang menjadi pusat ibadah penting di Israel Utara. Bersyeba adalah sebuah tempat ibadah kuno di Israel Selatan semasa leluhur Israel Abraham, Ishak, Yakub. Tuhan melarang mereka mencari tempat-tempat ini karena seolah inilah tempat kudus, tempat beribadah, yang jika dikunjungi berarti sudah menunjukkan iman dan kesucian hidup. Ini yang dikritik dalam kitab Amos karena peribadatan orang Israel pada waktu itu hanya sebatas seremonial, sedangkan perilaku mereka penuh dengan dosa. Bukan tempatnya yang kudus melainkan TUHAN. Mencari Tuhan berarti mencari yang benar. Carilah yang baik jangan yang jahat. Bencilah yang jahat cintai yang baik. Ini pesan agar iman bukan sekedar ritual dan seremonial, tetapi harus terlihat dari perilaku yang sesuai Firman Tuhan.

Pointer Aplikasi

  1. Tri Tugas Gereja adalah sama pentingnya dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Dalam Koinonia, persekutuan, satu hal yang penting adalah kesatuan hati. Seperti paduan suara yang baik, sekalipun itu perpaduan 50 orang, tidak boleh ada yang dominan. Semakin tidak terdengar suara si A, si B, si C, semakin baik. Bernyanyi dalam harmoni, tidak menonjolkan 1 atau 2 orang yang bersuara merdu saja. Demikianlah dalam persekutuan, ada kebersamaan dan kesatuan hati sehingga tidak hanya pendapat 1 atau 2 orang yang didengar, melainkan sudah menjadi kesepakatan bersama dalam persekutuan tersebut. Dalam Marturia, kesaksian, akan banyak gerakan ke luar, sebagai kegiatan PI yang harus terus dijalani sebagai panggilan orang percaya. Gerakan ini tentu membutuhkan relawan yang punya waktu juga tenaga, begitu juga dukungan dana. Jika persekutuan sudah dibangun dengan benar, sudah ada kesatuan hati, maka kegiatan Marturia akan berjalan dengan baik karena mendapatkan support yang penuh dari jemaat. Tentu dengan pertimbangan tepat guna dan tepat sasaran. Demikian juga kita dalam berdiakonia. GBKP sudah diakui unggul dalam berdiakonia. Aksi Diakonia didasari oleh kasih dan kepedulian yang ditimbulkan lewat persekutuan yang sehat dan kesadaran untuk bersaksi tentang kasih Kristus. Diakonia tidak sekedar memberi uang dukacita, uang diakonia sakit, tetapi kunjungan kasih dan doa juga penting sebagai tanda kebersamaan dalam keluarga Tuhan. Diakonia adalah bukti bahwa ibadah kita bukan sekedar ritual dan seremonial, tetapi juga berguna, menjadi berkat bagi banyak orang.
  2. Tidak ada yang tidak penting dalam jemaat Tuhan. Sebuah ilustrasi kita anggota jemaat adalah seperti tombol huruf-huruf yang ada keyboard laptop/komputer. Semua huruf penting, dan jika ada satu huruf saja yang tidak berfungsi/rusak, kita tidak bisa mengetik dengan sempurna. Kata-kata menjadi kurang bisa dipahami. Maka tidak ada huruf yang tidak penting, sekalipun ada huruf yang jarang digunakan, ia tetap penting untuk kata tertentu. Demikian juga kita tidak ada yang tidak penting diantara jemaat dalam gereja. Sekalipun talenta yang ada pada kita tidak sering-sering dipakai, bukan menjadi alasan untuk tidak ambil bagian. Ada Tri Tugas Gereja, pasti ada yang bisa kita kerjakan, mari kita ambil bagian dalam Tim Kerja dan Tim Pelayanan yang sudah dibentuk.

Pdt Yohana br Ginting-Runggun Cibubur

MINGGU 18 JUNI 2023, KHOTBAH 1 SAMUEL 2:18-21

Invocatio   :

Hai bapa bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya ( Kol 3 :21)

Bacaan :

Galatia 6:1-9 ( T )

Tema :

Mperdiateken keperluan Anak ( Mpemperhatikan kebutuhan Anak)

 

Pendahuluan

Seorang anak bertanya kepada kedua orang tuanya. Kapan Papa dan Mama bisa menemani saya untuk menonton film kesukaan saya yang lagi tayang di bioskop? Papa dan mamanya menjawab nanti ya nak kami masih sibuk. Ini sebuah kondisi yang mungkin jadi di tengah keluarga kita dan juga disekitar kita bahkan dianggota gereja kita. Masih banyak pertanyaan yang mungkin muncul dari anak anak kita didalam keluarga kita. Kapan papa atau mama bisa menemani saya bermain, belajar, belanja, menyaksikan saya tampil di panggung hiburan sekolah. Menjawab pertanyaan saya dan juga membimbing saya mengenai bagaimana membaca Alkitab, menjawab pertanyaan saya tentang Alkitab dll. Satu sisi kita sebagai orang tua mungkin merasa bahwa ketika kita bisa mencukupi segala kebutuhan untuk makan dan sekolah sudah cukup buat mereka. Atau ada juga kita orang tua untuk mencukupi kebutuhan dan sekolahnya juga mungkin kita kesulitan. Hari ini pada Minggu KAKR ini kita diingatkan akan tugas dan juga tanggung jawab kita sebagai orang tua dari anak anak kita. Sebab anak anak kita adalah masa depan dari keluarga, gereja dan juga negara kita.

Pada sisi lain menurut BPS jumlah anak usia dini di Indonesia tahun 2020-2022 sejumlah 30,73 juta jiwa. Jumlah ini setara dengan 11,21% jumlah penduduk Indonesia. Secara jenis kelamin lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Dan mereka akan menjadi bagian penduduk Indonesia produktif pada tahun 2045. Jadi apa yang kita lakukan sekarang dan persiapkan sekarang ini jelas sangat menentukan bagaimana kondisi bangsa Indonesia di tahun 2045.(dataindonesia.id)

Pembahasan Nats

Kitab 1 Samuel dikelompokan ke dalam kitab sejarah di dalam PL. Samuel bin Elkana adalah penulis kitab ini. Ia seorang hakim terakhir Israel sebelum Israel memasuki zaman kerajaan dan merupakan nabi yang mengurapi Saul dan Daud menjadi Raja.Bahan khotbah kita adalah sebagaian dari kisah hidup Samuel secara pribadi yaitu pasal 1-3. Samuel dilahirkan sebagai jawaban Tuhan atas doa Hana, sang ibu yang sebelumnya tidak punya anak.Dan kehidupan Samuel pada masa kanak kanak sudah memperlihatkan tugas yang akan diembanya sebagai abdi Allah. Di pasal 1 Hana mengantar Samuel yang kecil ke rumah Tuhan di Silo. Samuel diserahkan kepada Tuhan pada usia nya yang masih kecil dan menyerahkan masa depanya kepada Tuhan. Kemudian Hana menaikan pujianya ucapan syukurnya kepada Tuhan diawal pasal yang kedua. Bahan khotbah kita ada pada lanjutan setelah nyayian Pujian Hana. LAI memberikan judul “Kejahatan anak anak Eli” Jelas dikatakan di dalam ayat 12-17 sebuah kondisi dan situasi anak anak Eli yang tidak mengindahkan Tuhan dan berlaku dursila mereka mengambil persembahan yang dipersembahkan buat Tuhan sebelum persembahan itu dipersembahkan, mereka memandang rendah korban untuk Tuhan. Mereka juga sebenarnya adalah imam sebab yang menjad imam adalah orang Lewi dan keturunanya. KJV “ they knew not the lord (12) “ mereka tidak mengenal Tuhan. Sesutau yang mungkin agak miris dan juga mengejutkan bagaimana anak anak Imam Eli memiliki sifat dan karakter yang sangat bertolak belakang dengan ayahnya. Apa kira kira penyebannya anak tersebut benar secara darah anak imam Eli tetapi bisa saja kurang diperhatikan atau didik dengan benar. Seorang penulis bijak mengatakan anak bukan persolan apa yang akan ditinggalkan untuknya tetapi persoalan apa yang akan kita isi bagi dirinya atau karakter dan sifatnya.Ada dua hal mungkin yang tidak dilakukan oleh Eli sebagai orang tua untuk membesarkan anak secara mental dan etika dan sebagai Imam yang mengajari kerohanianya. Ayat 18(11) dikisahkan suatu kondisi yang berbeda didalam sebuah situasi yang sama dan tempat yang sama. Samuel yang muda yang sudah diserahkan Hana ke Rumah Allah menjadi pelayan dihadapan Allah ini menunjukan bagaimana proses pendidikan dan perhatian yang dilakukan kepada Samuel selain itu tentu ia diberikan tugas dan tanggung jawab seturut dengan kemampuanya sebagai seorang anak. Mungkin masih memperhatikan kemudian diberikan contoh dan diberikan kesempatan untuk melakukan tugas imam mulai dari hal yang kecil sampai hal yang lebih besar juga membaca dan belajar mengenai taurat ( ia diberikan kesempatan sebab dari segi umur seorang Lewi melayani dari umur 20-50 ( Bil 8:23-26). Ia juga melakukan semua tugas yang diberikan dengan tulus dan sabar.Tentu hal ini dilakukanya dibawah bimbingan dari Eli. Selain itu ia menggunakan baju efod dari kain lenan berupa jubah. Kain lenan yang bagus merupakan barang mewah dan symbol kemurnian. Para imam memakainya dan ini tidak boleh dipakai oleh orang lain. Baju ini juga sebenarnya menunjukan status dan juga siapa yang memakainya. Ia semakin diberkati dan di ayat 26 ditulis bahawa ia bertumbuh dengan baik sehingga disukai oleh Tuhan dan juga manusia. ( Alkitab Edisi Study).Ayat 19 Hana dan Elkana juga menaruh perhatian yang luar biasa buat Samuel mereka rutin mengunjungi Samuel walau hanya setahun sekali ini menunjukan perhatian yang terus menerus selain itu mereka juga membawa jubah kecil. Jelas ukuran jubah yang dibawa juga terus berubah dan perubahan ini tentu dipantau sehingga ketika diberikan maka jubahnya ukuranya pas. Ini menunjukan bahwa Hana sebagai ibu sangat mengerti akan perkembangan anaknya secara fisik dan juga memenuhi kebutuhannya. Ayat 20-21 dikisahkan bagaimana Tuhan memakai Eli untuk memberkati Keluarga ELkana dan Hana. Hana memberikan Samuel untuk melayani Tuhan, Ia mengutamakan Tuhan dalam diri Samuel. Ia seorang ibu yang merindukan anak Tuhan penuhi dank arena sudah dipenuhi Tuhan ia memberikan Samuel kepada Tuhan. Sebagai seorang ibu ia sangat berhak membesarkan Samuel tetapi ia tidak mengambil hanya ia mengorbankan haknya dan Tuhan melihat itu sehingga ia memberikan berkat anak lagi sebagai ganti Samuel tiga anak laki laki dan dua anak perempuan. Tuhan sangat mengerti akan keriunduan Hanan dan Tuhan kembali menunjukan kasih dan berkatnya yang tak terpikirkan oleh manusia termasuk Hana. Samuel menjadi berkat didalam pelayananya karena ia diperhatikan dan didik dengan benar baik oleh Hana dan juga Imam Eli bahakan bukan hanya Samuel yang diberikan tetapi Tuhan tambahkan lagi lima anak buat Hanan. Berbeda dengan anak anak Imam Eli tidak didik dengan benar melakukan perbuatan yang tidak benar walau mereka anak imam, mereka tidak menghormati Allah atau tidak mengenal Allah mereka mengambil persembahan buat Tuhan dan juga melakukan perzinahan (22). Segala sesuatu pasti ada ganjaranya kalau kita membaca sampai habis pasal 2 kita melihat Tuhan menunjukan keadilanya anak anak Imam Eli dihukum oleh Tuhan dan mati. Dan hukuman itu juga sampai kepada Eli dan juga keturnanya. Ini dampak ketika gagal memdidik dan memperhatikan anak dengan benar. Bukan hanya anak tersebut yang mendapat masalah tetapi orang orang disekitarnya juga terkena dampaknya. Invocatio kita juga mengingatkan bagaimana seharusnya didalam kita mendidik atau memperhatikan anak anak kita. Kita jangan melakukan tindakan yang menyakiti, dididik dengan kejam dampaknya bisa anak anak kita menjadi tawar hati. Tawar hati menunjukan sebuah kondisi tidak bersemangat,tidak ada kemauan lagi, hilang keberanian, kecewa dan juga putus harapan ( Sarapan Pagi Biblika).Dalam bacaan kita dari Galatia 6:1-9 kita melihat bagaimana Paulus menasehat jemaat di Galatia agar saling mendukung bagi semua orang percaya. Sebab manusia tidak sempurna da nada kalanya melakukan kesalahan dan pelanggaran dan kesalahan Tentu yang bersalah ini bisa saja kita sebagai orang tua dan bisa saja anak anak kita.dan dalam hal inilah Paulus mengingatkan untuk saling mengajar dan juga menguatkan dan bukan menghakimi. Bahkan bekerja sama juga didalam melakukan yang baik.

Aplikasi

Jhon F. Kennedy mengatakan “ Anak anak adalah pesan hidup yang kita kirim ke waktu yang tidak akan kita lihat” karena anak tersebut merupakan pesan hidup tentu apa isi pesan yang akan disampaikan oleh anak anak tersebut tergantung kepada bagaimana orang tua memperhatikan dan mendidiknya sewaktu diberi kesempatan hidup bersama dengan anak tersebut. Tentu kita semua sebagai orang tua menginginkan anak tersebut membawa pesan yang baik dan menjadi saksi bagi kemulian nama Tuhan. Dari tiga bagian firman Tuhan yang kita baca dalam Minggu KAKR ini ada beberapa hal yang dapat kita pelajari yaitu:

  1. Anak anak kita adalah masa depan dan pemilik masa depan oleh sebab itu anak anak kita harus diperhatikan dengan baik dan benar. Elia memiliki anak anak yang berharga oleh Tuhan anak tersebut lahir dari seorang Imam, mereka juga hidup di rumah Allah tempat beribadah atau menyembah bangsa Israel. Mereka makan dari persembahan yang diberikan oleh bangsa Israel. Tempat, keturunan diberikan makan dengan cukup tidak menjamin sikap dan karakter mereka menjadi orang yang baik dan juga takut akan Tuhan. Akibat ELia tidak meperhatikanya dengan tidak baik maka jelas kita dapat melihat apa yang terjadi pada anak anaknya mereka tidak hormat kepada Tuhan bahkan tidak mengenal Tuhan. Bukan kehidupan yang baik atau pesan yang baik yang mereka bawa tetapi mereka menerima hukuman dari Tuhan bahkan juga orang tuanya.
  2. Pada sisi yang lain ditempat yang sama ada Samuel anak dari Hana kita melihat anak yang masih kecil diserahkan kepada Tuhan didik dengan baik setia melayani mulai masa kecilnya disenangi oleh Tuhan. Eli dan juga bangsa Isrel yang datang ke rumah Allah. Hal ini terjadi karena orang tuanya juga memperhatikan Samuel dengan baik juga Eli yang menjadi teladanya. IA diberi tugas dari kecil sesuai dengan kemampuanya dan kita dapat melihat bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh Samuel ia hidup sebagai Halim dan Nabi sebelum bangsa Isrel meminta diangkat raja dan ia juga menjalankan tugasnya untuk mengangkat Saul.
  3. Dalam mendidik anak kita harus memenuhi seluruh kebutuhan anak tersebut. Bukan hanya makanan untuk fifik tetapi juga kerohanianya, mentalnya dan juga psikologinya. Untuk mencukupi hal tersebut kita tentu juga harus bekerja sama dengan orang orang yang ada disekitar kita sebab kita memiliki kemampuan yang terbatas, Tapi satu hal yang tidak bisa tidak kita harus menjadi contoh dan teladan didalam pemahaman dan pengenalanya akan Tuhan.Dampak anak anak kita kurang diperhatikan bisa menimbulkan beberapa hal yaitu:krisis kepercayaan diri, ganguan mental, tidak terjalin ikatan emosinal antara anak dan orang tua,gangguan prilaku dll.
  4. Dalam mendidik anak tentu selain kita orang tua sebagai team ditambah dengan orang diluar kita. Peran yang harus kita lakukan adalah sebagai Imam, Gurur, Hakim dan juga sahabat.

Kesimpulan

Marilah kita memperhatikan dan mendidik anak anak kita dengan baik dan benar. Sebagai orang tua kita pasti memiliki keterbatasan mintalah hikmat kepada Tuhan sebab anak adalah ciptaan Tuhan yang unik dan hanya Tuhan yang sangat mengenal anak kita dengan baik dan benar, Gunakan semua waktu dan kesempatan yang ada seperti yang dikatakan didalam kitab Ulangan 11:17 -18. Hal ini diperintahkan Tuhan bagi bangsa Israekl mendidik anaknya mengenai Taurat dan demikian juga dengan pelajaran yang lain.

 

Pdt Luter Efrata Girsang STh.-GBKP Rg Depok-LA

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD