• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 23 JULI 2023, KHOTBAH EFESUS 4:7-16

Invocatio :

“Tetapi yang kesukaannya ialah merenungkan Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam” (Mazmur 1:2)

Bacaan :

Esra 3:1-6 (Tunggal)

Tema  :

Mengerjakan Tugas Pelayanan / Ndahiken Dahin Pelayanen

 

Bagi setiap orang tua, dapat melihat dan mendampingi pertumbuhkembangan anak adalah suatu hal yang membahagiakan. Walaupun tidak mudah mengajarkan anak mengerti tahap-tahap awal kehidupan, tetapi akan ada kebanggaan yang dirasakan orang tua jika suatu waktu nanti, anak bisa menjadi dewasa dan hidup mandiri.

Seperti itu jugalah dalam hal membangun iman. Pertumbuhkembangannya sangat penting dan perlu terus dibina. Karena iman tidak akan menjadi dewasa begitu saja, tetapi harus terus dipelajari agar bertambah pengetahuan dan mengalaminya sendiri dari pengalaman hidup. Iman yang dewasa akan membuat setiap pribadi yang memilikinya mampu bertahan dalam tantangan dan membuahkan hasil yang baik, termasuk dalam kesiapan melayani. Gereja berperan penting dalam pembinaan iman bagi warganya.

Dalam Minggu GBKP Njayo atau minggu kemandirian GBKP, tentu kita juga mengingat betapa banyaknya hal yang telah dilalui GBKP untuk terus bertumbuh dan berbuah, menjadi wadah pembinaan iman yang baik bagi jemaat gereja. Tidak mudah perjalanannya, namun inilah tugas gereja, agar dapat berperan sebagai “orang tua” yang mendampingi setiap “anak-anaknya” dalam kedewasaan iman.

Efesus 4:7-16 : Seperti halnya Paulus kepada jemaat Efesus. Dalam pelayanannya, Paulus sangat mengharapkan perkembangan iman jemaat, agar mengalami kedewasaan dan bertumbuh menjadi semakin sempurna seperti Kristus (ay 13). Lebih dulu Paulus mengingatkan jemaat Efesus, bahwa Kristus memiliki kuasa tertinggi dan memberikan berbagai hal baik untuk memperlengkapi manusia “kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus..” Paulus juga mengutip perkataan Daud – Maz 68:19 sebagai penegasan kuasa Kristus di atas segalanya (ay 7-8).

Pemberian Kristus itu adalah kasih karunia. Melalui kuasaNya (Dia telah turun dan naik dari dunia dalam kelahiran, kematian, kebangkitan hingga kenaikanNya) dan kesempurnaan Kristus yang telah dijelaskan Paulus (ay 9-10) memberikan kemampuan bagi manusia untuk menyatakan karunia itu, ditengah kehidupan berjemaat. Tugas sebagai rasul, nabi, pemberita Injil, gembala dan pengajar, bertujuan memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan (orang yag diberikan penyataan khusus atau jabatan pada jemaat mula-mula). Artinya kasih karunia Kristus yang telah diterima menolong pelayanan, agar terbangunlah tubuh Kristus (kesatuan jemaat yang percaya dalam gereja) yang berdampak juga bagi dunia (ay 11-12).

Masing-masing jemaat diberikan berbagai karunia yang berbeda-beda, agar setiap orang dapat belajar saling berbagi, mengasihi, memperlengkapi, memperhatikan dan melayani seorang dengan yang lain. Kesanggupan gereja memakaikan karunia yang Tuhan berikan, bukan dinilai dari banyaknya jumlah jemaat, atau besarnya gedung bukan pula berapa luas jangkauan pelayanannya saja. Melainkan adanya kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Kristus sebagai Anak Allah dalam inti pengajarannya. Inilah pentingnya kedewasaan penuh dan pertumbuhan iman yang telah mengalami tingkat yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Kedewasaan itu berhubungan dengan kualitas (ay 13). Tujuannya agar setiap orang yang teguh berpegang pada kebenaran dan mengalami pertumbuhan di dalam Kristus, tidak mudah diombang-ambingkan pengajaran palsu yang menyesatkan (ay 14-15).

Setiap jemaat yang mengalami kedewasaan iman, akan menunjukkan pula sikap hidup yang siap untuk melakukan pelayanan. Melakukan tugas dengan kadar pekerjaan atau sesuai karunia yang Tuhan berikan untuk membangun diri dan kebersatuan dalam kasih. Gereja secara pribadi dan komunal akan siap mengerjakan tugas pelayanan dengan setia (ay 16). Gereja saat ini memerlukan berbagai bentuk pelayanan. Tentunya tidak hanya terbatas sebagai seorang pelayan khusus, pengurus ataupun panitia yang melayani, melainkan kebersatuan jemaat dalam mengerjakan tugas pelayanan. Karena setiap kita telah diberikan karunia untuk membangun tubuh Kristus yaitu gereja.

Ezra 3:1-6 Seperti halnya bangsa Israel. Dalam masa paska pembuangan zaman Ezra, bangsa Israel mulai menetap dan berkumpul di Yerusalem. Dipimpin oleh para imam, mereka mulai membangun mezbah Allah sebagai tempat mempersembahkan korban bakaran bagi Allah seturut Taurat Musa (ay 1-2). Hal ini menjadi sangat penting bagi bangsa Israel, untuk merasakan kembali persekutuannya dengan Tuhan. Mereka rindu memberi persembahan dengan sukarela dan menetapkan hari raya Pondok Daun sebagai tanda ucapan syukur atas pertolongan Tuhan (ay 3-6). Pelayanan yang dilakukan tetap menjadi prioritas bagi bangsa Israel walaupun mereka menghadapi ketakutan ditengah penduduk negeri saat itu.

Tentunya dalam kehidupan gereja saat ini, kita memang tidak lagi memberi persembahan dalan bentuk korban bakaran atau pun perayaan keagamaan seperti orang Israel. Karena melalui Kristus semua digenapiNya. Tapi dalam hal mengucap syukur kepada Tuhan, kita tetap harus melakukannya sebagai respon atas pemberian Tuhan dalam hidup kita. Temasuk jika kita menghubungkan dengan panggilan untuk melakukan tugas pelayanan, tentunya menjadi suatu sukacita mengerjakannya karena kita juga telah menerima pemberian Tuhan. Sekalipun melakukan pelayanan juga akan menghadapi berbagai tantangan. Tapi kita dapat mengingat bahwa Tuhan telah lebih dulu memberi kesanggupan dalam berbagai karunia bagi masing-masing jemaat. Maka kerjakanlah tugas pelayanan dalam keseharian dan bersama sebagai gereja, karena itulah bentuk syukur kepada Tuhan dan mengingat kebaikanNya.

APLIKASI

82 Tahun perjalanan kemandirian GBKP pastinya mengalami pasang surut dan tantangan di berbagai masa. Jemaat GBKP juga sangat beragam keberadaannya, karakternya pun berbagai-bagai dan karunia yang dimiliki juga berbeda-beda. Oleh karena itulah sangat diperlukan kedewasaan iman bagi setiap jemaat untuk membangun gereja yang semakin kuat dalam kemandirian. Masing-masing jemaat harus ikut ambil bagian sebagai keluarga besar yang saling mengasihi dan membangun. Selayaknya keluarga, masing-masing jemaat berperan seperti seorang bapak dalam kepemimpinan dan menerapkan kedisiplinan bergereja, seperti ibu yang selalu rela mengasihi dan memperhatikan juga seperti anak yang taat mendengar aturan dan mengerjakan nasihat. Artinya dalam keberadaan dan karunia yang dimiliki masing-masing jemaat saling melengkapi dan menjalankan tugas pelayanan dalam kasih (kepada Kristus dan sesama).

Di dalam gereja telah ditetapkan tugas pelayanan khusus sebagai pendeta, pertua, diaken, pelayan KAKR, berbagai tim pendukung ibadah dan organisasi gereja. Agar berbagai karunia dapat berjalan sinergi dan etiap pelayanan yang dilakukan pun menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan. namun pastinya tidak terlepas dari keterlibatan tiap-tiap anggota jemaat. Karena masing-masing dari kita juga harus merasakan pertumbuhan kualitas iman. Gereja adalah wadah kebersatuan dan setiap kita di dalamnya mau belajar dan saling memperlengkapi. Dan itu akan terwujud jika masing-masing dari kita berperan meningkatkan kedewasaan. “Tetapi yang kesukaannya ialah merenungkan Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam” (Mazmur 1:2) maka jika kita semua ambil bagian, maka tentunya tugas pelayanan akan berjalan baik dalam kesempurnaan Kristus.

Kemandirian gereja berarti adanya upaya yang terus-menerus dilakukan untuk mengembangkan segala kemampuan, potensi dan sumber daya yang dimiliki. Dikerjakan dengan bebas (kreatif dan inovatif) namun juga bertanggung jawab dalam persekutuan, kesaksian dan pelayanan.

Pdt Deci Kinita Sembiring-Runggun Studio Alam

MINGGU 16 JULI 2023, KHOTBAH YEREMIA 31:1-6 (MINGGU MERDANG)

Invocatio:

“Kemalasan  mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar” (Amsal 19:15).

Bacaan: 2 Tesalonika 3:6-10 (Tunggal)

Tema: Nuan segelah Rulih (Menanam Supaya Menuai)

 

Pendahuluan

Minggu ini kalender gereja kita memakai liturgi minggu “merdang”  atau minggu menabur. Istilah merdang sangat familiar bagi masyarakat karo yang sebagian besar adalah petani. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, maka istilah merdang tidak hanya menggambarkan kegiatan para petani, tetapi   relevan juga bagi semua pekerjaan. Dengan pengertian, merdang adalah usaha untuk “Memulai” suatu pekerjaan dalam berbagai bentuk, baik petani, pedagang off line dan online, ASN, yotuber, dsb. Dan pasti dalam memulai pasti memerlukan sebuah persiapen yang baik dan tetap mengingat peranan Tuhan dalam memberkati setiap hal yang kita kerjakan.

Pendalaman Teks

Kitab Yeremia ditujukan kepada umat Israel yang sedang berada di pembuangan (Yer. 1:3). Kehadiran Yeremia sebagai seorang nabi Israel tentu saja memiliki fungsi sebagai perpanjangan lidah Allah dalam menegur dan memperingatkan umat Israel supaya tetap setia dan taat menyembah Allah. Ketaatan kepada Allah ini mulai tercampur dikarenakan umat Israel yang mengalami pembuangan mulai banyak bersinggungan dengan praktik agama lain dan kesetiaannya kepada Allah mulai luntur.

Memang ada beberapa tema utama yang selalu menjadi sorotan kitab Yeremia antara lain: paham Yeremia tentang Allah, tegurannya kepada penyembahan berhala yang dilakukan oleh umat Israel, permasalahan moral dan etika Israel, tantangan nabi-nabi palsu yang membelokkan iman Israel dari Allah. Selain itu, harapan pemulihan Israel juga menjadi bagian yang tidak kalah banyaknya dalam kitab ini. Demikian juga dalam pasal 31 ini, harapan pemulihan umat Allah sedang kembali disuarakan oleh Yeremia.

Menariknya pemulihan umat Israel itu dimulai dengan pemulihan hubungan dengan Tuhan. Hal itu dengan jelas dikatakan dalam ay.1, Allah menyatakan DiriNya  menjadi Allah segala kaum keluarga  Israel dan mereka akan menjadi umatKu (Yer. 31:1). Mengapa demikian? Patut diduga bahwa karena lamanya waktu pembuangan dan percampuran penyembahan kepada ilah-ilah lain sehingga umat Israel lupa bahwa Allah yang memanggil nenek-moyang mereka keluar dari tanah perbudakan adalah Allah yang patut disembah.

Setelah deklarasi tentang diri Allah maka pemulihan Israel sebagai suatu bangsa dilanjutkan lagi dengan kasih Allah yang kekal bagi umat pilihan ini (ay 2-3). Artinya selain menyatukan berbagai suku Israel, Allah adalah setia dalam kasih-Nya kepada umat pilihan. Dan kasih-Nya itu tetap sama, baik kepada nenek-moyang mereka maupun generasi Israel dimana Yeremia hidup. Berdasarkan sifat kasih Allah yang kekal itulah maka Allah seterusnya akan membangun kembali umat Israel yang tercerai-berai dalam pembuangan itu (ay. 4). Bahkan Allah menjanjikan bahwa Israel akan kembali ke tanah perjanjian dan menjalankan aktivitas sebagaimana mereka sebelum mengalami pembuangan yaitu dengan bercocok tanam (ay. 5) dan juga menyembah Allah di gunung Allah yaitu Sion (ay. 6).

Jadi dari teks  terlihat jelas bahwa waktu dan  kesempatan untuk memulai sebuah usaha/pekerjaan (merdang) ada karena pemberian Tuhan. Tuhan tidak hanya memberi waktu dan kesempatan tetapi juga memberkati sehingga memberikan hasil (ay.5, ….yang membuat yang akan memetik….). Jika sampai hari ini kita masih bisa memulai pekerjaan/usaha kita setiap hari, itu hanya karena kebaikan Tuhan oleh sebab itu pakai kesempatan dan waktu itu dengan baik dengan melakukan yang terbaik.  Melakukan yang terbaik, berarti menjauhkan diri dari sikap bermalas-malasan, tidak mampu memanagemen waktu dengan baik (bnd. Ams. 19:15, invocatio). Maka orang yang seperti itu akan menderita kelaparan. Bahkan dalam Amsal 18:9, mengatakan bahwa orang yang bermalas-malasan adalah perusak.  Seorang pemalas biasanya suka menunda-nunda pekerjaan atau tugas sehingga pekerjaannya kian menumpuk.  Prinsip mereka:  "Besok masih ada waktu, sekarang santai dulu saja!"  Orang yang lamban dan pemalas selalu menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada. Itulah sebabnya firman Tuhan menasihatkan agar kita mau belajar dari kebiasaan semut.  "...pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:  biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.  Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring?  Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?  'Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk berbaring' - maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekuarangn seperti orang bersenjata."  (Amsal 6:6-11).

Bahkan Paulus  dalam pembacaaan yang pertama (2 Tesalonika 3:6-10) juga sangat keras menegor jemaat Tesalonika yang tidak melakukan pekerjaannya. Mereka yang tidak melakukan pekerjaannya adalah anggota jemaat yang bermalas-malasan dan tidak mau bekerja dengan alasan hari Tuhan sudah dekat. Masa-masa penantian itu dijalani dengan tidak bekerja  yang kemudian menyalahgunakan kemurahan gereja dan menerima bantuan dari saudara seiman yang bekerja secara biasa. 

1) Paulus mengatakan bahwa orang semacam itu harus didisiplin dengan menjauhkan diri dan jangan bergaul dengan mereka (ay.6 )

2) Paulus menganjurkan bahwa pertolongan harus diberikan kepada mereka yang betul-betul memerlukannya, ia tidak pernah mengajarkan bahwa orang percaya harus memberi uang atau makanan kepada orang sehat yang menolak untuk bekerja tetap.

Terlebih jika kita mendalami Firman Tuhan bagi kita saat ini yang mengatakan “Jika seorang yang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”.

Rasul Paulus mengingatkan jemaat yang ada di Tesalonika bahwa  apapun yang akan terjadi di esok hari tidak akan menyurutkan niat kita untuk bekerja. Walaupun besok Tuhan datang, hari ini tetaplah kita bekerja.

Maka dari itu, Rasul Paulus memperlihatkan tiruan dan contoh bagi mereka walaupun sesungguhnya dia sebagai pekerja yang memberitakan Injil Kristus selayaknya hidup dari pekerjaannya. Paulus tetap berusaha dan berjerih payah siang dan malam untuk kehidupannya, itu dilakukannya untuk menjadi contoh dan tiruan bagi jemaat Tuhan untuk meniru dirinya dalam semangat kerja keras dalam bekerja.

Sebagaimana yang dituliskan oleh Andar Ismail dalam bukunya “Selamat Berkarya” mengatakan di Israel seorang pekerja disebut sebagai “Malakah” asal kata dari “Malakh” yang artinya pesuruh Allah. Yang walaupun mulanya sebutan ini diberikan kepada orang-orang yang bekerja membangun bait Allah, namun kata “malakah” itu menjadi sebutan bagi setiap pekerjaan apapun. Dengan demikian apapun yang menjadi pekerjaan kita itu adalah panggilan Tuhan, bahwa kita adalah hamba Tuhan yang bekerja bagiNya di dunia ini. Maka selayaknya kita kita memiliki semangat kerja yang tinggi sebab hal itu adalah panggilan iman kita. Melalui pekerjaan yang kita lakukan, dari situ jugalah kita mendapatkan berkat penyertaan Tuhan. 

Aplikasi

Dari tiga nats kita hari ada beberapa penekanan yang penting yaitu:

  1. Bekerja dan bekarya adalah kesempatan untuk memulai sesuatu (pekerjaan) yang merupakan  pemberian Tuhan yang harus dimanfaatkan dengan baik.
  2. Orang yang bekerja dengan baik (berkualitas/tidak asal-asalan) adalah orang yang akan menuai hasil yang diberkati Tuhan.
  3. Ketika menerima hasil, pakai dan kelola dengan baik untuk kemulian Tuhan.

Pdt Sri Pinta Ginting-Rg Cileungsi

MINGGU 09 JULI 2023, KHOTBAH KISAH PARA RASUL 12:1-5

Thema :

Tutus Ertoto Kerna Serayan (Tekun mendoakan Pelayan Tuhan)

Invocatio : Kolose 4:3

Bacaan :Masmur 35:14-18

 

I. Pendahuluan

Pelayan Tuhan (Serayan) adalah orang-orang yang terpanggil dan mau di proses serta memberikan dirinya menjadi alat Tuhan atau perpanjangan tangan Tuhan untuk melanjutkan misi Allah di dunia, jika kita sebutkan mereka adalah Pendeta, Vicaris, Detaser, Pertua/ Diaken, Pertua/Diaken Emeritus dan semua yang ikut serta dalam pelayanan memberitakan kabar baik di GBKP. Seperti kita ketahui Pelayan Tuhan adalah manusia biasa yang tidak memiliki kuat kuasa, mereka tidak mampu melakukan pekerjaan yang mulia, jika bukan Kuasa Tuhan, melalui Roh Kudus yang ada padanya, oleh sebab itulah maka disamping mereka yang selalui setia mendokan kita, ketika kita belum bangun di pagi hari, mereka sudah bangun mendoakan kita, kita sudah tidur malam hari, mereka belum tidur mendoakan kita, sudah menjadi kewajiban untuk kita jemaat mengingat dan mendoakan mereka, karena mereka juga manusia yang perlu didukung dalam doa, dan seperti kita ketahui doa adalah salah satu cara untuk kita bisa bercerita dan menguatkan orang lain serta bukti nyata kita mengasihi mereka, sehingga kita membawa mereka dalam doa kita.   

II. Isi

Kis 12:1-5menekankan bahwa pengikut Kristus mengalami penderitaan, kita ketahui bahwa raja Herodes yang menjadi raja atas berbagai wilayah di Palestina, dibesarkan di Roma dan bersahabat dengan Gayus, yang mengikuti kaisar Tiberius. orang Yahudi menerima Herodes sebagai pemimpin karena neneknya yaitu Mariamne seorang Hasmonea/Makabe (Patriot Yahudi), mereka Yudaiseme yang ketat, ada angapan karena alasan Politik.

Herodes mulai bertindak keras terhadap pengikut Kristus untuk mendapat dukungan dari orang Yahudi, karena orang Yahudi tidak suka dengan keberadaan pengikut Kristus, ada pun tindakan Herodes pada saat itu ialah; kebaktian di jemaat tidak diperbolehkan, selalu dikejar-kejar hingga akhirnya ia menyuruh membunuh Yakobus saudara Yohanes dengan pedang karena dialah yang mempimpin jemaat mula-mula, Herodes beranggapan bahwa mereka sebagai ancaman dalam kepemerintahannya dan ternyata orang-orang Yahudi sangat menyukai tindakan Herodes tersebut, karena mereka menganggap bahwa ajaran Jesus menumbuhkan sekte yang sesat karena berbeda dengan agama Yahudi,sehingga ia merancangkan lagi untuk menghukum Petrus, dengan perintah Herodes maka Petrus ditangkap.

Waktu penangkapan Petrus ketepatan pada saat hari raya roti tidak beragi ini mengacu pada hari raya Paskah yang mana mereka merayakan pembebesan dari perbudakan Mesir. maka Petrus di penjarakan terlebih dahulu sebelum di adili dan di jatuhi hukuman mati di depan orang banyak.

Herodes sangat teliti dan berhati-hati sehingga ia membuat penjagaan yang sangat ketat terhadap Petrus. Ia membuat penjagaan ada 4 regu, yang berarti empat regu penjaga, atau enam belas orang, ditambah lagi Petrus tidur diantara dua orang prajurit, dan ia terbelenggu dengan dua rantai, dan Prajurit-prajurit selalu berkawal dimuka pintu. ini mengacu kepada tingkat kekwatiran Herodes akan kemungkinan Petrus melarikan diri.

 Ayat 5 menekankan ada tindakan jemaat yang membuhkan hasil yang begitu hebat, tindakan jemaat itu adalah “tekun mendoakan Petrus kepada Allah” jemaat sadar ketika mereka sudah tidak punya kekuatan bahkan tak satupun yang dapat membela masalahnya, mereka dengan tekun (bersungguh-sungguh, kekeh, berusaha, tulus, rajin, tidak mudah meyerah) untuk memintak ke pada Allah untuk membela perkara mereka dan memberikan kuasa kepada Petrus. Buah dari doa yang mereka hanturkan untuk membela Pelayan mereka, membuahkan hasil karena jika kita berdoa dengan tekun dan penuh kepercayaan maka kita akan menerimanya (Mat.21:22). buah dari ketekunan mereka yaitu Petrus terlepas dari penjara dengan pertololongan Tuhan melalui malaikatNya. (7-11).

Bacaan Masmur 35:14-18 adalah doa yang dihanturkan oleh Pemazmur untuk meminta pertolongan kepada Tuhan karena situasi yang begitu berat yang menyakitkan dirinya secara pribadi, orang-orang sekitar pelayanannya, mereka berbuat jahat, dan kejahatan itu sudah menjadi makanan sehari-hari, mereka membalaskan kebaikan dengan kejahatan. Tetapi karena Daud paham bahwa dalam situasi begitupun Allah tetap turut bekerja dalam pelayanannya maka ia mampu untuk berdamai dengan dirinya dan mau berdamai dengan musuhnya, sehingga ia mampu mendokan mereka semua (14) yang dilakukan Daud adalah penyerahan diri, ketika ia tidak mampu menjangkau dan mengarahkan mereka ke arah yang lebih baik dengan segala usaha yang ia lakukan, maka ia sadar yang lebih berkuasa yaitu Tuhan, biar Tuhan yang bekerja atas segala tingkah laku mereka, dan Daud lihat bahwa tindakan Allah lebih besar dari pada tindakan musuh-musuhnya. Sehingga dengan keyakinan yang teguh (18) Daud menyanyikan syukur serta memuji-muji kepada Allah di tengah-tengah rakyat yang besar. Boleh kita lihat pelayan yang tangguh adalah pelayan yang mampu mendokan seluruh yang dipimpinnya sekalipun ia merasa kecewa dan menyakitkan perasaannya sendiri.

Invocatio, Kolose 4:3 Paulus sangat menekankan kepada jemaat untuk selalu berdoa, apapun keadaan doa jangan pernah ditinggalkan dalam kehidupan. Paulus yang sedang ada dalam penjara dikarenakan memberitakan kabar sukacita, tidak pernah berhenti bersukacita walau dalam kondisi dan situasi apapun dia, bahkan ketika dia ada dalam ketertindasan ia masih mampu untuk memberikan nasihat dalam bentuk tulisan. Nyatalah penekanan pesan Paulus kepada Seluruh Jemaat agar jemaat mendoakan Paulus karena itu adalah penambah semangat dan kekuatan untuk melanjutkan misi Allah didunia ini.

  III. Aplikasi

Minggu notoken serayan adalah minggu yang mengingatkan kepada kita bahwa serayan Tuhan juga adalah manusia biasa yang sangat butuh dukungan dari jemaat terlebih dukungan doa, kita ketahui seperti yang dikatakan Bapa Gereja kita Martin Luther “Doa adalah nafas bagi orang percaya” yang artinya doa menjadi kehidupan bagi orang percaya, yang melaluinya kita berelasi dan memenuhi kebutuhan akan Allah sumber kehidupan kita. Yang bisa disederhanakan sebenarnya jika kita berhenti berdoa sama saja kita sudah mati hubungan dengan Allah pencipta kita tersebut, sehingga dari pengertian ini hendaklah kita sebagai umat yang percaya boleh dan mampu saling mendokan, terlebih diminggu kali ini, jemaat diajak untuk mendoakan serayan kita. Karena dengan kita mendoakan orang lain sama halnya kita juga mengutkan diri kita di dalam doa kita tersebut.

Bahan khotbah kita sangat menekankan kepada kita doa itu siapa saja boleh menghanturkannya, dan ketika doa itu dihanturkan dengan tulus dan keyakinan yang bulat maka doa itu akan berkuasa, seperti yang kita lihat ketika jemaat berdoa untuk keadaan yang sedang dihadapi oleh Petrus maka nyata muzijat itu terjadi untuk membebaskan Petrus yang adalah serayan Tuhan.

Begitu juga dengan bacaan kita khusus kita sebagai pelayan Tuhan, diingatkan melalui Daud seberapa berat tantangan kita dalam wilayah pelayanan kita, jangan pernah ragukan kuasa Tuhan, karena ia selalu ada beserta dengan kita (1 Kor. 10:13) dan jika kita sudah memahami prinsip tersebut maka kita akan mampu berdamai dengan keadaan apapun di konteks pelayanan kita masing-masing, lebih mampu menjadi pendoa bagi seluruh jemaat kita dan mampu menunjukan kasih Kristus itu sekalipun kita mengalami ketertindasan dalam segala hal. Dan yang harus kita renungka dalam pelayanan kita, yang kita kerjakan bukan untuk kita, sehingga tidak ada kata sakit hati atau jenuh ketika yang kita lakukan belum maksimal, atau mungkin belum tercapai, karena yang kita lakukan untuk Tuhan, tugas kita mengerjakannya semaksimal mungkin selebihnya biar Tuhan yang bekerja.

Sebagai serayan Tuhan jangan pernah malu untuk meminta didoakan jemaat karena jemaat adalah orang-orang yang memberikan semangat yang luar biasa kepada kita, sama dengan Paulus yang selalu rindu didoakan jemaat agar dia mampu melakukan misi Allah di dunia ini, sama halnya juga dengan kita, kita tidak mampu melakukan apapun jika tidak ada kesatuan hati dalam persekutuan kita melalui doa.

Sehingga tema kita yang menekankan kepada kita untuk tekun berdoa untuk pelayan Tuhan adalah sebagai kewajiban kita sebagai orang Kristen karena itulah buah dari iman orang percaya saling mendoakan satu dengan yang lainnya. Arti kata tekun, tidak main-main yang menekankan adanya keseriusan dan bukan hanya sekali saja, atau bahkan karena paksaan. Berdoa yang dimaksutkan kali ini adalah mendokan secara rutin, iklas dan penuh dengan pengharapan, sehingga melalui itu semua pelayanan boleh berjalan dengan baik.

Selamat menjadi pendoa bagi kita semua, doa salah satu dukungan kita kepada serayan Tuhan. Soli Deo Gloria .

Vic Steven Brahmana

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD