• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 19 MEI 2024, 1 KORINTUS 12:1-11

INVOCATIO :

Yesaya 11:2

BACAAN :

1 Samuel 16: 14-23

KOTBAH :

1 Korintus 12: 1-11

TEMA :

Pemere Kesah Si Badia (Karunia Roh Kudus)

 

I. Pengantar

Pentakosta adalah hari raya Kristiani yang memperingati peristiwa dicurahkannya Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem. Pada hari Pentakosta Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sesudah kenaikannya ke surga. Arti dan makna Pentakosta juga mengilustrasikan penerimaan Injil Yesus oleh semua orang, tanpa memandang perbedaan budaya, bahasa, atau latar belakang sosial. Pentakosta menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam Kristus. Pentakosta juga menandai permulaan gereja Kristen, karena setelah turunnya Roh Kudus, para pengikut Yesus menjadi berani dan termotivasi untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar mereka. Murid-murid Yesus berhasil mempertobatkan tiga ribu jiwa pada hari tersebut dan hal inilah yang disebut dengan lahirnya gereja mula-mula.

II. ISI

a.Bahan Khotbah

Tuhan memberikan karunia kepada umat-Nya untuk membangun satu sama lain dalam iman. Karunia rohani membantu membangun kasih dan kesatuan dalam gereja ketika setiap orang menggunakan apa yang mereka terima untuk kebaikan satu sama lain. Kepada jemaat Korintus pun Tuhan memberikan kekayaan karunia rohani. Tuhan memperlengkapi mereka dalam pelayanan melalui karunia-karunia yang mereka miliki. Semua itu mereka dapatkan secara cuma-cuma dan diberikan menurut kedaulatan Roh Kudus. Paulus mengingatkan bahwa keberadaan karunia-karunia itu bukanlah kepemilikan. Kemampuan memiliki karunia itu bukan bersumber dari kehebatan pribadi mereka karena itu setiap orang percaya harus bergantung terus menerus kepada Roh Kudus yang mengaruniakannya. Manusia hanya sebagai alat ditangan Tuhan yang dipakai sebagai sarana untuk melayani jemaat Tuhan dengan karunia yang dianugrahkan.

Keragaman karunia yang seharusnya dipakai untuk melayani dan mempersatuakn ternyata telah disalah gunakan oleh jemaat Korintus sebagai sumber konflik, sumber kesombongan dan sarana merendahkan orang lain. Jemaat Korintus berjuang untuk menonjolkan diri satu sama lain dan bersaing berdasarkan seberapa berbakatnya mereka melalui karunia yang mereka miliki.

Melalui bahan kotbah kita ini Paulus mengingatkan keadaan mereka, sebelum mereka dipulihkan. Pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. Ketika keadaan mereka masih seperti itu, mereka tidak dapat mengingini untuk menjadi manusia rohani, atau untuk memiliki karunia rohani. Ketika mereka masih dikuasai oleh roh yang tidak mengenal Allah, mereka tidak dapat dipengaruhi oleh Roh Kristus. Jika mereka mengerti benar bagaimana keadaan mereka sebelumnya, maka mau tidak mau mereka akan tahu bahwa semua karunia rohani yang sejati berasal dari Allah.

Paulus menunjukkan kepada mereka bagaimana supaya mereka dapat membedakan karunia-karunia yang berasal dari Roh Allah, yaitu karunia rohani yang sejati. Tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” Inilah yang dilakukan baik oleh orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Mereka menghujat Dia sebagai seorang penipu, menyangkal nama-Nya, dan memandang hina nama-Nya. Namun, banyak orang Yahudi para pelaku sihir dan tenung mau juga berkeliling dan pura-pura melakukan perbuatan ajaib dengan Roh Allah, dan banyak orang bukan Yahudi yang berpura-pura mendapat pewahyuan. Sekarang, Rasul Paulus memberi tahu mereka bahwa tidak seorang pun yang menyangkal atau menghujat Kristus dapat bertindak menggunakan kuasa dari Roh Allah. Ini karena Roh Allah selalu bersaksi tentang Kristus, baik melalui nubuatan, mujizat, kebangkitan-Nya dari maut, maupun ajaran-Nya yang diterima orang banyak, dan pengaruh-Nya terhadap mereka. Roh Allah tidak akan pernah dapat bertentangan dengan diri-Nya sendiri sampai menyatakan diri-Nya terkutuk. Di sisi lain, tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan” , selain oleh Roh Kudus. Mengakui kebenaran ini di hadapan orang lain, mempertahankannya sampai mati, dan hidup di bawah kuasa kebenaran itu, merupakan hal yang tidak dapat dilakukan jika tidak dikuduskan oleh Roh Kudus. Tidak ada orang yang dapat menyebut Kristus Tuhan, dengan sikap tunduk penuh kepercayaan pada-Nya serta bergantung kepada-Nya, kecuali iman itu dikerjakan oleh Roh Kudus. Tidak seorang pun dapat mengakui kebenaran ini pada masa pencobaan, kecuali Roh Kudus menggerakkan dan memberikan dorongan kepadanya. Kita bergantung pada pekerjaan dan kuasa Roh Kudus agar kita dikuduskan dan menjadi tekun, seperti halnya kita membutuhkan perantaraan Kristus supaya kita diperdamaikan dengan Allah dan diterima oleh-Nya. Tidak ada seorang pun dapat meneguhkan kebenaran ini dengan mujizat, kecuali oleh Roh Kudus. Pada intinya, yang dikatakan dan ditegaskan oleh Rasul Paulus di sini adalah, betapapun orang yang memusuhi Kekristenan berpura-pura mendapatkan pewahyuan atau mengadakan mujizat, itu tidak mungkin berasal dari Roh Allah. Tidak ada orang yang bisa mempercayai dengan hatinya, atau membuktikan melalui mujizat bahwa Yesus adalah Kristus, selain oleh Roh Kudus. Dengan begitu pekerjaan dan kuasa dahsyat yang terjadi di antara mereka memang semuanya berasal dari Roh Kudus.

Paulus menegaskan bahwa karunia-karunia rohani, meskipun berasal dari Roh yang sama, berbeda-beda jenisnya. Semuanya memiliki satu Pencipta dan sumber yang sama, tetapi beraneka ragam bentuknya. Seorang pemberi yang sama dapat menganugerahkan bermacam-macam karunia. Ada rupa-rupa karunia, seperti pewahyuan, bahasa lidah, nubuatan, atau menafsirkan bahasa lidah, tetapi satu Roh. Ada berbagai-bagai pelayanan, berbagai orang untuk melaksanakannya, dan berbagai ketetapan serta peraturan yang berbeda, tetapi satu Tuhan yang menetapkan semuanya. Ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Ada rupa-rupa karunia, pelayanan, dan perbuatan ajaib, tetapi semua berasal dari satu Allah, satu Tuhan, dan satu Roh, yaitu dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus, sumber dan asal mula dari semua berkat dan warisan rohani. Semua dikeluarkan dari mata air yang sama, dan semua memiliki pencipta yang sama. Meskipun semua karunia ini berlain-lainan, dalam hal ini mereka memiliki kesamaan, yaitu semua berasal dari Allah.

Paulus juga menegaskan bahawa kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Artinya adalah tidak ada orang Kristen yang tidak memiliki karunia sehingga tidak dibutuhkan dalam gereja. Sebaliknya, tidak ada orang Kristen yang memiliki semua karunia sehingga dia tidak membutuhkan orang lain. Ini menunjukkan bahwa Tuhan menginginkan semua orang Kristen mengambil baian untuk melayaniNya, sehingga Tuhan memperlengkapi mereka dengan karunia yang berbeda-beda untuk saling melengkapi yaitu karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, karunia berkata-kata dengan pengetahuan, karunia menyembuhkan, karunia mengadakan mujizat, karunia untuk bernubuat, karunia untuk membedakan macam-macam roh, karunia untuk berkata-kata dengan bahasa Roh, karunia untuk menafsirkan Bahasa Roh. Tetapi semuanya itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendakiNya. Karunia diberikan sesuai dengan kehendak yang berdaulat dari sang Pemberinya. Karunia tidak diberikan sesuai dengan kehendak manusia, atau seperti yang dianggap pantas oleh manusia, tetapi sesuai keinginan Roh. Namun meskipun Dia membagikan karunia-karunia ini secara bebas dan tidak dikendalikan oleh siapapun, semua itu direncanakan oleh-Nya, untuk keuntungan bersama, untuk membangun tubuh, yaitu jemaat.

b. Bacaan

Roh Tuhan telah mundur daripada Saul. Oleh karena Saul telah meninggalkan Allah dan tanggung jawabnya kepada-Nya. Saul kehilangan seluruh sifat baik di dalam dirinya. Inilah akibat dari perbuatannya yang menolak Allah. Akibat dari perbuatan Saul ini ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada Tuhan.  Iblis, atas seizin Allah, mengganggu Saul. Roh Tuhan berkuasa atas Daud, dan ia dikenal dan diakui sebagai orang yang disertai Tuhan. Daud menjadi tabib bagi Saul, dan dengan cara ini, ia dibawa ke dalam istana, sebagai tabib yang membantu Saul ketika tidak ada seorang pun yang dapat menolongnya. Dan ia dibawa masuk ke lingkup kerajaan tanpa ada rancangan dari dirinya sendiri. Saul masih menjadi raja secara de facto, tetapi Daud yang diurapi telah muncul, dia memiliki berbagai macam karunia yang diberikan Tuhan, dan bahkan dikasihi Saul.

III. APLIKASI

  1. Ada kisah tentang sepasang suami istri yang baru menikah. Keduanya giat melayani Tuhan di gereja. Suami sebagai pelatih paduan suara yang handal, sedangkan istri sebagai salah satu andalan anggota paduan suara. Namun setelah beberapa lama membangun rumah tangga ternyata, pasangan ini selalu terlibat cekcok hebat. Sampai suatu ketika sang istri pun meninggalkan pelayanan. Persoalannya, suami sebagai orang yang ahli musik selalu mengkritik suara dan tehnik bernyanyi sang istri yang tak pernah pas di telinganya. Dan ternyata rumah tangga ini tak berumur panjang, karena suami mendadak meninggal dunia. Akhirnya ia pun hidup menjanda sambil membesarkan anak semata wayang. Sampai suatu saat Tuhan mempertemukannya dengan seorang pria yang sangat mencintainya, yang akhirnya melamar dan menikahinya. Jika suami terdahulu seorang ahli musik, kali ini  hanya sebagai seorang tukang bengkel sepeda motor. Meskipun demikian, ternyata hidup mereka sangat berbahagia. Dan yang sangat indah sang  suami, alias si tukang bengkel ternyata sangat senang mendengar suara nyanyian sang istri. Rasa capek bekerja seharian serasa hilang begitu mendengar nyanyian sang istri. Itulah yang selalu mewarnai dan menjadi keceriaan dalam rumah tangga itu. Sang suami selalu merindukan, memuji dan mendorong sang istri untuk bernyanyi dan mengembangkan bakatnya. Sampai akhirnya sang istri kemudian kembali melayani Tuhan lagi melalui suaranya merdu. Dan akhirnya ia pun menjadi seorang penyanyi yang terkenal. Hebatnya dari kisah ini adalah, sang istri bisa kembali melayani Tuhan dan menjadi penyanyi terkenal bukan ketika suami seorang ahli musik, tetapi justru ketika bersuamikan seorang tukang bengkel.

Kisah di atas sebenarnya menggambarkan bagaimana keadaan jemaat di Korintus yang merasa hebat dengan karunianya masing-masing. Sehingga menganggap karunianyalah yang paling utama, akhirnya mengkritik, mengecilkan dan membungkam karunia-karunia yang lain. Jika hal demikian terus-menerus terjadi, dampaknya jemaat malah akan terpecah belah. Padahal tujuan utama karunia diberikan oleh Allah supaya untuk membangun, menjadi berkat yang memuliakan nama Tuhan. Itu sebabnya Rasul Paulus mengingatkan jemaat bagaimana memaknai dan memanfaatkan karunia dengan baik. Sebab Allah memperlengkapi umatNya dengan karuniaNya untuk menyatakan karyaNya.

  1. Dasar menggunakan karunia adalah kasih. “... Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku mempunyai iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna ...  Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu; Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong ...” (1 Kor 13 : 2, 4).
  2. Tujuan Allah memberi karunia adalah supaya jemaat saling membangun dan memperlengkapi sebagai anggota tubuh Kristus, sehingga Allah saja yang dipermuliakan. Sebab pada dasarnya Dialah yang berkarya melalui kita
  3. Kedudukan karunia sama di mata Tuhan, walaupun ada berbagai macam karunia, namun semua berguna dan penting, karena memiliki fungsinya sendiri. Paulus mengibaratkan seperti anggota-anggota tubuh kita. Yang walaupun berbeda-beda namun harus bekerja sama, bersatu secara harmonis supaya menjadi baik dan mencapai tujuan

MINGGU 12 MEI 2024, KHOTBAH MAZMUR 31:1-5 (MINGGU EKSAUDI)

Invocatio :

Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.”(Pilipi 3:16)

Ogen :

 Kisah Para Rasul 1:1-5 (Tunggal)

Khotbah :

Mazmur 31:1-5  (Responsoria)

Tema  :

Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan ( Permohonan atas Perlindungan Tuhan)

 

Pendahuluan :

Minggu ini kita memasuki Minggu Exaudi. Exaudi berasal dari bahasa Latin, seperti yang tertulis dalam Mazmur 27:7 (Bhs. Latin: Exaudi, Domine, vocem meam, qua clamavi ad te),  yang artinya: Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Tema sentral yang disuarakan pada Minggu Exaudi ini adalah doa permohonan atas pertolongan Allah. Sama seperti Daud yang menyerukan permohonannya agar Allah menolongnya dalam menghadapi pergumulan, demikianlah umat percaya hendaknya berseru memohon pertolongan Tuhan dalam menghadapi segala persoalan hidup dan pergumulan di dunia ini.

PENJELASAN TEKS

Teks Khotbah : Mazmur 31:1-5

Ketika menulis Mazmur 31 ini kemungkinan besar Daud sedang dikejar-kejar oleh Saul yang berniat membunuhnya. Sehingga Daud harus melarikan diri, menjadi “buronan”dan tinggal di Padang gurun di tempat persembunyian. Ia tinggal di pegunungan di Padang gurun Zif. Dan selama waktu itu Saul mencari dia, tetapi Allah tidak menyerahkan dia ke dalam tangannya.
Daud takut, karena Saul telah mengerahkan kekuatan & kuasanya untuk mencabut nyawanya (1 Samuel 23:14-15). Kondisi Daud waktu itu dalam bahaya dan nyawanya terancam, tidak mudah baginya untuk dapat melindungi dan menyelamatkan dirinya, karena Saul adalah raja yang sangat berkuasa pada waktu itu, yang mengerahkan segala upaya untuk mengejar dan menangkapnya. Tidak ada tempat perlindungan yang aman baginya, kecuali hanya dalam perlindungan Tuhan. Karena itu Daud berdoa, memohon dengan sungguh kepada Tuhan, sambil memuji dan menyembah.

Ayat 1-3 : Iman Daud tampak saat dia meyakini TUHAN sebagai "gunung batu" tempat perlindungan, "kubu pertahanan" yang menyelamatkannya. Daud sangat yakin mendapat perlindungan di dalam Tuhan. Berdasarkan keyakinan inilah dia berseru untuk mendapatkan kelepasan dan merasakan keamanan dalam perlindungan Tuhan. Daud yakin bahwa Tuhan akan bertindak sebagai Hakim yang adil, yang mengetahui bahwa ia tidak bersalah terhadap para musuhnya, karena itu ia berseru dan percaya Tuhan akan melindungi, sehingga Daud tidak akan mendapatkan celaka dan malu.

Ayat 4-5 : Pemazmur yakin Tuhan akan menuntun dan membimbingnya, serta melepaskannya dari rencana jahat para musuhnya. Ini nampak dari ungkapan pemazmur : “Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku…mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku.”
Sekalipun Daud dalam pergumulan yang berat & nyawa yang terancam, tapi tetap yakin akan perlindungan Tuhan, dia tidak putus asa, atau mencari pertolongan di luar Tuhan, tapi tetap mengandalkan Tuhan. Dia memohon TUHAN menuntun dan membimbingnya (31:4b), menyatakan bahwa TUHAN-lah Pemilik hidupnya (31:6, 16), serta meyakini TUHAN setia dan mendengar doanya (31:22-23). Pesannya : Ini jugalah yang harus menjadi keyakinan kita, saat kita menghadapi pergumulan seberat apapun, berseru & berharaplah pada Tuhan, yakinlah Tuhan akan menuntun  dan melepaskan kita keluar dari setiap persoalan hidup kita. Seperti Daud, yang sungguh memiliki pengenalan akan Allah; dan itulah yang membangkitkan iman-nya. Jadi, pesan pentingnya di sini adalah : bukan pada persoalan apakah kita punya iman yang besar atau kecil, melainkan apakah kita memiliki pengenalan yang benar akan Allah. Sebab iman lahir dari pengenalan yang mendalam akan TUHAN. Seperti Daud, kita pun harus berdoa dengan pengenalan yang benar akan Allah. Pengenalan akan Allah sangat menentukan cara kita menghadapi pergumulan & melihat karya TUHAN dalam berbagai situasi hidup kita. 

Ogen : Kisah Para Rasul 1:1-5 :

Kisah Para Rasul adalah kitab kedua yang ditulis oleh tabib Lukas untuk Teofilus yang merupakan tokoh terkemuka berkebangsaan Romawi sehingga ia menyebutnya yang mulia (Luk. 1:1-4).

Ay. 1-3: Keterangan awal ini memberikan petunjuk ringkas tentang Injil Lukas (kitab pertama) yang ditulis oleh Lukas tentang segala sesuatu yang diajarkan dan dikerjakan oleh Yesus selama Dia hidup sampai ketika Ia terangkat ke Surga. Lukas memberikan penjelasan lanjutan dan kesaksiannya yang bertujuan untuk menuntun dan menguatkan Teofilus, juga kepada semua orang percaya, bahwa Kristus sungguh-sungguh bangkit dan hidup, dan ini dibuktikan oleh banyak tanda, termasuk oleh Yesus sendiri yang selama empat puluh hari menampakkan diriNya berulang-ulang sambil menyampaikan tentang Kerajaan Allah.

Ay 4-5 : Yesus memerintahkan  murid-murid-Nya untuk tidak meninggalkan Yerusalem, tapi menantikan janji akan kedatangan Roh Kudus, dan baru setelah itu mereka berpencar untuk memberitakan Injil. Sekalipun menunggu adalah pekerjaan yang “membosankan” tapi para rasul patuh dan taat atas apa yang diperintahkan Yesus, tetap diam dan tinggal di Yerusalem sampai kedatangan Roh Kudus. Ketaatan adalah sesuatu yang penting bagi setiap orang yang memberitakan Injil. Bagaimana kita bisa menyuruh orang menerima Dia sebagai Tuhan, jika kita sendiri tidak taat ? Jadi jelas bahwa seorang pemberita Injil harus belajar mentaati Tuhan. Mengapa para Rasul harus menunggu janji Tuhan akan kedatangan Roh Kudus ? Sebab Roh Kuduslah yang akan menjadi kekuatan & memperlengkapi para Rasul dalam memberitakan Injil Kristus. Keberhasilan dalam Pemberitaan Injil sepenuhnya tergantung pada kuasa dan pertolongan Roh Kudus, bukan pada kemampuan para rasul.

Invocatio : Filipi 3:16

Pada bagian teks invocatio ini, Paulus memberi semangat kepada jemaat di Filipi agar tetap setia dan  teguh dalam iman mereka kepada Yesus Kristus, karena ditengah Iman yang sudah terperlihara dalam kehidupan jemaat Filipi, Paulus mendengar bahwa ada para penyesat yang memberi pengajaran dan pemahaman yang menyesatkan, yang dapat menyebabkan perpecahan jemaat dan juga melemahkan Iman jemaat kepada Kristus. Oleh karena itulah Paulus menegaskan kembali kepada jemaat Filipi agar tetap teguh dan kuat, meneladani Paulus dan tetap pada pemahaman iman yang benar seperti yang telah diajarkannya, serta fokus pada panggilan sorgawi dari Allah didalam Kristus Yesus. 

Aplikasi/Kesimpulan

Melalui ketiga bagian Firman Tuhan di Minggu Eksaudi ini kita menemukan beberapa point penting yang menjadi perenungan kita bersama, yaitu :

1. Jadikan Tuhan tempat kita berseru dan berlindung, yakinlah bahwa kita akan aman dalam perlindunganNya.

Mari meneladani Daud, yang sekalipun dalam pergumulan yang berat & nyawa yang terancam,  tapi tetap yakin akan perlindungan Tuhan, dia tidak putus asa, atau mencari pertolongan di luar Tuhan, tapi tetap mengandalkan Tuhan. Daud menjadikan Tuhan sebagai tempatnya berseru memohon perlindungan, TUHAN yang sanggup menuntun dan membimbingnya (31:4b), percaya bahwa TUHAN-lah Pemilik hidupnya (31:6, 16), serta meyakini TUHAN setia dan mendengar doanya (31:22-23). Demikian halnya dengan kita, bila tengah menghadapi pergumulan jangan mencari pertolongan yang lain terlebih dahulu (teman, deking atau kuasa lain di luar Tuhan) tapi jadikan Tuhan sebagai tempat yang pertama dan utama bagi kita berseru dan memohon pertolongan. Terlebih hari-hari ini, di saat semakin beratnya beban hidup dan tekanan persoalan, yang mengakibatkan banyak orang yang mengalami depresi, putus asa, kehilangan pengharapan dan mencari jalan pintas dengan cara mengakhiri hidup. Terkini, kasus bunuh diri keluarga dilaporkan terjadi di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).

Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang 1 Januari-15 Maret 2024, sementara menurut Kompas.id sekitar 869,10 persen kasus bunuh diri di Indonesia tidak terlaporkan karena masih dianggap aib secara sosial dan budaya.

Di tengah beragam persoalan hidup yang menunjukkan tingginya keputus-asaan, bangkitkan iman dan pengharapan kita. Mari miliki keyakinan seperti Daud, ketika menghadapi pergumulan seberat apapun, datang, berseru & berharaplah kepada Tuhan, yakinlah Tuhan sanggup menolong kita bahkan melebihi apa yang sanggup kita pikirkan dan kita doakan.

 2. Pengenalan akan Allah sangat menentukan cara kita menghadapi pergumulan serta tetap taat dalam berbagai situasi hidup. 

Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan kita sebagai orang percaya akan mulus, tanpa pergumulan dan masalah. Orang yang “beriman” dan “yang tidak beriman” selama menjalani kehidupan di dunia ini, sama-sama akan menghadapi pergumulan hidup. Akan tetapi yang membedakan orang percaya dengan yang tidak, adalah bagaimana sikap dan cara kita menghadapi pergumulan tersebut. Pengenalan akan Allah menentukan mutu kehidupan seseorang. Semakin mengenal Allah, maka semakin tinggi kualitas hidup seseorang, yang memampukannya tetap yakin akan kuasa Tuhan  serta tetap taat, sekalipun dalam situasi sulit. Ketiga tokoh dalam teks Khotbah, Ogen dan Invocatio kita, Daud, murid-murid dan juga Paulus, adalah orang-orang yang memiliki pengenalan yang mendalam akan Tuhan sehingga tetap yakin, patuh dan taat, sekalipun menghadapi situasi sukar. Jangan pernah mundur dalam iman, ketaatan dan pelayanan hanya karena tantangan dan pergumulan hidup karena Tuhan sumber pertolongan dan perlindungan kita. Ketika kita terus bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Tuhan, kita akan kuat dan tidak gampang menyerah, juga tidak akan mudah disesatkan oleh pengajaran-pengajaran yang menyesatkan. Tetap teguh dan Setia dalam Iman kepada Kristus sekalipun ada banyak tantangan. Sebab siapa yang tetap setia dan taat menjalankan perintah dan firman-Nya bahkan tetap setia di jalan Tuhan dalam menghadapi penyesat mereka akan memperoleh hadiah sorgawi dari Allah didalam Kristus Yesus (bdk. Invocatio)

3. Ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan memampukan kita menjadi alat-Nya yang diperlengkapi olehNya

Melalui para Rasul kita juga belajar tentang kepatuhan dan ketaatan akan perintah Tuhan, ketika diperintahkan untuk menunggu janji Tuhan akan kedatangan Roh Kudus dan tetap tinggal di Yerusalem. Kalau kita melihat catatan Kisah Para Rasul 1:14, setelah murid-murid menyaksikan Yesus terangkat ke sorga, maka kembalilah mereka ke Yerusalem, dan naiklah mereka ke ruang atas. Mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama. Kita melihat di sini murid-murid terus bertekun dalam doa, sampai turunnya Roh Kudus.Sekalipun para rasul adalah manusia biasa yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan.Tetapi dalam ketaatannya, Tuhan memperlengkapi mereka sehingga mereka bisa menjadi alat Tuhan yang luar biasa dalam Pemberitaan Injil.

Pdt. Jenny Eva Karosekali-GBKP Rg. Harapan Indah

KAMIS 09 MEI 2024, KHOTBAH IBRANI 8:1-6 (PERINGATAN KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA)

Invocatio :

Mrk 16:19. Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah

Ogen :

Kejadian 25 : 22 – 24 (t)

Khotbah :

Ibrani 8 : 1 – 6 (t)

Tema :

Jesus Kap Imam Si Mbelinta (Yesus Imam Besar Kita)

 

1. Sebelum Zaman Yesus, Allah dipahami sebagai sosok yang asing, jauh dan hanya dapat didekati oleh beberapa orang yaitu imam Besar/agung yang dilakukan hanya sekali dalam satu tahun pada ibadah hari penebusan dosa, dimana Allah berkenan hadir. Pada kesempatan itu pun, Imam agung tidak boleh berlama-lama, tinggal di dalam ruang Maha kudus karena dia bisa mati. Bagi orang Yahudi amatlah berbahaya untuk datang terlalu dekat pada Allah (33:20- Engkau tidak akan tahan memandang wajahKu, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup. Lht.Kej.32:20). Dalam realita manusia selalu mencari Allah, ia akan selalu gelisah sampai ia dapat beristirahat di dalam Tuhan tetapi dosanya menjadi penghalang antara dia dan Allah, sehingga manusia semakin terasing dengan Allah. Untuk memungkinkan pendekatan dengan Allah dibutuhkan ketaatan kepada hukum Allah, tapi manusia juga sering lalai dengan hukum Allah, maka untuk itu diperlukan imam (pontifex. latin) yang artinya seorang pembuat jembatan, seorang imam, adalah seorang yang membuat jembatan antara manusia dengan Allah dengan memakai sistem korban. Dalam kenyataannya tidak semua usaha oleh imam dan semua korban dapat memperbaiki hubungan dengan Allah.

2. Penulis Ibrani berpendapat bahwa yang diperlukan sekarang adalah imam yang baru yang lain dari imam yang dahulu dan korban yang baru yang berbeda dengan korban-korban terdahulu. Denga kata lain yang diperlukan manusia adalah seorang imam yang sempurna dan sebuah korban yang sempurna.

3. Penulis Ibrani berpendapat, Yesus kristuslah satu-satunya, Imam Besar yang dapat membuka jalan, dan sekaligus sebagai korban yang sempurna. Yesus naik ke sorga seturut dengan penuturaan surat ibrani pasal 8:4 menjadikan Dia menjadi Imam (Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.)

4. Kita mempunyai Imam Besar

Sebutan Imam Besar archiereus, (Yun) ha-kohen ha-gadol (ibr), dalam bahasa Aram kahana rabba, dimulai dari Harun saudara Musa, harun adalah Imam Besar yang pertama yang tugasnya adalah:

  • Menanyakan kehendak Allah melalui urim dan Tumim
  • Sebagai mediator/pengantara anatara Allah dan umat Israel
  • Mempersembahkan korban penghapus dosa dan penghapus salah

Imam Besar yang dimaksudkan penulis Ibrani adalah Imam Besar yang berbeda dengan Imam Besar terdahulu:

  • Yesus adalah Imam Besar yang imamatnya tidak tergantung keturunan
  • Yesus Adalah Imam Besar, yang hidup selama-lamanya
  • Yesus adalah Imam Besar, yang tidak memerlukan persembahan korban untuk dosanya sendiri
  • Yesus adalah Imam besar yang telah mengorbankan diriNya sebagai persembahan korban yang sempurna sekali untuk selama-lamanya.
  • Yesus adalah Imam Besar, yang duduk di sebelah Kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
  • Yesus adalah Imam Besar, yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. 

Imamat seperti inilah yang di miliki oleh Yesus sang Imam Besar kita, Yesus dapat melakukan hal yang tidak dapat dilakukan dan tidak pernah dapat dilakukan oleh imamat yang lama, Yesus dapat membawa kita datang kepada Allah (yoh 14:2 “….. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu 14:3 “…. Dan membawa kamu ke tempatKu supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada”) Yesus sebagai Imam Besar kita adalah sebuah kebenaran agung yang mendewasakan kita di dalam iman dan menarik kita lebih intim lagi kepada Dia. Ketika kita melihat keagungan-Nya dalam jabatan itu, kita akan menjadi lebih kuat berpegang kepada iman kita.

5. Duduk di sebelah Kanan Tahta yang Maha Besar

Kata "kanan" (Ibrani: יָמִין - YAMIN ;Yunani δεξια dexios) dalam penghayatan Yahudi dipakai dalam mengungkapkan kebaikan, kekuatan atau kemuliaan, Kata "kanan" sering digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai simbol kekuasaan/ kekuatan. Maka "Duduk di sebelah kanan" adalah lambang dari kekuasaan Yesus sebagai pemegang otoritas keallahan sejati. Dan ini adalah bukti dari kemuliaan Yesus, tidak ada kemuliaan yang lebih besar dari pada Yesus yang telah naik ke Surga dan dimuliakan.

Hal ini memberi pengertian kepada kita, hal yang paling tinggi yang dapat diberikan oleh dunia, masih mengandung ketidaksempurnaan/tidak pernah mencapai apa yang seharusnya, dalam Yesus ada kesempurnaan/surga. Hanya Yesus yang dapat meminpin kita masuk ke dalam kenyataan yang sepenuhnya memuaskan.

6. Melayani (λειτουργος  leitourgos) ibadah di tempat kudus

Imam Besar terdahulu melayani di kemah yang didirikan oleh manusia, dan pelayanan imam duniawi itu hanyalah gambaran dan bayangan kabur dari pelayanan nyata surgawi yang tidak dapat menuntun manusia masuk dalam kenyataan sejati (Allah), pelayanan Yesus di tempat kudus lah yang mampu menuntun kita masuk kedalam kenyataan sejati (Allah).

7. Ia menjadi Pengantara (μεσιτης mesites)

Kata mesites beasal dari kata mesos yang artinya di tengah-tengah. Seorang mesites adalah seorang yang berdiri di tengah-tengah, di antara dua orang, dan membuat mereka berdua dapat bertemu. Yesus adalah mesites kita yang sempurna Ia berdiri diantara kita dan Allah, membuka jalan untuk perdamaian. Dengan kata lain, Yesus adalah satu-satunya orang yang dapat membawa kita kepada hidup yang sejati.

8. Dalam kita merayakan kenaikan Yesus ke surga menyatakan kepada kita bahwa Yesus sebagai imam besar sangat vital dalam menentukan karya keselamatan. ditengah pergumulan, persoalan, beban dan kelemahan manusiawi, Yesus selaku Imam Besar, yang berempati, peduli menjadi pengantara kita. Dia lah Imam Besar yang mampu menyelamatkan setiap orang percaya dengan sempurna.

Kita boleh menelisik hidup Henohk, yang "bergaul dengan Allah" hidup dengan iman kepada Allah, mempercayai firman dan janji-janji-Nya sungguh-sungguh berusaha hidup saleh dan mengikuti cara-cara Allah dan dengan teguh menentang ketidaksalehan, mengecam dosa dan gaya hidup tidak benar dari mengecam perilaku amoral, angkatannya.  dengan mengingatkan orang akan datangnya hukuman Allah atas perbuatan-perbuatan yang tidak benar.

Orang percaya masa kini harus merenungkan hidup Henokh sebagai teladan, karena kita juga hidup di tengah-tengah angkatan yang jahat dan tidak saleh. Sudahkah kita bergaul dengan Allah, hidup sungguh-sungguh kudus, mengecam dosa dan mengingatkan orang untuk melarikan diri dari murka yang akan datang?

(di sadur dari berbagai Sumber)

Selamat merayakan kenaikan Yesus ke Surga.

Pdt. Maslan Sitepu, M.Th-Runggun Bandung Barat

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD