• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 11 JUNI 2023, KHOTBAH MATIUS 28:16-20

Invocatio :

“Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Ef. 2 : 22).

Bacaan :

Keluaran 19 : 1 – 8 (Tunggal)

Tema :

MELAKUKAN PERINTAH YESUS (Ndalanken Persuruhen Jesus)

 

I. PENDAHULUAN

Orang-orang yang percaya, yang telah ditebus dan diselamatkan oleh Yesus Kristus, tidak boleh berhenti hanya pada keselamatan dirinya namun terpanggil untuk terus melakukan kehendak Allah dan setia bersaksi tentang Injil dan kebaikan Allah dalam kehidupan ini. Anugerah kehidupan dan keselamatan yang telah Allah berikan mengandung dimensi pengutusan. Tuhan memberi kita kehidupan sekaligus mengutus kita untuk menyatakan tanda-tanda kerajaanNya bagi dunia, untuk bekerja dan melayaniNya, memberitakan Injil ke semua bangsa serta menjadikan muridNya.

II. ISI TEKS

Teks khotbah kita ini merupakan kelanjutan dari kisah kebangkitan Yesus, dimana pada bagian akhir kisah kebangkitanNya ada semacam kesimpangsiuran informasi di tengah-tengah masyarakat tentang kebangkitan Kristus, termasuk di tengah-tengah para murid. Pada satu sisi ada berita tentang kebangkitan-Nya yang dibuktikan dengan kubur yang kosong (Mat. 28:1-10), namun pada sisi lain mahkamah agama Yahudi menyebarkan suatu berita yang menyatakan Kristus tidak bangkit, Dia telah dicuri oleh murid-murid-Nya pada malam hari (Mat. 28:11-15). Tentu kita lebih percaya pada berita kebangkitan Kristus sebagai sesuatu yang telah terjadi, sedangkan berita dari mahkamah agama tersebut adalah bohong/palsu. Penulis Injil Matius mengajak pembaca untuk meyakini kebenaran berita tentang Kristus itu, kemudian meneruskan berita tersebut kepada semua bangsa, dengan keyakinan baru bahwa Tuhan Yesus pasti menyertai.

(1)  Yesus meyakinkan para murid akan kuasa-Nya (ay. 17-18)

Keragu-raguan beberapa orang terhadap Yesus sangat dimaklumi (ay. 17), sebab berita palsu yang disebarluaskan oleh mahkamah agama sangat menggoncang iman, bahkan diikuti dengan ancaman para penguasa Yahudi (dan Romawi). Yesus tahu persis situasi ini, sehingga Dia perlu meyakinkan murid-murid-Nya akan kuasa yang dimiliki-Nya (ay. 18); dengan demikian berita tentang kebangkitan-Nya (yang penuh kuasa) adalah benar adanya, dan tidak perlu diragukan lagi. Yesus tidak menolak dan mempertanyakan keraguan mereka, Yesus memilih untuk lebih mendekatkan diri kepada mereka agar mereka melihat Yesus secara pribadi dari dekat. Keraguan manusia tidak boleh menjadi penghalang bagi misi pengutusan. Oleh karena itu sebelum Amanat Agung diberikan, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan para murid. Yesus menyatakan dan menegaskan otoritas dan kuasa yang dimilikiNya, IA memiliki otoritas penuh atas segala sesuatu yang ada di sorga dan di bumi.

(2)  Yesus mengutus pada murid (ay. 19-20a)

Setelah meyakinkan murid-murid akan kuasa-Nya, Yesus kemudian mengutus mereka untuk memberitakan kebenaran Injil itu kepada semua bangsa dan bahkan meminta mereka untuk membaptis semua bangsa dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (ay. 19-20a).

  1. Kata “pergilah” mengandung perintah dan pengutusan, pergi berarti bergerak aktif, tidak pasif atau diam di tempat. Teks ini juga sekaligus memberi penegasan akan universalitas berita Injil Kristus, yaitu kepada semua bangsa, bukan hanya kepada bangsa Israel/Yahudi (sebagaimana selama ini dipahami oleh bangsa Israel/Yahudi). Teks ini mendorong para murid untuk membuka hati, membuka diri terhadap mereka yang selama ini dianggap tidak masuk dalam “wilayah” pemberitaan akan kasih karunia Tuhan. Teks ini meyakinkan para murid untuk tidak ragu-ragu menjangkau mereka yang selama ini tidak terjangkau, sehingga mereka pun beroleh kebenaran dan keselamatan di dalam Kristus Yesus.
  2. Tujuannya adalah untuk menjadikan semua bangsa menjadi Murid Yesus. Menjadi Murid berarti mengakui dan mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, ketaatan untuk mengikut dan melakukan perintahNya, memiliki karakter Yesus Kristus yaitu karakter yang senantiasa mengasihi, setia dan taat meskipun harus menderita dan di tolak.
  3. Membaptis mereka dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Baptis = baptizo = membasuh dengan tujuan menyucikan). Setelah percaya dan menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya, orang itu akan masuk dalam fase baru yaitu baptisan. Baptisan bukan sarana untuk menerima keselamatan, justru setelah orang itu diselamatkan oleh anugerah Allah dan iman kepada Yesus Kristus, maka orang itu mengikrarkan kepercayaannya dihadapan Allah.
  4. Ajarlah mereka melakukan segala yang telah diperintahkan oleh Yesus. Para murid bukan hanya memiliki tugas untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa tetapi juga meneladankan iman dan ketaatan akan Kristus itu kepada semua orang yang diajar.

(3)  Yesus menjanjikan penyertaan-Nya (ay. 20b)

Mengutus seseorang untuk suatu pekerjaan yang sangat berisiko tentu harus disertai dengan suatu jaminan bahwa yang bersangkutan pasti dilindungi oleh pemilik pekerjaan itu sendiri. Itulah kira-kira yang dilakukan oleh Yesus ketika mengutus murid-murid-Nya memberitakan berita tentang Kristus yang bangkit dan penuh kuasa. Yesus menjanjikan perlindungan kepada mereka dengan perkataan: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (ay. 20b). Apa artinya? Yaitu bahwa Yesus sendiri pasti menyertai murid-murid-Nya; menyertai dalam teks ini berarti Yesus selalu bersama-sama dengan setiap orang yang memberitakan berita kebenaran tentang diri-Nya, Dia pasti melindungi mereka, Dia pasti memberikan pertolongan dan penghiburan atas mereka, Dia pasti memampukan mereka melaksanakan tugas pemberitaan kebenaran itu. Lagi-lagi, Yesus meyakinkan kita semua bahwa kita tidak sekadar yakin akan kebenaran tentang Kristus, tetapi sungguh-sungguh yakin juga akan kebenaran yang kita teruskan atau beritakan itu kepada semua bangsa.

Bacaan kita, Kel. 19 : 1 – 8 menceritakan tentang perjalanan bangsa Israel, yang setelah 430 tahun berada dalam perbudakan Mesir akhirnya dibebaskan oleh Allah. Dalam masa perbudakan berbagai penderitaan, kesengsaraan, penindasan, ketidakadilan terjadi kepada bangsa Israel, dan Allah menyatakan kasih dan kuasaNya dengan membebaskan Israel, menuntun dan membawa mereka ke tanah Kanaan yang adalah tanah perjanjian. Ketika Israel tiba di gunung Sinai, disanalah mereka berkemah. Musa naik menghadap Allah dan Allah menyatakan diriNya dan menyampaikan perintahNya kepada Israel melalui Musa :

  • Allah telah menyatakan kasih dan kuasaNya atas bangsa Israel dan Israel telah melihat perbuatan Allah akan bangsa Mesir. Allah juga telah menyatakan penyertaan dan pemeliharaanNya kepada bangsa Israel. Oleh karena itu Allah menghendaki Israel menjadi bangsa “kesayanganNya” diantara bangsa-bangsa lain, yaitu bangsa yang sungguh-sungguh mendengarkan firmanNya dan tetap berpegang pada perjanjianNya
  • Israel meresponnya dengan mengatakan bahwa segala yang difirmankan Allah akan mereka patuhi dan lakukan dalam sepanjang kehidupan mereka.

 III. APLIKASI

  • Menjadi orang Kristen tidak sekadar mengaku bahwa kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang telah bangkit dan hidup. Menjadi orang Kristen yang percaya pada Kristus berarti yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa kuasa yang sesungguhnya hanya ada di dalam Yesus yang kita percayai itu. Memang, kadang-kadang kita “ragu-ragu” meyakininya, apalagi kalau sepertinya Tuhan tidak berpihak pada kita, namun sikap “ragu-ragu” itu harus menggiring kita pada pencarian dan penerimaan kebenaran bahwa Kristuslah yang berkuasa atas hidup kita. Percayalah sekalipun begitu banyak tantangan hidup yang harus kita jalani (khususnya dalam meberitakan kebenaran Firman Tuhan), Allah tidak akan meninggalkan kita, IA akan senantiasa menyertai, memelihara dan memperlengkapi anak-anakNya.
  • Sebagai orang yang percaya pada kuasa Kristus memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberitakan kebenaran Kristus itu bahkan kepada semua bangsa. Artinya, kita harus menyaksikan Kristus kepada siapa pun, di tempat mana pun, dan di setiap saat. Kita tidak harus membuka Alkitab setiap bertemu dengan setiap orang, sebab yang jauh lebih berpengaruh adalah kesaksian hidup kita terhadap sesama, baik mereka yang selama ini dekat dengan kita, maupun mereka yang “jauh” dari “jangkauan pertemanan” kita masing-masing. Maka, aneh rasanya kalau ada orang tampil atau mengaku sebagai anak-anak Tuhan ketika berada di dalam gereja, namun tampil sebagai “anak-anak yang tidak jelas” ketika “keluyuran” entah ke mana.
  • Orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, berarti yakin akan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya. Penyertaan Tuhan ini memampukan kita untuk tidak ragu-ragu lagi menjalani kehidupan kita dalam kebenaran Kristus, sekaligus menyadarkan kita bahwa Kristus selalu mengamati setiap gerak langkah kita di mana saja dan kapan saja. Kesadaran ini akan menolong kita pada satu sisi untuk tidak ragu-ragu melangkah dalam kebenaran, sekaligus bersikap hati-hati dalam menjalani kehidupan ini, sebab Kristus menyertai dan “mengawasi” perjalanan kita [senantiasa hidup dalam kebenaran dan kekudusan].
  • Misi Gereja adalah misi untuk “pergi” ke seluruh dunia, bukan sibuk mengurus diri sendiri, membangun jemaat ke dalam sehingga lupa akan keadaan sekitar dimana gereja itu hadir. Misi gereja bukan hanya misi ke dalam tetapi juga misi keluar untuk menjadi garam dan terang dunia. Oleh karena itulah GBKP juga bermitra dengan UEM untuk melakukan berbagai pelayanan baik dalam bidang keimanan, sosial, ekonomi, Pendidikan, kemanusiaan, dll.

Pdt. Elba Barus-Runggun Bandung Timur

MINGGU 04 JUNI 2023, KHOTBAH 1 JOHANES 5:6-12

Invocation  :

2 Johanes 1:3

Ogen :

Ayub 36:22-33 (Antiphonal)

Tema :

Kesaksian Yang di Berikan Allah

 

I. PENGANTAR

Minggu ini adalah minggu Trinitatis yang disebut juga sebagai Hari Raya Tritunggal Mahakudus, adalah hari pertama setelah pentakosta setelah kalender liturgi gereja Ritus Barat dan hari minggu pada saat Pentakosta di Ritus Timur. Kata Tritunggal (bahasa inggris: trinity) berasal dari bahasa latin trinitas yang berarti “yang nomor tiga, tiga serangkai”. Kata benda abstrak tersebut terbentuk dari kata sifat trius (tiga masing-masing, rangkap tiga), sebagaimana kata unitas merupakan kata benda abstrak yang terbentuk dari kata unus (satu). Pada dasarnya bagi orang Kristen, Tuhan Yang Maha Esa itu adalah Allah yang menyatakan diriNya sebagai Bapa yang kekal, Yesus Kristus dan Roh Kudus, Ketiga Yang Esa yang disedut Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Ada satu Allah namun tiga Pribadi, ketiga pribadi itu adalah keesaan. Pemahaman yang benar belum sepenuhnya melekat dalam diri orang Kristen, oleh sebab itu gereja masih saja mempunyai tugas dan tanggung jawab memberikan pemahaman yang benar.

II. ISI

Dalam tulisan 1 Yohanes terdapat permasalahan yaitu adanya peperangan melawan bidat. Masksud dari penulis surat ini untuk melawan ajaran sesat yaitu gnostikisme, terutama Dekotisme. Ciri utama ajaraan sesat yang di lawan adalah penyangkalan bahwa Yesus adalah Kristus. Iman orang Kristen yang percaya kepada Kristus luar biasa perkasa dan perkembangannya, tetapi iman itu perlu dilengkapi dengan bukti sorgawi yang dapat dipertanyakan lagi tentang mandat, wewenang dan jabatan Tuhan Yesus. Dia datang bukan sekedar datang ke dunia melainkan melalui dan dengan jalan Ia datang, tampil dan bertindak sebagai juruselamat dunia. Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa kita, untuk memberi kita hidup yang kekal dan membawa kita kepada Allah. Ia datang melalui, atau dengan air dan darah yaitu Yesus Kristus. Tak seorang pun selain Dia. (6).

Air dan darah ini mencakup semua hal yang diperlukan supaya keselamatan kita benar-benar tercapai. Dengan air, jiwa kita dibasuh dan dimurnikan bagi sorga dan tempat kediaman orang-orang kudus di dalam terang. Dengan darah, Allah dimuliakan, hukum-Nya dihormati, dan keluhuran-keluhuran-Nya.Yang telah ditentukan Allah, atau dirancangkanNya, atau diajukan-Nya sebagai jalan pendamaian karena iman dalam darah-Nya, atau pendamaian di dalam atau oleh darahNya melalui iman, untuk menunjukkan keadilan-Nya, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus (Rm. 3:25-26). Air dan darah akan menguduskan dan menyucikan, untuk segala maksud yang akan ditentukan dan dipakai Allah untuk mencapai tujuan keselamatan yang agung itu. Dia yang datang dengan air dan darah adalah Juruselamat yang tepat dan sempurna. Dan inilah Dia yang datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus! Demikianlah kita melihat dengan jalan dan cara apa, atau kalau boleh dibilang, dengan apa saja Dia datang. Dalam saksi yang menyertai Dia, dan itu adalah Roh ilahi, Roh yang biasanya disebut sebagai penyempurna pekerjaan-pekerjaan Allah: Dan Rohlah yang memberi kesaksian (ay. 6). Sudah sepantasnya Juruselamat dunia yang membawa mandat mempunyai seorang penyokong yang senantiasa mendukung pekerjaan-Nya, dan bersaksi tentang Dia kepada dunia. Dan kemudian Rasul Yohanes menambahkan pujian untuk saksi ini atau keberterimaannya sebagai saksi: Karena Roh adalah kebenaran (ay. 6). Dia adalah Roh Allah, dan tidak dapat berdusta. Dengan demikian hal itu menunjukkan pokok perkara dari kesaksian Roh, apa yang disaksikan-Nya, dan itu adalah kebenaran Kristus. Dan Rohlah yang memberi kesaksian bahwa Kristus adalah kebenaran. Roh adalah kebenaran. Dia memang Roh Kebenaran (Yoh. 14:17). Bahwa Roh itu adalah kebenaran, dan saksi yang patut diterima sepenuhnya, tampak dalam kenyataan bahwa Ia adalah saksi sorgawi, atau salah satu saksi yang di dalam dan dari sorga memberikan kesaksian tentang kebenaran dan kewenangan Kristus. Sebab (atau oleh karena) ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.

Dalam ayat 7 Di sini ada Tritunggal Saksi sorgawi, Saksi-saksi yang sudah bersaksi dan memastikan kepada dunia akan kebenaran dan kewenangan Tuhan Yesus dalam jabatan dan pengakuan-pengakuan-Nya, yang pertama adalah Bapa (menyatakan dirinya dengan caranya.) Saksi kedua adalah Firman, sebuah nama yang penuh misteri, yang menyatakan kodrat tertinggi yang dimiliki Juruselamat Yesus Kristus, di mana di dalamnya mengandung arti bahwa Ia telah ada sebelum dunia ada, bahwa Ia menjadikan dunia, dan bahwa Ia betul-betul Allah yang telah ada bersama-sama dengan Bapa sejak dahulu itu. Firman harus bersaksi untuk kodrat manusia, atau untuk manusia Kristus Yesus, yang di dalam dan oleh-Nya Ia menebus dan menyelamatkan kita. Dan Dia bersaksi, pertama, melalui pekerjaan-pekerjaan besar yang dikerjakan-Nya (Yoh. 5:17), Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga. Kedua, dalam memberikan kemuliaan kepada-Nya ketika Dia berubah rupa. Dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa (Yoh. 1:14). Ketiga, dalam membangkitkan Dia dari antara orang mati (Yoh. 2:19), rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali. Saksi ketiga adalah Roh Kudus. Pertama, dalam dikandungnya kodrat manusia-Nya secara ajaib tanpa dosa dalam rahim sang perawan. Roh Kudus akan turun atasmu (Luk. 1:35, dst.). Kedua, dalam turunnya Roh Kudus secara kasat mata ke atas Kristus pada saat pembaptisan-Nya. Mereka ini adalah Saksi-saksi di sorga. Mereka memberikan kesaksian dari sorga. Dan Mereka adalah satu, tampaknya bukan hanya dalam kesaksian (sebab hal itu tersirat dalam kenyataan bahwa Mereka adalah tiga saksi untuk satu hal yang sama), melainkan juga untuk alasan yang lebih tinggi, sebab Mereka ada di sorga. Mereka adalah satu dalam keberadaan dan hakikat sorgawi.

Ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu (ay. 8), pertama adalah roh. Roh ini harus dibedakan dari Pribadi Roh Kudus, yang ada di sorga. Jadi kita harus berkata, bersama Sang Juruselamat (menurut apa yang dilaporkan oleh rasul ini), bahwa apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh (Yoh. 3:6). Murid-murid Juruselamat, dan juga orang lain, lahir dari daging. Yang kedua adalah air. (Baptisan Yohanes, membasuh dll). Saksi ketiga adalah darah. Darah ini ditumpahkan-Nya, dan ini adalah tebusan bagi kita. Rasul Yohanes dengan benar menyimpulkan, kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya (ay. 9).

Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, yaitu yang dengan tulus hati telah dimenangkan hatinya untuk melekat kepada-Nya untuk mendapat keselamatan, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya (ay. 10). Ia tidak hanya mempunyai bukti lahiriah yang dimiliki orang lain, tetapi juga memiliki di dalam hatinya kesaksian bagi Yesus Kristus. Ia dapat memberikan pernyataan tentang apa yang telah dilakukan Kristus dan kebenaran Kristus bagi jiwanya, dan apa yang telah dilihat dan didapatinya di dalam Dia. Ia secara mendalam telah melihat dosanya, kebersalahannya, kesengsaraannya, dan kebutuhannya yang berlimpah akan Juruselamat seperti Kristus. Ia telah melihat keunggulan, keindahan, dan pekerjaan Anak Allah, dan telah menyaksikan sendiri betapa seorang Juruselamat seperti Dia itu benar-benar sanggup memenuhi semua kebutuhan rohaninya dan keadaannya yang penuh derita. Ia melihat dan mengagumi hikmat dan kasih Allah dalam mempersiapkan dan mengutus seorang Juruselamat seperti itu untuk membebaskan dia dari dosa dan neraka, dan untuk mengangkat dia hingga memperoleh pengampunan, kedamaian, dan persekutuan dengan Allah. Ia telah menemukan dan merasakan kuasa firman dan ajaran Kristus, yang melukai, merendahkan, menyembuhkan, menghidupkan, dan menghibur jiwanya. Ia mendapati pengharapan-pengharapan dan kekuatan yang diberikan kepadanya oleh iman kepada Kristus dengan sedemikian rupa sehingga Ia bisa memandang rendah dan mengalahkan dunia, dan terus berjalan menuju dunia yang lebih baik dsg.

Dosa orang yang tidak percaya atau dosa ketidakpercayaan menjadi lebih diperberat: Barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta. Ia, pada dasarnya, membuat Allah berdusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya (ay. 10). Pokok masalah, inti, atau isi dari semua kesaksian ilahi tentang Yesus Kristus ini: Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya (ay. 11). Bahwa Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita. Ia telah merancangkan hal itu bagi kita dalam tujuan kekal-Nya. Ia telah mempersiapkan semua sarana yang diperlu kan untuk membawa kita kepada hidup yang kekal itu. Ia telah menyerahkannya kepada kita melalui perjanjian dan janji-Nya. Dan Ia betul-betul menganugerahkan hak untuk itu kepada semua orang yang percaya dan benar-benar memeluk Anak Allah. Hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Anak adalah hidup, hidup yang kekal dalam hakikat dan pribadi-Nya (Yoh. 1:4; 1Yoh. 1:2). Ia adalah hidup yang kekal bagi kita, sumber dari hidup kita yang bersifat rohani dan mulia (Kol. 3:4). Dari Dia hidup diberikan kepada kita, baik di sini maupun di sorga. Maka dari itu sudah pasti barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup (ay. 12). Barangsiapa bersatu dengan Anak, ia bersatu dengan hidup. Barangsiapa berhak mendapat Anak, ia berhak mendapat hidup, mendapat hidup kekal. Kehormatan seperti itulah yang telah diberikan Bapa kepada Anak: dan kehormatan seperti itulah yang harus kita berikan kepada Dia juga. Barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup (ay. 12). Ia tetap ada di bawah kutuk hukum Taurat (Yoh. 3:36). Ia menolak Anak, yang adalah hidup itu sendiri, yang memperoleh hidup, dan jalan kepada hidup. Orang demikian membangkitkan murka Allah untuk menyerahkan dirinya sendiri kepada maut yang tak berakhir karena sudah menjadikan Dia pendusta, sebab ia tidak mempercayai kesaksian yang telah diberikan Allah tentang Anak-Nya ini.

Ayub 36:22-23 merupakan kesaksian sifat Allah, Allah adalah yang tak terbatas kuasanya dan tak terpahami. Karena itu Ia pasti adil, Allah yang begitu di tinggikan adalah guru yang tak tertandingkan meskti tak terpahami. Ia tak perlu diajar siapa pun. Jika manusia tidak dapat mengajar Allah tentang bagaimana mengatur alam semesta, manusia pun tak berhak menuduh Allah (ayat 23). Itu sebabnya Ayub diperintahkan untuk memuji Allah bersama dengan ciptaan yang lainnya (ayat 24-26). Bukankah Allah adalah Allah yang bekerja dengan cara misterius seperti memberi hujan ke bumi (ayat 27-28) dan memberikan guntur yang menakutkan orang-orang zaman itu (ayat 29-33)? Hanya Dia yang mampu dan tahu apa yang harus dia lakukan.

2 Yohanes 1:3 Kasih karunia dan rahmat mencerminkan sifat Allah yang membawa suatu keselamatan cuma-cuma melalui Kristus kepada manusia yang jatuh dalam dosa. Damai mencerminkan penerimaan anugerah Allah. Orang percaya mengalami suatu perubahan yang lengkap. Sebagaimana kejatuhan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, demikian pula keselamatan memulihkan, pertama-tama melalui posisi (pembenaran oleh iman), yang dimampukan oleh Roh yang berdiam di dalam, yang menghasilkan suatu keserupaan dengan Kristus yang bertumbuh (pengkudusan progresif). Gambar Allah dalam manusia (lih. Kej 1:26-27) dipulihkan! Jika kebenaran menyertai kita selama-lamanya dan Yesus adalah Kebenaran, maka ucapan salam "kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera akan menyertai kita", bukan menyatakan harapan, melainkan keyakinan yang penuh kepastian!

III. APLIKASI

Tema kotbah “Kesaksian Yang di Berikan Allah”, kita sebagai anak-anak Allah mampu menjadi saksi di dunia ini lewat pernyataan anakNya Yesus Kristus yang telah datang ke dunia ini. Anak Allah adalah Allah itu sendiri yang hidup dan kekal.

  • Kenali dengan baik dan benar siapa Dia. Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Tiga pribadi tapi satu hakekat.
  • Pengenalan yang baik dan benar terhadap Allah merupakan kesaksian yang hidup dalam pengharapan yang teguh kepada Allah.
  • Kelahiran dan kematianNya yaitu Yesus Kristus sebagai tanda kasih Allah bagi seluruh ciptaan.
  • Persaksikan lah Dia dalam kesaksian Imanmu sesuai dengan firman itu sendiri, yang membawa engkau hidup berlaku dengan pimpinan Roh Kudus.

 

Detaser Elis Angelina br Sembiring-Perp. Purwakarta

MINGGU 28 MEI 2023, KHOTBAH PERBAHANEN RASUL 8:14-17 (MINGGU PENTAKOSTA 1)

Invocatio:

Sesudah dibabtis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya

Ogen :

1 Kronika 12:16-18 (Tunggal)

Tema  :

Kesah Si Badia Enggo Nusur (Turunnya Roh Kudus)

 

 

 

I. Pendahuluan

Minggu ini kita memasuki minggu Pentakosta atau hari turunnya Roh Kudus atau disebut juga dengan hari Lima Puluh terhitung mulai Yesus memperlihatkan diri-Nya setelah bangkit dari kematian. Selama 40 hari di dunia setelah kebangkitan-Nya Yesus berada di dunia. Berulang kali menyatakan diri kepada para murid bahwa Ia adalah Tuhan yang hidup, Ia tidak ditahan oleh maut, tidak dicengkram oleh kuasa iblis, setelah itu Ia naik ke surga dengan pesan “Tunggu di Yerusalem” jangan pergi, melainkan berdoalah hingga Roh Kudus turun atasmu. Sepuluh hari kemudian Roh Kudus turun ke atas orang-orang percaya pada hari Pentakosta. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. Roh Kudus adalah pribadi Ilahi dan Roh Kudus adalah penolong bagi umat beriman dan menuntun hati umat beriman untuk mengalami keselamatan dari Bapa yang diwujudkan dalam Yesus Kristus. Menurut ajaran Kristiani, seorang Kristen dipenuhi Roh Kudus di dalam dirinya. Roh Kudus dalam bahasa Yunani “Pneuma” bahasa Ibrani “Ruah”, pribadi yang Maha menolong dan pemimpin serta penuntun hidup. Dalam bahasa Latin “Paracletus” berarti pembela atau penolong, dengan demikian Roh Kudus bukan hanya pribadi Allah tetapi Kuasa-Nya dicurahkan pada hari Pentakosta, sehingga mulai hari Pentakosta sampai kedatangan Yesus kedua kali adalah jaman Roh Kudus bekerja di bumi ini.

II. Isi

Bahan Kotbah: Kisah Para Rasul 8:14-17

Ayat 14-15, “Ketika Rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa tanah samaria telah mendengar Firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ” dari ayat ini atau dalam bahan kotbah kita kali ini berbicara mengenai perkembangan kekristenan yang sampai kepada berbagai kalangan manusia dan berbagai tempat, bahkan Firman Tuhan itu telah sampai ke tanah samaria. Bermula dari penderitaan dan penyiksaan yang dihadapi oleh orang Kristen karena imannya di Yerusalem oleh Saulus, mengakibatkan banyak orang-orang kristen yang menyebar ke daerah Yudea sampai samaria (ayat 1), tetapi rasul-rasul tetap tinggal di Yerusalem. Ternyata dibalik penderitaan orang percaya itu Roh Kudus bekerja sehingga memiliki dampak yang positif karena melalui penderitaan dan penyiksaan itu Firman Tuhan semakin di kumandangkan sehingga banyak orang yang percaya hingga orang samaria pun telah menerima Firman itu karena tuntunan Roh Kudus. Hari Pentakosta adalah hari raya yang penting, karena hari Pentakosta adalah hari bersejarah bagi umat Kristen berkaitan dengan hari lahirnya gereja. Sejarah mencatat dalam Alkitab bahwa semula orang percaya itu berjumlah 120 orang (Kis 1:15), dalam ketekunannya berdoa dan percaya akan janji Bapa akan digenapi bahwa Roh Kudus tercurah atas orang percaya sehingga kemajuan dan perkembangan itu terjadi sampai 3000 (Kis 2:41) orang percaya bertambah dan hari demi hari bertambah-tambah orang yang percaya.

Petrus dan Yohanes di utus ke samaria, ini merupakan hal yang perlu kita perhatikan, Pertama: hal ini berkaitan dengan peristiwa Yesus dan orang Samaria (Lukas 9:53), semula orang samaria tidak mau menerima bahkan menolak kedatangan Yesus ke samaria termasuk salah satu muridNya adalah Yohanes, tapi kemudian orang samaria percaya Firman, Kedua: berkaitan dengan (Lukas 9:54) ketika mereka ditolak, Yakobus dan Yohanes bertanya kepada Yesus, “Tuhan apakah Engkau mau supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” tetapi Yesus tidak menginginkan itu, bahkan menegor mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menginginkan kematian manusia dalam dosanya tapi sebaliknya bertobat dan mendapatkan keselamatan, bukannya Api yang turun dari langit untuk membinasakan orang samaria, tapi diganti dengan Roh Kudus turun dari langit untuk menyelamatkan orang samaria, sehingga dalam ayat 15 dikatakan “setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang samaria itu beroleh Roh Kudus” Yohanes adalah salah satu murid yang menyaksikan ini semua, dengan kata lain Yohanes Saksi turunnya Roh Kudus.

Ayat 16-17, “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun diantara mereka, karena mereka hanya dibabtis dalam nama Tuhan Yesus” Lukas pertama-tama mencatat penyebaran Injil ke Samaria. Orang-orang Samaria merupakan keturunan campuran dari golongan sisa Israel dengan bangsa-bangsa asing yang ditempatkan di Samaria oleh bangsa Asyur yang menaklukkan mereka sementara kalangan kelas atas sudah dibuang (2 Raja2 17). Orang-orang Samaria telah mendirikan bait suci tandingan di gunung Sikhem (Yoh 4:20), karena orang-orang Yahudi menganggap orang samaria sebagai suku campuran baik secara keturunan maupun secara agama sehingga orang samaria tersisih dari orang banyak dan dianggap suku yang berdosa. Petrus dan Yohanes akhirnya mengetahui bahwa karunia Roh Kudus yang diterima pada hari Pentakosta belum dialami oleh orang-orang Samaria yang sudah bertobat. Mereka telah menerima babtisan air tetapi bukan baptisan Roh, dibabtis dengan Roh Kudus artinya hidup sepenuhnya diliputi oleh Roh Kudus, dipenuhi dan ditenggelamkan dalam Roh Kudus.

Kemudian pada ayat 15 “kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus” Penumpangan tangan bukan hal yang diperlukan oleh orang Samaria, tetapi perlu bagi para rasul agar mereka benar-benar yakin bahwa Allah memang sedang mematahkan berbagai hambatan dari sikap kesukuan dan menerima orang-orang berbangsa campuran ini di dalam persekutuan. Peristiwa ini bukan merupakan Pentakosta baru, melainkan perluasan dari Pentakosta kepada orang-orang Samaria. Makna dari peristiwa ini terletak pada kenyataan bahwa orang-orang ini adalah orang-orang Samaria. Inilah langkah pertama di mana persekutuan mematahkan belenggu ikatan Yahudinya dan bergerak menuju suatu persekutuan yang benar-benar meliputi seluruh dunia. Babtisan Roh Kudus merupakan pertolongan yang sangat besar dari Allah Bapa Surgawi dan menghasilkan buah-buah rohani dalam kehidupan dan pelayanan serta memberikan kuasa untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab bahkan untuk menginjil.

Bahan Ogen: 1 Kronika 12:16-18

Bahan ini berkaitan sesudah Daud ditahbiskan sebagai raja atas suku Yehuda di Hebron (2 Sam 2:4), Bagian ini juga melukiskan keberhasilan Daud menduduki Yerusalem, yang akan menjadi "kota Daud", yaitu ibu kota pemerintahan politiknya, bersama dengan para pendukungnya. Dikisahkan pula keberhasilannya untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang Filistin, serta tindakannya memusatkan ibadah dengan menempatkan Tabut Perjanjian di Yerusalem sehingga Yerusalem juga menjadi pusat ibadah bangsa Israel. Dalam kepemimpinannya Daud melakukan sesuai dengan keinginan Tuhan, sehingga suka cita dan kemakmuran diterima dari Tuhan, walaupun dalam kesuksesan Daud tetap memiliki rendah hati dan sikap terbuka, hal ini dapat dilihat dari ayat 16 “sebagian dari bani Benyamin dan Yehuda datang kepada Daud di kubu itu” Daud mendatangi mereka dan mengeluarkan pertanyaan yang mengarah ke perdamaian dan kebersamaan, begitu juga Amasai kepala ketiga puluh itu dipenuhi Roh, terlihat dari ungkapannya yang menunjukkan rendah diri “kami ini bagimu”. Ternyata salah satu orang yang dipenuhi Roh terlihat dari cara bicaranya, kerendahan hati dan keterbukaan.

III. Aplikasi

  1. Hari Pentakosta adalah hari raya yang penting, karena hari Pentakosta adalah hari bersejarah bagi umat Kristen dan disanalah dimulai atau awal lahirnya gereja walaupun belum terstruktur. Serta hari Pentakosta memiliki makna yang sangat besar sekali karena dari peristiwa ini Allah tidak menginginkan kebinasaan orang berdosa, hal ini dapat dilihat dari orang samaria yang disebut dengan orang yang tersisih atau orang berdosa yang menerima firman dan diselamatkan. Seharusnya kita juga harus sadar bahwa dulu kita hidup dalam kebinasaan, tapi syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan kita.
  2. Roh Kudus memberikan semangat dan motivasi dalam kita menjalani kehidupan, walaupun dalam penderitaan atau masalah, kita diberikan kekuatan, jalan keluar dan penghiburan, dari hal ini kita berhutang untuk memberitakan Firman Tuhan adalah kabar suka cita. Roh Kudus berdiam dalam hati kita, supaya Roh Kudus itu memenuhi kita yang harus kita lakukan adalah: Bertekun dan Berdoa bersama-sama (Kis 1:14; 4:31-33), Bertobat dan merendahkan diri dihadapan Tuhan (Yakobus 4:6-9), Minta dan jangan diam saja (Lukas 11:9-13), Mendengar dan Membaca Firman Tuhan (Kis 10:44-48). Jika hal ini sudah kita lakukan maka dapat terlihat dari cara bicara, hati yang menerima/terbuka dan mau berdamai, seperti Amasai yang dipenuhi Roh.
  3. Kita diurapi dan dipenuhi Roh Kudus supaya kita menjadi duta-duta Matius 9:35, Tuhan Yesus adalah teladan kita, Dia diurapi oleh Roh kudus dan mendemonstrasikan kerajaan Allah di bumi ini. Dengan demikian juga kita dipanggil bukan hanya menjadi orang Kristen tetapi menunjukkan kuasa Roh Kudus dalam setiap gerak hidup kita, keluarga dan pekerjaan dan lain-lain.
  4. Di dalam gereja-Nya, yaitu orang-orang yang diperanakkan oleh Tuhan, dikuduskan, dibaptiskan menjadi orang suci. Orang yang menerima Kristus, beriman dalam Kristus, diberikan Roh Kudus yang menjadi materai dalam dirinya untuk selama-lamanya. Barangsiapa yang sudah diperanakkan pula oleh Roh Kudus, menerima Kristus dengan sungguh-sungguh, menerima Roh Kudus sekaligus. Karena Roh Kudus diberikan kepada orang yang beriman kepada Kristus untuk selama-lamanya.

Pdt Julianus Barus-GBKP Bandung Pusat

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD