KHOTBAH NATAL I, 25 DESEMBER 2021
Invocatio :
"Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.” (1 Yoh. 5:11)
Bacaan :
Jesaya 62:6-12 (Antiphonal)
Khotbah :
Lukas 2: 1-7 (Tunggal)
Tema :
Yesus Telah Lahir (Jesus Enggo Tubuh)
A. PENDAHULUAN
Injil Lukas menjelaskan bahwa Allah dalam Karya penyelamatanNya bekerja didalam sejarah Dunia, dan memakai siapa saja yang dipilihNya untuk menjadi bagian dalam karya KeselamatanNya bagi dunia. Bagi penulis Injil Lukas, Natal merupakan peristiwa Sejarah melalui kehadiran Allah sebagai manusia sejati untuk menyelamatkan manusia. Dia menyatakan diriNya sebagai Allah yang berinkarnasi di dalam diri Yesus Kristus, yang lahir di kandang domba di kota Betlehem. Karya Keselamatan Allah yang luar biasa itu justru diwujudkan dengan beragam kontradiksi, mulai dari peristiwa kelahiran Yesus yang penuh dengan kesederhanaan, Allah yang hadir ke dunia, lahir sebagai manusia di sebuah kandang yang kotor & hina. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang tercatat dalam sejarah dunia, pada zaman Kaisar Agustus di Kekaisaran Romawi ( Luk. 2 : 1 )
B. PENDALAMAN TEKS
1. Allah dapat memakai siapa saja untuk menggenapi rencana Karya KeselamatanNya (ay. 1-2)
Peristiwa kelahiran Yesus dalam Injil Lukas diceritakan oleh Lukas dengan ringkas dan sederhana dan memulainya dari perintah sensus yang dikeluarkan oleh Kaisar Agustus yang menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia” (ayat 1 ). Lukas menempatkan kelahiran Yesus dalam sejarah dunia, yaitu pada zaman Kekaisaran Romawi yang dikenal pada zaman itu meliputi seluruh dunia diperintah oleh Kaisar Agustus, yang nama lengkapnya ialah Julius Caesar Octavianus, memerintahtahun 30 BC sampai tahun 14 Masehi. Kaisar Agustus dihormati sebagai Kaisar yang agung dan mulia, dianggap sebagai juruselamat, pembawa berkat dan kemakmuran bagi Romawi. Di jaman itu pulalah Yesus lahir sebagai Juruslamat dunia. Jika Kaisar Agustus dianggap sebagai juruselamat bagi orang Romawi, tapi keselamatan yang diberikannya hanya sebatas berkat duniawi & kemakmuran &itu pun terbatas hanya bagi orang-orang Romawi saja, sebaliknya Yesus adalah Juruselamat dunia, yang membawa keselamatan bagi dunia, tidak hanyamenjamin kehidupan yang sementara di dunia tapi sekaligus menjamin kehidupan yang kekal di surga sebagaimana teks Invocatio kita1 Yoh. 5:11.
Dengan adanya sensus ini Yusuf dan Maria harus pergi ke Betlehem (ay 3-5) sehingga akhirnya Yesus lahir di Betlehem (ay 6-7), hal ini menggenapi nubuat nabi Mikha dalam Mikha 5:1 yang berbunyi: "Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala". Tanpa ia sadari, kaisar Agustus melakukan sesuatu yang menyebabkan tergenapinya nubuat Firman Tuhan. Ini bukan sebuah kebetulan, tetapi Tuhan dapat memakai siapa saja untuk menggenapi RencanaNya! Allah memakai Kaisar Agustus, juga Maria & Yusuf dalam skenario Karya keselamatan yang sudah dinubuatkan oleh para nabi, juga oleh Jesaya sebagaimana Bacaan Alkitab kita, Jesaya 62:6-12, bahwa Keselamatan akan datang atas bangsaNya, keselamatan atas Yerusalem akan dinyatakan.
2. Menjadi alat Karya Tuhan, menuntut ketaatan walau harus harus melewati berbagai tantangan (ay 3-5):
Sensus ini mengharuskan setiap orang untuk mendaftarkan diri di kotanya sendiri (ay 3). Yusuf adalah keturunan Daud (1:27 2:4), demikian juga dengan Maria (1:32,69). Yesus memang harus muncul / lahir dari keturunan Daud (bdk. Yes 11:1 Yer 23:5-6 Mat 1:1,6 Luk 3:31 Ro 1:1-3 2Tim 2:8).Jarak Nazaret ke Betlehem sekitar 80-90 mil. Ini jelas merupakan penderitaan, khususnya untuk Maria yang sudah hamil tua. Mereka taat kepada pemerintah sekaligus juga berserah dan tunduk pada kehendak & pemilihan Tuhan atas mereka, walaudalam ketaatan dan kepatuhan mereka, bukanlah jalan yang mulus tetapi jalan yang penuh perjuangan & tantangan yang mereka hadapi !
3. Yesus Lahir di kandang Yang Hina agar bisa dijangkau & dijumpai siapa saja(ay. 6-7)
Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan. Kenapa Allah yang mewujud dalam rupa manusia harus lahir di kandang hewan? Sesungguhnya, Allah sanggup menyediakan tempat yang sangat layak bagi kelahiran Yesus, sang Putra Natal, tapi justru membiarkan diri-Nya hadir di tempat yang paling hina.Itulah Kabar Baik dari peristiwa Natal, walau penuh dengan kontradiksi:Bayangkan ... Allah yang menjadi manusia, Raja di atas segala raja datang bukan dengan kebesaran & kemuliaan tapi dengan kerendahan hati bahkan kehinaan, bukan di Yerusalem, ibu kota kerajaan, tapi di Betlehem, sebuah kota kecil yang tak masuk hitungan, bukan di istana megah tapi di kandang hina, bukan dengan jubah mewah tapi dengan kain lampin, bukan di singgasana tapi di dalam palungan.
C. APLIKASI
1. Allah sanggup memakai siapa saja untuk melaksanakan dan menggenapi rencanaNya, bahkan orang yang tidak mengenalNya sekalipun. Sebagai orang-orang yang sudah mengenal & mengalami kebaikan Tuhan, harusnya kita lebih siap dan bersedia lagi dipakai oleh Tuhan untuk pekerjaan dan karyaNya yang besar bagi dunia ini.
2. Menjadi alat Karya Tuhan yang ajaib tidak menjamin perjalanan hidup yang kita lalui akan mudah dan mulus, tapi sebagaimana Yusuf dan Maria, sekalipun mengalami banyak tantangan & pergumulan dalam mewujudnyatakan Karya Allah melalui diri mereka, mereka tetap taat dan tunduk, menjalani semua skenario Karya dan rencana Allah dalam hidup mereka.
3. Yesus datang untuk semua orang, tak pandang bulu, miskin atau kaya, bangsawan atau rakyat jelata, tidak ada orang yang terlalu hina untuk datang kepada Yesus. Ada banyak orang, mungkin hingga hari ini, yang tidak berani menghampiri dan menjumpai Tuhan, merasa diri sangat tidak layak karena selalu dipandang sebelah mata oleh orang-orang di sekitarnya, menganggap dirinyaseorang yang hina dan pendosa. Dan kemudian menghakimi dirinya sendiri bahwa Tuhan pasti tidak mau lagi berjumpa dengan-Nya.Natal adalah solidaritas Allah kepada manusia,Allah yang solider kepada orang-orang yang tak diperhitungkan, tersisih dan termarjinalkan, maka seharusnya dalam perayaan Natal nyata bentuk solidaritas kepada sesama. Natal mengajak kita menyatakan cinta kepada semua orang, terutama yang kecil, lemah dan tak berdaya.Natal meruntuhkan perbedaan jarak, sebab Natal adalah hadiah Allah bagi segenap umat manusia. Refleksi& perenungan : Seberapa banyak prosentase biaya Natal di runggun kita yang diperuntukkan sebagai wujud & bentuk solidaritas bagi sesama?
PENUTUP
Natal yang kita rayakan menegaskan kembali kepada kita, bahwa Allah sungguh-sungguh peduli, solider kepada kita dan Dia hadirmempertaruhkan segala sesuatu, termasuk diriNya, untuk mewujudkan “kesukaan bagi dunia”. Oleh karena itu, sungguh sebuah ironi, ketika Natal hanya menjadi “kesukaan bagi kita”, ketika Natal yang kita rayakan hanya memperlihatkan semakin jelasnya kesenjangan sosial antara yang “berpunya” dengan yang tidak berpunya. Sungguh sebuah ironi & kesalahan besar jika hanya di dalam gereja kita melantunkan pujian: “Hai dunia gembiralah”, sementara di sekitar gereja kita,ada orang yang meratap dan mengais-ngais “tempat sampah” gereja yang penuh dengan kotak-kotak makanan sisa perayaan Natal. Rayakan Yesus yang Telah Lahir, dengan mengembalikan Natal sesuai dengan hakikatnya, menghadirkan kesukaan bagi semua, menghadirkan Kasih dan solidaritas Allah bagi sesama. SELAMAT NATAL, Tuhan Memberkati !
Pdt. Jenny Eva Karosekali
GBKP Rg. Harapan Indah