• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

Minggu 24 Juni 2018, Khotbah Lukas 2:39-52

Invocatio :

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu (Amsal 22 : 6)

 

Bacaan :

Ulangan 6 : 1 - 9 (Tunggal) 

 

Tema :

Semakin Besar Semakin Berhikmat

Pendahuluan
Saudara-saudari yang terkasih, Minggu ini selain disebut minggu ke 4 setelah Trinitas, gereja kita GBKP menyebut minggu ini sebagai Minggu Pendidikan. Gereja dipanggil untuk ikut mencerdaskan kehidupan warga gereja dan bangsa. Kebodohan dan keterbelakangan adalah musuh bersama yang harus dilawan dan diterangi. Kita bersukur atas keberadaan lembaga-lembaga pendidikan Kristen di negara kita. 4 dari 5 sekolah SMA di Indonesia tahun 2018 ini adalah sekolah-sekolah Kristen yang menghasilkan lulusan terbaik. Perlombaan olimpiade dalam berbagai bidang mata pelajaran baik tingkat nasional maupun internasional umumnya dimenangkan siswa-siswi dari sekolah Kristen. Gereja harus terus berbuat sesuatu agar anak-anak bangsa dan generasi muda menjadi pribadi yang terdidik. Kita merindukan agar semakin banyak anak-anak, remaja dan pemuda kita menjadi cerdas dan bijak. Pribadi cerdas, pintar dan bijaklah yang bisa lebih lagi menjadi berkat bagi banyak orang. Untuk mendalami minggu pendidikan ini marilah kita belajar dari Firman Tuhan.

ISI
Yesus membuat semua orang sangat heran mendengar kecerdasanNya di usia 12 tahun (ayat 39, 41-48)
“Tiap-tiap tahun orangtua Yesus yaitu Yusuf dan Maria pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah” (ayat 41). Sebelum ayat di atas kita diberitahun bahwa Yusuf dan Maria taat dan patuh menjalankan perintah Taurat. Mereka membawa bayi Yesus yang berumur 8 hari untuk disunat. Selanjutkan mereka menjalankan upacara pentahiran juga bagi Yesus (ayat 21-38). Ketika Yesus telah berumur 12 tahun, Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Yerusalem untuk mengikuti hari raya Paskah. Mereka bertiga pergi untuk mengikuti Paskah. Sesuatu terjadi ketika dalam perjalanan pulang sangka Yusuf dan Maria bahwa Yesus ikut dalam iring-iringan pulang kembali ke Nazaret. Ternyata Yesus tidak ikut pulang tetapi tinggal di Bait Allah di Yerusalem. Ia ada di tengah-tengah para alim ulama atau pengajar Taurat di Bait Allah. Yesus tekun mendengar mereka dan bertanya kepada mereka. Ia juga ditanya oleh para alim utama. Ketika Yesus menjawab, semua orang sangat heran, takjub mendengar jawabanNya. Jelas sekali terdengar dan terlihat akan kecerdasanNya yang luar biasa.

Beberapa waktu yang lalu musisi Erwin Gutawa mengumpulkan anak-anak pra remaja yang memiliki bakat seni khususnya tarik suara. Dia memberi nama grup penyanyi remaja tersebut DR2 (Diatas Rata-Rata). Mengapa disebut ‘Diatas Rata-Rata’ karena memang olah vocal mereka yang melebihi manusia pada umumnya. Kita mau anak-anak kita tidak sekedar saja dalam iman dan ilmu. Kita tidak mau anak-anak kita hanya mencapai rata-rata saja apalagi di bawah standar. Kita mau mereka di atas rata-rata. Kita mau anak-anak kta memeliki nilai plus. Kita mau agar anak-anak kita cerdas dan bijak. Dalam hal ini peran orangtua tidak bisa dilepaskan. Peran orangtua memegang peranan penting. Orangtua harus menunjukkan keteladanan bagi anak-anaknya. Disiplin harus dimulai dari orangtua. Seperti Yusuf dan Maria displin dan rutin pergi merayakan Paskah ke Yerusalem, demikianlah kita orangtua harus displin dalam iman/ rohani, displin dalam hidup, pekerjaan dan bersosial-masyarakat. Selanjutnya orangtua wajib mengajarkannya dan mengingatkannya terus dan tetap (kontinyu dan konsisten) terhadap anak-anaknya. Ingatlah firman Tuhan yang mengatakan, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6). Dan firman ini mendapat penegasan lagi dari bacaan pertama Ulangan 6:1-9. Dari Ulangan 6 kita diingatkan bahwa mengajar dan mendidik anak adalah keharusan, kewajiban. Kalau kita mau agar kehadiran anak-anak kita di gereja, di sekolah, di masyarakat menimbulkan decak kagum oleh karena kecerdasannya maka marilah kita mulai dengan displin mulai dari kita orangtua. Seperti menuntun kuda melewati sungai, maka kitalah pertama yang harus turun ke sungai dan menarik kuda dari depan.

Yesus semakin besar dan semakin bertambah hikmatNya (ayat 40, 52a)
Lazimnya semua bayi yang lahir akan bertambah dan bertumbuh besar. Demikianlah yang terjadi terhadap Yesus dalam kemanusiaanNya. Yesus bertumbuh dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padaNya (ayat 40). Semakin besar Dia, semakin bertambah dan berkembang hikmatNya (ayat 52a).

W.R. Supratman adalah pencipta lagu kebangsaan kita “Indonesia Raya”. Perhatikan liriknya tentang cara membangun orangnya, rakyat dan bangsa kita Indonesia. Kata-kata:
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia raya
Yang pertama sekali yang mau dibangun menurut Supratman adalah jiwanya. Baru membangun badannya, phisiknya. Untuk apa yaitu Indonisa raya, Indonesia jaya. Pertumbuhan yang menyeluruh, seimbang dan sepenuh itulah harapan kita terhadapan anak-anak kita. Bertumbuh secara jasmani, jiwani dan rohani. Tidak cukup hanya dengan menyediakan dan mencukupkan makanan dan keperluan keseharian. Tapi juga menyediakan kebutuhan jiwa anak dan rohaninya. Janganlah anak-anak kita seperti berudu (Karo: Berek), besar kepala tapi kecil badan dan ekor. Tidak seimbang. Artinya diajar hanya soal pengetahuan/ kognitif saja tapi tidak memikirkan hati dan jiwanya. Ada ungkapan dan singkatan ‘UCOK’ yaitu Umur Cukup Otak Kurang. Kiranya hal seperti ini jauh dari anak-anak Kristen. Kita mau agar anak-anak kita bertumbuh secara seimbang dan menyeluruh. Kita mau agar anak-anak kita sehat secara jasmani, sehat jiwani dan rohani. Tema: “Semakin Besar Semakin Berhikmat”. Semakin besar seyogianya semakin pintar, bukan sebaliknya semakin besar semakin liar. Bertambah umur itu pasti, tetap bertambah hikmat dan bijaksana itu pilihan. Kalau kita mau anak-anak kita semakin berhikmat, semakin bijak maka kita harus mau dan rela bayar harga.

Yesus disukai oleh Allah dan oleh manusia (ayat 49-52b).
Yesus yang berumur 12 tahun suka dan senang ada, berada di Bail Allah. Dia suka mendengarkan pengajaran di Bait Allah. Dia juga mau belajar dengan bertanya kepada para guru di Bait Allah. Dia mengatakan bahwa Dia harus berada di Rumah BapaNya ketika Maria bertanya kepadaNya (ayat 49). Namun demikian Yesus tidak melawan dan membangkang terhadap Yusuf dan Maria. Yesus mau pulang bersama mereka ke Nazaret, dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka (ayat 51a).

Kayu Salib terdiri dari dua balok. Satu tegak lurus keatas (vertikal) dan satu lagi mendatar (horizontal). Yang keatas adalah hubungan dengan Tuhan, yang mendatar adalah hubungan dengan sesama manusia. Keduanya satu, bersatu dan tidak bisa dipisahkan. Demikianlah hidup manusia. Kita tidak bisa memisahkan hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan manusia. Hubungan dengan Tuhan dilanjutkan dan dinyatakan dalam hubungan dengan manusia. Hubungan dengan manusia adalah perintah dan buah dari hubungan dengan Allah. Manusia juga anak-anak kita menjadi pribadi yang disukai Allah dan oleh manusia. Ukuran disukai Allah adalah kita bisa diterima dan disukai oleh sesama kita. Umumnya, apa yang disukai, dicintai Allah manusia. Contoh, Tuhan senang akan kasih, sukacita dan damai sejahtra. Manusia pada umumnya juga suka dan senang dengan kasih, sukacita dan damai sejahtra.

Penutup/ kesimpulan
Pertambahan umur tidak serta merta berbanding lurus dengan pertumbuhan kualitas hidup dan nilai-nilai hidup yang baik dan benar. Pertambahan kuantitas tidak menjamin pertumbuhan kualitas. Kuantitas tidak sama dengan kualitas. Kita mau, dan terlebih Tuhan mau agar keduanya baik kuantitas dan kualitas tumbuh bersama secara seimbang. Keduanya harus diperhatikan dan didukung secara baik dan benar. Tidak boleh ada ketimpangan. Semakin besar semakin pintar. Semakin besar semakin hidup luhur dan benar. Inilah yang mau kita lihat dan capai dalam diri anak-anak kita. Dalam hal ini, kita tidak bisa hanya berharap dan berpangku tangan saja. Kita harus mulai dari diri kita. Contoh dan keteladan harus mulai dari orangtua. Kemudian kita ajarkan, ingatkan, didik dan latih terus menerus anak-anak kita sampai menjadi pribadi yang terdidik dan bijak. Mari berharap pada Tuhan, dan lakukan yang terbaik juga yang bisa kita lakukan bagi anak-anak kita. Amin

Pdt. Juris Tarigan, MTh
GBKP RG Depok – LA

Minggu 17 Juni 2018, Khotbah Ulangan 16:9-12

Invocatio :

Hari raya tujuh minggu , yakni hari raya buah bungaran
dari penuaian gandum,haruslah kau rayakan, juga hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun. (Keluaran 34 : 22)

 

Pembacaan nats :

Lukas 12 : 13 – 21 ( Tunggal )

 

Tema :

Memuliakan Tuhan dengan pesta panen


Pengantar
Panen adalah pemungutan (pemetikan ) hasil sawah atau ladang. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. ( http : //id.wikipedia.org,wiki, panen ). Panen bagi petani adalah sesuatu yang ditunggu dan diharapkan setelah menanam, merawat akhirnya menuai hasil. Mengingat pekerjaan manusia sekarang tidak semua bergerak dalam bidang pertanian maka kata panen ( hasil ) dapat dimaksudkan juga kepada hasil pekerjaan : gaji, keuntungan dagang, keuntungan usaha, dll.

Pendalaman Nats
Dalam kitab ulangan 16 : 1-16 ada tiga hari raya utama yang diperingati yaitu : hari raya paskah, hari raya pesta panen, hari raya pondok daun. Dalam keluaran 34 :22 dikatakan pesta panen dipestakan saat memulai panen yang pertama. Pada waktu orang mulai menyabit gandum yang belum dituai, haruslah engkau mulai menghitung tujuh minggu itu. ( Ul.16 : 9b ). Pesta panen dilakukan sebagai persembahan sukarela yang diberikan sesuai dengan berkat yang diberikan Tuhan ( ul.16:10 ). Memberi dengan kerelaan bukan karena terpaksa. Memberi karena telah lebih dulu mendapat. Sehingga dalam pelaksanaanya pesta panen mendatangkan “ sukaria “ bagi seluruh keluarga ( engkau, anak laki-laki, anak perempuan ) termasuk juga orang yang tinggal dalam rumah yaitu hamba laki-laki, hamba perempuan, juga bagi orang lewi yang ada ditempatnya berada, orang asing, anak yatim dan janda.

Pesta panen dilakukan untuk mengingatkan bangsa Israel dulu pernah menjadi budak di Mesir. Sebagai budak tentunya bukan hal yang menyenangkan, karena terikat dalam ketidak bebasan. Namun setelah bangsa Israel bebas dari perbudakan Mesir dapat bebas mengerjakan lahannya dan menghasilkan disyukuri sebagai pemberian yang datangnya dari Tuhan. Jika dalam perbudakan di mesir bangsa ini hidup dari pertolongan orang, maka ketika mereka bebas dan pekerjaannya diberkati Tuhan menghasilkan, merekapun digerakkan mau berbagi dan memberi bagi orang lain. Sehingga dalam pesta panen terkandung makna : bersyukur atas berkat yang di beri Tuhan, berkat tersebut dirasakan membawa sukacita, dan mau menjadi berkat dengan berbagi dan memberi kepada orang lain .

Ketetapan Pesta panen harus dilakukan dengan setia ( ul.16 :12 ). Artinya terus dilakukan dalam kehidupan bangsa Israel. Dalam Imamat 23 : 9 - 11, dikatakan : “ Tuhan berfirman kepada Musa : berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka : Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam. Dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu dihadapan Tuhan, supaya Tuhan berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu. “

Aplikasi
Pesta panen di laksanakan ditengah-tengah perjalanan gereja. Dalam konteks sekarang mengarah kepada pemahaman dan aktualisasi iman, Tuhan telah memberi hasil atas tuaian. Dari hasil tuaian umat datang memuliakan Tuhan dengan memberi persembahan pesta panen. Sesuai dengan agenda Almanak GBKP pelaksanaan persembahan pesta panen dilaksanakan pada Minggu 17 Juni 2018, untuk itu setiap umat marilah bawa persembahan hasil tuaian kita. Bangsa Israel membawa bentuk-bentuk dari hasil tuaian berupa : seekor domba, dua sepersepuluh efa tepung yang terbaik, dua buah roti yang dibuat dari dua persepuluh efa tepung terbaik, tujuh ekor domba berumur setahun, seekor lembu jantan, dua ekor domba jantan, seekor kambing jantan…. ( Im.23 : 12- 19 ). Begitu banyak yang mereka persembahkan karena mereka menyadari sudah menerima banyak dari Tuhan. Pada minggu ini, saat kita memuliakan Tuhan dalam pesta panen ini, berikanlah yang banyak dan yang terbaik bagi Tuhan, karena Tuhan telah banyak memberkati hidup kita. Pesta panen mendatangkan sukacita, pesta panen berbagi dan menjadi berkatlah…. Amin


Pdt. Karvintaria br Ginting, STh, MM
GBKP Rg. Klender-klasis Jakarta Kalimantan

Minggu 27 Mei 2018, Khotbah Yohanes 3:1-8

Invocatio :

“Ndarat kenca Yesus ibas lau nari, rempet idahNa langit talang, janah kesah si Badia nusur ku baboNa bagi Nderapati” (Markus 1:10).

Ogen  :

Yehezkiel 36: 25-28

Tema   :

kerina kam arus tubuh peduakaliken

1. Kata perlebe

Melala kita ngataken maka adi enggo ikut kugereja, ikut perpulungen jabu-jabu reh ka ku PA kategorial nggo pasti bengket kubas kerajaan Dibata. Memang adi bagi silakoken ibas geluhta terlihat enggo mehuli tetapi apakah hal enda enggo sada kebenaren si pasti ? akap kami e perlu irenungken kembali. Sada sisimungkin enggo mehuli tapi ibas sisi sideban e perlu kembali sirenungken. Gelah ula kita terjebak kubas kesombongan rohani ? si perlu terus siperhatiken eme pusuh ukurta enda ipelimbarui Dibata. Uga kin maksudna pusuh ukur siipelimbarui Dibata ?

2. Isi

Prikopta eme percakapen Nikodemus ras Yesus. Nikodemus eme sekalak pemimpin agama kalak Yahudi ras ia kalak parisi bahken ia I juluki pengajar Israel ( ay 10). Ibas sada berngi, Ia reh ndahi Yesus alu nungkun nina : “O guru, ieteh kami maka Kam me guru si isuruh Dibata. Sabab ise pe labo ngasup erbahan tanda-tanda sengget bagi siibahanNdu, adi la kin Dibata ras ia”. Nikodemus reh man Yesus ibas berngi, mungkin enda ilakokenna gelah ula ieteh jelma sienterem. Tapi ibas sisi sideban teridah maka Nikodemus secara terbuka reh man Yesus amin pe Yesus ianggapna sebagai “guru”. Bagi Nikodemus tanda-tanda sengget sini bahan Yesus e ncidahken maka Yesus e lebihen asang Yohanes. Ras tanda-tanda Mujizat sibahan Yesus e mungkin sebagai tanda kerajaan Dibata secara politik. Tapi Yesus njababsa alu mereken pengertin simbaru man NIkodemus tentang kerajaan Dibata. Nina Yesus “ise pe labo ngejapken Dibata rajana adi labo ia tubuh pedua kaliken”. Megi perkataan Yesus Niodemus balik nungkun “banci kin kalak mbelin tubuh pedua kaliken ?”. ijenda teridah konsep kerajaan Dibata ibas pimikiren Nikodemus ras kerajaan Dibata simaksud Yesus berbeda. Nikodemus sebagai pemimpin agama Yahudi masih terikat akan pemikiren kalak Yahudi yang mengklaim dirinya sudah masuk kerajaan Allah erkiteken ia ilahirken sebagai kalak Yahudi. Emaka guna njabab Nikodemus ibas ay 5-8 Yesus ngataken maka sibanci bengket kubas kerajaan Dibata eme kalak situbuh ibas lau ras dingen kesah Dibata. Ras ikataken Yesus maka manusia tubuh ibas orang tua nari tubuh secara daging tapi ibas kesah ia tubuh secara pertendin. Alu e ngatakenca maka Nikodemus (kerina kalak) si atena bengket kubas kerajaan Allah harus dilahirkan kembali secara pertendin. Yesus negaskenca maka kalak sibengket kubas kerajaan Dibata labo cukup erkiteken ia kesusuren kalak Jahudi tapi pe harus iubah secara pertendin. Iterusken Yesus njelaskenca alu ngataken angin rembus ku atena, janah ibegindu sorana, tapi la ietehndu ija nari rehna janah entah kuja perlawesna. Bagepe kalak situbuh ibas kesah Dibata. Ertina Yesus mau menjelasken maka kalak situbuh secara pertindin e susah akap manusia ngantusisa tapi ibas Dibata e labo hal simetahat. Dibata ngasup mengubah manusia secara pertendinna.

 3. Pengkenaina

Nikodemus selaku guru pengajar ras pemimpin agama reh ndahi Yesus. Sebab lit ketedehenna guna ngangkai kai siibegina ras siidahna ibahan Yesus. Adi senen kerna kubas kegeluhenta uga nge ketedehen ukurta guna banci ngangkai kerna pengajaren-pengajaren Yesus. Lit dengan nge waktuta guna mpelajarisa ras ngerenungkenca ? Nikodemus memang tujuanna guna ngangkai kai sibegina ras iidahna tapi justru kenca ia jumpa ras Yesus ia mendapatkan pemahaman yang baru silabo terpikirkenca sebelumna. Jadi kit ape ibas perjumpanta secara pribadi ras Tuhan akan memberikan pemahaman simbaru ibas geluhta.

Sini jadi percakapen Jesus ras Nikodemus tentang kerajaan Dibata, tapi Yesus lebih menekanken kerna tubuh peduakaliken. Sebab ise pe labo banci bengket ku bas kerajaan Dibata adi latubuh peduakaliken. Sinimaksud kerna tubuh peduakaliken eme pembaharuan pertendin oleh Roh Tuhan. Kita ibersihen, imurniken ibas kerina kejahaten-kejahatenta sienggo mencemari dirinta. Kita mereken dirint guna ibersihken Tuhan alu KesahNa. Janah banci saja e ilambangken alu babtisen. saja babtisen simaksud ijenda labo asal nggo iperidiken tapi peridin siniikuti alu pertobaten entah kelahiran baru sinidahiken Kesah Sibadia. Janah mereken pusuhna guna tetap ikuasai Kesah si Badia. Janah enda me sini kataken ibas ogenta Esekiel 36:25-28 gelah pusuhta ipelimbarui Dibata. Gelah alu pusuh si enggo ipelimbarui Dibata ciga ateta nandangi dosa janah ngena ateta undang-undang Dibata. kita semakin bijaksana ibas rukur ras bertidak erkiteken pembaharuan Roh Tuhan ibas geluhta.

Pdt. Kristaloni Br Sinulingga, S.Th

GBKP Yogyakarta

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD