SUPLEMEN PA MORIA 20-26 OKTOBER 2024, 1 KORINTUS 6:12-13

Bacaan :

1 Korintus 6:12-13

Tema :

Tubuh untuk Tuhan

 

PEMBUKAAN

Kita sering mendengar pepatah yang mengatakan; “mensano in corpore sano” artinya di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat. Pepatah ini mengingatkan kita pentingnya menjaga kesehatan tubuh, karena kesehatan tubuh mempengaruhi kesehatan jiwa dan mental. Dalam hal ini para ahli kesehatan telah menunjukkan berbagai tips untuk menjaga agar tubuh tetap sehat. Namun seberapa pentingkah menjaga tubuh tetap sehat? Bagaimana seharusnya sikap umat percaya dalam menjaga kesehatan. Kali ini kita akan belajar dari 1 Korintus 6:12-13.

PENJELASAN TEKS

Seperti yang kita ketahui bersama, salah satu masalah yang sering menjadi pergumulan jemaat di kota Korinti adalah g berkaitan dengan masalah budaya dan makanan. Perbedaan budaya antara orang Kristen Yahudi dan non Yahudi membuat cara pandang yang berbeda tentang makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan. Dalam bahasa Yunani, kata halal menggunakan kata e exesti, artinya tidak melanggar hukum, sah atau legal. Jika kita bertolak dari kata ini, maka kata halal sesungguhnya tidak memiliki kaitan dengan kesehatan. Kata sebaliknya kata halal hanya berbicara tentang tata aturan yang mengatur tentang apa yang boleh dimakan dan tidak dapat dimakan.

Wajarlah kata halal dalam teks bacaan kita menjadi perdebatan panjang bagi kaum Yahudi dan non Yahudi, apa lagi jika dilihat dari makna yang terkandung di dalamnya yang berbicara tentang hukum yang hanya berlaku bagi kaum Yahudi. Kendati demikian, melalui surat ini Paulus mencoba menjembatani hubungan antara kaum Yahudi dan non Yahudi, dapat dilihat melalui pernyataan Paulus yang mengatakan: “segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun”. Sebagai orang Yahudi, ikatan aturan halal tentu berlaku baginya. Namun Paulus sendiri menjelaskan, kendati demikian menganggap belum tetntu semua yang halal itu berguna. Di sini Paulus berusaha berbicara dari perspektif orang-orang Yahudi sekaligus tidak mengesampingkan mereka yang non Yahudi. Kata segala sesuatu halal, menunjukkan seolah Paulus berdiri pada opini non Yahudi, karena bagi mereka tidak berlaku hukum haram dan halal. Namun pernyataan selanjutnya menegaskan secara eksplisit tentang kedekatannya dengan hukum Yahudi, melalui pernyataan “tetapi bukan semuanya berguna”.

KESIMPULAN

Saat ini bagi kebanyakan orang Kristen tidak lagi memantangkan makanan. Salah satu bukti, ada sebuah istilah yang sering diucapkan: “semua yang berkaki empat habis di makan, kecuali meja dan kursi. Semua yang mejalar juga habis dimakan kecuali kereta api”. Artinya ada anggapan bahwa, tidak ada lagi makanan yang haram, semua halal. Namun pertanyaannya kemudian; apakah semuanya makanan itu berguna bagi tubuh kita? Banyak orang yang terkecoh dengan pernyataan ini, tidak jarang mereka mengkonsumsi makanan tanpa memperhatikan kebutuhan tubuhnya. Ujung-ujungnya tidak jarang kita melihat orang-orang yang mengalami masalah kesehatan akibat kurang memperhatikan jumlah makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Sudah saatnya kita memperhatikan kebutuhan tubuh dalam mengkonsumsi makanan. Memang hukum halal atau haram tidak berlaku bagi kita, namun bukan berarti kita bebas se bebas-bebasnya mengonsumsi makanan. Jika kita menganggap bahwa makanan yang akan kita konsumsi dapat mempengaruhi kesehatan kita, tidak ada salahnya kita mengharamkan atau minimal membatasi mengkonsumsi makanan tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap tubuh yang Tuhan telah anugerahkan bagi kita. Tuhan Yesus memberkati.

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD