SUPLEMEN PA MORIA 09-15 JUNI 2024, KELUAREN 16:16-21
Ogen :
Keluaren 16:16-21
Tema :
SUE RAS SUKATENNA
Tujun:
- Mbandingken perbahanen kalak Israel si patuh ras si la patuh ndalanken aturen Dibata.
- Nikapken keperlun isi jabu asa sukatenna
Tanggung jawab sekalak pernanden/moria tentu sangat kompleks, bagi bahan PA moria minggu si lewat. Salah sada tanggung jawab moria eme nikapken pangan man seisi jabu. Pangan eme kebutuhen si she kel pentingna nandangi kula guna kesehaten anak ras seisi jabu si arus iperdiateken tep-tep wari. Ada dua masalah yang timbul karena ketidakseimbangan makanan yang dikonsumsi oleh manusia, yaitu Obesitas dan Stunting. Dua hal ini berdampak pada Kesehatan yang bisa berujung kematian.
Dari data yang diolah oleh Our World In Data, terlihat tren kematian akibat obesitas di Indonesia terus meningkat. Bahkan selama 20 tahun terakhir tercatat belum ada penurunan tren. Obesitas menjadi penyebab timbulnya penyakit jantung, hipertendi dan Diabetes. Selain pada dewasa, angka obesitas pada anak dan remaja juga mengalami peningkatan. Kondisi ini semakin memprihatinkan lagi, karena obesitas pada anak menunjukkan bahwa anak memiliki resiko kesakitan yang lebih awal pada saat dewasa.
Kondisi ini merupakan krisis kesehatan global karena obesitas merupakan penyebab utama peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) pada orang dewasa.
Oleh sebab itu sangat diperlukan Kerjasama semua pihak baik keluarga, pemerintah, partner internasional, kelompok sipil, dan Perusahaan untuk memiliki komitkem bersama untuk memproduksi pilihan makanan yang lebih sehat dan terjangkau menuju goal tubuh yang sehat.
Selain daripada obesitas, Stunting juga menjadi tugas bersama. Stunting merupakan kondisi kekurangan asupan gizi secara kronis (dalam waktu cukup lama) akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, sejak janin masih dalam kandungan dan dampaknya baruakan terlihat pada saat anak berusia dua tahun (fase emas pertumbuhan terlewatkan). Terkait cita-cita besar bangsa Indonesia menjadi negara maju, stunting akan berdampak pda terhambatnya perkembangan otak dan fisik, anak-anak menjadi rentan terhadap penyakit, rentan terkena penyakit tidak menular, berpostur kurang tinggi, bahkan berdampak pula pada kognitifnya sehingga sulit berprestasi. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi daya saing generasi bangsa Indonesia di masa depan. Walaupun menurut data, kematian akibat stunting menurun, tapi masih menjadi tugas berat karena semua pihak . Tentunya,keluarga menjadi aktor kunci dalam mengatasi sebab-sebab stunting tersebut. Keluarga mesti memiliki kesadaran untuk memprioritaskan pemenuhan asupan gizi dan pengasuhan anak secara layak, termasuk menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan.
Dan teks PA kita mengingatkan Moria bagaimana menjalankan tugas dan peranannya dengan baik. Perjalanan panjang selama 40 tahun di tempuh bangsa Israel kerika keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan. Selama perjalanan mereka tidak membawa perbekalan, tapi Tuhan memberikan semua yang mereka butuhkan. Mereka tidak mengalami kekurangan yang membuat mereka mengalami penderitaan/kematian, selama mereka tetap mengikuti perintah/aturan yang ditetapkan oleh Tuhan. Manna adalah bukti pemeliharaan Tuhan bagi bangsa Israel. Manna (Ibrani: מָן) berarti "apakah ini?" merupakan makanan yang menopang orang israel dalam pengembaraan mereka di padang gurun. Manna berwarna putih dan mempunyai rasa manis. Manna diturunkan setiap pagi dan setiap pagi mereka memungutnya menurut keperluannya (ay.18 dan 21). Setiap orang boleh mengambil 1 gomer untuk 1 orang, kecuali di hari yang keenam setiap orang boleh mengumpulkan dua gomer untuk 1 orang. Gomer adalah ukuran isi di Timur tengah pada Zaman Alkitab. 1 Gomer sebesar 1/10 efa atau sekitar 3,6 liter. Hal yang menarik adalah sikap bangsa Israel terhadap aturan itu. Ternyata ada yang mengumpulkan lebih dan ada juga yang mengumpulkan kurang (ay.18). Lalu apa yang terjadi bagi mereka?? Ternyata manna yang dikumpulkan lebih tidak kelebihan, malah manna yang disimpan sampai besok pagi, manna itu berulat dan berbau busuk. Dan orang yang mengumpulkan kurang juga tidak berkekurangan.
Jadi dari teks ini kita melihat bahwa aturan yang ditetapkan oleh Allah “sesuai Keperluan masing-masing”, jangan sampai dikuasai oleh nafsu/kerakusan dan kekuatiran sehingga kita tidak mengenal takaran dari kebutuhan/keperluan diri masing-masing.
Karena baik yang mengambil lebih dan kurang, sama-sama tidak berkelebihan. Tetapi orang yang mengumpulkan banyak untuk kebutuhan besok, hanya akan mengalami sesuatu yang tidak baik. Sesuai dengan keperluan masing-masing. Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan yang berbeda bagi tubuh, sesuai dengan aktifitas dan umurnya. Karena kebutuhan pekerja berat dan orang yang kantoran pasti berbeda. Kebutuhan orang dewasa dan anak-anak juga berbeda. Oleh sebab itu dalam penyajian makanan yang disipakan oleh moria/nande di dalam keluarga, haruslah mengenal dan memahami kebutuhan masing-masing. Makanan yang disajikan tidak melihat jumlahnya tapi juga harus mempertimbangkan kualitas untuk mencapai keseimbangan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kuan-kuanen “Labo dalih mesepak adi erkiteken buahna”, lanai relevan dalam mencapai kebutuhan untuk sehat di Tengah keluarga. Tentu banyak juga tantangan yang harus kita hadapai sebagai moria dalam mempersiapkan makanan bagi keluarga baik itu waktu dan selera anggota keluarga yang berbeda. Tapi tantangan ini memperlihatkan pentingnya peranan keluarga terkhusus ibu/moria dalam mencipta keluarga yang sehat. Oleh sebab itu Moria juga tetap harus belajar supaya lebih kreatif lagi. BUkan selera tapi soal kebutuhan tubuh tubuh. Makanan adalah sumber Kesehatan tapi jikalau semua yang kita masukkan tidak sesuai dengan aturan/kebutuhan maka tidak ada gunanya. Ingatlah, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.