SUPLEMEN PA MAMRE 16-22 FEBRUARI 2025, KEJADIN 13:1-12
TEKS OGEN :
KEJADIN 13: 1-12
TEMA :
DAME, ERSADA MUAT SIMEHULI
TUJUN : Gelah Mamre:
a. Ngasup ngidah kuga mehergana (mahalnya) perdamen
b. Nggit dingen ngasup jadi juru dame ibas jabu, gereja ras masyarakat
1. Kata Pengantar
Dalam mata kuliah manajemen konflik, kita belajar tentang bagaimana mengelola konflik dengan baik. Salah satunya ialah salah seorang yang berkonflik harus memiliki kapasitas untuk mengenal dan merespons hal-hal yang penting dari orang lain serta bersikap tenang, tidak mempertahankan diri dan bereaksi dengan penuh rasa hormat.
Suasana pertengkaran akan muncul jika kedua belah pihak tidak ada perasaan mau mengalah dan berdamai. Hubungan persaudaraan tentunya lebih berharga dari apa pun yang ada di dunia. Begitu juga persaudaraan sebagai saudara seiman dalam Tuhan. Gambaran ini dibuktikan Abraham saat ia merasakan suasana yang menegangkan antara gembalanya dengan gembala Lot. Abraham tidak ingin relasinya dengan Lot terputus, maka ia harus bertindak bijak dalam mengambil keputusan. Ia bisa saja kehilangan hak pilih, tapi ia percaya Tuhan pasti akan mencukupkannya.
2. Latar belakang Nats
Kitab Kejadian adalah buku pertama dalam Alkitab dan merupakan fondasi bagi seluruh kisah Alkitab. Kitab ini menceritakan tentang penciptaan dunia, dosa manusia pertama, air bah, dan panggilan Allah kepada Abraham.
Kitab Kejadian bertujuan untuk mengungkapkan asal-usul segala sesuatu, termasuk manusia, dan bagaimana Allah berinteraksi dengan umat-Nya. Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan penulisnya, tradisi Yahudi dan Kristen umumnya mengaitkan penulisan Kitab Kejadian dengan Musa.
Bacaan Alkitab PA kita minggu ini dari Kejadian 13:1-12 menceritakan perpisahan antara Abram dan Lot. Setelah Abram dan keluarganya keluar dari Mesir, mereka kembali ke tanah Negeb dengan segala harta milik mereka. Abram dan Lot diberkati dengan kekayaan yang melimpah, tetapi hal ini menyebabkan konflik antara para gembala mereka karena sumber daya yang terbatas. Untuk menghindari perselisihan, Abram mengambil inisiatif dengan menawarkan kepada Lot untuk memilih wilayah terlebih dahulu. Lot memilih lembah Yordan yang subur, sementara Abram tinggal di tanah Kanaan. Peristiwa ini menunjukkan kebesaran hati Abram, yang rela mengutamakan kedamaian dan kehendak Tuhan dibandingkan hak pribadinya.
Penjelasan Teks Ogen
Terdapat beberapa pokok penting yang menjadi penekanan dalam bacaan kita pada hari ini, yakni:
1. Ayat 1-7, berisi tentang Awal pertengkaran (konflik) antara Abram dan Lot
Dalam ayat 1, dijelaskan: Lot ikut bersama dengan Abram ketika Abram dipanggil oleh TUHAN menuju ke tanah yang di janjikan. Lot adalah anak laki-laki Haran. Dan Haran adalah adik Abraham yg paling muda. Sehingga Lot adalah kemenakan Abraham. Ternyata daerah tempat mereka berhenti itu tidak mampu menampung kekayaan mereka berdua (ay.6), secara khusus berhubungan dengan banyaknya ternak yang dimiliki oleh Abram dan Lot. Dampaknya adalah perselisihan.
Perselisihan yang dimaksud adalah perselisihan antara para gembala Abram dan gembala Lot. Bagaimanapun juga ini merupakan perselisihan antara mereka berdua walaupun terlihat tidak langsung. Kebutuhan untuk lahan dan jumlah pakan ternak dan kebutuhan menggembalakan ternak yang besar itu, sangat mungkin menjadi inti persoalan. Masalah wilayah yang sempit ini semakin besar persoalannya karena lahan dan tempat itu tidak hanya dipakai oleh mereka berdua tetapi juga oleh orang Kanaan dan orang Feris (ay.7).
Dalam bagian ini ada 2 karakter, Lot dan Abraham; di sini kita mau melihat problemnya Lot dan problemnya Abraham.Pertama kita melihat problemnya Lot. Dalam bagian ini dikatakan bahwa Abraham sedang bersama-sama dengan Lot. Mereka punya banyak harta, secara mayoritas hartanya berbentuk ternak. Semakin seseorang punya banyak ternak, dia perlu banyak gembala, perlu kemah-kemah, sumur dan sebagainya bagi para gembala; intinya perlu tanah yang lebih luas lagi.
Di zaman itu peluang seseorang bertambah secara harta, sangat dibatasi oleh peluang atas tanah yang bisa dia miliki; harta dan tanah dekat sekali hubungannya.Mereka sampai di Kanaan, dan pada saat itu Kanaan belum jadi tempat yang berlimpah susu dan madunya, bahkan di pasal sebelumnya (pasal 12) baru saja terjadi kelaparan yang hebat di situ.
Jadi Kanaan bukanlah tempat yang seluruhnya bagus, cuma ada beberapa daerah yang subur. Dan saat itu mereka sudah mentok, tidak bisa berkembang lagi hartanya kalau mereka tetap bersama-sama, mereka harus berpisah dan pindah ke tanah yang lebih luas, baru harta mereka bisa bertambah. Oleh sebab itu di bagian ini ada pilihan yang harus diambil –“kalau engkau ke kiri, aku ke kanan”.
Kemudian Abraham membawa Lot naik ke satu tempat di antara Betel dan Ai. Secara geografis itu adalah tempat yang cukup tinggi, dan persis setelahnya mulailah bagian yang menurun, sedikit curam, sehingga dari situ kita bisa melihat jauh ke depan, daerah-daerah yang kering dan gersang, tapi juga satu lembah Sungai Yordan yang sekelilingnya terlihat hijau, ada air, rumput-rumputan, dsb. Lot melayangkan pandangannya, dan tentu saja dia langsung melihat tempat yang paling bagus itu, satu-satunya tempat yang ada kemungkinan bisa berlipat ganda omzetnya.
Alkitab kemudian mengatakan bahwa Lot akhirnya pindah ke sana dan berkemah dekat Sodom –kita tahu belakangan dia betul-betul masuk ke kota Sodom. Di bagian ini kita seringkali berpikir inilah problemnya Lot, bahwa saking mengejar harta, Lot mulai main dekat-dekat api, dan akhirnya terbakar. Tapi itu bukan signifikansi utama teks ini. Perlu diketahui, batas Tanah Kanaan yang diberikan Tuhan adalah kota Sodom; maka waktu dikatakan Lot berkemah dekat Sodom, signifikansinya bukanlah soal Lot berkemah dekat kota yang jahat melainkan bahwa demi mengejar harta –yaitu lembah Sungai Yordan—Lot menempatkan dirinya di pinggir dari janji Tuhan. Janji Tuhan hanya sampai Tanah Kanaan, tapi ini tempat yang sudah di pinggirannya, dan belakangan dia betul-betul melangkah keluar dari situ. Jadi signifikansi problem Lot, fokusnya bukan dia “main api”, melainkan tentang Sodom sebagai batasannya, bahwa dia berkemah dekat Sodom, dekat untuk keluar dari janji Tuhan, dan akhirnya betul-betul dia keluar.
Jadi, pada dasarnya yang kita lihat di bagian ini adalah bahwa Lot punya ambisi akan uang dan harta yang begitu tinggi, sampai-sampai uang, harta, dan kemakmuran itu lebih penting daripada memegang janji Tuhan –dan mungkin juga karena janji Tuhan sepertinya tidak masuk akal.
2. Apa yang dilakukan oleh Abram (ay.8-10)
Menyikapi kondisi yang tidak nyaman itu, Abram kemudian segera bertindak untuk menengahi masalah tersebut. Ayat 8-9, menunjukkan siapa sesungguhnya Abram berdasarkan cara ia menyelesaikan masalah, yakni:
Abram cepat tanggap
Abram berkata kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau….” (ay.8). Abram tahu bahwa perselisihan antara gembala-gembala mereka berpotensi pada perselisihan atau konflik antar mereka. Itu berarti hubungan antar keluarga akan rusak. Abram cepat tanggap dan menghentikan potensi kionflik tersebut dengan cara memanggil Lot untuk menyelesaikan ini dengan cara kekeluargaan dan bijak.
Logika sederhana adalah Lot hanya “ngekor” kepada Abram. Seharusnya Lot yang mesti disalahkan. Langkah tepat dan instan untuk menyelesaikan masalah adalah mengusir Lot yang terkesan menjadi “masalah” dan “beban”. Tetapi hal itu tidak dilakukan oleh Abram. Ia justru bukan melihat masalah kekurangan dan kerugian; sebaliknya Abram justru melihat masalah utama adalah “terancamnya” hubungan keluarga. Luar biasa, bukan?
Abram mengalah untuk Lot
Hal yang menarik terjadi di ayat 9 bacaan kita. Abram memberikan kesempatan pertama bagi Lot untuk membuat pilihan lokasi dan tempat yang ia inginkan. Bukankah ini hal yang aneh? Seharusnya Abram-lah yang berhak membuat pilihan pertama, bukan saja karena ia adalah orangtua (paman) dari Lot, tetapi juga karena Lot hanya “menumpang” di perjalanan Abram memenuhi panggilan TUHAN.
Apa yang terjadi selanjutnya? Dapat dengan mudah kita menduga, yakni Lot memilih daerah yang terbaik. Lot memilih daerah yang subur yakni wilayah lembah Yordan (ay.10,11); sedangkan Abram kebagian daerah yang tidak subur yakni menetap di tanah Kanaan (ay.12).
Dikemudian hari kita menemukan bahwa tanah pilihan Lot adalah pilihan keliru. Sebab tanah itu didiami oleh orang Sodom (ay.13) yang sangat berdosa lalu kemudian dimusnakan oleh Tuhan (bd. Kejadian 19:1-29.)
4. Penjelasan Tema: Dame, Ersada muat simehuli
Dari kisah ini kita mendapatkan beberapa hal penting bagaimana kita harus memiliki kedamaian, dan bersatu untuk menghasilkan yang terbaik.
a. Hindarilah konflik - berusahalah berdamai
Inilah yang dilakukan oleh Abram. Ia tidak terprofokasi pada situasi konflik para gembalanya, ia justru melihatnya sebagaimana masalah untuk segera menyelesaikannya. Konflik sedikitnya membutuhkan dua orang atau dua pihak. Jika salah satu pihak tidak bereaksi, maka tidak akan terjadi perseturuan.
Kita diajak untuk belajar pada Abram dan bagaimana ia mampu melakukan pilihan yang tepat ketika potensi konflik terjadi. Ia memilih cara damai, cara yang sangat elegan yakni berkomunikasi dengan pihak lain untuk menyelesaikannya. Daripada meruncingkan masalah, mari berupaya untuk menyelesaikan masalah.
b. Mengalah bukan berarti kalah, buatlah pilihan untuk kepentingan bersama.
Untuk menghindari perkelahian, Abram segera memutuskan mereka harus berpisah dan ia meminta Lot memilih. Lot memilih lembah Yordan yang terlihat sangat baik (Kej. 13:10-11). Abram pun mengalah dan menetap di tanah bagian lainnya, di Kanaan. Apa akibat dari pilihan Lot? Pada akhirnya tempat yang dipilih oleh Lot itu, dimusnahkan oleh Tuhan, yaitu Sodom dan Gomora. Sementara Abram? Secara kasat mata hanya mendapatkan tanah sisa dan terlihat tidak sebaik lembah Yordan yang banyak airnya, tetapi Abram rela untuk mengalah dan menjauhi pertengkaran.
Kita melihat bahwa justru Tuhan memberikan yang terbaik bagi Abram (Kej. 13:14, 15).
Pelajaran apa yang kita dapatkan dari kisah Lot dan Abram sehubungan dengan pengambilan keputusan/pilihan?
Jangan pernah mengambil keputusan hanya berdasarkan apa yang dilihat oleh mata dan diinginkan hati (ay. 10), tetapi ambillah pilihan setelah kita benar-benar bergumul di hadapan Tuhan,
“Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya” (Maz. 25:12).
c. Yang terlihat buruk belum tentu tidak baik
Akibat Abram mengalah demi tiadak ada perseturuan dengan Lot, ia mendapatkan tanah yang kurang baik dibanding Lot. Tapi benarkah demikian? Ternyata tidak. Yang terlihat kurang baik di mata manusia, Tuhan bisa mengubah tanah gersang Kanaan menjadi berlimpah susu dan madu.
Ada konsekuensi ketika kita membuat pilihan yang benar sekalipun, seperti Abram memilih mengalah. Tapi orang yang melakukan kebenaran tidak pernah diabaikan Tuhan. Abram adalah buktinya.
Kiranya kita mampu untuk tetap memilih berbuat baik, walau kelihatannya tidak mengutungkan. Sebab TUHAN, Allah mampu mengubah yang buruk sekalipun menjadi yang terbaik.
5. Penutup/ Refleksi
- Saat memilih, Mamre jangan hanya mengandalkan hal lahiriah (kesenangan-kesenangan duniawi, dibandingkan dengan mengejar kesempurnaan rohani—hingga akhirnya terjerat semakin dalam). Berdoa dan mintalah tuntunan Tuhan. Niscaya Tuhan akan memberi kita hikmat-Nya untuk dapat memilih dengan tepat.
- Ketika hati Mamre rela mengerti orang lain maka persaudaraan sesama Mamre akan tetap utuh.
- Mamre Hendaknya memohon bimbingan dan perlindungan Tuhan dari waktu ke waktu agar tidak kehilangan arah tujuan hidup.
- Ketika Mamre mengejar kekayaan dan kesenangan duniawi tanpa mempertimbangkan nilai-nilai yang lebih tinggi, perselisihan tidak dapat dihindari.
- Ketika terjadi konflik, Mamre perlu belajar untuk mengalah dan mengutamakan kepentingan bersama.
- Sebelum mengambil keputusan, Mamre perlu mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dan tidak hanya terpaku pada keuntungan jangka pendek.
- Mamre perlu memiliki iman yang teguh bahwa Tuhan akan menyertai dalam setiap langkah kehidupan.
- Mamre perlu menjaga hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya, karena hubungan yang harmonis akan membawa kedamaian dan kebahagiaan.
- Kekayaan dapat menjadi sumber perselisihan jika tidak dikelola dengan bijaksana.
- Pilihan yang dibuat Mamre akan menentukan arah hidupnya (Lot memilih kekayaan duniawi, sedangkan Abram memilih berkat rohani).
- Perikop ini mengajarkan kepada Mamre tentang pentingnya mengutamakan damai, bersikap rendah hati, dan mempercayai rencana Tuhan dalam setiap keputusan hidup.
- Semoga Mamre dapat meneladani iman dan kebijaksanaan Abram dalam menjalani kehidupan sehari-hari.