SUPLEMEN PA MAMRE 05-11 MEI 2024, LUKAS 8:1-3
Tema: Nampati Alu Kiniteken
Ogen: Lukas 8:1-3
Tujun: 1. Nuriken penampat Diberu-diberu ibas pelayanen Yesus
2. Mpepulung perbahanen si banci jadi penampat man sekelewetna
I. Pendahuluan
Ada ungkapan mengatakan “membantulah dengan apa adanya, bukan ada apanya” dalam ungkapan ini mengandung pengertian bahwasanya jika kita ingin membantu haruslah sesuai dengan keberadaan kita dan bukan dibuat-buat karena ada maunya. Dalam hal ini jika sesorang itu membantu dengan dasar ada maunya maka ketika keinginan dan maunya itu tidak terpenuhi maka perbuatannya untuk membantu itu tidak akan dilakukan lagi, bahkan bisa terjadi hal sebaliknya apa yang ia lakukan selama ini bisa dituntut kembali, jika membantu selama ini dalam bentuk materi atau barang bisa diminta kembali karena rasa kecewa.
Dalam kemajuan jaman sekarang ini juga banyak sekali tuntutan untuk kebutuhan manusia, dengan demikian sejalan dengan waktu pasti banyak juga orang dapat dan mampu memenuhi kebutuhan bahkan sebaliknya masih juga banyak orang yang tidak dapat dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Sejalan dengan hal ini selaku orang yang beriman hendaklah membantu orang yang membutuhkan pertolongan kita serta dalam hal membantu diharapkan tidak ada tuntutan balas jasa karena dasar kita membantu itu adalah Kasih.
II. Uraian Teks
Ayat 1 “Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia” dari kalimat “Tidak lama sesudah itu” memberikan informasi kepada kita bahwa sudah ada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada ayat-ayat sebelumnya. Salah satu adalah seorang Perempuan yang membasuh kaki Yesus dengan air matanya (Lukas 7:38). Selanjutnya dari ayat ini dijelaskan bahwa Yesus sebelumnya sudah melakukan pengajaran dan mujijat di tempat lain, setelah itu Yesus beserta murid-murid pergi ke berkeliling dari satu kota ke kota lain dan satu desa ke desa lain. Dalam keterangan ini juga menunjukkan bahwasanya Yesus tidak membedakan tempat satu dengan tempat lain, Dia tidak membedakan tempat itu ramai dan maju atau stempat itu sunyi dan kurang maju. Singkatnya dalam hal ini dengan jelas kita pahami bahwa tidak ada perbedaan dalam diri Yesus.
Dalam ke-empat Injil tertulis dan menjelaskan bahwa Yesus sejak pelayanan-Nya berkeliling satu tempat ke tempat lain untuk mengajar dan melakukan mujijat, ini dilakukan-Nya tak lain adalah menjalankan tugas keilahian-Nya, dapat dkita lihat dalam Lukas 4:43a “Tetapi Ia berkata kepada mereka: juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus” dengan demikian dari perkataan Yesus ini sendiri benar-benar Ia melakukan tugas-Nya untuk memberitakan Injil ke tempat-tempat lain.
Sewaktu Yesus pergi satu tempat ke tempat lain, Ia tidak pergi sendirian tetapi kedua belas murid-murid-Nya bersama-sama dengan Dia. Jumlah murid disebutkan di sini memiliki pengertian bahwa tidak ada seorangpun murid-Nya tidak ikut dalam pemberitaan Injil Kerajaan Allah, artinya tidak ada yang ketinggalan dalam tugas khusus ini. Inilah yang seharusnya diambil oleh gereja atau orang Kristen untuk melakukan Tugas pekabaran Injil. Inilah tujuan Yesus mengikutsertakan semua murid-murid-Nya, bermula dari panggilan murid-murid sebagai pengikut Yesus juga sebagai penjala manusia, karena dapat juga kita lihat tidak setiap saat murid-murid Yesus beserta Yesus, sebab ada juga waktu-waktu tertentu yang dipakai Yesus untuk menyendiri atau berdoa sendiri, bahkan memanggil beberapa murid-murid-Nya ke suatu tempat.
Ayat 2-3 “dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana istri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak Perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka” Dalam ayat ini dijelaskan bahwa dalam perjalanan Yesus dengan murid-murid untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah dari satu tempat ke tempat lain ternyata ada juga perempuan-perempuan yang mengikut Yesus. Menjadi catatan penting dalam hal ini bahwasanya untuk melakukan pekabaran Injil itu tidak dilihat perbedaan antara laki-laki dan Perempuan, bukan berarti laki-laki lebih layak dan pantas untuk melakukan pekabaran Injil bandingkan dengan Perempuan. Ada beberapa nama Perempuan yang diangkatkan dalam ayat ini, Perempuan Pertama adalah Maria Magdalena: Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Perempuan ini adalah orang yang sudah menerima kuasa dan mujijat Yesus dalam hidupnya, yaitu dengan dikeluarkannya tujuh roh jahat yang ada dalam dirinya. Maria Magdalena ini juga dipandang sebagai orang yang terhormat karena namanya berbarengan disebut dengan nama Yohana ketika peristiwa kebangkitan Yesus. Kedua: Yohana, dia adalah istri Kuza yang bekerja sebagai bendahara Herodes, sudah pasti orang yang bekerja seperti Yohana ini pada zaman itu pasti orang yang terhormat dan orang kaya dengan gaji yang tinggi. Ketiga: Susana adalah seorang perempuan yang disebut namanya sebagai nama tambahan perempuan yang mengikut Yesus, nama Susana tidak banyak diketahui dalam alkitab, serta masih ada perempuan-perempuan lainnya.
Tujuannya disebut nama-nama perempuan ini adalah sebagai data-data untuk membuktikan bahwa selain dua belas murid Yesus masih ada perempuan-perempuan yang mengikuti-Nya. perempuan-perempuan ini tidak hanya sebagai pengikut Yesus dengan rombongan, tetapi juga para perempuan ini secara bersama-sama menyiapkan segala keperluan Yesus beserta rombongan selama perjalanan, perempuan-perempuan ini melayani Yesus beserta rombongan dengan kekayaan mereka. Mereka semua dengan Ikhlas dan rasa Syukur bisa melayani dan menyiapkan segala keperluan Yesus serta rombongan karena diberikan kesempatan bagi mereka untuk dapat melayani dengan kekayaan mereka. Selain itu para Perempuan-perempuan selama ini sudah merasakan bagaimana kebaikan dan kasih Yesus dalam hidup mereka, sehingga sebagai rasa mengucab Syukur kepada Yesus mereka secara bersama-sama untuk memberikan keperluan Yesus dan rombongan untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Dengan kata lain Perempuan-perempuan ini tidak lupa berterima kasih kepada Yesus setelah mereka menerima penyembuhan dan berkat dari Yesus. Kondisi yang terpuruk serta Kesehatan yang terganggu selama ini yang mengikat mereka dan kuasa-kuasa gelap yang mengekang mereka tapi dengan pertolongan Yesus semuanya itu bisa dilepaskan dan akhirnya memberikan kelegaan bagi mereka, dengan kejadian seperti ini yang mereka alami membuat hati mereka tergerak tanpa di perintah untuk melayani Yesus.
III. Refleksi
- Perempuan-perempuan yang disebutkan dalam bahan kita ini adalah orang-orang yang sudah mengalami pertolongan Yesus serta merasakan berkat-berkat Tuhan dalam hidup mereka. Dimana Maria Maghdalena adalah seorang Perempuan yang sudah disembuhkan Yesus dan mengeluarkan tujuh roh jahat yang ada dalam dirinya. Kita bisa membayangkan bagaimana sakitnya dan terkungkungnya jika seseorang dirasuki hanya satu roh jahat apalagi ada tujuh roh jahat yang merasuki orang itu. Dalam hal ini disebutkan Maria Maghdalena sebagai Perempuan, jika kita sebagai MAMRE di pihaknya bagaimana perasaan kita? Mungkin selama ini ada penyakit yang mengungkung kita atau masalah yang sangat berat menimpa kita, tetapi Ketika kita berseru kepada Tuhan semuanya itu dibebaskan dari diri kita dan kita menerima kesembuhan, apakah kelanjutannya sikap kita sama seperti Maria Maghdalena? Bagitu juga Yohana memiliki pekerjaan yang baik, semuanya itu dia merasakan apemberian dan anugerah Tuhan bukan karena kepintarannya, sehingga dari penghasilannya juga ia melayani dan memenuhi kebutuhan Yesus dan murid-murid untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah, bagaimana dengan kita sebagai MAMRE apakah kita juga merasakan pekerjaan dan penghasilan kit aitu pemberian dan anugerah Allah? Selanjutnya apa yang kita lakukan dengan berkat-berkat itu? Sesuai dengan Tujuan PA MAMRE: Nuriken penampat diberu-diberu ibas pelayanen Yesus.
- Nama-nama Perempuan itu disebutkan dalam kitab bahan kita kali ini, mengapa itu bisa dituliskan? Hal ini dapat kita ketahui karena perbuatan mereka yang baik dan mulia. Sehingga dalam peristiwa ini menjadi sejarah yang sangat penting untuk pertumbuhan iman, karena nama-nama mereka dicatat serta perbuatan-perbuatan mereka diingat. Kita sebagai MAMRE apa yang bisa dicatat dalam Sejarah kita begitu juga yang bisa dicatat atau yang bisa diceritakan dalam gereja kita mengenai perbuatan-perbuatan baik kita selama kita hidup. Dalam hal ini bukan menyombongkan diri tetapi sebagai refleksi bagi kita serta memotivasi kita untuk melakukan yang terbaik, sesuai dengan Tujuan MAMRE: Mpepulung perbahanen si banci jadi penampat man sekelewet.
- Dalam bahan kita di sini diangkatkan Perempuan-perempuan, artinya untuk melayani Yesus tidak ada perbedaan antara Laki-laki dan Perempuan, bukan berarti derajat laki-laki lebih tinggi dari pada Perempuan atau sebaliknya. Yesus memanggil semua umat manusia untuk datang sebagai pengikut-Nya dan percaya Ia adalah Juruselamat. Bagitu juga dalam bahan kita ini menjelaskan bahwa Yesus melakukan perbuatan-Nya yang ajaib ke atas orang-orang yang dikasihinya. Tidak ada permasalahan Gender di hadapan Yesus, begitu juga dalam hidup kita.
IV. Kesimpulan
- Tema: Nampati Alu Kiniliten, melalui tema kita kali ini menghimbau kita agar membantu dengan apa yang kita miliki, baik berbetuk materi atau kekayaan kita, begitu juga talenta kita masing-masing. Semua yang kita miliki itu hendaknya kita pakai untuk melayani Tuhan untuk memberitakan Kabar Sukacita.
- Hendaknya kita secara bersama-sama melayani Yesus, khusus dalam kesempatan ini kita melakukan PA Bersama Kategorial. Hal ini menimbulkan ikatan emosional untuk bersama-sama melayani Yesus dengan keberadaan kita masing-masing.
- Tuhan telah membebaskan kita dari kungkungan dosa dan menerima keselamatan, karena itu hendaknyalah kita juga membawa yang lain menerima keselamatan.
Pdt. Julianus Barus-Runggun Bandung Pusat