SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2023 WARI VII

Invocatio         :"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang”

                           (Matius 5:13)                                      

Ogen           :    Ester 10 :1-3

Kotbah        :    Kolose 4 : 7-18

Tema          :    Gereja Si Ernanam / Gereja Yang Berguna


 

 

Pendahuluan

Peristiwa 28 Oktober 2010 – Tahun 2019, tidak terlupakan bagi warga Karo yang berada di bawah kaki Gunung Sinabung, dimana kejadian erupsi gunung Sinabung menimpa mereka, baik itu; rumah, ladang, kandang ternak, hingga semua sektor usaha mereka pun habis tertutupi oleh abu erupsi gunung Sinabung. Gunung Sinabung erupsi kembali setelah 500 tahun lalu tertidur pulas. Peristiwa kedua, memasuki tahun 2020 tersebar virus Covid 2019 yang bermula dari Kota Wuhan-China yang membuat gempar seluruh dunia hingga menjadi pandemi. Kedua hal diatas membuat kebanyakan manusia takut, cemas, gelisah seakaan tidak ada lagi harapan untuk hidup.

Dalam hal ini, Gereja pun turut hadir dalam menjawab pergumulan bersama jemaat, meresepon bagaimana Tuhan hadir dalam setiap peristiwa. Seperti yang dikatakan oleh Choan Seng Song, Salib merupakan simbol tertinggi dari penderitaan yang dialami oleh Yesus. Salib berarti lemah, terpecah, tubuh yang terkoyak-koyak.  Artinya dalam salib itulah mengandung nilai-nilai praktik penderitaan hidup Yesus bagi sebagai Allah 100 persen maupun sebagai manusia 100 persen. Song menulis, sebagai orang Kristen, kita harus kembali pada Yesus seperti yang disaksikan oleh Alkitab. Semakin banyak kita renungkan, semakin dalam kita merasa kagum oleh tokoh Yesus itu. Bagaimana IA memberi kuasa-Nya, sehingga kita memiliki "insight", imajinasi untuk menantang dan mematahkan norma-norma tradisional, walaupun pada akhirnya IA harus mati. Ya, sebab tubuh-Nya telah terpecah, maka kita dimampukan untuk menimbang ulang sikap-sikap kita terhadap budaya kita sendiri. Begitu juga Gereja pun layaknya memberi diri untuk melayani Tuhan ditengah jemaat yang sedang rapuh.

ISI

Kolose sebuah tempat di Asia kecil timur kota Efesus. Perkembangan pelayanan di Kolose ialah mereka yang ditunjuk dari jemaat di Efesus untuk melayani ke wilayah Kolose. Hal ini menunjukkan bahwa Paulus ingin jemaat yang dilayaninya harus berdampak bagi warga sekitarnya. Penekanan yang diberi Paulus kepada jemaat Efesus untuk melayani di Kolose, karena Paulus tahu bahwa ada nabi-nabi palsu, dukun, yang mengajarkan yang salah di jemaat Kolose. Mengingatkan untuk mengenal, mengerti dan merasakan damai sejahtera yang berasal dari Tuhan. Tujuan Paulus membuat surat kepada jemaat Kolose untuk memberitakan pengajaran tentang Kristus yang benar, yang mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia, mendapatkan keselamatan dan merasakan damai sejahtera. Meskipun kondisi Paulus didalam penjara Bersama 3 teman nya yaitu Aristarkus, Markus, Joshua/Justus ia terus memberi pengajaran akan Kristus, tak pernah lelah menyapa jemaat yang ada di Kolose beserta rekannya.

3 orang yang bersama dengan Paulus di penjara ialah orang Yahudi yang sudah percaya dan memberi diri untuk melayani Tuhan dan memberitakan Kristus sang Juruselamat. Epapras yang selalu setia mendukung dan mendoakan jemaat di kolose. Paulus pun melihat keseriusan dan ketulusan hati Epapras bukan hanya kepada jemaat di Kolose namun juga di daerah Laodikea dan Hieraopolis. Paulus menujukkan pentingnya empati bagi setiap pribadi manusia akan ciptaan Tuhan lainnya. Khususnya sebagai orang Kristen harus sadar bahwa hidup bersama-sama untuk melayani Tuhan daripada hidup sendiri.

Aplikasi

Dalam kehidupan kita maka pergumulan, tantangan hidup yang sedang di hadapi bukanlah hal yang menakutkan tetapi untuk ditaklukkan. Pada saat Erupsi Gunung Sinabung, pandemi covid 19, Gereja hadir memberi diri untuk melayani hidup bersama. Secara fisik dapat dipastikan pasti shock/kaget menghadapi kondisi yang berbeda atau diluar kenyamanan kita. Namun untuk meningkatkan iman, pengembangan spiritualitas, gereja harus berdampak; memberi diri dalam situasi apapun, seperti Yesus pun hadir dalam setiap peristiwa terberat bagi manusia yaitu mengancam nyawaNya namun IA tetap setia dan kebangkitanNya mengalahkan kuasa maut dan menujukkan bahwa dosa yang di lakukan oleh manusia telah di tanggungNya. Tugas kita saat ini yaitu percaya, tetap teguh dalam iman dan pengharapan serta melayani sesama.

Seperti Paulus dengan kondisi yang berada di dalam penjara, namun ia tetap melayani orang yang diluar seperti jemaat Kolose, tetap semangat memberi diri untuk melayani Tuhan dengan segenap hatinya melalui surat yang di kirimnya. “Hidupilah empati agar hidup berarti” sebagai jemaaat dan Gereja yang hadir dengan setulus hati akan mendapatkan kasih sejati. Adapun lagu yang dapat menguatkan hati kita untuk menjadi pribadi dan Gereja yang berdampak seperti lirik lagu berikut ini.

B'rikanku hati s'perti hatiMu,

yang penuh dengan belas kasihan

B'rikanku mata s'perti mataMu,

memandang tuaian disekelilingku

Reff

B’rikanku tanganMu tuk melakukan tugasku

B’rikanku kakiMu melangkah dalam rencanaMu

B’rikanku b’rikanku brikanku hatiMu

Pdt. Prananta Jaya Ginting Manik

Rg Bogor Barat

 

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD