SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2022, WARI VI

Invocatio : Matius 7:15

Ogen : Masmur 119:110-112

Khotbah  Perbahanen Rasul-rasul 20:29-31

Tema : Metenget Nandangi Pengajaren si la tuhu  (Waspada terhadap pengajaran sesat)

 

1. Pendahuluan

Munculnya ajaran sesat merupakan suatu tantangan yang membahayakan bagi warga Gereja. Ajaran sesat selalu muncul dari masa ke masa dengan pengajaran-pengajaran yang semakin baru dan mengikuti perkembangan zaman melalui pemutarbalikan fakta kebenaran dari Firman Tuhan. Tujuan dari pengajaran sesat ini yaitu, menjerat para Kristen untuk meragukan hakikat Firman Tuhan. Orang percaya tidak boleh berdiam diri terhadap masalah pengajaran sesat ini, karena pada umumnya ajaran sesat selalu menyerang inti keKristenan. Pengajaran sesat selalu dikemas dengan baik oleh orang-orang yang ingin menyesuaikan dengan cara berpikirnya sendiri (penyimpangan dengan menjauhkan diri dari kebenaran Firman Tuhan. Dalam buku Yohanes Calvin, Institutio mengatakan pengajaran yang menyimpang sudah tentu akan membuat orang berpaling dari kebenaran sejati dan pengetahuan yang benar terhadap Allah akan semakin merosot. Bahkan di era digital sekarang ini pengajaran sesat tersebut bisa muncul melalui berbagai media, baik itu secara individu, media cetak, media social bahkan ada di sekitar orang-orang Kristen (Paulus D. H. Daun, Seri Buku Teologia Bidat Kristen Dari Masa ke Masa). Mari kita pahami bagaimana Perbahanen rasul-rasul 20:29-31 membahas mengenai kewaspadaan kita terhadap ajaran-ajaran sesat.

2. Pendalaman Teks

Kitab Kisah Para Rasul ini ditulis dengan sebuah dorongan kuat dari Lukas yang ditujukan kepada Theofilus, untuk melengkapi kisah awal kekristenan yang berawal dari turunnya Roh Kudus dan murid-murid memiliki keberanian melangkah memberitakan Injil. Dimana dalam 30 tahun sejarah perkembangan Injil, Lukas mencatat dari Yerusalem sampai Roma ada 32 negara, 54 kota, 9 pulau di Timur Tengah 95 orang berbeda tokoh-tokoh menerima Injil Keselamatan (Anon, Alkitab Hidup Berkelimpahan Life Application Study Bible, 2016). Hal ini menegaskan bahwa Kitab Kisah Para Rasul adalah sebuah tulisan dalam ilham Roh Kudus yang dilakukan Lukas dengan kecerdasan mengungkapkan karya Injil dengan pengalamannya bersama Rasul Paulus.Kitab Kisah Para Rasul juga menjadi dasar kelanjutan Surat-Surat Rasul Paulus yang juga merupakan karya besar dari Rasul yang berada dalam cerita Kitab Kisah Para Rasul. Survei Kitab-Kitab Kisah Para Rasul memberikan data yang sangat kuat serta sempurna tentang perjalanan kegerakan Injil yang mengakibatkan banyak gereja mulai berdiri di kota-kota baik oleh penginjilan yang dilakukan murid-murid, maupun yang dilakukan oleh Rasul Paulus dan rekan-rekan. Allah merancangkan keselamatan sebetulnya sejak dalam Kejadian 3:15 yang kita kenal dengan proto evanggelium. Dosa yang membuat Allah dengan secepat mungkin harus melakukan pemberesan, sebab dosa membuat hubungan Allah dan manusia terputus. Allah sangat tidak kompromi dengan dosa, sebab Allah adalah kudus dan suci.

Sedari dulu sudah ada ajaran-ajaran sesat yang berkembang pada masa Kekristenan mula-mula. Contoh lain ajaran yang menyimpang dari ajaran firman Tuhan di dalam perjanjian baru adalah gnostisisme yang mengatakan bahwa pengetahuan dapat menghapuskan dosa seseorang karena pengetahuan itu dapat melepaskan seseorang dari kenajisan yang berasal dari semua zat dan benda. Gnostisisme telah mencampurkan sebagian ajaran Kristen dengan ajaran agama Yahudi dan filsafat filsafat dari Yunani Persia dan India gnostisisme menganggap bahwa ajarannya lebih tinggi daripada Injil yang sederhana (J. Wesly Brill, Tafsiran surat Timotius & Titus, 1996). Dalam beberapa suratnya Rasul Paulus menuliskan tentang kewaspadaan dalam menghadapi pengajaran sesat yang menyimpang dari firman Allah pengajaran yang benar jika dipahami dengan sesungguhnya maka manfaatnya ialah menjadikan orang percaya tetap setia tidak menyimpang dan Kudus tanpa pernyataan iman yang teguh, maka jika pengajaran-pengajaran di luar kekristenan dating, akan terbukti terlalu dangkal dalam iman dan gagal untuk tetap tegar dalam memelihara Iman percaya. Oleh karena itu Paulus berusaha untuk mengatasi ajaran-ajaran sesat yang berkembang dalam gereja pada saat itu. Maka tidak heran bila Paulus mengatakan bahwa orang Kristen perlu untuk mempertanggungjawabkan imannya (Efesus 4:14). Bagaimana pertentangan pengajaran sesat dengan kekristenan dan bagaimanakah menghadapinya sehingga membutuhkan strategi untuk menghadapinya berhubung dengan pengajaran sesat yang timbul dari masa ke masa dan berdasarkan dari uraian tersebut maka perlu kita memahami apa sebenarnya pengertian ajaran sesat tersebut.

Bidat dalam bahasa Yunani kuno mempunyai pengertian “memilih atau perbedaan pendapat” sedangkan di kalangan para filsuf kata ini mempunyai pengertian “aliran atau golongan”. Dalam kitab para rasul 5:17 dan 15:5 kata ini diterjemahkan dengan istilah “mazhab” atau “golongan” pemakaian kata “bidat” dalam Pengertian modern mengenai kekeliruan secara doktrin tercatat dalam 2 Petrus 2: 1 termasuk didalamnya penyangkalan juruselamat (G.S.M Walker, R, T Beckwith, Pengertian Bidat dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, 2001). Dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah mengenai bidat yaitu Heresy yang berasal dari kata Yunani yang memiliki arti “pilihan” atau “pendapat” khususnya “pendapat pribadi”. Kata ini kemudian memiliki arti yang semakin berkembang menjadi semacam pendapat atau credo yang berlawanan dengan pendapat suatu pandangan yang salah yang dapat menjurus kepada perpecahan. Ignatius dari antiokhia menyebut kesalahan dalam teologi sebagai bidat dan dalam gereja kemudian bidat berarti sengaja setia terhadap doktrin palsu dan dikutuk sebagai orang berdosa.

Istilah kedua yaitu heretic yang berarti orang yang berpandangan salah terhadap doktrin yang akan membawa dampak negatif dan dapat memutar balikkan kebenaran. Awalnya kata ini tidak mempunyai pengertian perpecahan atau kesesatan. Pengertian ini dipakai ketika gereja diperhadapkan pada masalah ajaran yang menyesatkan dan kebenaran firman Allah untuk menyatakan kesalahan dalam cara berpikir

Dalam Kis 20:29-31, frase yang berkata “aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ketengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.” Sekarang Paulus menghadapi suatu ancaman dalam jemaat. Tiga tahun Paulus tinggal bersama dengan mereka dan ia mengetahui kedaan mereka dan Paulus mengetahui ajaran palsu yang mengancam jemaat. Bukan hanya datang dari luar jemaat tapi bermunculan dari dalam jemaat sendiri. Seorang pemimpin, pasti menghadapi berbagai masalah. Masalah-masalah itu tidak bisa dihindari. Jangan melarikan diri dari masalah seperti dilakukan kebanyakan orang, hadapilah masalah-masalah itu, inilah cara untuk maju yaitu memecahkan masalah-masalah yang ada (Kenneth Boa, The Perfect Leader, 2009). Para pemimpin harus membantu jemaat untuk mengenali apa saja yang dapat merupakan dosa jemaat atau meninggalkan Tuhan dari ajaran-ajaran sesat. Ini harus dimengerti oleh pemimpin dan membantu jemaat untuk mengembalikan kesehatan dalam jemaat. Ajaran dan didikan dapat ditemui dalam setiap lingkup budaya dan tradisi kehidupan. Masing-masing komunitas memiliki budaya dan tradisi dalam mendidik anggota masyarakatnya. Isi didikan dan ajaran mereka pun mungkin sesuai dengan keyakinan yang ada. Pemimpin Kristen adalah pemimipin yang kritis dan kreatif. Ia dapat belajar dan secara kreatif mengembangkan diri dengan nilai-nilai yang baik yang ada dalam masyarakatnya. Namun, ia perlu kritis yakni waspada dan hati-hati dengan ajaran yang ada dan diwariskan dalam budaya masyarakatnya. Apabila ada hal-hak yang dianggap kurang baik, tidak sesuai dengan ajaran iman Kristen maka sebaiknya hal itu disisihkan saja. Ajaran yang sehat adalah ajaran dan didikan yang bersumber pada ajaran Tuhan. Ajaran tersebut dapat dipelajari dalam Alkitab sebagai pedoman Iman percaya bagi jemaat Kristen.

3. Kesimpulan

Munculnya pengajaran sesat merupakan suatu tantangan bagi orang percaya. Karena ajaran tersebut selalu muncul dari masa ke masa dengan pengajaran-pengajaran yang semakin baru dan mencoba mencocokkan dengan dunia kekinian, tetapi dengan memutar balikkan firman Allah sedemikian rupa agar orang terjerat untuk meragukan hakikat firman Allah. Orang percaya tidak boleh berdiam diri terhadap masalah pengajaran sesat ini karena pada umumnya pengajar yang sesat selalu menyerang inti kekristenan, pengajaran sesat selalu dikemas dengan baik oleh orang-orang yang ingin menyebarkan ajarannya yaitu dengan menyesuaikan keadaan zaman bahkan sampai ke tahap ke logikaan manusia. Pada intinya ajaran sesat selalu mengutamakan apa yang menjadi kesenangan orang banyak tanpa harus memaksakan kehendak suatu ajaran kebenaran. Dapat dikatakan bahwa jika menyimpang dari ajaran yang sesat sepertinya selalu berorientasi kepada hakekat kebenaran seperti menyangkal ketuhanan Yesus, meragukan Alkitab adalah Firman Allah yang berotoritas, menolak ketritunggalan Allah dan menganggap bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan usaha sendiri.

Rasul Paulus mengajarkan bahwa pengajaran sesat harus segera ditangani karena dapat merusak iman orang percaya. Rasul Paulus membimbing kita agar paham dan menegaskan cara orang percaya untuk menjaga kemurnian ajaran Kristen yaitu dengan memegang ajaran dasar gereja yang benar dan menjunjung tinggi otoritas Alkitab sebagai sumber pengajaran yang benar. Jika Alkitab tidak menjadi pedoman yang dilakukan oleh orang percaya sendiri maka peluang terjadinya penyimpangan dari ajaran benar juga besar karena itu orang percaya harus bertumbuh dalam gereja yang sehat dan persekutuan Bersama saudara seiman orang percaya dan juga harus tunduk kepada Roh kudus yang menuntunnya untuk mengenal Allah secara benar. Timbulnya keraguan terhadap firman Allah tanpa tunduk kepada Roh kudus membuka peluang untuk menjadi sesat dan dapat dipengaruhi oleh berbagai pengajaran di luar kekristenan. Allah mengasihi umatnya dan menginginkan agar Ia dikenal secara benar karena itulah ia memberikan Alkitab yaitu firman Allah kepada manusia dan Roh kudusnya yang menuntun. Seperti yang dituliskan Rasul Paulus dalam 2 Timotius 3:16 segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar untuk menyatakan kesalahan untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran

Di zaman dengan era digitalisasi ini, semakin memudahkan setiap jemaat mendapatkan pengajaran seputar teologia Alkitab, hakekat pengajaran Gereja, bahkan sampai kepada khotbah-khotbah. Media social melalui platform yang ada dapat menjadi mesin pencari bagi setiap jemaat untuk mendapatkan pengajaran Kristen. Untuk itu, gereja (jemaat) harus lebih “Selektif” kepada pengajaran, jangan sampai terhanyut kepada pengajaran yang tidak bertanggunng jawab dengan kebutuhan gereja. Gereja melalui Majelisnya, harus mampu menjadi “Filter” kebenaran atas informasi yang beredar, seperti Paulus yang menegaskan kepada setiap jemaatnya agar berhati-hati, selayaknya juga majelis gereja juga harus mendoktrin jemaat agar “stay on the true path of truth”. 

 

Pdt. Anton KeliatGBKP Runggun Semarang

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD