MINGGU 05 JANUARI 2025, KHOTBAH KELUARAN 15:1-7
Invocatio :
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, p maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita q bersama-sama dengan Dia 1 , supaya kita juga dipermuliakan r bersama-sama dengan Dia” (Rom 8:17).
Ogen :
Galatia 3:26-29 (Tunggal)
Tema :
TUHAN ADALAH PENGAWAL YANG PERKASA
(TUHAN KAP PENGAWAL SI MEGEGEH)
- KATA PENARUH
- Jemaat Tuhan Yang Dikasihi Tuhan, pandangan etika Kristen mengatakan bahwa Pandangan kita tentang sesuatu menentukan sikap kita terhadap sesuatu itu. Pandangan etika Kristen ini tidak terkecuali terhadap apa pun. Pengenalan kita akan sesama juga juga menentukan sikap kita terhadap mereka. Banyak keluarga yang sering bertengkar karena tidak saling mengenal, banyak pula perkawinan yang bercerai karena tidak saling mengenal. Pengetahuan kita tentang Tuhan juga menentukan sikap kita terhadap Tuhan itu sendiri,
- Jika kita tidak mengenal Tuhan dengan benar, maka cara kita beribadah kepada Tuhan akan bedrdampak. Pengetahuan kita terhadap orang beriman juga menentukan sikap kita sebagai orang beriman. Pengetahuan kita akan firman Tuhan juga menentukan sikap kita dalam mendengarkan firman Tuhan.
- Seperti masyarakat Karo sebelum Injil, seorang ibu jika meninggal saat melahirkan, anaknya harus dibunuh karena anak tersebut dianggap membawa sial yang disebut dengan Tendi Nunda dan anak yang bayi yang lahir sewaktu ibunya meninggal; disebut Tunda Kais. Demikianlah pengetahuan dan pemahaman masyarakat Karo tentang mati saat melahirkan. Namun ketika para penginjil datang ke Taneh Karo, para penginjil mengubah paradigma masyarakat Karo. Sehingga masyarakat Karo tidak lagi membunuh anak yang ibunya meninggal saat melahirkan. Sama halnya dengan nas khotbah kita hari ini mau mengajarkan kepada kita mengapa Musa dan bangsa Israel bernyanyi untuk Tuhan.
- MPEBAGESI PENGANGKAAN KERNA TEKS
Melalui khotbah kita hari ini kita dapat mengetahui alasan Musa dan bangsa Israel bernyanyi bagi Tuhan. Di mana ketika Musa dan bangsa Israel merasakan penyelamatan Allah melalui penyeberangan Laut Teberau, Musa bersama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian bagi TUHAN (1), Miryam dan para perempuan pun memukul rebana, menyanyi, dan menari (21).
Ada tiga bagian besar dalam nyanyian Musa ini.
- Pertama, Musa memulai dengan maklumat: "Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut." Dengan maklumat ini Musa mengakui bahwa memuji Allah merupakan keniscayaan atau tidak boleh tidak. Memuji Allah bukanlah pilihan-mau atau tidak. Aneh rasanya tidak memuji Allah atas semua hal yang telah diperbuat-Nya bagi Israel! Musa mendorong dirinya untuk memuji Allah. Memuji Allah bukanlah paksaan, tetapi langsung keluar dari hati. Bagian pertama ini bisa dikatakan semacam refrein atau pengulangan karena pada akhirnya Miryam dan para perempuan Israel mengulangi maklumat Musa ini.
- Musa mengakui TUHAN sebagai: "kekuatanku, mazmurku, keselamatanku, Allahku, bapaku" (2). Musa menggunakan kata ganti "ku"- bentuk aku sebagai pemilik. Ada hubungan erat antara Musa dan TUHAN, dan karena itu Musa memberanikan diri untuk menyatakan bahwa TUHAN adalah miliknya pribadi. Tentu dengan semua mukjizat yang telah TUHAN lakukan melalui perantaraan dirinya, Musa merasa ada hubungan yang bersifat pribadi antara dirinya dan TUHAN.
- Musa menceritakan perbuatan TUHAN secara terperinci (4-18). Ini merupakan pelajaran penting bagi kita. Ketika kita menyatakan bahwa Allah itu baik, kita perlu dengan jelas menyatakan kepada sesama kebaikan Allah yang telah kita rasakan.
Sangkin dahsyatnya demonstrasi kekuasaan Tuhan yang dinyatakan lewat Laut Teberau, maka ungkapan Musa dan bangsa Israel, diungkapkan dalam nyanyian pujian yang agung yang dicatat dalam Keluaran 15 ini. Pujian yang keluar dari hati kagum sekaligus bersyukur. Kagum dan bersyukur karena keperkasaan Tuhan itulah yang menyelamatkan umat-Nya sekaligus memastikan penggenapan janji-Nya membawa mereka ke tanah Perjanjian. Kedahsyatan Allah itu digambarkan lewat pujian ini dengan gelar-gelar yang disandang Allah, seperti Ia tinggi luhur (ayat 1), Pahlawan perang (ayat 3), nama-Nya TUHAN (ayat 3b), Allah adalah kekuatan dan keselamatan (ayat 2). Bukan hanya gelar-Nya agung, tindakan-Nya pun luar biasa. Dia menyatakan kuasa-Nya mengendalikan laut untuk menenggelamkan Firaun dan pasukannya (ayat 4-10). Di mana dalam mitologi Kanaan, laut melambangkan kuasa (dewa) kejahatan. Dewa-dewa digambarkan berperang untuk saling mengalahkan. Namun di tangan kanan Allah, (dewa) laut menjadi senjata-Nya untuk mengalahkan musuh-Nya yang lain. Tidak ada ilah lain yang seperti Allah Israel (ayat 11). Tindakan dahsyat Allah tidak berhenti di situ saja. Dia pun dipuji karena kesetiaan-Nya membawa umat-Nya seperti dalam arak-arakan kemenangan melintasi bangsa-bangsa menuju gunung-Nya yang kudus (ayat 13-17). Bagaikan Raja yang menang perang yang memamerkan jarahan-Nya, demikian Tuhan menuntun umat-Nya sendiri untuk menikmati pemerintahan-Nya yang kekal (ayat 18).
Yang ingin Musa sampaikan lewat nyanyian pujian ini adalah Musa memberi kemuliaan bagi Allah, dan bersorak-sorak di dalam Dia. Inilah yang utama dari maksudnya (ay. 1): aku menyanyi bagi TUHAN. Perhatikanlah, semua sukacita kita harus berujung di dalam Allah, dan semua puji-pujian kita dipersembahkan kepada Dia, Bapa dari segala terang dan Bapa segala rahmat, sebab Ia tinggi luhur. Semua yang mengasihi Allah bersorak-sorai di dalam kemenangan-Nya. Israel bersukacita di dalam Allah:
- Sebagai Allah mereka, dan karenanya juga sebagai kekuatan, mazmur,dan keselamatan mereka (ay. 2). Berbahagia bangsa yang Allahnya adalah TUHAN. Mereka tidak perlu apa-apa lagi untuk membuat diri bahagia. Memang mereka memiliki tugas untuk dilakukan, pencobaan untuk digumuli, dan penderitaan untuk ditanggung, serta kelemahan di dalam diri mereka sendiri. Namun, Ia menguatkan mereka. Anugerah-Nya adalah kekuatan mereka. Mereka sering kali ada di dalam duka, karena banyak hal, tetapi di dalam Dia mereka mendapat penghiburan. Ia adalah mazmur Dosa, kematian, dan neraka mengancam mereka, tetapi Ia selalu dan terus akan menjadi keselamatan mereka (Yes. 12:2).
- Sebagai Allah nenek moyang mereka.Hal ini mereka sadari betul, sebab, dengan menyadari diri sendiri akan ketidaklayakan dan kejahatan mereka terhadap Dia, mereka insaf bahwa apa yang Allah lakukan sekarang bagi mereka adalah demi nenek moyang mereka ( 4:37). Perhatikanlah, Anak-anak perjanjian harus memanfaatkan hubungan nenek moyang mereka dengan Allah, supaya mereka sadar bahwa Allah itu juga Allah mereka, supaya dengan demikian mereka dapat beroleh penghiburan dari Dia, dan mawas diri serta mengarahkan hati kepada Dia.
- Sebagai Allah perkasa yang Mahakuasa (ay. 3): TUHAN itu pahlawan perang,yaitu sangat sanggup untuk berurusan dengan semua yang berjuang melawan Pencipta mereka, dan pasti akan menjadi terlalu tangguh bagi mereka.
- Sebagai Allah yang kesempurnaan-Nya tak tertandingi dan tak terbandingkan (ay. 11). Hal ini diungkapkan, pertama,secara lebih umum: Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN! Ini adalah pujian yang murni, dan sebuah ungkapan luhur dari pemujaan yang tulus. Ini adalah suatu tantangan kepada semua allah lain untuk dibandingkan dengan Dia. Allah harus disembah dan dipuja sebagai Pribadi yang sempurna tak terhingga sehingga tidak ada satu pun yang seperti Dia, tidak ada yang dapat dibandingkan dengan Dia, sebagai Satu-satunya yang memiliki keunggulan dan terunggul di dalam segala sesuatu
Dalam bacaan kita juga disampaikan bagaimana Paulus mengatakan kepada jemaat Galatia bahwa iman di dalam Kristus membuat kita menjadi anak-anak Allah, bukan lagi sekadar menjadi anak-anak Abraham (26, bnd. 7). Realitas dan identitas baru ini berlaku bagi semua orang Galatia yang memercayai Kristus. Baptisan dalam hal ini memegang peranan penting sebagai pengalaman religius dari realitas dan identitas baru di dalam Kristus itu (27). Pemahaman "anak-anak Allah" (26) oleh Paulus juga diidentikkan dengan "milik Kristus" (29), yang juga berhak sebagai "keturunan Abraham" dan dengan demikian berhak menerima janji Allah. Paulus mengingatkan, bahwa sebelum Kristus datang membebaskan mereka, jati diri mereka tidak lebih daripada hamba (ayat 4:1-3). Namun, jati diri sejati umat Tuhan ada pada karya penebusan Kristus yang menjadikan semua orang percaya sebagai anak-anak Allah dan ahli waris surgawi (ayat 4-7).
- PENGKENAINA
- Tema kita adalah TUHAN ADALAH PENGAWAL YANG PERKASA. Dalam KBBI, pengawal artinya penjaga (keselamatan dan sebagainya), pegawai khusus atau pengawal yang diadakan sebagai pernyataan hormat (kepada tamu agung, orang besar, dan sebagainya). Perkasa dalam KBBI artinya kuat dan tangguh serta berani, gagah berani, kuat dan berkuasa; hebat. Dengan kata lain tema ini mau mengajarkan kepada kita bahwa Tuhanlah penjaga keselamatan kita yang kuta, tangguh, berani, berkuasa, dsb.
- Melalui khotbah kita hari ini mau mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan adalah pengawal yang perkasa karena:
- Allah adalah kekuatan, mazmur,dan Artinya kita tidak perlu apa-apa lagi untuk membuat diri kita bahagia meskipun kita memiliki tugas untuk dilakukan, pencobaan untuk digumuli, dan penderitaan untuk ditanggung, serta kelemahan di dalam diri kita sendiri, Namun, Tuhan akan menguatkan kita.
- Anugerah-Nya kekuatan kita, karena meskipun kita sering kali ada di dalam duka, karena banyak hal, tetapi di dalam Dia kita mendapat penghiburan.
- Allah itu pahlawan perang,yaitu sangat sanggup untuk berurusan dengan semua yang berjuang melawan Pencipta mereka, dan pasti akan menjadi terlalu tangguh bagi mereka.
- Allah adalah Pribadi yang sempurna tak terhingga sehingga tidak ada satu pun yang seperti Dia, tidak ada yang dapat dibandingkan dengan Dia, sebagai satu-satunya yang memiliki keunggulan dan terunggul di dalam segala sesuatu.
- Oleh sebab itu sebagaimana yang disampaikan dalam bacaan kita bahwa iman di dalam Kristus membuat kita menjadi anak-anak Allah, bukan lagi sekadar menjadi anak-anak Abraham berarti kita adalah "milik Kristus" yang juga berhak sebagai "keturunan Abraham" dan dengan demikian berhak menerima janji Allah dan sebagai orang percaya kita adalah anak-anak Allah dan ahli waris surgawi.
- Oleh sebab itu sebagaimana Allah sudah mengantarkan kita ke tahun Baru tahun 2025 ini, marilah kita menjadikan Tuhan satu-satunya pengawal dalam hidup kita. Muliakanlah Tuhan melalui perkataan dan perbuatan kita sebagai mana seharusnya karakter seorang anak-anak Allah yang memuji dan memuliakan Tuhan melalui perkataan dan perbnuatannya.
- Sadarlah bahwa kita adalah anak-anak Allah, oleh sebab itu hiduplah sebagaimana seharusnya anak-anak Allah yang dipimpin oleh Roh sehingga akan nyata melalui perkataan dan perbuatan kita. Meskipun sebagai anak-anak Allah kita masih memiliki tugas untuk dilakukan, pencobaan untuk digumuli, dan penderitaan untuk ditanggung, serta kelemahan di dalam diri kita sendiri, Tapi Tuhan akan menguatkan kita tetapi kita akan dimuliakan juga. Seperti dikatakan dalam Invocatio kita, ”Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia” Amin.